I
DENGAN BAYI BERAT LAHIR SANGAT RENDAH (BBLSR)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANARMASIN
OLEH :
YOHANA VETRINELA
113063J120107
PRESEPTOR AKADEMIK :
Ns. SELLY KRESNA DEWI, S.Kep.Sp.Mat
PRESEPTOR KLINIK :
SAM’AH, S.Kep.Ners
Laporan Asuhan Keperawatan pada By. Ny. I dengan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah
(BBLSR) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin ini
telah disetujui pada tanggal Januari 2021.
Menyetujui,
Preseptor Akademik
Mengetahui,
Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2. Intra Natal
a. Tempat melahirkan : RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Penolong persalinan : Dokter
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setalah
melahirkan : Tidak ada
3. Post natal
a. Kondisi bayi : Menangis kencang, APGAR : 7/10
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami kecatatan : Tidak ada
c. Reflek isap : Kurang
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman - 1. ASI dan PASI
2. Frekuensi minum - 2. 2 jam sekali / hari
3. Kebutuhan cairan - 3. Menggunakan OGT
dengan jumlah ASI /
PASI yang diberikan
sebanyak 2 cc / 2 jam
4. Cara pemenuhan 4. Menggunakan spuit
- dan ASI / PASI
dimasukkan melalui
OGT sebanyak 2 cc /
2 jam
• Retraksi dada ↓
• BB sekarang : 1450 ↓
gram Ketidakseimbangan
kanan
• Terdapat residu 0,5 - 2
cc/ 2 jam
• Bibir tampak kering
XIII. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imatunitas otot-otot bantu nafas
ditandai dengan keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, nafas cepat,
retraksi dada, nafas cuping hidung, tampak terpasang oksigen nasal kanul 2 lpm,
hasil TTV : P = 156 x/menit, R = 64 x/menit, T = 35°C, SpO2 = 95 %.
2. Hipotermia berhubungan dengan jaringan subkutis tipis ditandai dengan klien
tampak lemah, BB = 1500 gram, suhu klien tampak rendah, suhu = 35°C
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien ditandai dengan klien terpasang
OGT, klien belum dapat menyusu dengan ibunya, reflek hisap ada tetapi lemah ,
BB lahir : 1400 gram, BB sekarang : 1450 gram, terpasang IVFD D5 % 1/4 NS 8
tpm di tangan kanan, terdapat residu 0,5 - 2 cc / 2 jam, bibir tampak kering.
XIV. Perencanaan
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV klien. 1. Mengetahui kondisi klien
napas berhubungan keperawatan selama 1 x 24 dan keefektifan intervensi.
dengan imatunitas jam diharapkan pola nafas 2. Mengetahui frekuensi,
otot-otot bantu nafas efektif dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola nafas klien. kedalaman, irama
1. Irama suara irregular pernafasan.
2. Suara nafas vesikuler 3. Posisikan klien pada posisi 3. Untuk memberikan posisi
3. Tidak ada retraksi abdomen atau posisi extensi dan memberikan
4. Tidak ada sianosis terlentang dengan gulungan rasa nyaman dan bebas
5. Mampu bernafas spontan lampin dibawah bahu untuk untuk bernafas.
6. TTV dalam batas normal : menghasilkan sedikit
P = 120 - 160 x/menit hiperekstensi.
R = 30 - 60 x/menit 4. Kolaborasi pemberian 4. Mensuplai O2 dalam tubuh.
T = 36,5 - 37°C terapi oksigen SOD.
Hipotermia Setelah diberikan tindakan 1. Letakan klien dalam 1. Mempertahankan suhu
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 15 inkubator yang suhunya bada normal klien.
jaringan subkutis tipis menit hipotermi pada klien sudah di setting sesuai
dapat teratasi dengan dengan suhu tubuh klien
kriteria hasil : normal 37,5°C.
1. Akral bayi teraba hangat 2. Pantau suhu tubuh klien 2. Memantau suhu badan
2. Bayi tidak menggigil setiap 15 menit sekali. setiap 15 kali bertujuan
3. Suhu tubuh dalam rentang untuk memngetahui
normal 37 - 38,5°C peningkatan suhu tubuh
klien.
3. Berikan penutup kepala 3. Untuk mempertahankan
pada klien. panas tubuh yang
berkonveksi.
4. Penuhi kebutuhan cairan 4. Pemenuhan cairan tubuh
klien tiap 2 jam sekali. bayi dengan pembarian
ASI meningkat
metabolisme tubuh untuk
menghasilkan panas tubuh
secara alami.
5. Ganti popok bila basah. 5. Untuk menjaga
kenyamanan klien.
6. Terapkan perawatan metode 6. Untuk mengontrol suhu
kanguru (Kangaroo Mother tubuh klien,
Care). menghangatkan klien dan
membuat rasa nyaman
kepada klien.
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Obervasi reflek hisap dan 1. Mengetahui kemampuan
nutrisi kurang dari keperawatan selama menelan. bayi untuk mencerna ASI
kebutuhan tubuh masa perawatan diharapkan 2. Timbang berat badan setiap 2. Mengetahui kondisi
berhuhungan dengan kebutuhan nutrisi klien hari. perkembangan bayi.
ketidakmampuan terpenuhi dengan kriteria 3. Lakukan pengecekkan 3. Mengetahui kapasitas
mengabsorbsi nutrien hasil : residu lambung. lambung bayi.
1. BB meningkat 15 4. Berikan ASI 2 cc / 2 jam 4. Untuk memenuhi
gram/hari melalui OGT atau spuit. kebutuhan nutrisi bayi,
2. Reflek hisap dan menelan nutrisi yang sedikit tapi
kuat sering untuk lambung yang
3. Tidak ada residu lambung belum matur.
4. Bibir lembab
5. Ajarkan ibu cara 5. Mencegah kerusakan ASI
menyiapkan ASI yang untuk mencukupi
benar. kebutuhan nutrisi bayi.
6. Kolaborasi dalam 6. Untuk memenuhi
pemberian pemberian terapi kebutuhan nutrisi melalui
parenteral SOD. parenteral.
XV. Implementasi
Diagnosa Hari/Tgl/ Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan Jam (WITA)
Ketidakefektifan Kamis. S:
pola napas 14/01/2021 -
berhubungan 13.00 1. Memonitor TTV klien. O:
dengan imatunitas 13.05 2. Memonitor pola nafas klien. • Keadaan umum lemah
otot-otot bantu 13.10 3. Memposisikan klien pada posisi • Kesadaran compos mentis
nafas abdomen atau posisi terlentang • Tampak terpasang oksigen
dengan gulungan lampin nasal kanul 2 lpm
dibawah bahu untuk • Hasil TTV :
P = 142 x/menit
menghasilkan sedikit R = 44 x/menit
hiperekstensi. T = 35°C
13.20 4. Berkolaborasi pemberian terapi SpO2 = 98 %
oksigen via nasal kanul 2 lpm. A:
Masalah ketidakefektifan pola
nafas teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV klien.
2. Monitor pola nafas klien.
3. Posisikan klien pada posisi
abdomen atau posisi
terlentang dengan gulungan
lampin dibawah bahu untuk
menghasilkan sedikit
hiperekstensi.
4. Kolaborasi pemberian terapi
oksigen SOD.
Hipotermia Kamis. S:
berhubungan 14/01/2021 -
dengan jaringan 13.30 1. Meletakan klien dalam O:
subkutis tipis incubator yang suhunya sudah • Bayi tampak tenang
di setting sesuai dengan suhu • Tidak ada perubahan warna
0
tubuh bayi normal 37,5 C. kulit
13.45 2. Memantau suhu tubuh klien • Kulit teraba hangat
setiap 15 menit sekali. • Suhu tubuh naik menjadi
13.50 3. Memasang penutup kepala pada 36,5°C
klien. A:
14.00 4. Memenuhi kebutuhan cairan Masalah hipotermia teratasi
klien tiap 2 jam sekali. sebagian
15.00 5. Mengganti popok bila basah. P:
16.00 6. Menerapkan perawatan metode Lanjutkan intervensi
kanguru (Kangaroo Mother 1. Letakan klien dalam
Care). inkubator yang suhunya
sudah di setting sesuai
dengan suhu tubuh klien
normal 37,5°C.
2. Pantau suhu tubuh klien
setiap 15 menit sekali.
3. Berikan penutup kepala pada
klien.
4. Penuhi kebutuhan cairan
klien tiap 2 jam sekali.
5. Ganti popok bila basah.
6. Terapkan perawatan metode
kanguru (Kangaroo Mother
Care).
Ketidakseimbangan Kamis. S:
nutrisi kurang dari 14/01/2021 -
kebutuhan tubuh 10.10 1. Mengobervasi reflek hisap dan O:
berhuhungan menelan. • Klien tampak menggunakan
dengan 10.15 2. Menimbang berat badan setiap OGT
ketidakmampuan hari. • BB klien masih 1450 gram
mengabsorbsi 10.30 3. Melakukan pengecekkan residu • Reflek isap masih lemah
nutrien lambung.
10.40 4. Memberikan ASI 2 cc / 2 jam A:
melalui OGT atau spuit. Masalah ketidaksimbangan
10.45 5. Mengajarkan ibu cara nutrisi kurang dari kebutuhan
menyiapkan ASI yang benar. tubuh teratasi sebagian
11.00 6. Berkolaborasi dalam pemberian P :
pemberian terapi parenteral Lanjutkan intervensi
SOD. 1. Obervasi reflek hisap dan
menelan.
2. Timbang berat badan setiap
hari.
3. Lakukan pengecekkan residu
lambung.
4. Berikan ASI 2 cc / 2 jam
melalui OGT atau spuit.
5. Ajarkan ibu cara menyiapkan
ASI yang benar.
6. Kolaborasi dalam pemberian
pemberian terapi parenteral
SOD.