Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER OVARIUM

DISUSUN OLEH :
NOVALIANA
(113063J120096)

PRESEPTOR AKADEMIK :
SAPARIAH ANGGRAINI, S.Kep.,Ners.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PRESEPTOR

Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium disusun oleh Novaliana (113063J120096).


Laporan Pendahuluan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik.

Banjarmasin, Februari 2021

Preseptor Akademik

Sapariah Anggraini, S.Kep.,Ners.,M.Kep


I. Anatomi dan Fisiologi

Gambar : Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang


biak. Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan
individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti,
manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia
yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai
menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat
berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa
kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon
yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Anatomi organ reproduksi wanita secara garis besar dibagi menjadi
2 golongan yaitu : genitalia eksterna dan genitalia internal.
1. Genitalia eksterna (bagian luar)
Meliputi semua organ-organ yang terletak antara os pubis (daerah
tumbuhnya rambut) ramus inferior dan perineum. Antara lain :
a. Mons veneris/ mons pubis merupakan bagian yang menonjol atau
banatalan yang berisi jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat
yang terletak diatas simpisis pubis. Setelah pubertas kulit dari
mons peneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons peneris
berfungsi untuk melindungi alat genitalia dari masuknya kotoran,
selain itu untuk melindungi alat genitalia dari masuknya kotoran,
selain itu untuk estetika.
b. Labia mayora merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk
lonjong, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah serta ke
belakang. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu bentuk
perineum, permukaan ini terdiri dari.
1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan
dari rambut pada mons veneris
2) Bagian dalam : tanpa rambut merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sabasea (lemak) yang berfungsi untuk
menutupi organ-organ genitalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima
rangsangan.
c. Labia Minora merupakan di bagian dalam bibir besar, tanpa
rambut. Dibagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk
treposium klitoridis dan dibagian bawahnya bertemu membentuk
prenolum klitoridis. Bibir kecil ini mengingilingi uripisium
vagina.
d. Clitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa
dengan penis laki-laki. Yang berfungsi untuk menutupi organ-
organ genitalia didalamnya serta mengandung pembuluh darah
dan saraf.
e. Vestibulum (muara vagina) merupakan alat reproduksi bagian
luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil bagian atas klitoris,
bagian belakang yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang
berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
f. Kelenjar bartholini (kelenjar lendir) merupakan kelenjar tertentu
di daerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan lendir,
dimana meningkat saat berhubungan seks.
g. Hymen (selaput dara) merupakan jaringan yang menutupi lubang
vagina bersifat rapuh dan mudah robek. Merupakan selaput yang
menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk
semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak
berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata.
Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen
ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen
berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.
2. Genetalia interna
a. Sepasang Ovarium (Indung Telur)
Terdapat dua indung telur terletak di kanan dan di kiri
rahim, dilapisi mesovarium dan tergantung di belakang ligamen
Latum. Bentuknya seperti buah almond, sebesar ibu jari tangan
(jempol) ukuran 2,5–5 cm 0,6–1 cm. Indung telur ini posisinya
ditunjang oleh mesovarium, ligamen ovarika, ligamen
Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang setelah
dewasa menghasilkan ovum (telur).Ovarium mangandung
kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur yang disebut
folikel.Didalam folikel terdapat oosit (calon sel telur).
Selanjutnya sel folikel yang telah matang akan dikeluarkan dari
ovarium melalui proses ovulasi yang berlangsung sebulan sekali.
Pada setiap ovulasi hanya satu sel telur yang mampu bertahan
hidup selama 24 jam. Saat folikel tumbuh maka ovarium
menghasilkan hormon esterogen,sedangkan setelah ovulasi maka
hormon yang di hasilkan kebanyakan adalah progesteron
hormon.Ovarim juga berperan dalam mengatur siklus haid.
b. Vagina (Liang Senggama)
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan
rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Di bagian
ujung tasanya terletak mulut Rahim.Ukuran 9 panjang dinding
depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. bentuk dinding
dalamnya berlipat–lipat.
c. Uterus (Rahim)
Organ otot berdinding tebal dan berongga
(cavum).Bentuk, besar, letak, dan susunan uterus berbeda–beda
tergantung pada umur.Uterus ini sendiri berfungsi sebagai tempat
implantasi ovum yang telah dibuahi, sebagai tempat
perkembangan dan memberi makan pada janin yang sedang
berkembang.Vagina merupakan jalan lahir lunak. Bagian–bagian
uterus antara lain :
1) Fundus Uteri
2) Corpus Uteri
3) Isthmus Uteri
4) Serviks Uteri
II. Konsep Dasar Penyakit
A. Definisi
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi paling mematikan
dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun paling rendah
dibandingkan kanker ginekologi lainnya di dunia karena diagnosis dini
yang sulit dilakukan, sehingga diagnosis dini bergantung pada
pengetahuan tentang profil pasien kanker ovarium di suatu daerah.
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium
(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-
70 tahun. Kanker ovarium bisamenyebar melalui system getah bening dan
melalui sistem pembuluh darah menyebar kehati dan paru-paru.
B. Etiologi
Penyebab kanker ovarium saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada
faktor risiko terjadinya kanker ovarium yaitu :
1. Faktor lingkungan, yang mana insiden terjadinya kanker ovarium
umumnya terjadi di negara industri.
2. Faktor reproduksi, meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan
tingginya risiko menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya
perbaikan epitel ovarium.
3. Faktor genetik, mempunyai riwayat keluarga yang menderita kista /
kanker 4 ovarium, kanker payudara ataupu penyakit keganasan lainnya
4. Gaya hidup yang tidak sehat.
5. Usia dini menarche.
6. Nullipara
(Manuaba, 2013).
C. Manisfestasi Klinis
Menurut Subagja (2014), tanda dan gejala kanker ovarium yaitu :
1. Asites
2. Penyebaran ke omentum
3. Perut membuncit
4. Kembung dan mual
5. Gangguan nafsu makan
6. Gangguan BAB dan BAK
7. Sesak nafas, dyspepsia.
D. Patofisiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui
namunnmultifaktoral. Resiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan
dengan factor lingkungan, reproduksi dan genetik. Faktorfaktor
lingkungan yang berkaitan dengan dengan kanker ovarium epitel terus
menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Insiden tertinggi terjadi di
industri barat.
Kebiasaan makan, minum kopi, dan merokok, dan penggunaan
bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin
menyebabkan kanker. Penggunaan kontrasepsi oral tidak 10 meningkatkan
resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi penggantian estrogen
pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan
kematian akibat kanker ovarium. Gengen supresor tumor seperti BRCA-1
dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan penting pada beberapa
keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan
variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita
kanker ovarium. Bila yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan
memiliki 50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium. Lebih dari 30
jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi.
Kanker ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori besar : 1.
Tumortumor epiteliel, 2. Tumor stroma gonad, dan 3. Tumor-tumor sel
germinal. Keganasan epiteliel yang paling sering adalah adenoma
karsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai berkembang dari
permukaan epitelium, atau serosa ovarium. Kanker ovarium bermetastasis
dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan
pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga
implantasi dan pertumbuhan. Keganasan selanjutnya dapat timbul pada
semua permukaan intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium
juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjer pada
pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal
kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa
gejala 11 atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul seiring
dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan
disuria, dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak
enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi.pada beberapa perempuan
dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia
endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor
menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala
keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat
perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi ovarium.
WOC KANKER OVARIUM
Faktor Pencetus

Faktor reproduksi
Faktor genetik Faktor lingkungan

Gangguan hormone
Gangguan pembelahan Terpajan inhalasi
pengatur haid
DNA (BRCA 1) pada atau hematogen
ovarium

Gangguan siklus
Zat karsinogen
ovulasi
Sel-sel berdiferensiasi bermetastase ke ovarium
abnormal

Menghasilkan Terjadi pengendapan


Proses displasia, hormon hipofisis dilapisan endotel
hiperplasia, dan aplasia abnormal

Merusak pembelahan sel


Tumor/kista Penimbunan folikel

Pematangan sel telur


gagal
Kanker Ovarium Pematangan sel telur
gagal

Menyerang 1 atau 2 Mendesak ke paru- Gastro Intestinal


ovarium paru dan hati

Kembung, rasa penuh


Gangguan Gangguan
pada perut, dan terasa
pembuahan sel telur metabolisme di hati
ada benjolan

gangguan siklus haid Netralisir racun


Distensi Abdomen
menurun

Ansietas
Penumpukan toksik Gangguan Rasa
ditubuh Nyaman Nyeri

Sistem imun tubuh


menurun

Resiko Infeksi
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan
melalui penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga
abdomen dan rongga panggul.
2. Efusi Pleura Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas
melalui saluran limfe menuju pleura.
Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat
juga muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi
usus, asites fistula dan edema ekstremitas bawah
F. Pemerikksaan Penunjang
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik
2. Radiologi: USG Transvaginal, CT scan, MRI
3. Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial),
LDH, HCG, dan AFP (penanda tumor sel germinal)
4. Laparoskopi
5. Laparotomi
6. Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium
7. Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi
dan sigmoidoskopi.
8. Fotorontgen dada dantulang.
9. Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)
10. Scan traktus urinarius
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
1. Pembedahan Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker
ovarium sampai stadium IIA dan dengan hasil pengobatan seefektif
radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan dapat meninggalkan
ovarium pada pasien usia pramenopouse. Kanker ovarium dengan
diameter lebih dari 4 cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati
dengan kemoradiasi dari pada operasi. Histerektomi radikal
mempunyai mortalitas kurang dari 1%. Morbiditas termasuk kejadian
fistel (1% sampai 2%), kehilangan darah, atonia kandung kemih yang
membutuhkan katerisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa antagonis.
16.
2. Radioterapi Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium,
terutama mulai stadium II B sampai IV atau bagi pasien pada stadium
yang lebih kecil tetapi bukan kandidat untuk pembedahan.
Penambahan cisplatin selama radio terapi whole pelvic dapat
memperbaiki kesintasan hidup 30% sampai 50%.
3. Kemoterapi Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi
lanjutan atau untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang
paling aktif adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas
yang sama dengan cisplatin.
III. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan menurut (Reeder,dkk. 2013).
1. Identitas Pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur, asal suku bangsa, tempat lahir, nama orang tua, pekerjaan orang
tua. Keganasan kanker ovarium sering ditemui pada usia sebelum
menarche atau diatas 45 tahun.
2. Keluhan utama
Biasanya mengalami perdarahan yang abnormal atau menorrhagia
pada wanita usia subur atau wanita diatas usia 50 tahunatau menopause
untuk stadium awal. Pada stadium lanjutakan mengalami pembesaran
massa yang disertai asites.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis, kesulitan makan
atau merasa cepat kenyang, dan gejala perkemihan kemungkinan
menetap Pada stadium lanjut, sering berkemih, konstipasi,
ketidaknyamanan pelvis, distensi abdomen, penurunan berat badan,
dan nyeri pada abdomen.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah memiliki kanker kolon, kanker payudara, dan kanker
endometrium.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami kanker payudara
dan kanker ovarium yang beresiko 50%.
6. Keadaan psiko-sosial-ekonomi dan budaya
Kanker ovarium sering ditemukan pada kelompok sosial ekonomi yang
rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan 22 kuantitas makanan atau
gizi yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal
hygiene.
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umun pasien, kesadaran, tekanan
darah, respirasi, berat badan :
a. Mata : Meliputi pemeriksaan kelopak mata, gerakan mata,
konjungtiva, sclera, pupil,akomodasi. 
b. Hidung : Meliputi pemeriksaan reaksi alergi, sinus, dan lain-lain.
c. Mulut dan tenggorokan : kaji adanya mual, kesulitan meneland
d. Dada dan aksila : kaji adanya pembesaran mammae.
e. Pernanasan :kaji jalan nafas, suara nafas, kaji adanya penggunaan
otot bantu pernafasan.
f. Sirkulasi jantung : kaji kecepatan denyut apical, irama, kelainan
bunyi jantung, sakit dada
g. Abdomen : kaji adanya asitesh.
h. Genitourinaria : kaji adanya massa pada rongga pelvisi.
i. Ekstremitas : kaji turgor kulit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
2. Ansietas
3. Resiko infeksi
C. Intervensi dan Rasional

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


. Hasil
1. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Perubahan tanda-tanda
nyeri keperawatan selama 1 x 30 pasien vital adalah salah satu
menit diharapkakan masalah 2. Kaji karakteristik nyeri, indikasi respon tubuh
pasien dapat teratasi sampai catat laporan verbal, terhadap nyeri
dengan hilang dengan nonverbal dan respon 2. Untuk mengetahui tingkat
kriteria hasil : pasien. karakteristik nyeri yang
1. Klien mengatakan nyeri 3. Anjurkan pasien untuk dirasakan pasien.
berkurang instirahat ditempat tidur 3. Mengurangi aktivitas
2. Klien tampak rilek 4. Berikan lingkungan yang pasien
3. Tanda-tanda vital dalam aman dan nyaman 4. Untuk meningkatkan
batas normal 5. Sarankan untuk relaksasi sehingga mampu
P = 60-100 x/m meningkatkan rileksasi mengurangi rasa nyeri
R = 16-24 x/m 6. Kolaborasi pemberian 5. Rileksasi akan membantu
BP= 120/80 mmHg obat sesaui order dokter meredakan rasa nyeri
4. Skala nyeri 0 (1-10) 6. Dapat mengatasi rasa nyeri
atau mengurangi rasa nyeri
2. Ansietas Selama di lakukan asuhan 1. Pantau perubahan tanda 1. Perubahan tanda- tanda
keperawata diharapkan tanda vital klien (HR, P, vital dapat digunakan
kecemasan klien dapat BP, dan T) sebagai indikator
teratasi dengan kriteria 2. Kaji koping individu ibu terjadinya ansietas.
hasil: klien 2. Membantu klien untuk
1. Klien mengungkapkan 3. Berikan support positif beradaptasi dengan
cemas berkurang. untuk mengurangi rasa persepsi stressor.
2. Klien menunjukan cemas 3. Memberikan support
pengendalian diri dan untuk menenangkan
prilaku positif. klien

3. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital


1. Peningkatan atau
keperawatan selama masa 2. Cuci tangan sebelum dan
penurunan tanda-tanda
perawatan diharapkan sesudah kontak dengan
vital dapat menjadi acuan
resiko infeksi tidak terjadi pasien
terkait kondisi klien
dengan kriteria hasil : 3. Gunakan handscoon saat
2. Memberikan tindakan
1. Klien bebas dari tanda melakukan tindakan
aseptik untuk mengurang
dan gejala infeksi 4. Kolaborasi dengan
2. Menunjukkan pemberian obat SOD
infeksi patogen yang
kemampuan untuk
berpindah dari tangan.
mencegah timbulnya
3. Mencegah peularan infeksi
infeksi
nasokomial
4. Indikasi dari obat ini
adalah mengobati infeksi
bakteri yang ada di bagian
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB. Jakarta : EGC

Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2013. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi &
Obstetri Ginekologi-Sosial. Jakarta : EGC

Herdman. H. T & Kamitsuru. S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi


2015-2017 Edisi 10. Jakarta : EGC

Huda Amin. N & Hardhi. K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta :
Mediaaction Publishing

Hutahean & Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta : Trans Info Media

Moorhead. S. dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi 5. Mosby :


Lowa City

Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Jogjakarta : Nuha Medika

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI

Prawirohardjo & Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Reeder, dkk. 2013. Keperawatan Maternitas Vol Edisi 18. Jakarta : EGC
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Novaliana
NIM : 113063J120096
Judul Kasus : Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium
Nama Preceptor Akademik : Safariah Anggreini, S.Kep.,Ners M.Kep
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai