Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN DIAGNOSA


KISTA OVARIUM

OLEH :
KEZIA
NIM : 01.3.20.00451

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM
PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM
PROFESI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

NAMA : KEZIA
NIM : 01.3.20.00451
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.M
DENGAN KISTA OVARIUM

Kediri, 17 September 2020


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Rimawati, S.Kep., Ns., M.Kep

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori Kista Ovarium


1.1.1 Definisi
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan menstruasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom
ovarium polikistik, dan kanker ovarium.
Kista ovarium adalah bentuk neoplasma pada ovarium yang bersifat jinak,
memiliki struktur dinding yang tipis, mengandung cairan serosa, dan sering terjadi pada
wanita dimasa reproduksinya, sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar
hormone yang terjadi selama siklus haid, produksi, dan pelepasan sel telur dari ovarium
(Owen, 2010). Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak
menyerang wanita. Perjalanan penyakit yang sillent killer atau secara diam diam
menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau perut yang
tampak membesar (Manuaba, 2010).
Kista ovarium adalah suatu jenis tumor yang berupa kantong abnormal berisi cairan
yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Penyebab dari kista ovarium belum diketahui
dengan pasti, namun ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kista ovarium yaitu riwayat
keluarga dengan kanker ovarium atau payudara, faktor lingkungan seperti palutan zat radio
aktif, ketidakseimbangan hormon estrogen maupun progesteron, siklus haid tidak teratur,
menstruasi di usia dini, penggunaan obat pelangsing tubuh serta pola hidup yang tidak sehat
(Wahyuni, 2012).
Kista ovarium adalah jenis tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh di indung telur (ovarium). Sampai saat ini, penyebab kista ovarium
belum diketahui dengan pasti, namun beberapa teori menyatakan bahwa adanya gangguan
dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik antara ovarium dengan
hipotalamus. Salah satu penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah dari perkembangan
sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium (Yuli Aspiani, 2017).
1.1.2 Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua yaitu:
1.1.1 Anatomi Reproduksi Wanita
a. Alat reproduksi eksterna
1) Mons Veneris
Daerah diatas simfisis pubis yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis)
rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkungan.
2) Labiya mayora
Berada bagian kanan dan kiri berbentuk lonjong yang pada wanita
menjelang dewasa ditumbuhi oleh rambut kemaluan.
3) Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu, disini dijumpai
frenulum, klitoris, preputium dan prenulum prudanti.
4) Klitoris
Besarnya kira-kira sebesar kacang hijau samapi cabe rawit dan ditutupi oleh
oleh frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat bereaksi
sifatnya amat sensitive karena banyak memiliki serabut saraf.
5) Vulva
Alat kandungan luar yang berbentuk lonjong berukuran panjang mulai dari
klitoris, dari kiri dibatasi bibir kecil sampai belakang dibatasi perinium.
6) Vestibulum
Terletak dibawah selaput lendir vulva, terdiri dari bulbus vestibula dan kiri
disini dijumpai vestibule mayor (kelenjar Bartholin dan kelenjar vestibulum
minor.
7) Hymen
Merupakan selaput yang menutupi intabus vagina bentuknya berlubang
membentuk seminularis, anularis tapisan. Bila tiidak berlubang disebut
atresia himenalis atau hymen imperforate.
8) Lubang kemih
Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibagian bawah klitoris disekitar
lubang kemih bagian kiri dan kanan lubang kelenjar skene.
9) Perinium
Terletak diantara vulva dan anus.
b. Alat reproduksi interna
1) Vagina
Liang atau salurang yang menghubungkan vulva dengan nrahim terletak
diantara saluran kemih dan liang dubur. Dibagian ujung atasnya terletak
mulut Rahim. Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10
cm. Bentuk dinding dalamnya berlipat-lipat disebut rugae sedangkan
ditengah-tenggahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna ruganum.
Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot dan lapisan
jaringan.
2) Uterus
Suatu struktur otot yang cukup kuat bagian luarnya ditutupi oleh peritonium
sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Rahim berbentuk
seperti seperti bola lampu pijar atau buah pear mempunyai rongga yang
terdiri dari tiga bagian dasar yaitu: badan rahim (korpus uteri) berbentuk
segitiga, leher rahim (service uteri), rongga rahim (kalvum uteri). Besarnya
rahim berbeda-beda tergantung dari usia dan pernah melahirkan anak atau
belum. Ukurannya sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya
5,5-8 cm x 3,5-4cmx2-2,5cm; multipara 9-9,5cmx5,5-6 cm. dinding rahim
secara histologik terdiri dari 3 lapisan, yaitu; lapisan serosa (lapisan
peritonium) diluar laposan otot (lapisan myometrium) ditengah, laipsan
mukosa (endometrium) didalam. Sikap dan letak rahim dalam rongga
panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh
tonus rahim sendiri, tekanan intra abdominal, otot-otot dasar panggul,
ligamen-ligamen.
3) Tuba Fallopi
Saluran yang keluar dari kornu kanan dan kiri panjangnya 12-13 cm,
diameter 3-8 mm, bagian luarnya diliputi oleh peritonium visceral
merupakan bagian dari liganebtum latum. Bagian dalam saluran dilaisi silia,
yaitu rambut getar yang berfungsi untuk menyalurkan telur kemudian hasil
konsepsi.
Saluran telur terbagi menjadi 4 yaitu: paris intertilitas (intramularis), pars
ismika yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit, pars
ampularis, dimana biasanya pembuahan (konsepsi terjadi), infundibulu yang
merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga perut di infundibulum
terdapat fimbriae yang berguna untuk menangkap sel telur (ovum) yang
kemudian dapat di saluran kedalam tuba.
4) Ovarium
Terdapat 2 indung telur masing-masing di kanan dan di kiri rahim dilapisi
mesavarium dan tergantung di belakang logamentum latum. Bentuknya
seperti buah almond, sebesar ibu jari tangan (jempol), berukuran 2,5-5cm x
1,5-2 cm x 0,6 sampai 1 cm. indung telur ini posisinya ditunjang oleh
mesovarium logamentum. Ovarika dan ligamentum.
1.1.2 Fisilogis alat reproduksi
a. Vagina
Berfungsi untuk saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid secret lain daru
rahim alat untuk bersenggama, jalan lahir waktu persalinan.
b. Uterus
Setiap bulan berfungsi untuk siklus haid, tempat janin tumbuh dan bekembang dan
berkontraksi terutama sewaktu bersalin dan sesudah bersalin.
c. Tuba Fallopi
Berfungsi sebagai saluran telur menangkap dan membawa ovum yang menjadi
pembuahan.
d. Ovarium
Fungsi indung telur telur yang utama yaitu: menghasilkan sel telur (ovum),
menghasilkan hormone-hormon (progesterone dan estrogen) dan ikut serta
mengatur haid.
1.1.3 Etiologi

Belum diketahui secara pasti tetapi ada faktor yang menyebabkan kista ovarium, tetapi
beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam
mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebitkan bahwa
penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel teur (folikel) untuk berovulasi.

Febri (2010) juga menambahkan bahwa terdapat faktor-faktor etiologi yang


menyebabkan gejala kista diantaranya:

1. Faktor genetic
Tubuh kita memiliki gen yang berpotensi memicu kanker seperti protoonkogen,
karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen,
populasi atau terpaparnya zat kimia tertentu atau karena radiasi. Protoonkoggen ini
dapat berubah menjadi onkogen yaitu gen pemicu kanker.
2. Gaya hidup tidak sehat
Adapun gaya hidup yang tidak sehat yaitu seperti:
a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak
Mengonsumsi makanan tinggi lemak misalnya daging-dagingan.
b) Zat tambahan pada makanan
Benyak makanan yang mengandung zat pewarna dan zat tambahan seperti
pemanis tidak baik untuk dikosumsi.
c) Kurang olah raga
d) Merokok dan konsumsi alkohol
e) Terpapar dengan polusi agen infeksius
Yaitu melupitu bakteri (gram positif maupun gram negative) virus, jamur.
f) Sering stress
Stress dapat mempengaruhi ketidakseimbangan hormon.
Menurut Winjosastro (2011) faktor penyebab kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kista neoplasma
Disebabkan karena ketidakseiumbangan hormone estereogen dan progesterone
diantaranya adalah:
a) Kista non fungsional
Kista serosa inklusi berasal dari permukaan epitelium yang berkurang didalam
korteks.
b) Kista fungsioal
1) Kista folikel
Disebabkan karena folikel yang matang menjadi rupture atau folikekl yang
tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi.
Banyak terjadi pada wanita yang menarche (menstruasi yang pertama kali)
kurang dari 12 tahun.
2) Kista korpus luteum
Terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
3) Kista tuba lutein
Disebabkan karena memningkatnya HCG terdapat pada mola hidatidosa
(hamil anggur).
4) Kista Stein labenthal
Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli
ovarium.
2. Kista Neoplasma
a) Kistome pvari simplek
Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
karena tekanan cairan dalam kista.
b) Kista denoma ovari musinosum
Penyebabkista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu pertumbuhaannya
stu elemen yang mengalahkan elemen yang lain.
c) Kostodenoma ovari serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal varium)
d) Kista Endometreid
Belum doketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan
endometroid.
e) Kista Dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses pathogenesis.
1.1.3 Patofisiologis
Kimberly (2013) menerangkan bahwa patofifologis kista sebagai berikut:
a. Kista folikel umumnya sangat kecil dan muncul dari folikel yang overdistensi,
baik karena belum rupture maupun telah rupture diperbaikisebelum cairan dalam
kista direabsorpsi. Jenis kista ovarium yang umum, kista folikel biasanya jernih
dan overdistensi, dengan cairan encer yang tampak melalui dinding kistanya yang
tipis.
b. Kista luteum terjadi jika korpus luteum yang matur tetap abnormal dan terus
menyekresi progesterone. Kista tersebut berisi darah atau cairan yang terakumulasi
pada ruang korpus luteim dan biasanya lebih simtomatik di banding kosta folikel.
Juka menetap hingga menopause, kista luteuum menyekresi follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH yang normalnya terjadi selama
menopause).

Sedangkan menurut Mariyam (2011) Mekanisme yang jelas dalam pembentukan kista
belum jelas, angiogenesis merupakan suatu hal yang esensial pada fase folikuler dan fase
luteal. Proses angiogenesis juga berperan pada beberapa proses patologis pada ovarium antara
lain: pembentukan kista folikuler, polikstik ovarium, sindroma hiperstimulasi ovarium,
neoplasma ovarium jinak dan ganas.
1.1.4 Pathway

- Ketidakseimbangan estrogen progesterone


- Perumbuhan folikel yang tidak terkontrol
- Degenerasi ovarium
- Gaya hidup tidak sehat (konsumsi alkohol, merokok, kurang
olahraga, dll)

Kista ovarium

Pertumbuhan tumor ovarium membesar

Metastase ke Salpingo-
ovarium dextra oforektomi

Menekan alat/organ di Peningkatan


sekitar ovarium dextra beban tubuh

Post operasi
Menekan Menekan Tekanan Mengganggu
kandung anus saraf oleh aktivitas
kemih tumor

Gangguan Resiko Nyeri akut Gangguan Luka operasi


Eliminasi Konstipasi mobilitasi
urin fisik

Discontinuitas Port de Kerusakan Penurunan


jaringan entry jaringan kekuatan otot

Gangguan
Nyeri akut Peradangan Perdarahan mobilitas
sekunder fisik
peritonium

Kekurangan
Hipertermia Resiko infeksi volume cairan
1.1.5 Manifestasi Klinis
Menurut Yamin (2005) berikut ini dapat dicermati gejala kista secara umum, antara
lain:
1. Rasa nyeri yang menetap dirongga panggul yang disertai rasa agak gatal
2. Rasa nyeri saat bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau butuh bergerak
3. Rasa nyeri segera timbul begitu siklus menstruasi selesai.
4. Perdarahan menstruasi tidak seperti biasanya, mungkin perdarahan lebih lama,
mungkin lebih pendek, atau mungkin tidak keluar darah menstruasi pada siklus
biasa atau menstruasi tidak teratur.
5. Perut membesar disebabkan karena ukutan dari neoplasma yang membesar.
Nugroho (2010) menambahkan manifestasi klinis dari kista ovarium antara lain:
1. Sering tanpa gejala
2. Nyeri saat menstruasi
3. Nyeri di perut bagian bawah
4. Nyero pada saat berhubungan badan
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar
7. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nugroho (2010) diagnosa kista ovarium ditegakkan melalu:
1. Pemeriksaan dengan ultrasonofrafi atau USG (abdomen atau transvaginal),
kolposkopi screening dan pemeriksaan darah (tumor marker atau petanda tumor).
2. Permeriksaan laboratorium
Didalam praktek, jika diperlukan dokter kandungan akan menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan secret yang meliputi: Trichomonas, Candida/jamur,
bakteri batang, bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit dan pH. Serta pemeriksaan
hematologi, misalnya: Hb (Hemoglobin)
Sedangkan menurut Yatim (2008) terdapat pemeriksaan yang dilakukan pada diagnose
kista ovarium yaitu:
1. Pemeriksaan sonogram
Pemeriksaan dengan sonogram yaitu dengan cara menggunakan gelombang bunyi
untuk melihat gambar organ tubuh. Pemeriksaan jenis ini bisa dilakukan melalui
dinding perut atau bisa dimasukkan melalui vagina dan memerlukan waktu sekitar
30 menit, bisa diketahui ukuran dan bentuk kista.
2. Pemeriksaan kadar protein
Selain dengan menggunakan sonogram, doter dapat juga memeriksa kadar protein
didalam darah yang disebut CA-125. Apalagi bila dokter mencurigai terjadinya
perubahan proses keganasan pada jaringan kista. Tahap pemeriksaan CA-125
biasanya dilakuka pada perempuan yang beresiko terjadi proses keganasan.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada perempuan yang dicurigai menderita kista
fungsional, antara lain:
1. Pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi apakah ada pembesaran kista. Pemeriksaan
ini meliputi inspeksi abdomen, perabaan abdomen untuk menetukan adanya kista
(ukuran, kontur, konsistensi).
2. Pemeriiksaan kadar Huuman Chorionik Gonandotropin (HCG) didalam serum
untuk menyisihkan ada tidaknya kehamilan.
3. Pemeriksaan USG (ultraongrafi) atau CT scan untuk mendeteksi adanya kista
4. Pemeriksaan CA-124 untuk mengetahui apakah terjadinya proses keganasan pada
kista.
5. Pemeriksaan hormone seperti LH (Latogenic hormone), FSH (Folikel Stimulating
hormone), estradiol dan testosterone.
1.1.7 Komplikasi
Kimberly (2013) menerangkan bahwa komplikasi dari kista ovarium adalah sebagai
berikut:
1. Torsio atau ruptus kista
Torsio paling sering terjadi pada trimester pertama, kista mungkin mengalami
ruptur dan mengeluarkan isinya kedalam rongga peritonium akibat torsi atau
selama partus spontan atau selama pengangkatan bedah.
2. Infertilitas
Ketidakmampuan pasangan suami istri untuk memperoleh anak setelah menikah
selama setahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
3. Amenore
Tidak dialaminya menstruasi selama 3-6 bulan pada perempuan yang sebelumnya
memiliki siklus menstruasi yang teratur.
4. Dismonore sekunder
Menstruasi terasa nyeri yang tidak disebabkan oleh penyakit panggul.
5. Oligomenore
Adalah perdarahan yang terjadi dengan interval yang tidak teratur.
1.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Nugroho (2010) penatalaksanaanya yaitu:
1. Observasi
Jika kista ovarium tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
selama satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas
(kanker).
2. Operasi
Jika kista ovarium membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Biasanya laparoskopi pasien diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laporatomi pasien diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
Yamin (2005) mengatakan bahwa pengobatan kista ovarium yaitu:
1. Pengobatan gejala hormone androgen yang tinggi ini, dengan pemberian obat pil
KB (gabungan estrogen-progesteron) boleh ditambah obat anti androgen
progesterone cyproterone asetat.
2. Untuk kemandulan dan tidak terjadinya ovulasi, diberikan klomipen sitrat. Juga
bisa dilakukan pengobatan fisik pada pvarium, misalnya melakukan diatermi
dengan sinar laser.
Kista ovarium akan hilang sendiri dalam waktu 60 hari meski tidak diobati, hal ini
dikarenakan:
1. Pil KB bisa mengurangi besar kista
2. Pengobatan operasi untuk melakukan sayatan ovarium pada daerah polistik. Cara
ini berisiko terjadi perlekatan hingga malah memperbesar kemungkinan terjadinya
kemanduan (infertilitas)
3. Pengobatan dengan operasi
Cara ini perlu mempertimbnagkan umur penderita, gejala dan ukuran besar kista.
Pada kista fungsional dan perempuan yang bersangkutan masih menstruasi,
biasanya tidak dilakukan pengobatan dengan operasi. Tetapi bila pada hasil
sonogram, gambaran kista bukan kista fungsional dan kista berukuran besar,
biasanya dokter mengangkat kista dengan operasi. Begitu pula bila perempuan
sudah menopause dan dokter menemukan adanya kista, seringkali dpkter yang
bersangkutan mengangkat kista tersebut dengan jalan operasi meskipun kejadian
kanker ovarium jarang ditemukan. Akan tetapi, apabila perempuan tersebut
berusia 50-70 tahun, maka resiko tinggi terjadi kanker.
Prinsip pengobatann kista dengan operasi:
1. Apabila kistanya kecil misalnya, sebesar permen dan pada pemeriksaan
sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter
melakukan operasi dengan laparoskopi. Dengan car aini, alat laparoskopi
dimasukan kedalam rongga panggul dengan melakukan sayatan kecil pada
dinding perut, yaitu sayatan serarah dengann garis rambut kemaluan.
2. Apabila kistanya agak besar, bbiasanya pengangkatan kista dilakukan dengan
laparatomi. Teknik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan laparatomi,
kista biasanya diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan (cancer)
atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan, operasi sekalian mengangkat
ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta kelenjar limfe.
1.1.9 Cara Pencegahan
Menurut Nugroho (2014), Adapun cara pencegahan penyakit kista yaitu:
1. Mengonsumsi banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah banyak
mengandung vitamin dan mineral yang mampu meningkatkan stamina tubuh.
2. Menjaga pola hidup sehat, khususnya menghindari rokok dan sering olahraga.
3. Menjaga kebersihan area kewanitaan, hal tersebut untuk menghindari infeksi
mikroorganisme dan bakteri yang dapat berkembang disekitar area kewanitaan.
4. Mengurangi makanan yang berkadar lemak tinggi. Apabila setiap intividu
mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi, hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan hormone khususnya gangguan hormone kortisol pemicu
stress dan dapat pula terjadi obesitas.
5. Menggunakan pil KB secara oral yang mengandung hormone estrogen dan
progesterin guna untuk meminimalisir risiko terjadinya kista karena mampu
mencegah produksi sel telur.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal
yang penting dilakukan baik pada saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun
pasien dirawat di rumah sakit.
Pengkajian yang harus dilakukan antara lain:
a) Biodata
Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, Pendidikan, pekerjaan, alat dan nomor register.
b) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama: nyeri disekitar area jahitan
2) Riwayat Kesehatan sekarang: mengeluhkan ada atau tidaknya gangguan
ketidaknyamanan
3) Riwayat Kesehatan dahulu: pernahkah menderita penyakit seperti yang diderita
sekarang, pernahkah dilakukan operasi sebelumnya.
4) Riwayat Kesehatan keluarga: adakah anggota keluarga yang menderita tumor
atau kanker terutama pada organ reproduksi
5) Riwayat obstetric, meliputi:
i. Menstruasi: Menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau.
ii. Riwayat perkawinan: berapa kali menikah, usi pernikahan
iii. Riwayat persalinan
iv. Riwayat KB
c) Pengkajian post operasi rutin
1) Kaji tingkat kesadaran
2) Ukuran tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respiration rate
3) Auskultasi bunyi nafas
4) Kaji tugir kulit
5) Pengkajian abdomen
a. Inspeksi ukuran dan kontur abdomen
b. Auskultasi bising usus
c. Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
d. Tanyakan tentang pola defekasi
e. Kaji status balutan
6) Kaji terhadap nyeri atau mual
7) Periksa laporan operasi terhadap tipe anastesi yang diberikan dan menanyakan
lamanya pengaruh anastesi
d) Data penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan darah lengkap (Hemoglobin,
hematokrit, lekosit)
2) Terapi: terapi yang diberikan post operasi baik injeksi maupun per oral sesuai
program dari dokter.
e) Perubahan pola fungsi
Data yang diperoleh dalam kasus kista ovarium adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas/istirahat
- Gejala; kelemahan atau keletihan, adanya perubahan pola istirahat dan jam
tidur. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur, misalnya;
ansietas, nyeri, keterbatasan, oartisipasi dalam hobi dan latihan.
2) Makanan/cairan
- Gejala: mual/muntah, anoreksia, perubahan pada berat badan.
3) Neurosensori
- Gejala: pusing, sinkope
4) Nyeri/ketidaknyamanan
- Gejala: tidak ada nyeri/derajat bervariasi, misalnya:: ketidaknyamanan
ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
5) Eliminasi
- Gejala: perubahan pada pola defekasi, misalnya; terdapat darah pada feses,
nyeri pada saat defekasi. Perubahan eliminasi urin, misalnya: nyeri atau
rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria
- Tanda: perubahan pada bising usus.
6) Pernapasan
- Gejala: merokok/hidup dengan seorang yang merokok, pemanjaan abses
7) Integritas ego
- Gejala: faktor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan
dalam penampilan insisi pembedahhan, perasaan tidak berdaya, putus asa,
depresi, menarik diri
8) Sirkulasi
- Gejala: Palpitasi, nyeri dada perubhan pada tekanan darah
9) Keamanan
- Gejala: pemajanan pada kimia toksis, karsinogen, pemanjaman matahari
yang lama, demam
10) Seksualitas
- Gejala: perubahan pada tingkat kepuasan
11) Interasksi sosial
- Gejala: ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung riwayat
perkawinan, masalah tentang fungsi.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan iritasi kandung kemih
3. Resiko konstipasi berhubungan dengan fisiologsi
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
5. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
1.2.3 Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis

Nyeri akut (D0077)


Kategori: Psikologis
Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakkan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab
1. Agen pendendera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencendera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencendera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, Latihan fisik berlebihan)
Gejala
Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis.
Waspada, posisi menghindari
nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diasforesis
Kondisi Klinis Terkaiit
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma
Kondisi Klinis Terkait
*) Pengkajian nyeri dapat menggunakan instrument skala nyeri,
seperti:
- FLACC Behavioral Pain Scale untuk usia kurang dari 3 tahun
- Bakker-Wong-FACES scale untuk usia 3-7 tahun
- Visual analogue scale atau numeric rating scale untuk usia di atas 7
tahun
SLKI

Tingkat Nyeri (L.08066)


Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstran.
Ekspetasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Kemampuan 1 2 3 4 5
menuntaska
n aktivitas
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Keluhan 1 2 3 4 5
Nyeri
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap 1 2 3 4 5
protektif
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan 1 2 3 4 5
tidur
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus 1 2 3 4 5
pada diri
sendiri
Diaphoresis 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
depresi
(tertekan)
Perasaan 1 2 3 4 5
takut
mengalami
cedera
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Periuneum 1 2 3 4 5
terasa
tertekan
Uterus 1 2 3 4 5
teraba
membulat
Ketegangan 1 2 3 4 5
otot
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Pola napas 1 2 3 4 5
Proses 1 2 3 4 5
berpikir
Fokus 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Pola tidur 1 2 3 4 5

Fungsi Gastrointestinal (L.03019)


Definisi
Kemampuan saluran cerna untuk memasukan dan mencerna makanan serta
menyerap nutrisi dan membuang zat sisa
Ekspektasi Membaik
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Toleransi 1 2 3 4 5
terhadap
makanan
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Dispepsia 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
abdomen
Distensi 1 2 3 4 5
abdomen
Regurgitasi 1 2 3 4 5
Jumlah 1 2 3 4 5
residu cairan
lambung
saat aspirasi
Darah dari 1 2 3 4 5
feses
Hematemesis 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Frekuensi 1 2 3 4 5
BAB
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltic 1 2 3 4 5
usus
Jumlah feses 1 2 3 4 5
Warna feses 1 2 3 4 5
Kontrol Nyeri

Kontrol Nyeri (L.08063)


Definisi
Tindakan untuk meredakan pengalaman sensorik atau emosional yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
Ekspetasi Meningkat
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Melaporkan 1 2 3 4 5
nyeri
terkontrol
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengenali
onset nyeri
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengenali
penyebab
nyeri
Kemampuan 1 2 3 4 5
menggunakan
teknik non-
farmakologi
Dukungan 1 2 3 4 5
orang terdekat
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Keluhan 1 2 3 4 5
nyeri
Penggunaan 1 2 3 4 5
analgesik

Mobilitas Fisik (L.05042)


Definisi
Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mendiri.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Pergerakan 1 2 3 4 5
ekstermitas
Kekuatan 1 2 3 4 5
otot
Rentang 1 2 3 4 5
gerak
(ROM)
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku sendi 1 2 3 4 5
Gerakan 1 2 3 4 5
tidak
terkoordinas
i
Gerakan 1 2 3 4 5
terbatas
Kelemahan 1 2 3 4 5
fisik

Perfusi Miokard (L.02011)


Definisi
Keadekuatan aliran darah arteri koronaria untuk mempertahankan fungsi
jantung.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Gambaran 1 2 3 4 5
EKG
aritmia
Nyeri dada 1 2 3 4 5
Diaphoresis 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Arteri 1 2 3 4 5
apikal
Tekanan 1 2 3 4 5
arteri rata-
rata
Takikardi 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Denyut nadi 1 2 3 4 5
radial
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Fraksi 1 2 3 4 5
ejeksi
Tekanan 1 2 3 4 5
baji arteri
pulmonal
Cardiac 1 2 3 4 5
Index (CI)

Perfusi Perifer (L.02011)


Definisi
Keadekuatan aliran darah pembuluh darah distal untuk menunjang fungsi
jaringan.
Ekspetasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Denyut nadi 1 2 3 4 5
perifer
Penyembuhan 1 2 3 4 5
luka
Sensasi 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Warna kulit 1 2 3 4 5
pucat
Edama 1 2 3 4 5
perifer
Nyeri 1 2 3 4 5
ekstermitas
Parastesia 1 2 3 4 5
Kelemahan 1 2 3 4 5
otot
Kram otot 1 2 3 4 5
Bruit 1 2 3 4 5
farnoralis
Nekrosis 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Pengisian 1 2 3 4 5
kapiler
Tugor kulit 1 2 3 4 5
Tekanan 1 2 3 4 5
darah sistolik
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
diastolik
Tekanan 1 2 3 4 5
arteri rata-
rata
Indeks ankle- 1 2 3 4 5
brachial

Pola Tidur (L.05045)


Definisi
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur.
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Keluhan
sulit tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
sering
terjaga
Keluhan 1 2 3 4 5
tidak puas
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
pola tidur
berubah
Keluhan 1 2 3 4 5
istirahat
tidak
cukup
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Kemampua 1 2 3 4 5
n
beraktivitas

Status Kenyamanan (L.08064)


Definisi
Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis, spiritual, sosial,
budaya dan lingkungan.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Kesejahteraan 1 2 3 4 5
fisik
Kesejahteraan 1 2 3 4 5
psikologis
Dukungan 1 2 3 4 5
sosial dari
keluarga
Dukungan 1 2 3 4 5
sosial dari
teman
Perawatan 1 2 3 4 5
sesuai
keyakinan
budaya
Perawatan 1 2 3 4 5
sesuai
kebutuhan
Kebebasan 1 2 3 4 5
melakukan
ibadah
Rileks 1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Keluhan tidak 1 2 3 4 5
nyaman
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebisingan 1 2 3 4 5
Keluhan sulit 1 2 3 4 5
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
kedinginan
Keluhan 1 2 3 4 5
kepanasan
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan 1 2 3 4 5
diri sendiri
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi 1 2 3 4 5
alkohol
Penggunaan 1 2 3 4 5
zat
Percobaan 1 2 3 4 5
bunuh diri
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Memori masa 1 2 3 4 5
lalu
Suhu ruangan 1 2 3 4 5
Pola eliminasi 1 2 3 4 5
Postur tubuh 1 2 3 4 5
Kewaspadaan 1 2 3 4 5
Pola hidup 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

Tingkat Cedera (L.14136)


Definisi
Keparahan dan cedera yang diamato atau dilaporkan
Ekspektasi Menurun
Kriteria Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Toleransi 1 2 3 4 5
aktivitas
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Toleransi 1 2 3 4 5
makan
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Kejadian 1 2 3 4 5
cedera
Luka/lecet 1 2 3 4 5
Ketegangan 1 2 3 4 5
otot
Fraktur 1 2 3 4 5
Perdarahan 1 2 3 4 5
Ekspresi 1 2 3 4 5
wajah
kesakitan
Agitasi 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Gangguan 1 2 3 4 5
mobilitas
Gangguan 1 2 3 4 5
kognitif
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
t
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Frekuensi 1 2 3 4 5
napas
Denyut 1 2 3 4 5
jantung
apikal
Denyut 1 2 3 4 5
jantung
radialis
Pola 1 2 3 4 5
istirahat/tidur
SIKI

Manajemen Nyeri
(1.08238)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan
Observasi
- Indentifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respin nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengentahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Indentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgesik
Teraputik
- Berikan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TES,
hypnosis, akupuntur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu

Pemberian Analgesik
(1.08243)
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen fisiologis untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi karakteristik nyero (mis. Pencetus, Pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi kesesuaian jenis analgesic (mis. Narkotika, non-narkotik atau
NSAIO) dengan tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesic
- Monitor efektivitas analgesik
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai analgesia optimal,
jika perlu
- Pertimbangan penggunaan infus kontinu, atau opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
- Tetapkan target efektifitas anagesik untuk mengoptimalkan respon pasien
- Dokumentasi respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, jika perlu
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (kista ovarium)

Risiko Infeksi (0142)


Kategori: Lingkungan
Subkategori: Keamanan dan Proteksi
Definisi
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
Faktor Risiko
1. Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)
2. Efek prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
5. Ketidakuatan pertahankan tubuh primer:
1) Gangguan peristaltic
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi pH
4) Penurunan kerja siliaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketubahan pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Statis cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:
1) Penurunan hemoglobin
2) Imunosupresi
3) Leukopenia
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi
Kondisi Klinis Terkait
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru obstruksi kronis
4. Diabetes Melitus
5. Tindakan invasive
6. Kondisi penggunaan terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphadema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
SLKI

Tingkat Infeksi (L.14137)


Definisi
Derajat infeksi berdasarkan observasi atau sumber informasi.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kebersihan 1 2 3 4 5
tangan
Kebersihan 1 2 3 4 5
badan
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Demam 1 2 3 4 5
Kemerahan 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Bengkak 1 2 3 4 5
Vesikel 1 2 3 4 5
Cairan 1 2 3 4 5
berbau
busuk
Sputum 1 2 3 4 5
berwarna
hijau
Drainase 1 2 3 4 5
purulent
Puina 1 2 3 4 5
Periode 1 2 3 4 5
malaise
Periode 1 2 3 4 5
mengigil
Letargi 1 2 3 4 5
Gangguan 1 2 3 4 5
kognitif
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Kultur sel 1 2 3 4 5
darah
putih
Kultur 1 2 3 4 5
darah
Kultur urine 1 2 3 4 5
Kultur 1 2 3 4 5
sputum
Kultur area 1 2 3 4 5
luka
Kultur feses 1 2 3 4 5
Kadar sel 1 2 3 4 5
darah
putih
SIKI

Pencegahan Infeksi (1.14539)


Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik.
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontrak dengan pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Edukasi Seksualitas (1.12447)


Definisi
Memberikan informasi dalam memahami dimensi fisik psikososial seksualitas.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Fasilotas kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh media
Edukasi
- Jelaskan anatomi dan fisiologis system reproduksi laki-laki dan perempuan
- Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan
- Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan remaja
- Jelaskan pemahaman tekanan kelompok dan sosial terhadap aktivitas seksual
- Jelaskan konsekuensi negatif mengasuh anak pada usia dini (mis. Kemiskinan
kehilangan karir dan Pendidikan)
- Jelaskan risiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks bebas
- Anjurkan orang tua menjadi educator seksualitas bagi anak-anaknya
- Anjurkakn anak/remaja tidak melakukan aktivitas seksual di luar nikah
- Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman
sebaya dan sosial

1.2.4 Implementasi
Implementasi adalah proses membantu pasien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun. Perawat mengimplementasi
tindakan yang telah diindentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Dimana tujuan
implementasi keperawatan adalah meningkatkan kesehatan klien, 30 mencegah penyakit,
pemulihan dan memfasilitasi koping klien. Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan
perawat dalam pelaksanaan implementasi keperawatan adalah tahap persiapan yaitu tahap
awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam tindakan. Selanjutnya ada tahap kerja, fokus tahap pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah melaksanakan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan
pasien. Yang terakhir yaitu tahap terminasi, memperhatikan respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah diberikan, merapikan pasien dan semua alat yang dipakai serta
lakukan pendokumentasian. (Hutahaean Serri, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

P Melya. (2018). Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ny. Y dengan Kista Ovarium.Padang.
Repository Universitas Andalas. http://scholar.unand/ac/id. Diakses pada tanggal
18/09/2020 pukul 06.45

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 3. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PRODI KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
___________________________________________________________________________
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
(PADA KASUS GINEKOLOGY)

NAMA MAHASISWA : Kezia


NIM : 01.3.30.00541
RUANG : Instalasi Rawat Jalan

Tanggal masuk RS : 18 September 2020


Nomor Rekam Medis : 675843
Diagnosa masuk : Kista Ovarium
Tanggal Pengkajian : 18 September 2020
Jam : 10.00 WIB

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif IDENTITAS (BIODATA)

a. Nama Pasien : Ny. M j. Nama Suami : Tn. E


b. Umur : 30 tahun k. Umur : 36 tahun
c. Suku/bangsa : Jawa l. Suku/bangsa : Jawa
d. Agama : Islam m. Agama : Islam
n. Pendidikan : SMA
e. Pendidikan :SMA
o. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
p. Penghasilan : 500.000/ bulan
g. Penghasilan :- q. Alamat kantor :-
h. Alamat kantor :- r. Alamat rumah : Pare, Kab. Kediri
i. Alamat rumah : Pare, Kab. Kediri

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan merasa nyeri seperti diremas-remas di daerah perut bawah dan
pinggul, skala nyeri 7, nyeri bertambah bila melakukan aktivitas dan nyeri berkurang
jika minum obat, nyeri dirasakan satu tahun belakangan ini
2. Alasan kunjungan ke rumah sakit
Pasien mengatakan sudah 1 tahun belakangan ini melakukan kontrol rutin setiap
bulan memeriksakan benjolan yang pada bagian perut, pasien merasa cemas karena 6
bulan ini tidak haid.
Timbulnya keluhan : ( √ ) bertahap ( ) mendadak
III. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Haid Sebelumnya : 14 Februari 2020
Lama : 4-6hari
Banyaknya : ± 500 cc
HPHT :-
Lama : -
Banyaknya :-
HPL/HTP :-
Siklus : 28-30 hari
Teratur/Tidak : Tidak
Disminorhoe : Ya
Flour albus : Ya Jumlah : tidak terkaji
Warna/bau : putih seperti susu
basi, bau amis

b. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :


Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Perda
Umur Je Peno Peny Lase Infek Pj
No Thn Penyulit ra Jenis BB
Kehamilan nis Long ulit Rasi si
han

N
Tida
1. 20 38 or Bida 50
- - - - k P 3200
10 minggu m n cm
ada
al

2. Riwayat Keluarga Berencana


Melaksanakan KB : ( √ ) ya ( ) tidak
Bila ya jenis kontrasepsi apa yang pernah atau sedang digunakan :
Pasien mengatakan setelah melahirkan mengunakan KB pil tetapi pada tahun 2012
mengganti menggunakan KB IUD sampai sekarang
3. Riwayat Kesehatan / Riwayat Penyakit
a. Penyakit yang pernah dialami ibu :
Pasien mengatakan sejak dahulu tidak pernah menderita penyakit apapun ini
pertama kali dalam bidupnya menderita sakit
b. Pengobatan yang didapat :
Pasien mengatakan tidak pernah mendapatkan pengobatan apapun
c. Riwayat penyakit keluarga
( √ ) Penyakit diabetes mellitus
( - ) Penyakit jantung
( - ) Penyakit hipertensi
( - ) Penyakit lainnya, Sebutkan: tidak ada
d. Riwayat Lingkungan
a) Kebersihan :
Pasien mengatakan lingkungan rumah selalu dalam keadaan bersih dan
sering diberiskan apabila mulai kotor
b) Bahaya :
Pasien mengatakan lingkungan rumah jauh dari area bahaya seperti pabrik
maupun limbah pembuangan
c) Lainnya sebutkan: tidak ada

e. Aspek Psikososial (Imogene M. King)


a) Ideal diri:
Pasien mengatakan harus semngat dan segera sembuh agar dapat melakukan
kegiatan sehari-hari tanpa merasakan sakit
b) Gambaran diri:
Pasien beranggapan bahwa yang berubah dari dirinya hanya saat ini karena
penyakit yang dialaminya
c) Identitas diri:
Pasien merupakan ibu satu orang anak, pasien tidak bekerja dan sehari-hari
menjalankan tugas sebagai seorang ibu rumah tangga dan merupakan istri
dari seorang suami yang bekerja sebagai wiraswasta
d) Harga diri:
Pasien mengatakan mampu menerima keadaan saat ini
e) Peran diri:
Pasien mengatakan selama sakit tidak bisa menjalankan peran sebagai
seorang istri dan ibu dengan baik. Pasien berharap bisa segera pulih dan
Kembali menjalankan perannya sebagai seorang ibu dan istri
f. Fungsi Peran (Imogene M. King)
a) Pengambilan keputusan :
Pasien mengatakan dalam pengambilan keputusan selalu berdiskusi
Bersama suami dan mencari solusi terbaik dalam pemecahan setiap masalah
b) Hubungan pasien dengan keluarga
Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tidak
ada masalah
c) Hubungan dengan pasangan (suami)
Pasien mengatakan hubungan dengan suami baik, apabila ada masalah
selalu diselesaikan dengan baik
d) Hubungan pasien dengan pasien lain
Pasien selalu berhubungan baik dengan pasien lain dan seing berbagi cerita
saat menunggu giliran control di ruang tunggu klinik kebidanan
e) Hubungan pasien dengan perawat dan tenaga kesehatan lain
Pasien selalu berhubungan baik dengan perawat dan tenaga kesehatan
lainnya serta selalu bersikap sopan dan ramah
f) Peran Konsultasi kesehatan :
Pasien mengatakan sering bertanya tentang penyakit yang dialami dan
petugas kesehatan memberikan informasi yang sangat jelas
g) Jenis pertolongan yang diinginkan :
Pasien mengatakan takut jika dioperasi dan berharap penyakit ini bisa
sembuh dengan mengonsumsi obat-obatan
h) Peran Spiritual:
Pasien mengatakan selalu melakukan sholat, mengikuti pengajian dan
kegiatan agama lainnya.
4. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Pola Nutrisi
a) Frekuensi makan: 2 x/hari
b) Nafsu makan : ( √ ) baik ( ) tidak nafsu makan, alasan: tidak
ada
c) Jenis makanan rumah :
Jenis makanan yang biasa dimakan pasien yaitu sayur, lauk, nasi dan
kadang juga mengonsumsi buah-buahan
d) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan :
Pasien mengatakan mempunyai alergi terhadap makanan seafood
b. Pola Eliminasi
BAK
a) Frekuensi : 3-4 x/hari
b) Warna : kuning pekat
c) Keluhan saat BAK : tidak ada
BAB
a) Frekuensi : 1-2 x/hari
b) Warna : coklat kekuningan
c) Bau : khas
d) Konsistensi : lunak
e) Keluhan : tidak ada
c. Pola Personal Hygiene
Mandi
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Sabun : ( √ ) ya ( ) tidak
Oral Higyene
a) Frekuensi : 3 x/hari
b) Waktu : ( √ ) Pagi ( √ ) Sore ( ) Setelah makan
Cuci rambut
a) Frekuensi : 2 hari sekali
b) Shampo : ( √ ) ya ( ) tidak
d. Pola Istirahat dan Tidur
a) Lama tidur : ± 5 jam/ hari, siang : 1 jam, malam: 4-5 jam
b) Kebiasaan sebelum tidur :
Pasien mengatakan kegiatan sebelum tidur berdoa dan biasanya bercerita
bersama suami
c) Keluhan :
Mudah terbangun karena nyeri pada daerah abdomen dan daerah vaginal
e. Pola aktifitas dan latihan
a) Kegiatan dalam pekerjaan : memasak, mencuci, membersihkan
rumah
b) Waktu bekerja : ± 3
c) Olah raga: ( ) ya ( √ ) tidak
Jenisnya : -
Frekuensi : -
d) Kegiatan waktu luang : menonton TV
e) Keluhan dalam aktifitas : pasien mengatakan sering merasakan
nyeri bertambah jika melakukan aktivitas
f. Pola Kebiasaan Yeng Mempengaruhi Kesehatan
a) Merokok : Tidak
b) Minuman keras : Tidak
c) Ketergantungan obat : Tidak
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : keadaan umum pasien tampak lemas, pasien tampak pucat,
tampak berhati-hati jika bergerak, pasien menghindari nyeri, GCS: 4-5-6,
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 88 x/mnt
Respirasi : 18 x/mnt Suhu : 36,7 0 C
Berat badan : 80 kg TB : 155 cm
c. Kepala
a) Bentuk:
Bentuk kepala oval
b) Rambut:
rambut pendek, lurus, berwarna hitam dan ada uban dan diikat rapi
c) Kulit kepala:
Sedikit berminyak dan terdapat ketombe, tidak teraba adanya benjolan
d) Keluhan:
Tidak ada
d. Mata
a) Kelopak mata : tidak terdapat luka dan tampak simetris
b) Konjunctiva : tampak anemis
c) Sklera : tidak ikterik
d) Pupil : pupil isokor
e) Akomodasi : tidak ada pembengkakan, mata tampak bersih
f) Keluhan : tidak ada
e. Hidung : hidung tamapk simetris, tidak terdapat secret
a) Reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi
b) Sinus : tidak ada sinus dan polip
c) Keluhan : tidak ada
f. Telinga : telinga tampak bersih, pendengaran normal
g. Mulut dan Tenggorokan
a) Rongga mulut: bibir dan mukosa mulut tampak kering dan pucat, tidak ada
peradangan pada mulut, tidak terdapat sianosis, caries gigi serta stomatitis pada
mukosa mulut.
b) Lidah : fungsi pengecapan normal
c) Tonsil : tidak ada peradangan
d) Kesulitan menelan: tidak ada
h. Dada dan Axilla
a) Inspeksi : pengembangan atau pergerakan dinding dada simetri antara
kiri dan kanan, tidak terdapat pembengkakan pada dada maupun pada area
axilla, tidak tampak adanya luka atau lesi
b) Palpasi: vocal vremitus : takti vermitus teraba sama kuat pada lapang paru kiri
dan kanan, tidak teraba adanya pembengkakakn dan tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : pari sonor, jantung redup
d) Auskultasi : suara nafas vasikuler, tidak ada suara nafas dan bunyi jantung
tambahan, bunyi jantung normal “lup-dup”
i. Abdomen
a) Inspeksi : warna kulit disekitar pusat berwarna coklat, terdapat striae
gravidarum, pada bagian bawah abdomen tampak terjadi pembesaran,
b) Auskultasi : bising usus 12x/menit
c) Palpasi : teraba nodul di fornks, terdapat nyeri tekanan
d) Perkusi : tympani
j. Genito urinary
a) Perineum/vulva: terdapat pengeluaran sekresi vaginal yang purunel dan
tampak ada lesi
b) Vesika urinaria: tampak penuh, pasien kadang merasa sakit saat berkemih

k. Integumen
a) Turgor kulit : keadaan tugior kulit baik < 3 detik
b) Warna kulit : sawo matang
c) Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada
d) Lainnya sebutkan: capillary refill time (CRT): < 2 detik
l. Ektremitas
a) Tangan kiri : tidak tertadapat pembengkakan, kelainann dan dapat
digerakkan secara bebas
b) Tangan kanan : tidak tertadapat pembengkakan, kelainann dan dapat
digerakkan secara bebas
c) Kaki kiri : tidak tertadapat pembengkakan, kelainann dan dapat
digerakkan secara bebas
d) Kaki kanan : tidak tertadapat pembengkakan, kelainann dan dapat
digerakkan secara bebas
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium:
Hb : 13 gr/dl
Leukosit : 11,5 x 103/µL
Eritrosit : 4,6 x 106 /µL
Platelet : 395 x 103/µL
CA-125 : 10,14 u/mL
Clotting time 7 mneit
Bleeding time 3 mneit
Hasil pemeriksaan penanda tumor: CEA 0,83 ng/mL
Hasil USG ditemukan adanya kista ovarium
b. Terapi yang didapat:
As. Mefenamat 3 x 500 mg
As. Traneksamat 3 x 500 mg
Rencana akan dilakukan operasi

Kediri, 18 September 2029


Mahasiswa

Kezia
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Ny. M
UMUR : 30 tahun
NO. REGISTER : 675843
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIK KEPERAWATAN
O (E) (SDKI)
D.S : Pasien mengatakan merasa Agen pencendera fisiologis Nyeri (D0077)
(neoplasma)
nyeri seperti diremas-remas di
daerah perut bawah dan pinggul,
skala nyeri 7, nyeri hanya berkurang
jika minum obat yang diberikan oleh
dokter

D.O:
1) Tampak meringis
2) Tampak gelisah
3) Bersikap protektif (posisi
menghindari nyeri)
4) TTV
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
5) Pemeriksaan fisik:
Tampak terdapat pembesaran
pada daerah abdomen bagian
bawah, teraba nodul di forniks,
terdapat nyeri tekan Ancaman terhadap
Ansietas (D008)
kematian
D.S: pasien mengatakan merasa
cemas karena tidak dating bulan
sejak 6 bulan yang lalu, pasien
mengatakan nyeri pada perut bagian
bawah dan teraba adanya benjolan
pada abdomen
D.O:
1) tampak gelisah
2) tampak tegang
3) Muka tampak pucat
4) TTV
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Tekanan Darah : 110/80 mmHg

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


NAMA PASIEN : Ny. M
UMUR : 30 tahun
NO. REGISTER : 675843
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
TANGAN
MUNCUL (SDKI) TERATASI

18/09/2020 Nyeri akut berhubungan dengan agen 18/09/2020 Kezia


pencedera fisiologis (neoplasma) yang
ditandai dengan Pasien mengatakan
merasa nyeri seperti diremas-remas di
daerah perut bawah dan pinggul, skala
nyeri 7, nyeri hanya berkurang jika
minum obat yang diberikan oleh
dokter, tampak meringis, tampak
gelisah, bersikap protektif (posisi
menghindari nyeri), TTV: Nadi : 88
x/menit, pernapasan: 18x/menit,
Tekanan Darah: 110/80 mmHg,
pemeriksaan fisik: Tampak terdapat
pembesaran pada daerah abdomen
bagian bawah, teraba nodul di forniks,
terdapat nyeri tekan

Ansietas berhubungan dengan


Ancaman terhadap kematian yang 18/09/2020 Kezia
18/09/2020 ditandai dengan pasien mengatakan
merasa cemas karena tidak dating
bulan sejak 6 bulan yang lalu, pasien
mengatakan nyeri pada perut bagian
bawah dan teraba adanya benjolan
pada abdomen tampak gelisah, tampak
tegang, muka tampak pucat, TTV:
nadi : 88 x/menit, pernapasan :
18x/menit, tekanan Darah : 110/80
mmHg

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NAMA PASIEN : Ny. M
UMUR : 30 tahun
NO REGISTER : 675843

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi


(neoplasma)
1. SLKI : Tingkat Nyeri (L.08066)
a. Keluhan Nyeri Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
b. Meringis Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
c. Sikap protektif Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
d. Berfokus pada diri sendiri Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI : Kontrol Nyeri (L.08063)

a. Melaporkan nyeri terkontrol Dipertahankan/ditingkatkan pada 5


b. Kemampuan mengenali onset nyeri Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
c. Kemampuan mengenali penyebab nyeri Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Kemampuan menggunakan Teknik nonfarmakologi Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
e. Dukungan orang terdekat Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
f. Keluhan nyeri Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
g. Pengunaan analgesic Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :

a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NAMA PASIEN : Ny. M
UMUR : 30 tahun
NO REGISTER : 675843

DIAGNOSA KEPERAWATAN :Ansietas berhubungan dengan ancaman


1. SIKI : Tingkat Ansietas (L.09093)
a. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Perilaku tegang Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
c. Perilaku gelisah Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
d. Frekuensi pernapasan Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
e. Frekuensi nadi Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
f. Pucat Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :

l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :

l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. M


UMUR : 30 tahun
NO. REGISTER : 675843
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Manajemen Nyeri (I.08238)
pencedera fisiologis (neoplasma) yang
Observasi Observasi
ditandai dengan Pasien mengatakan 1. Untuk mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
merasa nyeri seperti diremas-remas di 1. Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri yang dirasakan pasien
daerah perut bawah dan pinggul, skala kualitas, intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri yang dirasakan
nyeri 7, nyeri hanya berkurang jika 2. Identifikasi skala nyeri 3. Untuk mengetahui cara yang dapat dilakukan untuk
minum obat yang diberikan oleh 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan mengurangu nnyeri
dokter, tampak meringis, tampak nyeri 4. Untuk mengetahui apakah ada efek samping yang
gelisah, bersikap protektif (posisi membuat pasien merasa tidak nyaman
4. Monitor efek samping penggunaan analgesik
menghindari nyeri), TTV: Nadi : 88
x/menit, pernapasan: 18x/menit, Terapeutik Terapeutik
Tekanan Darah: 110/80 mmHg, 1. Tehnik non farmakologi dapat membantu dalam
pemeriksaan fisik: Tampak terdapat 1. Berikan Teknik nonfarmakologi (relaksasi napas dalam) menurunkan nyeri yang dialami pasien
pembesaran pada daerah abdomen 2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2. Agar dapat memilih strategi penanganan nyeri yang tepat
bagian bawah, teraba nodul di forniks,
Edukasi Edukasi
terdapat nyeri tekan
1. Agar pasien mengetahui penyebab, periode,
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri dan pemicu timbunya nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri 2. Agar pasien mampu memantau nyeri dengan
3. Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat baik
3. Tehnik nonfarmakologi dapat membantu
Kolaborasi proses penurunan nyeri
Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Kolaborasi
Analgesic dapat membantu mengurangi nyeri
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. M


UMUR : 30 tahun
NO. REGISTER : 675843
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
2. Ansietas berhubungan dengan Reduksi Ansietas (L.09314) Reduksi Ansietas (L.09314)
Ancaman terhadap kematian yang
Observasi Observasi
ditandai dengan pasien mengatakan
merasa cemas karena tidak dating 4. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah( mis. Kondisi, 1. Untuk mengetahui perubahan dari tingkat ansietas agar
bulan sejak 6 bulan yang lalu, pasien waktu, stressor ) dapat mewaspadai dengan baik
mengatakan nyeri pada perut bagian 5. Monitor tanda-tanda ansietas (verbaldan noverbal) 2. Untuk mengetahui tanda-tanda ansietas yang muncul
bawah dan teraba adanya benjolan Terapeutik
pada abdomen tampak gelisah, tampak 1. Ciptakan Terapeutik
suasana terapiutik untuk menumbuhkan 1. Untuk meningkatkan kenyamanan pasien
tegang, muka tampak pucat, TTV: kepercayaan 2. Untuk mengurangi kecemasan yang dialami pasien
nadi : 88 x/menit, pernapasan : 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasn, jika
selama proses perawatan
18x/menit, tekanan Darah : 110/80 memungkinkan 3. Agar dapat melakukan tindakan pada situasi yang tepat
mmHg 3. Pahami situasi yang membuat ansietas 4. Untuk membina hubungan saling percaya kepada
4. Dengarkan dengan penuh perhatian pasien
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 5. Agar pasien merasa lebih tenang
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu 1. Agar kecemasan yang dialami pasien berkurang dengan
2. Latih teknik relaksasi adanya keluarga disampngnya
3. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan 2. Tehnik relaksasi dapat meningkatkan kenyamanan
pasien
3. Kegiatan pengalihan dapat menngurangi ketengangan
Kolaborasi yang dialami pasien

1. Kolaborasi pemberian antiansietas, jika perlu Kolaborasi


Obat antiansietas dapat menenangkan pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. M


UMUR : 30 tahun
NO.REGISTER : 675843
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1. I 18/09/2020 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, Kezia
10.40 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
5. Mengidentifikasi respons nyeri non
verbal
6. Memberikan teknik nonfarakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kopres hangat/dingin,
terapi bermain)
7. Mengajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
8. Berkolaborasi dalam pemberian
analgesic, jika perlu

2. II 18/09/2020 1) Memonitor tanda-tanda ansietas Kezia


(verbaldan noverbal)
2) Menciptakan suasana terapiutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
3) Melakukan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
4) Mendengarkan dengan penuh perhatian
5) Menganjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
6) Melakukan Identifikasi saat tingkat
ansietas berubah( mis. Kondisi, waktu,
stressor )
7) Menemani pasien untuk mengurangi
kecemasn, jika memungkinkan
8) Memahami situasi yang membuat
ansietas
9) Melatih teknik relaksasi
10) melatih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
11) berkolaborasi pemberian obat
antiansietas
EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. M


UMUR : 30 tahun
NO.REGISTER : 675843
NO NO.DX TGL/JAM EVALUASI KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1. I 18/09/2020 S: pasien mengatakan nyeri berkurang Kezia
dengan skala 6 dan merasa lebih nyaman
14.10
O:
1. Pasien tampak rileks
2. Nadi: 80x/menit

A: Masalah Keperawatan Nyeri Akut teratasi


Sebagian
P: Intervensi dilanjutkan di rumah

1. II 18/09/2020 S: pasien mengatakan merasa lebih tenang Kezia


dari sebelumnya
O:
1. Pasien tampak lebih rileks
2. Wajah masih pucat
3. Frekuensi nadi 80x/menit
4. Frekuensi napas 24x/menit

A: Masalah Keperawatan Ansietas teratasi


Sebagian
P: Intervensi dilanjutkan di rumah

Anda mungkin juga menyukai