Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN REPRODUKSI WANITA


DENGAN FLOUR ALBUS PADA NY. D P1A0 DI RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA

Disusun Oleh:
ELSHA PATRESIA NAYOMI
NIM. 01.3.21.00483

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
T.A 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS BBL DENGAN


ASFIKSIA PADA By. Ny. T

Dosen Pembimbing Kediri, 19 November 2021


Mahasiswa

Rimawati, S.Kep., Ns., M.Kes Bagas Novan Imandi

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep


KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih Anugerah-Nya,
Penyertaan-Nya, Perlindungan-Nya, serta Petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Review Studi Kasus “ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN REPRODUKSI
WANITA DENGAN FLOUR ALBUS PADA NY. D P1A0 DI RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA”
Dalam kesempatan ini dengan suka cita saya mengucapkan terima kasih kepada:
Ibu Erlin Kurnia, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing pada praktik profesi asuhan
keperawatan dasar Profesi yang memberikan kesempatan dan bimbingan kepada kami dalam
melaksanakan kegiatan.
Saya menyadari bahwa laporan asuhan keperawatan ini jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran dalam perbaikan langkah selanjutnya sangat saya harapkan.

Kediri, 19 November 2021

Penyusun
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Leukorrhea
1.1.1 Pengertian
Leukorrhea atau keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di
luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat (Kusmiran, 2012).
Keputihan merupakan pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan
penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit
kandungan (Manuaba, 2010).
Leukorrhea atau fluor albus atau keputihan adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina
dan bukan darah. Leukorrhea dibedakan menjadi dua macam, yaitu leukhorrea normal dan
leukorrhea abnormal (Sibagariang, 2010).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa leukorrhea atau keputihan adalah
cairan bukan darah yang keluar melalui vagina, dapat merupakan kejadian yang normal atau
tidak normal.
1.1.2 Klasifikasi Leukorrhea
Menurut beberapa ahli, ada dua jenis leukorrhea, yaitu leukorrhea normal (fisiologis)
dan leukorrhea abnormal (patologis).
a. Leukorrhea normal (fisiologis)
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus
yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Keputihan nomal dapat
terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, saat terangsang, hamil,
kelelahan, stress, dan sedang mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB.
Keputihan normal memiliki ciri-ciri seperti tidak berwarna atau jernih, tidak berbau
dan tidak menimbulkan rasa gatal (Sibagariang, 2010).
Keputihan tidak melulu mendatangkan kerugian atau masalah jika keputihan
ini wajar dan tidak menunjukan bahaya lain. Cairan keputihan dapat berfungsi sebagai
sistem pelindung alami saat terjadi gesekan di dinding vagina saat berjalan dan
melakukan hubungan seksual. Keputihan juga merupakan salah satu mekanisme
pertahanan tubuh dari bakteri yang menjaga kadar keasaman pH wanita. Cairan ini
selalu berada di dalam alat genetalia tersebut. Keasaman pada vagina wanita harus
berkisar antara 3,8 – 4,2, maka sebagian besar bakteri adalah bakteri menguntungkan.
Bakteri menguntungkan ini hampir mencapai 95 % sedangkan yang lain adalah bakteri
merugikan dan menimbulkan penyakit (patogen).
Jika keadaan ekosistem seimbang, artinya wanita tidak mengalami keadaan
yang membuat keasaman tersebut bertambah dan berkurang, maka bakteri yang
menimbulkan penyakit tersebut tidak akan mengganggu (Iswati,2010). Pada keadaan
normal, jenis flora normal pada vagina antara lain, Doderleins, Lactobacillus, E.Coli,
Enterobacter Aerogenes, Stafilokokus, Streptokokus, Yeast (ragi), Vellonella, Neiseria
Sicca (Tim Mikrobiologi Universitas Brawijaya, 2003).
b. Leukorrhea abnormal (patologis)
Merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung banyak leukosit.
Eksudat eksudat terjadi akibat reaksi tubuh terhadap adanya jejas (luka). Jejas ini
dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, benda asing, neoplasma jinak, lesi,
prakanker dan neoplasma ganas. Kuman yang menginfeksi vagina seperti jamur
kandida albikan, parasit tricomonas, E.coli, Staphylokokus, Treponema Pallidum,
Kondiloma Aquminata dan Herpes, serta luka di daerah vagina, benda asing yag tidak
sengaja atau sengaja masuk ke vagina dan kelainan serviks.
Akibatnya timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya
cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya
berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka di
daerah kewanitaan.
1.1.3 Penyebab Leukorrhea
Keputihan yang fisiologis dapat disebabkan oleh:
1) Pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin sehingga bayi
baru lahir sampai umur 10 hari mengeluarkan keputihan.
2) Pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche.
3) Rangsangan saat koitus sehingga menjelang persetubuhan seksual menghasilkan
sekret, yang merupakan akibat adanya pelebaran pembuluh darah vagina atau vulva,
sekresi kelenjar sekviks yang bertambah sehingga terjadi pengeluaran transudasi dari
dinding vagina. Hal ini diperlukan untuk melancarkan persetubuhan dan koitus.
4) Adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim saat masa ovulasi.
5) Mukus serviks yang padat pada masa kehamilan sehingga menutup lumen serviks
yang berfungsi mencegah kuman masuk ke rongga uterus. Keputihan yang patologis
terjadi karena disebabkan oleh:
a. Infeksi 1) Jamur 2) Bakteri
b. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan Seperti rektovaginalis atau fistel
vesikovaginal, cedera persalinan dan radiasi kanker genetalia.
c. Benda asing Misalnya pesarium untuk penderita hernia, tertinggal kondom atau
prolaps uteri.
d. Neuplasma jinak Tumor jinak yang ada pada lumen akan mengakibatkan
peradangan dan akhirnya mengalami keputihan.
e. Kanker
f.Fisik Akibat adanya tampon, penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
dan kejadian trauma pada alat genetalia
g. Menoupause
Hormon estrogen akan menurun pada masa menopause sehingga vagina
kering, juga disertai penipisan pada lapisan sel, ini mengakibatkan mudah terjadi luka
dan disertai infeksi.
McCathie (2006), menjelaskan penyebab dari keputihan patologis salah satunya
adalah infeksi, yaitu:
1) Vaginosis Bakteri
Vaginosis Bakteri adalah penyebab paling umum dari keputihan pada wanita
usia produktif. Ditemukan pada prevalensi di Inggris bervariasi antara 9% dalam
praktik umum dan 30% dalam klinik pengobatan genitourinary. Vaginosis Bakteri
terjadi akibat dari pertumbuhan berlebih dari jumlah spesies bakteri dengan penuran
atau tidak adanya laktobasilus. Berbagai bakteri tumbuh berlebihan termasuk bakteri
anaerob Gardnerella vaginalis dan mycoplasma genital. Vaginosis bakteri ditandai
dengan keputihan yang berbau busuk. Vaginosis Bakteri juga dapat menimbulkan
peradangan pada vulva dan vagina.
2) Kandidiasis (Jamur)
Kandidisasis vagina terjadi setidaknya sekali dalam 75% dari perempuan
selama hidup. Organisme penyebab pada 90% kasus adalah infeksi jamur Candida
Akbicans, spesies Candida lainnya yang terlibat termasuk Candida glabrata. Gatal
pada vulva adalah yang paling banyak ditemukan pada 50% kasus. Terdapat juga
tanda dan gejala seperti nyeri, keputihan dadih tanpa bau. Menurut Louise, (2010)
vulvovaginalis kandidiasis ditemukan dalam 10-20 persen dari wanita tanpa gejala.
Faktor pencetus dapat dikarenakan ieitasi lokal (sabun atau spermisida) dan
pemakaian celana dalam sintesis yang ketat.
3) Chlamydia trachomatis
Prevalensi Chlamydia trachomatis di Inggris dilaporkan 3-5% wanita yang
aktif secara seksual terkena Chlamydia trachomatis. Barubari ini, sebuah studi
percontohan scrining klamidia menunjukkan angka lebih tinggi 10-14% pada
kelompok dibawah 25 tahun (McCathie, 2006). Organisme penyebab Chlamydia
trachomatis memiliki siklus hidup yang mirip dengan virus, pertumbuhannya pada
intraseluler. Daerah yang terinfeksi pada wanita adalah leher rahim dan uretra sekitar
50% kasus. Penelitian mengatakan juga terdapat pada rektum, faringi, dan
konjungtiva. Resiko komulatif transmisi antara pasangan seksual yaitu 60-70% kasus.
Gejala keputihan biasanya berupa purulen, namun 80% dari mereka yang terinfeksi
tidak menunjukkan gejala. Tanda dan gejala termasuk perdarahan pasca coital,
perdarahan intermenstrual, servisitis mukopurulen, nyeri perut bagian bawah.
4) Neisseria gonorrhoea
Frekuensi Neisseria gonorrhoea telah meningkat selama 10 tahun terakhir.
Kasus terjadi pada kelompok tertinggi usia 16-19 tahun terjadi sekitar 200 per
100.000. Neisseria gonorrhoea adalah diplokokus intraseluler gram negatif.
Menginfeksi daerah wanita yaitu pada serviks ( 85-95%), uretra (65-75%), rectum
(20-50%). Gonore termasuk IMS dan sekitar 30-40% dari wanita dengan Neisseria
gonorrhoea juga akan terinfeksi klamidia. Gejala yang paling umum adalah keputihan,
namun 50% wanita dengan infeksi serviks dapat asimtomatik. Gejala lainnya termasuk
disuria servisitis mukopurulen dan nyeri perut bagian bawah.
5) Trichomonas vaginalis
Infeksi Trichomonas vaginalis cukup jarang di Inggris, meskipun di Afrika dan
Asia cukup tinggi angka kejadiannya, yaitu penyebab utama keputihan. Prevalensi
hingga 35% telah ditemukan beberapa bagian Afrika, dimana itu adalah biasanya yang
paling umum pada infeksi menular seksual (IMS). Trichomonas vaginalis jika tidak
ditangani akan sering mengalami gejala. Keluhan yang paling umum adalah keputihan
berwarna kehijauan, berbusa, berbau busuk dan memiliki pH 4-4,5. Tanda dan gejala
lainnya termasuk gatal pada vulva dan vagina.
6) Gardenerella
Gardenerella menyebabkan peradangan liang senggama yang tidak spesifik
dan kadang-kadang dianggap sebagai bagian dari jasad renik normal dalam liang
senggama akibat kerapnya ditemukan. Kuman ini biasanya mengisi penuh sel-sel
epitel liang senggama dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue cell.
Gardenerella menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin
yang menimbulkan bau amis yang tidak sedap seperti ikan. Cairan liang senggama ini
tampak berwarna keabu-abuan (Djuanda, 2011).
7) Triponema Pallidium
Kuman tersebut merupakan penyebab penyakit kelamin yang terkenal dengan
sifilis. Penyakit ini pada perkembangannya dapat terlihat sebagai kulit-kulit kecil
diliang senggama dan bibir kemaluan dan disebut dengan kondiloma talata. Kuman ini
berbentuk spiral dan tampak bergerak aktif (Benson, 2009; Djuanda, 2011). Kaur dan
Kapoor (2014), keputihan patologis dapat dikarenakan oleh infeksi (terjadi karena
salah satu infeksi atau beberapa infeksi) dan yang tidak infeksi seperti akibat dari
alergi detergen, benda asing, preparat herbal, atau beberapa kanker.
Penyebab lain yang diutarakan oleh Kusmiran (2011) adalah kurangnya tentang
personal hygiene, memakai celana dalam yang ketat dari bahan sintesis, memakai
pantyliner (pembalut mini) dan jarang menggantinya, membilas vulva dengan arah
yang salah yaitu daria arah belakang ke depan. Penyebab lain seperti sering bertukar
celana dalam atau handuk dengan orang lain, kelelahan yang amat sangat, mengalami
stress, memakaim sembarang sabun untuk membersihkan vulva, tidak menjalani pola
hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olahraga, kurang tidur), stress,
lingkungan sanitasi yang kotor, sering berganti pasangan dalam berhubungan seksual,
frekuensi kehamilan, dan hormon yang tidak seimbang.
1.1.4 Patofisiologi
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang rentan terhadap infeksi, hal ini
karena batas antara uretra, anus dan vagina berdekatan sehingga kuman penyakit seperti
jamur, bakteri, parasit atau virus mudah masuk. Infeksi yang sering terjadi pada vagina
disebabkan karena ketidakseimbangnya ekosistem vagina, dimana ekosistem ini dipengaruhi
oleh 2 unsur, yaitu:
a. Estrogen yang berfungsi dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi
sel tubuh (glikogen).
b. Lactobacillus, yang membutuhkan glikogen sebagai nutrisi yang akan digunakan
untuk metabolisme pertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam
laktat yang menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan pH 3,8-4,2. Dengan
tingkat keasaman tersebut lactobacillus akan tumbuh subur sehingga bakteri pathogen
akan mati. Bila keseimbangan ekosistem terganggu menyebabkan tingkat keasaman
menurun sehingga vagina rentan terkena infeksi dan akhirnya menyebabkan fluor
albous yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keseimbangan ekosistem vagina antara lain kontrasepsi oral, DM,
antibiotik, darah haid, cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina, dan
gangguan hormon saat pubertas, kehamilan atau menopause. Meskipun banyak variasi
warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa dikatakan suatu yang normal,
tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai suatu infeksi, khususnya
disebabkan oleh jamur.
Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret
vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena
umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB. Lingkungan vagina yang
normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus acidophilus
dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain.
Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap
bakteri patogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen,
lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang
rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.
1.1.5 Gejala
Menurut Saydam (2012), gejala yang dapat diamati adalah cairan atau lendir yang
berwarna putih atau kekuning-kuningan pada vagina. Jumlah lendir ini bisa tidak begitu
banyak namun adakalanya banyak sekali. Kadang-kadang diikuti oleh rasa gatalyang amat
menggaggu kenyamanan wanita itu. Bisa saja cairan yang keluar dari vagina sedikit, jernih
dan tidak berbau. Namun adakalanya berbau tidak sedap. Jika cairan dari vagina berlebihan
keadaan tersebut biasanya sering disebut dengan keputihan. Selama kehamilan, menjelang
menstruasi, pada saat ovulasi, dan akibat dari rangsangan, vagina cenderung lebih banyak
cairan. Namun gejala tersebut masih dianggap normal dan biasa saja bagi wanita.
Ada beberapa gejala yang ditimbulkan oleh kuman penyakit yang berbeda-beda, yaitu
keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina, cairan ini
dapat encer atau kental, dan kadangkadang berbusa, mungkin gejala ini merupakan proses
normal sebelum atau sesudah menstrusasi pada wanita tertentu; pada penderita tertentu,
terdapapat rasa gatal yang menyertainya; biasanya keputihan yang normal tidak disertai rasa
gatal, keputihan juga dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya
lemah maupun sedang stress, sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim,
walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi (Manan, 2011).
1.1.6 Penatalaksanaan Leukhorrea
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan, sebaiknya penatalaksanaan
dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab
lain seperti kanker leher rahim, yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer,
berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Penatalaksanaan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau
parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses
infeksi ssuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan
biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi candida dan golongan
metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan
oral yaitu tablet, kapsul (Indriani, 2012).
Tindakan pencegahan secara non farmakologi atau dapat digunakan sebagai
pencegahan keputihan menurut Oxorn dan Forte (2010) adalah sebagai berikut:
a. Lendir normal tidak perlu diobati, tetapi dengan menjaga kebersihan dan mencegah
kelemaban yang berlebihan pada daerah organ kelamin terutana saat terjadi peninkatan
jumlah lendir normal. Bersihkan diri sebaik-baiknya setiap kali selesai buang air besar
dan cebok dengan arah muka ke belakang. Basuhlah secara secara rutin daerah
kewanitaan ketika mandi.
b. Menggunakan antiseptik yang sesuai dengan petunjuk dokter untuk membersihkan
vulva dari lendir keputihan yang berlebihan.
c. Melakukan perawatan pemeriksaan kesehatan organ intim 6 bulan sekali pada
wanita yang pernah melakukan hubungan seksual.
d. Melakukan deteksi dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan tes pap smear.
1.1.7 Komplikasi
a) Infeksi saluran kencing
b) Abses bartholini di bibir kemaluan
c) Peradangan rongga panggul
d) Gangguan haid
e) Kemandulan
f) Depresi

1.2 Diagnosa Keperawatan


SDKI
Risiko Infeksi D. 0142
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
Faktor Risiko :
1. Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)
2. Efek prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
a. Gangguan peristaltik
b. Kerusakan integritas kulit
c. Perubahan sekresi pH
d. Penurunan kerja siliaris
e. Ketuban pecah lama
f. Ketuban pecah sebelum waktunya
g. Merokok
h. Statis cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
a. Penurunan hemoglobin
b. Imununosupresi
c. Leukopenia
d. Supresi respon inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
Kondisi Klinis Terkait
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru obstruktif kronis
4. Diabetes melitus
5. Tindakan invasif
6. Kondisi penggunaan terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
SLKI
Tingkat Infeksi L.14137
Definisi : Derajat infeksi berdasarkan observasi atau sumber informasi
Ekspetasi : Menurun
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Kebersihan tangan 1 2 3 4 5
Kebersihan badan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5

Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Demam 1 2 3 4 5
Kemerahan 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Bengkak 1 2 3 4 5
Vesikel 1 2 3 4 5
Cairan berbau busuk 1 2 3 4 5
Sputum berwarna hijau 1 2 3 4 5
Drainase purulen 1 2 3 4 5
Pluria 1 2 3 4 5
Periode malaise 1 2 3 4 5
Periode menggigil 1 2 3 4 5
Letargi 1 2 3 4 5
Gangguan kognitif 1 2 3 4 5

Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Kadar sel darah putih 1 2 3 4 5
Kultur darah 1 2 3 4 5
Kultur urin 1 2 3 4 5
Kultur sputum 1 2 3 4 5
Kultur area luka 1 2 3 4 5
Kultur feses 1 2 3 4 5

SIKI I.12406
Edukasi Pencegahan Infeksi
Definisi : mengajarkan pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien berisiko
Tindakan
Observasi
- Periksa kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi dan
pencegahan resiko infeksi di rumah sakit maupun di rumah
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi fokal dan sistemik
- Informasikan hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Leukosit, WBC)
- Anjurkan mengikuti tindakan pencegahan sesuai kondisi
- Anjurkan membatasi pengunjung
- Ajarkan cara merawat kulit pada area yang edema
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan kecukupan nutrisi, cairan dan istirahat
- Anjurkan kecukupan mobilisasi dan olahraga sesuai kebutuhan
- Anjurkan latihan napas dalam dan batuk sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengelola antibiotik sesuai resep
- Ajarkan cara mencuci tangan
- Ajarkan etika batuk

SIKI I.14539
Pencegahan Infeksi
Definisi : mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
___________________________________________________________________________
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
(PADA KASUS GINEKOLOGY)

NAMA MAHASISWA : Elsha Patresia Nayomi


NIM : 01.3.21.00483
RUANG :-

Tanggal masuk RS : 17 November 2021


Nomor Rekam Medis : -
Diagnosa masuk : Flour Albus
Tanggal Pengkajian : 17 November 2021
Jam : 08.00

PENGKAJIAN
A. Data Subyektif IDENTITAS (BIODATA)

a. Nama Pasien : Ny. D j. Nama Suami : Tn. S


b. Umur : 27 tahun k. Umur : 25 tahun
c. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia l. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
d. Agama : Islam m. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA n. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Buruh Pabrik o. Pekerjaan : Swasta
g. Penghasilan :- p. Penghasilan :-
h. Alamat kantor :- q. Alamat kantor :-
i. Alamat rumah : Wates RT 31/VIII r. Alamat rumah : Wates RT 31/VIII
Sidodadi, Masaran, Sragen Sidodadi, Masaran, Sragen
STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan mengalami keputihan sejak setahun yang lalu dan seminggu ini
sering keluar lendir kental berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan merasa gatal
pada alat kelaminnya serta merasa anyang-anyangan dan panas saat buang air kecil
2. Alasan kunjungan ke rumah sakit
Ibu dating ke poliklinik obgyn dengan keluhan mengalami keputihan sejak 1 tahun
yang lalu dan 1 minggu ini sering keluar lendir

Timbulnya keluhan : ( √ ) bertahap ( ) mendadak


RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : Ibu mengatakan haid pertama saat umur 12 tahun.
Haid Sebelumnya : Ibu mengatakan siklus haid 30 hari
Lama : Ibu mengatakan lamanya 7 hari
Banyaknya : Ibu mengatakan 2 kali ganti pembalut
HPHT : tidak terkaji
Lama : tidak terkaji
Banyaknya : tidak terkaji
HPL/HTP : tidak terkaji
Siklus : teratur
Teratur/Tidak : teratur
Disminorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri saat
haid.
Flour albus : tidak terkaji Jumlah :-
Warna/bau : putih keruh

b. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :


Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Umur Pe Perd
N Peno Peny Lase Infe Pj
Thn Kehamil ny Jenis ara Jenis BB
o long ulit rasi ksi
an ulit han

Norm Bida
1. 2008 9 bln - - - - - P - -
al n

2. Riwayat Keluarga Berencana


Melaksanakan KB : ( ) ya ( √ ) tidak
Bila ya jenis kontrasepsi apa yang pernah atau sedang digunakan : -
3. Riwayat Kesehatan / Riwayat Penyakit
a. Penyakit yang pernah dialami ibu :
Flu, demam dan operasi
b. Pengobatan yang didapat :
-
c. Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit diabetes mellitus
( ) Penyakit jantung
( ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya, Sebutkan: tidak ada
d. Riwayat Lingkungan
a) Kebersihan :
Pasien mengatakan lingkungan di rumahnya bersih dan di belakang rumah
pasien terdapat kandang ayam
b) Bahaya :
Pasien mengatakan tidak ada bahaya di sekitar lingkungannya
c) Lainnya sebutkan: -

e. Aspek Psikososial (Imogene M. King)


a) Ideal diri:
Pasien mengatakan ia berharap semoga cepat sembh
b) Gambaran diri:
Pasien mengatakan bahwa bahwa dirinya cukup baik
c) Identitas diri:
Pasien mengatakan bahwa saat ini ia menyadari bahwa dirinya sedang sakit
d) Harga diri:
Pasien menyakini bahwa sakit yang dialaminya tidak akan memperburuk
kondisinya
e) Peran diri:
Pasien sebagai seorang istri
f. Fungsi Peran (Imogene M. King)
a) Pengambilan keputusan :
Pasien mengatakan suaminya yang mengambil setiap keputusan
b) Hubungan pasien dengan keluarga
Pasien mengatakan keluarganya ada yang berkunjung pada saat ia dirawat
dirumah sakit

c) Hubungan dengan pasangan (suami)


Pasien mengatakan suaminya selalu mendampinginya dirumah sakit
d) Hubungan pasien dengan pasien lain
Pasien mengatakan tidak berhubungan dengan pasien lain dikarenakan ia
sendiri diruangannya
e) Hubungan pasien dengan perawat dan tenaga kesehatan lain.
Pasien mengatakan perawat selalu membantu pasien Ketika ada yang ia
butuhkan
f) Peran Konsultasi kesehatan :
Pasien mengatakan sering konsul Kesehatan dengan dokter
g) Jenis pertolongan yang diinginkan :
Tidak terkaji
h) Peran Spiritual:
Pasien mengatakan bahwa ia beragama islam

4. Kebutuhan Dasar Khusus


a. Pola Nutrisi
a) Frekuensi makan:
Dirumah : 3-4 x/hari dengan porsi penuh
Dirumah sakit : 3-4 x/hari dengan porsi sedang
b) Nafsu makan : (√ ) baik ( ) tidak nafsu makan, alasan: -
c) Jenis makanan rumah :
Di rumah : Nasi, lauk, sayur
Di rumah sakit : nasi, lauk sayur
d) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan :
Pasien mengatakan tidak ada alergi maupun pantangan
b. Pola Eliminasi
BAK
a) Frekuensi : lebih 5 x/hari
b) Warna : kuning
c) Keluhan saat BAK : anyang-anyangan dan merasa panas saat
buang air kecil
BAB
a) Frekuensi : 1 x/hari
b) Warna : kuning kecokelatan
c) Bau : khas
d) Konsistensi : lunak
e) Keluhan : tidak ada keluhan
c. Pola Personal Hygiene
Mandi
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Sabun : ( √ ) ya ( ) tidak
Oral Higyene
a) Frekuensi : 2 x/hari
b) Waktu : (√ ) Pagi ( ) Sore ( ) Setelah makan
Cuci rambut
a) Frekuensi : 1 x/hari
b) Shampo : (√ ) ya ( ) tidak
d. Pola Istirahat dan Tidur
a) Lama tidur : ± 8 jam/ hari, siang : 1 jam, malam: 7 jam
b) Kebiasaan sebelum tidur :
Pasien mengatakan tidak ada kegiatan sebelum tidur
c) Keluhan :
Tidak ada keluhan
e. Pola aktifitas dan latihan
a) Kegiatan dalam pekerjaan : pasien melakukan pekerjaan buruh pabrik
b) Waktu bekerja : 8 jam
c) Olah raga: ( ) ya (√ ) tidak
Jenisnya : -
Frekuensi : -
d) Kegiatan waktu luang : pasien menonton TV
e) Keluhan dalam aktifitas : Pasien mengatakan merasa terganggu
f. Pola Kebiasaan Yeng Mempengaruhi Kesehatan
a) Merokok : -
b) Minuman keras :-
c) Ketergantungan obat : -
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Pasien tampak tenang
Kesadaran : Composmentis (GCS = 4-5-6)

Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt Suhu : 36,7 0 C
Berat badan : 37 kg TB : 150 cm
c. Kepala
a) Bentuk:
Simetris, tidak ada benjolan
b) Rambut:
Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
c) Kulit kepala:
Tidak berketombe
d) Keluhan:
Tidak ada.
d. Mata
a) Kelopak mata : simetris, tidak ada pembekakan
b) Konjunctiva : Inspeksi = Anemis
c) Sklera : Inspeksi = Putih, tidak ada ikterik dan juga kemerahan
a) Pupil : Inspeksi = Isokor, reflek positif
b) Akomodasi : tidak terkaji
c) Keluhan : tidak ada keluhan
b. Hidung : Inspeksi = bentuk hidung simetris, tidak terdapat polip
dan tidak ada secret
a) Reaksi alergi : tidak ada
b) Sinus : Palpasi = tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus
c) Keluhan : tidak ada keluhan
c. Telinga :
Inspeksi = Telinga simetris antara kanan dan kiri, bersih, tidak terdapat banyak
serumen pada telinga kanan dan kiri, tidak ada perdarahan pada telinga
Palpasi = tidak ada nyeri tekan pada tragus
e. Mulut dan Tenggorokan
a) Rongga mulut: : mukosa mulut kering, warna mukosa mulut kebiruan, Tampak
bersih, tidak terdapat stomatitis
b) Lidah : warna lidah merah muda, tidak terdapat stomatitis, lidah bersih
c) Tonsil : warna tonsil tidak hiperemi/kemerahan, tidak ada peradangan
dan pembesaran tonsil
d) Kesulitan menelan: tidak ada kesulitan menelan
f. Dada dan Axilla
a) Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada
b) Palpasi: vocal vremitus : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :-
JANTUNG
Inspeksi = Tampak Ictus Cordis di ICS V Midclavicula
Palpasi = Teraba Ictus Cordis di ICS V Midclavicula
Perkusi = Pekak
Auskultasi = terdengar suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat suara
jantung tambahan seperti gallop, irama jantung regular
PARU-PARU
Inspeksi = Pergerakan dinding dada saat inspirasi dan ekspirasi simetris antara
paru-paru kanan dan kiri, tidak ada retraksi dinding dada saat bernafas
Palpasi = taktil/vocal fremitus antara paru-paru kanan dan kiri teraba simetris
Perkusi = Sonor
Auskultasi = Suara paru normal, dan tidak ada suara napas tambahan
g. Abdomen
a) Auskultasi : bising usus 12 kali permenit
b) Inspeksi : Bentuk dada mengikuti gerakan napas, tampak luka operasi tertutup
verband dengan panjang ±15 cm, luka nampak masih basah, tidak ada tanda –
tanda REEDA seperti : kemerahan, tidak bengkak, tidak nampak adanya
bintik – bintik merah pada luka, tidak ada PUS
c) Palpasi : Post Op hari I Tinggi fundus uteri setinggi pusat, nyeri tekan
didaerah bekas operasi, kontraksi uterus baik.
d) Perkusi : tympani
h. Genito urinary
a) Perineum/vulva:
Inspeksi = perineum bersih, tidak terdapat peradangan, tidak Terdapat
pengeluaran lokhea ablican, vuva bersih
b) Vesika urinaria: tidak terpasang kateter
i. Integumen
a) Turgor kulit : baik
b) Warna kulit : sawo matang
c) Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada
d) Lainnya sebutkan: capillary refill time (CRT): 2 detik
j. Ektremitas
a) Tangan kiri : tidak terkaji
b) Tangan kanan : tidak terkaji
c) Kaki kiri : tidak terkaji
d) Kaki kanan : .tidak terkaji
Nilai MMT =
5 5
5 5
a)
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium:
Hb :
Leukosit : .........
Hematokrit : .........
Netrofil : ...........
Limfosit : .............
b. Terapi yang didapat:
............................................................................................................................... .
..............................................................................................................................
............................................................................................................................... .
..............................................................................................................................

Kediri, 18 November 2021


Mahasiswa

Elsha Patresia Nayomi


ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Ny. D


UMUR : 27 tahun
NO. REGISTER : -

DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH KEPERAWATAN


DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO (P)

Ketidakadekuatan Risiko Infeksi
pertahanan tubuh primer (D. 0142)
DS : Pasien mengatakan
(perubahan sekresi pH)
mengalami keputihan sejak
setahun yang lalu dan seminggu
ini sering keluar lendir kental
berlebihan, berwarna putih keruh,
berbau dan merasa gatal pada alat
kelaminnya serta merasa anyang-
anyangan dan panas saat buang
air kecil
DO : Pasien tampak tidak nyaman
TTV
S : 36,7 C
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
TD : 100/70 mmHg
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. D


UMUR : 27 tahun
NO. REGISTER : -
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1. 17 November 18 November Mhs. Elsha
2021 2021
Risiko Infeksi berhubungan
dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer
(perubahan sekresi pH) yang
ditandai dengan Pasien
mengatakan mengalami
keputihan sejak setahun yang
lalu dan seminggu ini sering
keluar lendir kental berlebihan,
berwarna putih keruh, berbau
dan merasa gatal pada alat
kelaminnya serta merasa
anyang-anyangan dan panas saat
buang air kecil. Pasien tampak
tidak nyaman. TTV S : 36,7 C N
: 80 x/mnt R : 20 x/mnt TD :
100/70 mmHg
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. D


UMUR : 27 tahun
NO. REGISTER : -

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Risiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan tubuh primer (perubahan sekresi pH)

1. SIKI : Tingkat Infeksi

a. Demam 5 Dipertahankan/ditingkatkan pada 5/5


b. Kebersihan tangan 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 3/5
c. Kebersihan badan 4 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5
d. Nafsu makan 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 3/5
e. Sputum berwarna hijau 2 Dipertahankan/ditingkatkan pada 2/5
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. D


UMUR : 27 tahun
NO. REGISTER : -

NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN (SIKI)
1. 1. Periksa kesiapan dan 1. Memeriksa kesiapan
kemampuan dan kemampuan
Risiko Infeksi berhubungan
menerima informasi menerima informasi
dengan ketidakadekuatan
2. Jelaskan tanda dan 2. Menjelaskan tanda
pertahanan tubuh primer
gejalan infeksi fokal dan gejalan infeksi
(perubahan sekresi pH) yang
dan sistematik fokal dan sistematik
ditandai dengan Pasien
3. Anjurkan mengikuti 3. Menganjurkan
mengatakan mengalami
tindakan pencegahan mengikuti tindakan
keputihan sejak setahun yang
sesuai kondisi pencegahan sesuai
lalu dan seminggu ini sering
4. Anjurkan cara kondisi
keluar lendir kental
kecukupan nutrisi, 4. Menganjurkan cara
berlebihan, berwarna putih
cairan, dan istirahat kecukupan nutrisi,
keruh, berbau dan merasa
cairan, dan istirahat
gatal pada alat kelaminnya
serta merasa anyang-
anyangan dan panas saat
buang air kecil. Pasien
tampak tidak nyaman. TTV S
: 36,7 C N : 80 x/mnt R : 20
x/mnt TD : 100/70 mmHg
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. D


UMUR : 27 tahun
NO. REGISTER : -

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1. DX1 17 Nov 2021 1. Periksa kesiapan dan Mhs. Elsha
07.30 kemampuan menerima
informasi
2. Jelaskan tanda dan gejalan
08.30 infeksi fokal dan sistematik
3. Anjurkan mengikuti tindakan
09.00 pencegahan sesuai kondisi
4. Anjurkan cara kecukupan
09.30 nutrisi, cairan, dan istirahat

2. 18 Nov 2021 1. Periksa kesiapan dan Mhs. Elsha


07.30 kemampuan menerima
informasi
2. Jelaskan tanda dan gejalan
08.30 infeksi fokal dan sistematik
3. Anjurkan mengikuti tindakan
09.00 pencegahan sesuai kondisi
4. Anjurkan cara kecukupan
09.30 nutrisi, cairan, dan istirahat
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Ny. D


UMUR : 27 tahun
NO. REGISTER : -
NO NO DX JAM EVALUASI TTD
1. Dx.1 17 Nov S : Pasien mengatakan mengalami keputihan sejak Mhs. Elsha
20021 setahun yang lalu dan seminggu ini sering keluar
lendir kental berlebihan, berwarna putih keruh,
berbau dan merasa gatal pada alat kelaminnya serta
merasa anyang-anyangan dan panas saat buang air
kecil.
O : Pasien tampak tidak nyaman. TTV S : 36,7 C
N : 80 x/mnt R : 20 x/mnt TD : 100/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan!

2. 18 Nov S : Pasien mengatakan mengalami keputihan sejak Mhs. Elsha


2021 setahun yang lalu dan seminggu ini sering keluar
lendir kental berlebihan, berwarna putih keruh,
berbau dan merasa gatal pada alat kelaminnya serta
merasa anyang-anyangan dan panas saat buang air
kecil.
O : Pasien tampak tidak nyaman. TTV S : 36,5 C
N : 82 x/mnt R : 20 x/mnt TD : 110/80 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan!
DAFTAR PUSTAKA

1. Amelia K., Hanny H. (2005). Buku Panduan Keterampilan Dasar Profesi


Keperawatan. Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi
UI.

2. Harkreader, H., Hogan M.A., Thobaben M. (2007). Fundamentals of Nursing


Caring and Clinical Judgement. Canada: Elsevier.
3. Kozier, B., Erb, G., Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:
Concepts, Process, and Practice.
4. Lynn P. (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed.
5. NANDA International (2012). Nursing diagnosis: Definition and classification
2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell.
6. Potter, PA. & Perry, A.G. (2009). Potter & Perry’s fundamentals of nursing (7th
ed). Sydney: Mosby

Anda mungkin juga menyukai