PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, metal, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi-fungsinya dan prosesnya
(Widyastuti, 2009).
Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada kesehatan organ intimnya.
Tentu kita perlu sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu
hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada
daerah sekitar vagina. Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila
tidak dijaga dapat terganggu keseimbangannya. Bila hal ini terjadi, maka akan timbul
gangguan dan keluhan pada daerah tersebut, salah satu gejala adanya gangguan adalah
timbulnya keputihan (Manuaba, 2009).
Keputihan merupakan istilah lazim digunakan oleh masyarakat untuk menyebut
penyakit kandidiasis vaginal yang terjadi pada daerah kewanitaan. Penyakit keputihan
merupakan masalah kesehatan yang spesifik pada wanita. Sebanyak 505 pelajar putrid
disekolah menengah dan perguruan tinggi pernah mengalami keputihan ketika berusia
kurang dari 25 tahun (Nenk, 2009).
Keputihan bisa dikategorikan normal yaitu berkaitan dengan siklus menstruasi, yang
terjadi menjelang ataupun setelah menstruasi atau bisa juga keluar saat kita sedang
mengalami stress atau kelelahan. Tetapi ada juga jenis keputihan akibat suatu gangguan
seperti infeksi parasit, bakteri, jamur atau virus pada vagina. Biasanya keputihan jenis
ini bisa bervariasi dalam warna, berbau, dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau
terbakar disekitar vagina (Manuaba, 2009).
B. Tujuan
Untuk mengetahui secara umum tentang kesehatan reproduksi pada daerah organ intim
wanita, sehingga dapat mengetahui tindakan atau pencegahan apa yang sebaiknya
dilakukan untuk menjaganya dari berbagai infeksi penyakit seperti leukorea.
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi pada By. Ny. L
umur 25 t P1A0 dengan Flouro Albus ( Keputihan).
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian/pengumpulan data dasar pada By. Ny. L
umur 25 t P1A0 dengan Flouro Albus ( Keputihan) baik data subyektif
maupun data obyektif.
b. Mampu merumuskan diagnose dan atau masalah pada pada By. Ny. L
umur 25 P1A0 dengan Flouro Albus ( Keputihan).
c. Mampu mengidentifikasi diagnos/masalah potensial pada pada By. Ny. L
umur 25 P1A0 dengan Flouro Albus ( Keputihan).
d. Mampu mengidentifikasi /menetapkan kebutuhan yang memerlukan
tindakan penanganan segera pada By. Ny. L umur 25 P1A0 dengan
Flouro Albus ( Keputihan)..
e. Mampu menentuan perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada By.
Ny. L umur 25 P1A0 dengan Flouro Albus ( Keputihan)..
f. Mampu melakukan tindakan yang telah direncanakan untuk bayi baru
lahir pada By. Ny. L umur 25 P1A0 dengan Flouro Albus ( Keputihan)..
g. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah pada By. Ny. L umur 25
P1A0 dengan Flouro Albus ( Keputihan).
C. Manfaat
Dapat menerapkanilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan pada Ibu Usia Reproduksi dengan Leukorea
Abnormal, Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi
dengan pendokumentasian SOAP dengan benar. Memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menerapkan ilmu pengetehuan yang diperoleh dari institusi yang
berkaitan dengan manajemen kebidanan khususnya dengan dokumentasi SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. L P1A0 umur 25
tahun dengan gangguan system reproduksi Leukhorea, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Pada pengkajian Ny.L dengan gangguan system reproduksi Leukhorea
didapatkan data subyektif dan obyektif. Data subyektif diperoleh dari hasil
wawancara pasien, dimana keluhan utama adalah ibu datang ke Puskesmas
dengan keluhan mengalami keputihan sering keluar lender dan merasa sedikit
gatal pada alat kelaminnya, sedangkan data obyektif diperoleh dari pemeriksaan
fisik yaitu keadaan umum baik, Tekanandarah 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit,
Respirasi 24 x/menit, Suhu 36,5°C, pada pemeriksaan fisik didapat tidak ada
kemerahan, lembab, cairan berwarna putih, tidak ada erosi, tidak ada benjolan,
berbau khas.
Dalam analisa data didapatkan diagnose pada Ny. Ny. L P1A0 umur 25 tahun
dengan leukhore fisiologis.
Pada kasus Ny. L dengan keputihan fisiologis, tidak ditemukan diagnosa
potensial berupa infeksi vagina karena tidak ada gejala yang mengarah pada
infeksi vagina seperti adanya nyeri, panas, merah, bengkak dan kerusakan
jaringan pada vagina.
Pelaksanaan dalam asuhan kebidanan pada kasus Ny. L dengan keputihan
fisiologis ini dapat dilakukan sesuai dengan perencanaan.
B. Saran
Pasien diharapkan setelah ini bisa lebih mengerti tentang kesehatan
reproduksi dan mengenali adanya tanda – tanda infeksi khususnya pada daerah
kewanitaannya. Pasien mempunyai hak untuk menanyakan sejelas jelasnya
tentang hal-hal yang berhubungan dengan keadaan keputihan yang
dialaminya sekarang kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
Sebaiknya profesi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
khususnya dalam asuhan kebidanan ibu dengan gangguan sistemr eproduksi
Leukhorea lebih difokuskan lagi karena masih banyak kasus Leukhorea yang
dianggap sepele, yang bahkan hal tersebut sebenarnya memberikan gambaran
mengenai gejala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ety, Sukaryati. Dkk. 2011. Senam Hamil, Senam Nifas dan Terapi. Jakarta: Trans Info
Media
Handayani, Tri Asih. (2008). Memberantas dan mengobati keputihan,
http://sangwanita.blogspot.com. Di akses 28 Juli 2016
Hidayat, A.A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Cetakan Ketiga. Jakarta:
SalembaMedika
Imamah, S.N. 2012. Asuhan Kebidanan Suspect Karsinoma Uteri. Jakarta
Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo. Sianturi, M.H. 2004.
Keputihan. Jakarta : FKUI
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam.2009. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Purwantiastuti, (2004). Penyakit terapi dan obatnya. Intisari Mediatama.
Sallika,NS. 2010. Serba-serbi Kesehatan Perempuan. Cetakan ke-2.
Tana, Susilawati. 2008. Infeksi Menular Seksual. Yogyakarta: Pusat Stud Kependudukan
Dan Kebijakan UGM KerjaSamaDengan Ford Foundation
Varney, H. 2009. Manajemen Kebidanan. Jakarta: EGC
2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Widyastuti, yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo