Di Susun Oleh:
NIM : 2008047
Kelompok : V
FLOUR ALBUS
A. KONSEP DASAR TEORI
1. Definisi
ditandai dengan keluarnya cairan dari alat kelamin wanita yang tidak
berupa darah di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai
laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan. Hal ini dapat tampak pada
perempuan yang terangsang pada waktu senggama atau saat masa subur
bawah. Jika seseorang mengalami hal seperti itu, maka orang tersebut
harus segera berobat ke dokter. Pengobatan akan disesuaikan dengan
gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula
disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau
2. Etiologi
(Human papilloma virus). Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni,
vagina meningkat.
menyebar.
timbul keputihan.
d. Stress
e. Alergi
f. Infeksi
1) Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan
248)
4) Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu dari anus ke arah
depan vagina
8) Mengalami stres
11)Tidak menjalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah
13) Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas, jamur yang
3. Manifestasi Klinis
dan biasa terjadi pada kehamilan, penderita diabetes dan akseptor pil
KB.
3) Keputihan / Flour Albus yang disertai nyeri perut di bagian bawah atau
4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat
6) Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel -sel mati,
4. Patofisiologi
mengganggu. Masalah baru ketika kondisi asam ini turun alias lebih besar
pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45%
2012).
5. Pathways
6. Pemeriksaan Penunjang
ovulasi, serta kehamilan. Selain itu, tindakan ini juga harus ditunjang oleh
1. Pemeriksaan langsung
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan darah
4. Pemeriksaan spekulum
disebut spekulum. Dengan alat ini bisa dilihat saluran vagina dan leher
putih. Juga bisa terlihat bila ada benda asing yang tinggal di saluran
(Dalimartha, 2002).
3. Pemeriksaan biopsi
7. Komplikasi
prematur (Kasdu, 2008). Selain itu infeksi oleh kuman atau bakteri yang
Seksual (IMS), hal ini begitu buruk bagi remaja putri yang kelak akan
(BKKBN, 2012)
8. Pencegahan
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat
4) Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu
6) Hindari penggunaan bedak talcum, tisu atau sabun dengan pewangi pada
9. Penatalaksanaan
kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga
Flour Albus tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau
dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang
dioleskan dan vulva yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga ringan, istirahat cukup,
3) Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering
dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang
berkembang biak.
4) Biasanya membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang.
mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu
6) Hindari penggunaan bedak talk, tisu atau sabun dengan pewangi pada daearah
1. Pengkajian Fokus
a. Identitas
b. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
keluhan haid)
f. Riwayat Obsetri
Kehamilan Klmn
6. Riwayat Keluarga Berencana
7. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
8. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
b. Tekanan Darah
c. Nadi
d. Pernafasan
e. Suhu tubuh
f. Berat badan
g. Tinggi Badan
h. LILA
i. Kepala
j. Mata
k. Hidung
l. Telinga
m. Mulut
n. Leher
o. Dada
p. Paru, Jantung
q. Perut
r. Genitalia
s. Ekstrimitas
t. Kulit
9. Data Penunjang
12. Diit
tahun 2018 :
Definisi
Batasan karakteristik
DS :
- Mengeluh nyeri
DO :
- Tampak meringis
- Gelisah
- Sulit tidur
- Menarik diri
- Diaforesis
Faktor penyebab
neoplasma)
ancaman.
Batasan karakteristik
DS :
- Merasa bingung
- Sulit berkosentrasi
- Mengeluh pusing
- Anoreksia
DO :
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Sulit tidur
- Tremor
- Suara bergetar
- Sering berkemih
Faktor penyebab
- Krisis situasional
- Krisis maturasional
- Penyalahgunaan zat
Definisi
Suhu tubuh meningkat diatas normal.
Batasan karakteristik
DS : -
DO :
- Kulit merah
- Kejang
Faktor penyebab
- Dehidrasi
- Respon trauma
- Penggunaan inkubator
Definisi
- Perubahan sirkulasi
- Penurunan mobilitas
- Terapi radiasi
- Kelembaban
- Proses penuaan
- Neuropati perifer
- Perubahan pigmentasi
- Perubahan hormonal
Berikut ini adalah tujuan dan kriteria hasil serta intervensi keperawatan
Tujuan &
Keperawatan
1 Nyeri akut D.0077 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan Observasi
menurun - Identifikasi
menurun - Identifikasi
menurun - Identifikasi
depresi analgetik
(tertekan) Terapeutik
menurun terbimbing,
menurun bermain)
- Muntah pencahayaan,
menurun kebisingan)
membaik nyeri
membaik - Anjurkan
membaik menggunakan
(L.08066) nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
(I.08238)
2 Ansietas D.0080 Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
tindakan Observasi
- Verbalisasi mengambil
kebingungan keputusan
gelisah menumbuhkan
menurun kepercayaan
- Keluhan memungkinkan
- Palpitasi - Gunakan
pernapasan meyakinkan
menurun memberikan
menurun - Motivasi
- Diaforesis mengidentifikasi
menurun - Diskusikan
membaik Edukasi
membaik diagnosi,
- Orientasi pengobatan dan
membaik prognosis
- Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
- Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
(I.09314)
Terapi relaksasi
Observasi
- Identifikasi
penurunan tingkat
energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi,
yang mengganggu
kemampuan
kognitif
- Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
- Identifikasi
kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi
- Monitor respon
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan
lingkungan yang
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
- Berikan infirmasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
anageltik atau
tindakan medis
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
yang tersedia
(misalnya musik,
meditasi, nafas
dalam, relaksasi
otot progresif)
- Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
- Demonstrasikan
relaksasi (misalnya
nafas dalam,
peregangan atau
imajinasi
terbimbing)
(I.09326)
3 Hipertermia D.0130 Setelah dilakukan Manajemen
tindakan Hipertermia
keperawatan Observasi
selama 3 X 24 - Identifikasi
diharapkan hipertermia
- Kejang urine
menurun Terapeutik
- Konsumsi - Sediakan
menurun dingin
menurun mengalami
- Takipnea hiperhidrosis
- Bardikardi - Lakukan
menurun pendinginana
membaik aspirin
- Pengisian Edukasi
- Ventilasi Kolaborasi
membaik - Kolaborasi
(I.15506)
Regulasi
Temperatur
Observasi
jika perlu
- Monitor tekanan
darah, frekuensi
suhu kulit
gejala hipotermia
atau hipertermia
- Terapeutik
- Pasang alat
pemantau suhu
- Tingkatkan asupan
yang adekuat
mencegah
kehilangan panas
- Masukkan bayi
BBLR segera
setelah lahir
(misalnya bahan
polyethinlene,
polyurethane)
untuk mecegah
kehilangan panas
- Tempatkan bayi
baru lahir di bawah
radiant warmer
- Pertahankan
kelembaban
lebih untuk
mengurangi
kehilangan panas
karena proses
evaporasi
sesuai kebutuhan
- Hangatkan terlebih
dahulu bahan -
dengan bayi
(misalnya selimut,
kain bendongan,
stetoskop)
- Hindari meletakkan
bayi di dekat
di area aliran
pendingin ruangan
- Gunakan matras
penghangat, selimut
hangat dan
penghangat ruangan
untuk menaikkan
perlu
- Gunakan kasur
pendingin, water
circulating
intravascular
cooling
catheterization
untuk menurunkan
suhu tubuh
- Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
- Edukasi
- Jelaskan cara
pencegahan heat
stroke
- Jelaskan cara
pencegahan
hipotermi karena
terpapar udara
dingin
- Demonstrasikan
teknik perawatan
metode kanguru
BBLR
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antipiretik, jika
perlu
(I.14578)
4. Resiko D.0139 Setelah dilakukan Perawatan
meningkat sirkulasi,
meningkat lingkungan
meningkat mobilitas)
- Perfusi Terapeutik
- Kerusakan baring
menurun kering
membaik - Anjurkan
- Sensasi menggunakan
membaik pelembab
membaik serum)
membaik - Anjurkan
(L.14125) meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan
sayur
- Anjurkan
menghindari
paparan suhu
ekstrim
- Anjurkan
menggunakan tabir
30 saat berada
diluar rumah
- Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya
(I.11353)
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Penanggung jawab :
Nama : Tn. A
Umur : 26 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
1. Keluhan Utama
disertai gatal - gatal sejak dua hari yang lalu. Upaya dilakukan klien
menggunakan air.
5. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat haid
b. Riwayat Obsetri
Klien mandi 2 kali sehari namun kadang jika sibuk klien hanya
n. Pola nutrisi
Sebelum sakit:
Klien makan 3 kali kadang 2 kali sehari. Klien makan nasi ikan
dan lauk pauk. Kadang klien makan cemilan seperti roti, gorengan
dan snek.
Saat sakit;
Klien makan 3 kali kadang 2 kali sehari. Klien makan nasi ikan
dan lauk pauk. Kadang klien makan cemilan seperti roti, gorengan
dan snek.
o. Pola eliminasi
Pola BAB
Sebelum sakit :
Saat sakit:
Pola BAK
Sebelum sakit:
Saat sakit:
tidak biasa melakukan kegiatan olahraga. Keadaan klien saat ini tidak
pagi.
Saat sakit:
Klien tidur 6 jam sehari. Klien tidur jam 11 malam bangun jam 5
pagi.
diajukan perawat.
akhir bulan. Lama haid empat hari. Klien merasakan sedikit nyeri
a. Persepsi diri
Klien berharap setelah menjalani perawatan klien dapat
b. Konsep diri
2) Identitas
3) Harga diri
klien.
Composmentis
Vital Sign
Nadi : 85 X/menit
Pernafasan : 17 X/menit
Suhu tubuh : 37 OC
BB : 40 Kg
TB : 145 cm
LILA :
saat di beri cahaya. Konjugtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
Hidung : Keadaaan hidung klien bersih, tidak ada sekret, tidak ada
menggunakan alat bantu dengar, tidak ada serumen, tidak ada infeksi,
Leher :Posisi trakea normal, tidak ada benjolan dan tidak ada
pembesaran tonsil.
Dada
Jantung
tidak tampak.
Paru- paru
Perut
Ekstrimitas
a. Inspeksi kuku
Warna kuku putih bersih, tidak ada oedema, tidak ada luka,
b. Capilarry refill
5 5
5 5
Kulit : Keadaan kulit klien bersih dan lembab, warna kulit putih,
B. ANALISA DATA
Kode
jam
Selasa, DS: D.0074 Gangguan Candida Marniati
Jam : tidak
08.00 nyaman
- Merasa
gatal
- Klien
mengeluh
keluar
cairan
berwarna
kuning
dari vagina
dan berbau
busuk
DO:
- Klien
tampak
gelisah
Selasa, DS: D.0080 Ansietas Kurang Marniati
Jam : dengan
08.15 penyebab
dan
penanganan
keputihan
- Merasa
khawatir
dengan
akibat dari
kondisi
yang
dihadapi
DO:
- Tampak
gelisah
TTV
- TD:
110/80
mmHg
- SB: 37 OC
- N :
73X/menit
- R :
17X/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
dengan mengeluh tidak nyaman, merasa gatal, keluar cairan banyak dari
dengan merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Perawatan menggunakan
kebutuhan membersihkan
meningkat area
kewanitaan
- Anjurkan klien
untuk tidak
menggunakan
sabun dengan
pewangi
- Anjurkan klien
untuk
mengganti
celana dalam
jika basah
Selasa, Ansietas Setelah Observasi Marniati
akibat - Identifikasi
menurun relaksasi
- Perilaku - Anjurkan
gelisah mengulangi
menurun atau melatih
teknik relaksasi
yang diajarkan
Edukasi
- Edukasi
tentang Flour
albus
(keputihan)
E. IMPLEMENTASI
Diagnosa
m n
Hari ke Gangguan - Mengidentifika DS: Marniat
tidak kuning
berwarna sesekali
kewanitaan
- Klien tampak
gelisah
DS:
- Memberikan - Klien
sirih ramuan
herbal
DO:
- Klien
menghabiska
n ramuan
herbal yang
diberikan
perawat
- Menganjurkan DS:
DS:
- Menganjurkan Klien
DO:
Klien tampak
memasak air
hangat
- Menganjurkan DS:
tidak mengiyakan
menggunakan DO:
sabun dengan -
pewangi
- Menganjurkan
mengganti Klien
merasa cemas
merasa mmHg
khawatir - SB: 37 OC
dengan - N :
dihadapi,
tampak
i teknik Klien
digunakan merilekskan
jalan - jalan
DO: -
DS:
- Menciptakan -Klien
tenang lingkungan
nyaman
DO:
Lingkungan
tampak nyaman
DS:
- Mengajarkan Klien
kecemasan DO:
Klien
melakukan
teknik relaksasi
nafas dalam
dengan dipandu
oleh perawat
- Mengidentifikas DS:
i respons Klien
rileks
DO:
Klien tampak
cemas
DS:
- Menganjurkan Klien
relaksasi yang
diajarkan saat
cemas DS:
- Klien
- Mengedukasi mengatakan
(pengertian, penjelasan
penanganan) keputihan
- Klien
mengatakan
sedikit lebih
lega karena
sudah tahu
penyebab dan
penanganan
dari keputihan
- Klien
mengatakan
sudah mulai
paham dengan
keputihan
DO:
- Klien
tampak lebih
rileks
- Klien
tampak
paham
- Klien dapat
menyebutkan
pengertian
dari
keputihan
- Klien dapat
menyebutkan
penyebab
dari
keputihan
dengan
diingatkan
kembali oleh
perawat
- Klien dapat
menyebutkan
empat dari
delapan
penanganan
keputihan
Hari ke Gangguan - Mengidentifika DS: Marniat
mengeluh sedikit
tidak berkurang
nyaman, - Klien
- Klien tampak
sesekali
menggaruk
daerah
kewanitaan
- Klien tampak
lebih tenang
- Memberikan
mau minum
ramuan
herbal
DO:
- Klien
menghabiska
n ramuan
herbal yang
diberikan
- Menganjurkan perawat
klien menjaga
mengiyakan
- Menganjurkan DO: -
klien untuk
menggunakan DS:
membasuh
vagina dengan
air hangat
- Menganjurkan DO: -
klien untuk
mengganti DS:
sudah
mengganti
celana dalam
dengan yang
kering
DO: -
Hari ke Ansietas - Mengobservasi DS: Marniat
bingung, mmHg
merasa - SB: 37 OC
khawatir - N :
dengan 73X/menit
kondisi yang
dihadapi,
tampak
mengurangi melakukan
kecemasan teknik relasasi
nafas dalam
sendiri
DO:
Klien
melakukan
teknik relaksasi
nafas dalam
secara mandiri
- Mengidentifikas
i respons DS:
relaksasi mengatakan
lebih rileks
DO:
Klien tampak
rileks
- Menganjurkan DS:
diajarkan saat
cemas
- Mengedukasi DS:
albus mengatakan
(keputihan) senang
(pengertian, mendapat
penanganan) tentang
keputihan
- Klien
mengatakan
sudah paham
dengan
keputihan
DO:
- Klien
tampak
rileks
- Klien
tampak
paham.
- Klien dapat
menyebutkan
penyebab
dari
keputihan
- Klien dapat
menyebutka
n semua
penanganan
keputihan
yang
dijelaskan
Hari ke Gangguan - Mengidentifika DS: Marniat
mengeluh sudah
tidak berkurang
vagina tampak
berwarna menggaruk
- Klien tampak
tenang
DS:
- Memberikan - Klien
herbal
DO:
- Klien
menghabiska
n ramuan
herbal yang
diberikan
perawat
- Menganjurkan DS:
klien menjaga - Klien
- Menganjurkan DS:
membersihkan membasuh
air hangat
DO: -
- Menganjurkan DS:
mengganti mengatakan
celana dalam
dengan yang
kering
DO: -
F. EVALUASI
Diagnosa
Tgl / jam Keperawatan Catatan Perkembangan TTD
Hari ke 1, Gangguan rasa S: Marniati
dengan kewanitaan
dari vagina O:
kewanitaan
klien
P : Lanjutkan intervensi
Hari ke 1, Ansietas S: Marniati
dihadapi, O:
oleh perawat
penanganan keputihan
TTV
N: 85 X/menit
R: 17X/menit
P : Intervensi dilanjutkan
Hari ke 2, Gangguan rasa S: Marniati
dengan berkurang
dari vagina O:
kewanitaan
P: Lanjutkan intervensi
Hari ke 2, Ansietas S: Marniati
kondisi yang O:
oleh perawat
semua penanganan
SB: 37 OC
N: 85 X/menit
R: 17X/menit
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Hari ke 3, Gangguan rasa S: Marniati
cairan banyak O:
busuk kewanitaan
klien
klien
- Anjurkan klien
telah disampaikan
perawat
- Anjurkan periksa ke
dokter
G. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
dan latihan, pola persepsi dan kognitif, pola istirahat dan tidur, pola
persepsi diri dan kognitif, pola hubungan social, pola seksualitas dan
reproduksi, persepsi diri dan konsep diri, pola mekanisme koping, pola
darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh, berat badan, tinggi badan, LILA,
kepala, mata, hidung, telinga, mulut, leher, dada, paru, jantung, perut,
program terapi, dan diit. Sumber data ini diperoleh dari pasien dan
pada saat pengkajian tanggal 16 Maret 2021 yaitu Nn. I mengeluh gatal
pada daerah kemaluan dan keluar cairan berwarna kuning dan berbau
busuk.
2. Ansietas
Tanda dan gejala: klien merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat
2. Diagnosa Keperawatan
respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau
potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal
Diagnosa yang tidak ada pada teori namun muncul pada saat
pengkajian :
3. Intervensi
dan kriteria hasil yang diharapkan bagi pasien dan rencana tindakan yang
membuat pertimbangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kriteria hasil adalah
Tujuan
hasil :
Kriteria hasil
- Gatal menurun
Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
pewangi
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Observasi
- Observasi TTV
Terapeutik
kecemasan
- Identifikasi respons terhadap terapi relaksasi
diajarkan
Edukasi
4. Implementasi
Daun sirih adalah suatu ramuan untuk merawat organ intim, daun
jamur candida albicans yang ada pada organ dalam manusia dan
pada remaja putri diperoleh hasil uji statistik diperoleh hasil nilai sig (2
5. Evaluasi
yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta
adalah :
dengan hasil data klien mengatakan sudah tidak bingung dengan cara
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
mengeluh tidak nyaman, merasa gatal, keluar cairan banyak dari vagina
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
tujuan meliputi sasaran, kriteria waktu dan hasil dan rencana tindakan
keperawatan kasus ini berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI dengan
4. Implementasi
telah di tuliskan.
5. Evaluasi
cairan banyak dari vagina berwarna kuning dan berbau busuk dan
B. Saran
dengan gangguan flour albus maka penulis ingin memberikan saran antara
lain :
asuhan keperawatan lebih tepat dan lebih spesifik dengan melihat respon
b.Institusi Pendidikan
c.Bagi penulis
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan lebih cermat dalam
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1, Cetakan 3. PPNI. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesa.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1, Cetakan II. PPNI. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesa.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1, Cetakan II. PPNI. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesa.
Pemberian Rebusan Daun Sirih Terhadap Pengurangan Keputihan patologis Pada
Remaja Putri
ABSTRAK
Di Indonesia 7 dari 10 wanita mengalami keputihan. Salah satu masalah
kesehatan reeproduksi remaja khusunya wanita yang sering mengalami adalah
keputihan patologis. Salah satu terapi non farmakologis adalah rebusan daun
sirih. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian daun sirih
terhadap pengurangan keputihan patologis pada remaja putri di Pondok
Pesantren Sumatra Thawalib Bukittinggi. Metode dari penelitian adalah quasy
eksperimen dengan one group pre-test-post-test design. Populasi adalah remaja
putri yang mengalami keputihan patologis di Pondok Pesantren Sumatra
Thawalib Parabek Bukittinggi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
consecutive sampling dan jumlah sampel sebanyak 14 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Hasil uji
statistik menggunakan uji paried T-test. rebusan daun sirih berpengaruh
terhadap pengurangan keputihan patologis pada kelompok eksperimen. agar
dapat menggunakan rebusan daun sirih dalam mengurangi keputihan patologis
sebagai penatalaksanaan non famakologis di karenakan banyaknya kandungann
yang dimiliki oleh daun sirih senyawa eugenol pada daun sirih, terbukti
mematikan jamur, serta senyawa tanninmerupakan astringenyang mengurangi
sekresi cairan.
Kata kunci : Keputihan patologis, remaja putri, daun sirih
Abstract
In Indonesia, 7 from 10 women experienced flour albous in 2004 One of
the problems of reproductive health of teenagers especially girl who often
experience was pathological vaginal discharge. One of the non
pharmacological therapy was betel leaf stew. The purpose of this study wasto
know the effect of Giving Betel Leaves to Reducing White Pathology In Young
girl In Boarding School Sumatra Thawalib Bukittinggi. This was quasy
experiment. The research with One Group Pre-Test-Post-Test Design. The
population is female teenagers who experience pathological vaginal discharge
at boarding School Sumatra Thawalib Parabek Bukittinggi. The sampling
technique used consecutive sampling and the number of samples counted 14
people. Data collection was done by using observation sheet and kuesioner. The
result of statistical test using paried T-test in experimental group showed the
comparison of pathological variance reduction before giving intervention in
4.71 and after giving betel leafgot an average of 2.71, with p value 0,0001.
Based on the above results can be concluded that the decoction of betel leaf
affect the reduction of pathological vaginal discharge in the experimental
group. Suggestion to the respondent to be able to use the betel leaf stew in
reducing pathological whiteness as non famakologis management because of
the amount of content possessed by betel leaf Eugenol compound on betel leaf,
proven to kill the fungus, tannin, is astringent, which reduces the secretion of
fluid.
Key word : Flour abous, Betel Leave, Girl Adolenscent
PENDHULUAN
Salah satu masalah kesehatan reeproduksi remaja khusunya wanita yang sering
mengalami adalah keputihan. Sering kali keputihan dapat menganggu hingga
menyebabkan ketidak nyamanan dalam aktifitas sehari-hari. Keputihan dapat berupa
fisiologis (Normal) dan patologis (tidak normal). Dalam keadaan normal, vagina
akan menghasilkan cairan yang tidak bewarna (bening), tidak berbau, dan dalam
jumlahnya yang tidak terlalu banyak, tanpa rasa panas dan nyeri. Sedangkan
keputihan tidak normal akan sebalinya, biasanya bewarna kuning, hijau atau keabu-
abuan, berbau amis atau busuk, jumlah banyakdan disertai gatal dan rasa panas atau
nyeri pada vagina (Agustini ; Nanlessy 2013).
Data WHO (2007) menyebutkan, angka prevalensi tahun 2006, 25% - 50%
candidas,
20%-40% bacterial vaginosis dan 5%-15% trichomoniasis. Penyebab utama
keputihan patologis ialah infeksi (jamur, kuman, parasit dan virus). Keputihan
patologis dapat juga disebabkan karena kurangnya perawatan remaja putri terhadap
genetalia seperti mencuci vagina dengan air yang tergenang diember, menggunakan
pembilas secara berlebihan, memakai celana dengan bahan tidak menyerap keringat,
jarang mengganti celana dalam,dan tak sering mengganti pembalut saat menstruasi
(Aulia, 2012).
Perawatan daerah kewanitaan menjadi amat penting karena berkaitan erat
dengan sirkulasi menstruasi, keputihan, hubungan seks, kehamilan dan dapat
menggangu keseimbangan asam dan basa (pH) di area luka, mematikan jamur
Candida albicans yang ada pada organ dalam manusia dan mengandung zat tannin
yang dapat mengurangi pengeluaran cairan alami vagina yang berlebihan atau
keputihan. Amir Syarif, pakar farmakologi dari Universitas Indonesia memaparkan
bahwa daun sirih adalah minyak atsiri yang terdiri dari hidroksi kavikol,
kavibetol,estargiol,eugenol,metileugenol,karva krol, terpen, seskuiterpen,
fenilpropan dan tanin (Anonim, 1980).
METODE
Penelitian eksperimen semu ini dilaksanakan dengan rancangan One
Group Pretest – Posttest Design di Pesantren Sumatra Thawalib Parabek
Bukittinggi. Sebanyak 14 orang remaja putri yang mengalami keputihan
patologis yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi
menjadi sampel dalam penelitian ini dan diambil secara purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
sebelum dan sesudah diberikan intervensi rebusan daun sirih. Analisis data
dilakukan menggunakan uji paired sample t- test untuk melihat perbedaan antar
nilai pre- test dan nilai post- test. Seluruh proses analisis menggunakan metode
statistik uji dengan perangkat komputer.
HASIL
a. Rata-rata keputihan patologis sebelum intervensi
Tabel 1. Rata-rata keputihan patologis sebelum intervensi kewanitaan.
Perubahan dari keseimbangan pH bisa disebabkan oleh penularan infeksi
Variabel N Mean Min-Maks
dan non farmakologi seperti perubahan tingkah laku personal hygiene, psikologis,
serta mengkonsumsi daun sirih.
Daun sirih adalah salah satu ramuan untuk merawat organ intim, daun sirih
sering dipakai untuk membunuh kuman pada
b. Rata-rata keputihan patologis sesudah intervensi
Tabel 2. Rata-rata keputihan patologis sesudah intervensi
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan supratiknyo 2015 dengan judul kecepatan
kesembuhan keeputihan patologis dengan inteervensi rebusan daun sirih. Saat
peeemberian 8 lembar daun sirih didapatkan sebagian besar (72%) responden
mengalami keputihan patologis sembuh lambat. Sedangkam rebusan daun sirih
hanya efektif untuk mematikan sel tunas (muda) jamur candida albicans
sehingga menghambat kesembuhan keputihan patologis . dosis yang digunakan
adalah dosis rendah sehingga kandungan didalam rebusan daun sirih tidak
pengaruh pemberian rebusan daun sirih pada remaja putri di Pondok Pesantren
Sumatra Thawalib Parabek Bukittinggi yang ditunjukkan dengan menunjukkan
nilai t test didapatkan nilai p = 0,0001 atau > 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat keputihan pada kelompol intervensi sebelum
pemberian rebusan daun sirih adalah terdapat 4,71. Hasil pebelitian
menunjukkan bahwa tingkat keputihan pada kelompok intervensi setelah
pemberian rebusan daun sirih adalah 2,71 penurunan tingkat keputihan rata-rata
setelah 7 hari diberikan rebusan daun sirih.
Remaja yang sedang mengalami keputihan patologis, Senyawa eugenol pada
daun sirih, terbukti mematikan jamur, candida albicans penyebab keputihan,
sementara tannin, merupakan astringen yang mengurangi sekresi cairan pada
liang vagina efektif mengatasi
keputihan fisiologis. Daun sirih terdiri dari dua jenis yaitu daun sirih merah dan
daun sirih hijau. Sebenarnya tidak banyak perbedaan kedua jenis ini, selain dari
warnanya kemudian
bila daunya diseobek akan keluar
lendir, aroma daun sirih merah
lebih wangi dibandingkan sirih
hijau, secara umu keduanya
memilki khasiat yang sama
(Evika dan Safitri. 2008.hlm 50).
KESIMPULAN
Daun sirih adalah
salah satu ramuan untuk
merawat organ intim, daun
sirih sering dipakai untuk
membunuh kuman pada
luka, mematikan jamur
Candida albicans yang ada
pada organ dalam manusia
dan mengandung zat tannin
yang dapat mengurangi
pengeluaran cairan alami
vagina yang berlebihan atau
keputihan. Oleh karena itu
metode ini merupakan salah
satu terapi non farmakologi
untuk mengurangi
dysmenorrea.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ayuningsih, T. Dan
Krisnawati. (2009).
Cara Holistik dan
Praktis Atasi
Gangguan Khas pada
Wanita. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer
2. Depkes RI, Profil
Kesehatan Reproduksi,
Jakarta : Depkes. 2008
3. Hariana, A. (2008).
Tumbuh Obat dan
Khasiatnya 2. Depok :
Swadaya
4. Kusmiran, 2011. Buku
Kesehatan Reproduksi
Remaja Wanita: Jakarta
Selatan : Salemba
medika
5. Maharani. S (2010).
Herbal Sebagai Obat
Bagi Penderita Penyakit
Mematikan.
Yogyakarta : A+ plus
book
6. Sibagariang, E. (2010).
Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta : CV
Trans Info Media
7. Suci Ridhoati, 2011.
Pengaruh Pemberian
Rebusan Kunyit
terhadap kejadian
Keputihan pada Remaja
Putri di dusun
Lembangan Kidul
Tlogoadi. Mlati
Sleman. Yoyakarta
8. Tjitrosoepomo, G.
(2005). Taksonom
Tumbuhan Obat-
Obatan. Yoyakarta :
Gajah Mada
Universitas Press
9. Wijayanti, 2009. Fakta
Penting Kesehatan
Reproduksi Wanita.
Book. Marls : Jakarta
Dokumentasi Keperawatan