Tanjungkarang
LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : 1814401010
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS
Uritkaria (gelagata/biduran) merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe I pada
kulit yang ditandai oleh kemunculan lesi yang menonjol yang edematous, berwarna
merah muda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan
menyebabkan gangguan rasa nyaman yang setempat. Kelinan ini dapat mengenai
sebagian tubuh, termasuk membrane mukosa (khususnya mulu), laring (kadang-
kadang dengan komplikasi respiratorius yang serius) dan traktus gastrointestinal.
Setiap urtikaria akan bertahan selama periode waktu tertentu yang bervariasi dan
beberapa menit hingga beberapa jam sebelum menghilang. Selama berjam-jam
atau berhari-hari, kumpulan lesi ini dapat timbul, hilang dan kembali lagi secara
episodic (Brunner dan Sudarth, 2002).
A.2. ETIOLOGI
Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga ada
beberapa sumber yang secara garis besar bisa menimbulkan urtikaria, yaitu:
1. Faktor non imunologik
Paparan fisik : Paparan fisik dapat secara langsung menyebabkan
pelepasan histamine dari matosit, misalnya pada dermatografism.
Zat koligernik : Zat yang bersifat koligernik dapat menyebabkan
pelepasan histamine. Pada urtikaria kolinergik, asetilkolin dilepaskan
melalui ujung saraf koligernik kulit dan menyebabkan pelepasan
histamine dengan mekanisme yang belum diketahui.
Bahan kimia : Berbagai bahan kimia dapat menyebabkan pelepasan
histamine dari matosit atau basofil. Bahan-bahan kimia utama yang
dapat menyebabkan pepelepasan histamine oleh matosit ialah
amina dan derivate amidine serta berbagai macam obat, seperti
morfin, koden tubokorarin, polimiksin, tiamin, kinin dan papaverin.
Infeksi : Penyakit infeksi dan penyakit sistemik yang lain dapat
menyebabkan urtikaria, misalnya pada hepatitis B.
2. Faktor imunologik
Pada umumnya proses imunologik lebih sering merupakan faktor penyebab
terjadinya urtikaria akut daripada urtikaria kronik. Mekanisme
hipersensitivitas yang mendasari terjadinya urtikaria pada umumnya adalah
reaksi hipersensitivitas tipe I dengan imunoglobulis E.
3. Faktor modulasi
Beberapa faktor lain juga dapat menyebbkan urtikaria ialah alcohol, panas,
dingin, demam, latihan fisiki, stress emosional, hormonal. Penyakit
autoimunitas dapat pula merangsang timbulnya gambaran urtikaria.
URTIKARIA
3) Diagnosis Keperawatan : Gangguan pola tidur b.d sering terbangun saat malam
hari karena merasa gatal pada kulit.
Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
DS & DO Yg mendukung :
DS :
Mengeluh sering terjaga
Mengeluh tidak puas tidur
Mengeluh pola tidur berubah
Mengeluh istirahat tidak cukup
DO :
Tampak letih dan lesu
Cekung pada mata
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pola tidur
membaik. Dengan kriteria hasil :
Keluhan sering terjaga menurun
Keluhan tidak puas tidur menurun
Keluhan pola tidur berubah menurun
Keluhan istirahat tidak cukup berubah
Rencana Intervensi (monitoring, terapeutik, kolaboratif, health education)
1. Identifikasi faktor pengganggu tidur
2. Modifikasi lingkungan
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang menganggu tidur
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.scribd.com/doc/51095847/Laporan-Pendahuluan-urtikaria
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawtan Indonesia Definisi
dan Tindakan keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.