OLEH :
MENGETAHUI
2. Etiologi
Etiologi Scabies disebabkan oleh kutu atau kuman sarcoptes scabei. Secara
morfologik sarcoptes scabei merupakan tungau kecil berbentuk oval punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata berwarna putih kotor dan tidak memiliki mata.
Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat
terowongan ke dalam lapisan kulit.
3. Klasifikasi Scabies
Menurut Harahap bahwa adapun bentuk-bentuk khusus skabies yang sering terjadi
pada manusia adalah sebagai berikut:
a. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
b. Skabies incognito
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala
dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa
terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa,
distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
c. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya
terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki- laki, inguinal dan aksila.
Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau skabies. Pada
nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus
mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah
diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid
d. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Sumber utama skabies adalah anjing di Amerika. Kelainan ini berbeda dengan
skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan
genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering
kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan.
Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat
sementara (4-8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena Sarcoptes scabiei
binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
e. Skabies Norwegia.
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan
krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi
biasanya pada kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak
tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Bentuk skabies Norwegia tidak
menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah Sarcoptes scabiei yang
menginfestasi sangat banyak (ribuan).
f. Skabies pada bayi dan anak.
Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala,
leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka.
g. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur
dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
.
4. Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan
sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan
tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
Pathway
Tungai Sarcoptes
Scabei
Reaksi infamasi
Prostatgladin
Pelepasan mediator kimia mengiritasi ujung ujung syaraf nyeri
(histamin, kinin,prostatgladin
nyeri
Vasodilatasi Permeabiitas
Pembuluh darah kapiler
gatal Gangguan
pola tidur
Permeabiitas Perpindahan IV ke IS
kapiler
Masuk ke jaringan
Aliran darah di Vestikel timbul
pembuluh darah dermis
erosi ekskoriasi garukan
papule
kkrusta
Plak merah
5. Manifestasi klinis
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardial berikut ini :
1. Pruritus (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu
yang lebih lembab dan panas.
2. Menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan
akan diserang tungau tersebut.
3. Kunikulus (adanya terowongan) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulit menjadi polimorfi (pustula, ekskoriasi, dll).
4. Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum korneum tipis, yaitu sela-sela
jari tangan, peregelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipatan ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita) dan lipatan glutea, umbilikus, bokong,
genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah.
5. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh
permukaan kulit.
6. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
7. Terdapat agen parasitik satu atau lebih stadium hidup agen parasitik ini,
merupakan hal yang paling diagnostik. Pada pasien yang menjaga hygiene, lesi
yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadangkala sangat sulit ditegakkan.
Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, da
furunkulosi.
6. Komplikasi
Komplikasi scabies dapat terjadi akibat menggaruk dengan kuat karena dapat
menembus kulit dan memungkinkan terjadinya infeksi bakteri sekunder seperti
impetigo. Impetigo adalah infeksi superfisial kulit yang disebabkan oleh bakteri staph
(sthapylocouccus)/kadang-kadang oleh bakteri strep (streptokokus)
7. Pemeriksaan penunjang
Tungau biasanya dapat ditemukan pada ujung terowongan, namun pemeriksaan ini
memerlukan keterampilan dan latihan. Kerokan kulit dari lesi berupa papul atau
terowongan, bermanfaat untuk menegakkan diagnosis skabies.
Pada skabies klasik, sering tidak dijumpai tungau karena ssedikitnya jumlah tungau.
Pemeriksaan lain yaitu burrow in test, dengan cara mengoleskan tinta atau gentian
violet ke permukaan kulit yang terdapat lesi tinta akan terabsorbsi dan kemudian akan
terlihat terowongan. Selain itu, dapat digunakan tetraskin topikal dan dengan bantuan
lampu wood terowongan akan tampak sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan.
8. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
1) Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim.pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam bentuk minyak sangat aman
dan efektif.kekurangannya ialah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur,berbau,mengotori pakaian dan dapat
menimbulkan iritasi
2) Emulsi benzil benzoat 20-50% efektif terhadap semua stadium,diberikan setiap
malam selama 3 hari.obat ini suit di peroleh ,sering memberi iritasi,dan kadang
kadang semakin gatal saat dipakai
3) Gama benzema heksaklorida(gameksan=gammexane)1% dalam bentuk krim atau
losio tidak berbau tidak berwarna,termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stdium,mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi,pemberiannya hanya
cukup sekali setiap 8 jam.jika masih ada gejala ulangi agi seminggu
kemudian.penggunaan yang berlebihan dapat merusak saraf pusat.pada bayi dan
anak anak jika digunakan berlebihan.
4) Benzilbenzoat (krotamiton) tersedia 10% dan 25% dalam krim atau losio
mempunyai dua efek sebagai antikskabires dan antigatal harus di jauhkan dari
mata mulut dan uretra.di pakai 2 malam berturut turut dan wajib di bersihkan
selama 24 jam pemakaian terakhur kemudia di lakukan lagi 1 minggu
kemudian .bila di gunakan oleh bayi dan anak anak harus di tambahkan air 2-3
bagian.
5) Permentrin dalam bentuk krim 5% sebagai dosis tunggal.penggunaannya selama
8-12 jam dan kemudian di cuci bersih.merupakan obat yang paling efektif dan
aman karena mematikan parasit.
2. Non Farmakologi
1) Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk,
seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering.
2) Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
3) Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk
memutuskan rantai penularan.
4) Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit yang
mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
5) Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ruangan jangan terlalu lembab
dan harus terkena sinar matahari serta menjaga kebersihan diri anggota keluarga
dengan baik.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah melaksanakan perencanaan perawatan yang sudah
dirancang untuk mencegah masalah mental dan fisik serta mempromosikan,
memelihara dan memulihkan kesehatan mental dan fisik. Tahap pelaksanaan dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian terhadap sejumlah informasi yang diberikan
untuk tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan tahap terakhir yang bertujuan
untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau/ tidak.
Evaluasi biasanya menggunakan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. ( 2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia
Anwar, Anis I, Zakiani S, dan Harfiah. 2014. Penyakit Skabies. Dua Satu Press,
Universitas Hasanuddin Makassar.