Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

MYALGIA

NAMA : FANNISA DIAH IZZHATY


NIM : 19020027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
MYALGIA

A. DEFINISI
Myalgia (nyeri otot) merupakan suatu keadaan dimana badan terasa pegal-
pegal, mulai diakibatkan oleh olahraga yang menyebabkan tubuh meregang
terlalu banyak. Myalgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin
disebabkan oleh infeksi virus. Nyeri otot (myalgia) merupakan suatu istilah
umum untuk suatu gejala yang disebabkan berbagai kelainan dan kondisi
medis. Myalgia dapat terjadi pada suatu otot atau pada group otot seperti pada
leher (Weny, 2010)

B. ETIOLOGI
a. Penyebab Umum
1. Penggunaan otot yang salah atau terlalu tegang
2. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan
myopati metabolik, defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik.
3. Kelelahan
4. Cedera langsung pada otot (memar, luka, atau cedera tekan)
b. Gangguan Sistemik
1. Virus (influenza, herpes simpleks, poliomielitis)
2. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, dan tetanus)
3. Jamur (Histoplasmosis)
4. Parasit (malaria, toksoplasmosis)
c. Imunisasi
1. Vaksinasi terhadap berbagai penyakit
2. Obat (antikonvulsan, antibiotika, agen anti kanker, menurunkan
kolesterol agen, diuretik)
3. Penyalahgunaan obat
4. Racun
d. Penyebab lain
1. Kekurangan vitamin C dan B kompleks
2. Kekurangan mineral dan elektrolit (kalsium, fosfor, magnesium,
kalium, natrium)

C. PATOFISIOLOGI
Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah pembengkakan
pada otot, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot tampak
lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena masa otot yang
meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan sebagai respon
terhadap kerusakan mikroskopis pada otot.
Peranan asam laktat pada otot asam laktat sangat penting karena
memungkinkan tubuh untuk mengubah glikogen menjadi energi tanpa perlu
kehadiran oksigen, seperti glikolisis aerobik normal (proses dimana tubuh
menggunakan glikogen untuk energi). Dengan mengubahnya menjadi asam laktat
dan bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak ada oksigen yang banyak tersedia,
memungkinkan proses glikolisis untuk berlangsung selama beberapa menit, bukan
hanya beberapa detik.
Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada
cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi adenosine trifosfat (ATP, asam laktat
kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria, yang
merupakan penghasil energi dalam sel otot.

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Nugroho, 2011)
a. Nyeri sendi
b. Kekakuan
c. Gejala neurologis (mati rasa, tremor, gangguan penglihatan, telinga
berdenging)
d. Kelelahan
e. Ruam
E. KOMPLIKASI
a. Gangguan pola istirahat tidur
b. Syok neurogenik

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Sinar X dari sendi yang sakit


Menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan
osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio,
perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
b. Scan radionuklida
Mengidentifikasi peradangan sinovium
c. Atroskopi langsung
Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/degenerasi tulang pada
sendi
d. Aspirasi cairan sinovial
Menunjukkan volume yang lebih besar dari normal : buram, berkabut,
munculnya berwarna kuning (respon inflamasi, produk-produk pembuangan
degeneratif), elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen
(C3 dan C4)
e. Biopsi membran sinovial
Menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas. (Jaime, 2010)

G. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
a). Pemberian Analgesik
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri
dengan jalan mendepresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri.
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat
dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yakni asam salisilat
(non narkotik), morphin (narkotik), dll
b) Plasebo
Merupakan obat yang tidak mengandung komponen dan analgesik seperti
gula, larutan garam/normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa
nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien. (Marilynn, 2010)
b. Penatalaksanaan Non medis
a) Rileks dan lembut meregangkan daerah yang terlibat
b) Mandi air hangat
c) Pijat
d) Latihan peregangan harus digunakan sesering mungkin
e) Olahraga teratur, perlahan-lahan meningkat dari setiap gerakan lembut untuk
lebih kuat, dapat membantu mengembalikan otot yang tepat.
f) Mengurangi aktivitas yang memperkuat timbulnya nyeri
c. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Monitor gejala cardinal/tanda-tanda vital
b) Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
c) Beri rasa aman
d) Sentuhan therapeutic
1. Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan
energy antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang sakit berarti ada
ketidakseimbangan energi, dengan memberikan sentuhan pada pasien,
diharapkan ada transfer energy.
e) Akupressure
1. Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
f) Guided imagery
1. Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenagkan,
tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang terang, serta
konsentrasi dari pasien
g) Distraksi
1. Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang.
h) Biofeedback
1. Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi
tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volounter
terhadap respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan
migren dengan cara memasang elektroda pada pelipis.

H. PENCEGAHAN
a. Minum banyak air untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, terutama bila
sering melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga.
b. Lakukan peregangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik
c. Berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan otot
d. Lakukan pemanasan dan pendinginan sebelum serta setelah berolahraga.

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1.11.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan sakit seperti kesemutan pada kedua kaki saya dan terasa
berat bila berjalan, juga terdapat luka di bawah telapak kaki ibu jari kiri akibat
terinjak benda tajam
b. Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran
kualitatif atau GCS dan respon verbal klien
c. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, pulse rate, respiratory rate, suhu
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Ditanyakan apakah sebelumnya klien pernah menderita penyakit keturunan
seperti hipertensi dan DM.
e. Aktivitas
1. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
2. Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
f. Sirkulasi
1. Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit cerebrovaskuler
2. Tanda : kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, takikardi
g. Eliminasi
1. Gejala : keluhan ginjal saat ini atau obstruksi.
h. Makanan / cairan
1. Gejala : makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah perubahan BB akhir
2. Tanda : berat badan normal, atau obesitas, adanya edema, glikosuria
i. Neurosensori
1. Gejala : keluhan pening-pening/ pusing, berdenyut, sakit kepala,
gangguan penglihatan,
2. Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses pikir
j. Nyeri/ketidaknyamanan
1. Gejala : angina, sakit kepala
k. Pernafasan
1. Gejala : Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk, riwayat merokok
2. Tanda : Distress pernafasan
l. Keamanan
1. Gejala : gangguan koordinasi / cara berjalan

1.11.2 Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b. Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kesakitan
d. Ansietas berhubungan dengan fungsi fisiologis
e. Keletihan berhubungan dengan kekurangan energi
f. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
g. Risiko Cedera berhubungan dengan hambatan fisik
h. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
j. Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal

1.11.3 Perencanaan
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Managemen nyeri (1400)
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam a. Observasi tanda – tanda
dengan agen nyeri dapat teratasi dengan vital;
cidera kriteria hasil : b.Ajarkan tehnik nafas
biologis Kontrol Nyeri (1605) dalam;
(00133) Kod Indikator S S c. Berikan kompres di daerah
e A T yang diperlukan;
1605 Mengenali kapan 1 5 d.Berikan informasi
02 nyeri terjadi mengenai penyebab nyeri;
1605 Menggambarkan 1 5 e.Kolaborasi dengan tim
01 faktor penyebab medis dalam pemberian
1605 Menggunakan 1 5 obat.
04 tindakan
pengurangan nyeri
tanpa analgetik
1605 Menggunakan 1 5
05 analgesic yang
direkomendasikan
1605 Melaporkan nyeri 1 5
11 yang terkontrol
Gangguan Setelah dilakukan asuhan Peningkatan Tidur (1850)
pola tidur keperawatan selama 3x24jam a. Tentukan pola
tidur/aktivitas pasien
berhubungan diharapkan pola tidur klien dapat
b. Perkirakan tidur / siklus
dengan terpenuhi, dengan kriteria hasil : bangun pasien di dalam
perawatan perencanaan
kesakitan Tidur (0004)
c. Jelaskan pentingnya tidur
Kod Indikator S S yang cukup
e A T d. Monitor/catat pola tidur
0004 Jam tidur yang 1 5 pasien dan jumlah jam
02 diobservasi tidur
0004 Perasaan segar 1 5 e. Anjurkan pasien untuk
08 setelah tidur memantau pola tidur
0004 Kesulitan 1 5
21 memulai tidur
Ansietas Setelah dilakukan asuhan Pengurangan Kecemasan
keperawatan selama 3x24 jam
berhubungan (5820)
masalah dapat teratasi dengan
dengan kriteria hasil : a. Gunakan pendekatan yang
Tingkat kecemasan (1211) tenang dan meyakinkan
fungsi
Kod Indikator S S b. Nyatakan dengan jelas
fisiologis e A T harapan terhadap perilaku
1211 Tidak dapat 1 5 klien
01 beristirahat c. Jelaskan semua prosedur
1211 Perasaan gelisah 1 5 termasuk sensasi yang
05 akan dirasakan yang
1211 Wajah tegang 1 5 mungkin akan dialami
07 klien selama prosedur
1211 Rasa cemas yang 1 5 d. Bantu klien
17 disampaikan mengidentifikasi situasi
secara lisan yang memicu kecemasan
e. Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
Keletihan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi (0180)
keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji status fisiologis
berhubungan
Keletihan dapat teratasi dengan pasien yang
dengan kriteria hasil : menyebabkan kelelahan
Tingkat kelelahan (0007) sesuai dengan konteks
kekurangan
Kode Indikator S ST usia dan perkembangan
energi A 2. Anjurkan pasien
00070 Kelelahan 1 5 mengungkapkan perasaan
1 secara verbal mengenai
00070 Kelesuan 1 5 keterbatasan yang dialami
2 3. Gunakan instrumen yang
00071 Nyeri otot 1 5 valid untuk mengukur
1 kelelahan
00071 Nyeri sendi 1 5 4. Pilih intervensi untuk
2 1 5 mengurangi kelelahan baik
secara farmakologis
maupun non farmakologis,
dengan tepat
5. Monitor intake / asupan
nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang
adekuat
DAFTAR PUSTAKA

Azizah. L. K. 2011 Keperawatan Lanjut Usia . Yogyakarta : Graha Ilmu.


Bulechek, G. M., Howard, K.B., Dochterman, J.M., & Cheryl, M.W. (2013).
Nursing Intervention Classification (NIC). 6th edn. Elsevier
Bulechek, G. M., Howard, K.B., Dochterman, J.M., & Cheryl, M.W. (2013).
Nursing Outcome Classification (NOC). 6th edn. Elsevier
Marilynn E. Doenges, 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku
kedokteran, EGC : Jakarta
Nugroho, Wahjudi. 2011. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Weny, 2010. Buku Ajar : Keperawatan medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai