1.2Etiologi
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau
sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri
positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering
menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya
disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia
yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan
beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired
immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang
normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol
dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat
pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami
aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia
asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya
menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu
reaksiperadangan.
Penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu:
1.3 Patway
Bronchiolus
Alveoli
Atelektasis
Gangguan difusi
Kelemahan
Metabolisme meningkat
1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
a. Oksigenasi 1-2 lpm
b. IV dekstrose 10%, NaCl 0,9% = 3:1 + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan
sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum klien : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun. Tekanan
darah mmHg, suhu tubuh ..C, pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS: E..V..
M.. BB (sakit) : tidak diketahui, BB(Sebelun sakit) : tidak diketahui, hasil pengukuran LL
25 cm. (BB=2Xll:50kg).
2. Kepala : ubun-ubun tak teraba
3. Mata : cekung, kering, sangat cekung
4. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic, nafsu makan
menurun, mual-muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus,
minum sedikit atau kelihatan bisa minum
5. Sistem pernapasan : dispnea, pernapasan cepat, penggunaan otot bantu nafas, terdengar
stridor/ronki di seluruh lapang paru
6. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120x/menit dan lemah, tensi menurun
7. Sistem integumen ; warna kulit pucat, cyanosis, turgor menurun, suhu meningkat.
8. Sistem perkemihan : produksi urin menurun/ normal
b. Asuhan Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Batasan karakteristik :
a) Batuk yang tidak efektif
b) Dispneu
c) Gelisah
d) Peubahan frekuensi nafas
e) Perubahan pola nafas
f) Sputum dengan jumlah berlebih
g) Suara nafas tambahan
Lingkungan
a) Perokok
b) Perokok pasif
c) Terpajan asap
fisiologis
a) Asma
b) Infeksi
c) Jalan nafas alergik
d) Disfungsi neuromuscular
Kriteria Hasil:
2. Hipertermi
Batasan karakteristik :
a) Kulit kemerahan
b) Kulit terasa hangat
c) Gelisah
d) Hipotensi
e) Takikardi
f) Takipneu
g) Kejang
a) Aktivitas berlebihan
b) Dehidrasi
c) Iskemia
d) Pakaian tidak sesuai
e) Penyakit
f) Trauma
g) Suhu lingkungan tinggi
Kriteria Hasil:
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Engram. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid I. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
USA : The C.V Mosby Company St. Louis.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Volume I. Jakarta : Buku
Kedokteran ECG.
Jan Tambayonmg. 2000. Patofisiologi Unutk Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Marylin E. Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
Sylvia A. Price. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4 Buku 2.
Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN CAP DI RUANG BOEGENVILLE RS ABDOERAHEM
SITUBONDO