---------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang limfadenopati para audience mampu
memahami dan menjelaskan tentang perawatan pada penderita
limfadenopati.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan audience mampu :
1) Menjelaskan tentang definisi limfadenopati
2) Menyebutkan etiologi limfadenopati
3) Menyebutkan tanda dan gejala limfadenopati
4) Menyebutkan cara penatalaksanaan limfadenopati
5)
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Brainstorming
F. Kritera Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Mahasiswa praktik Profesi Ners STIKES NU Tuban
2) Penyelenggaraan penyuluhan terhadap keluarga dan pasien di ruang
Bougenvil RSUD dr. Soegiri Lamongan
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh
mahasiswa praktik Profesi Ners STIKES NU Tuban
4) Kontrak waktu dilakukan 15 menit sebelum pelaksanaan penyuluhan.
2. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai.
3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
4) Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi
3. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu menyebutkan definisi limfadenopati
2) Peserta mampu menyebutkan etiologi limfadenopati
3) Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala limfadenopati
4) Peserta mampu menyebutkan pengobatan pada limfadenopati
NB : Dalam suatu acara penyuluhan bukti kita telah melakukan penyuluhan yaitu
berupa daftar hadir, sedangkan target penyuluhan biasanya mendapat leaflet
Referensi
Baratawidjaja. G. K, Rengganis Iris. 2012. Imunologi Dasar, Jakarta, Balai Penerbit
FKUI
Gleadle, Jonathan. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik (2007). Penerbit
Erlangga, Jakarta, Hal: 86
Limfadenitis.Availableat:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16862/4/Chapter%20II.pdf. di
akses 21 September 2017.
Ioachim HL, Ratech H.(2002). Ioachim's Lymph Node Pathology. 3rd edition,
Lippincott Williams & Wilkins, from,
http://moon.ouhsc.edu/kfung/JTY1/HemeLearn/CapsuleSumary/Lymphadenopath
y-M. di akses di akses 21 September 2017.
Limfadenitis. Available at: PDPI. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia 2006. Indah Offset Citra Grafika, 2006. In site
http://www.scribd.com/doc/81071297/Limfadenitis-Tuberkulosis. di akses 21
September 2017.
Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Limfadenopati adalah suatu tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi
(Tambayong, 2000; 52).
Limfadenopati adalah digunakan untuk menggambarkan setiap kelainan
kelenjar limfe (Price, 1995; 40).
Limfadenopati adalah pembengkakan kelenjar limfe (Harrison, 1999;
370).
Dari pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Limfadenopati adalah kelainan dan pembengkakan kelenjar limfe sebagai
tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi.
2. Etiologi
1) Peningkatan jumlah limfosit makrofag jinak selama reaksi terhadap
antigen.
2) Infiltrasi oleh sel radang pada infeksi yang menyerang kelenjar limfe.
3) Proliferasi in situ dari limfosit maligna atau makrofag.
4) Infiltrasi kelenjar oleh sel ganas metastatik.
5) Infiltrasi kelenjar limfe oleh makrofag yang mengandung metabolit
dalam penyakit cadangan lipid.
(Harrison, 1999; 370)
4. Penatalaksanaan
1) Therapy Medik
Konsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)
Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF)
a. Tanpa keluhan : tidak perlu therapy
b. Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan
dosis permulaan po tiap hari atau 1000 mg/m 2
iv selang 3 4
minggu.
c. Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara
pemberian seperti pada LH diatas
Limfona non hodgkin derajat keganasan sedang (IWF)
a. Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik
adalah sebagai terapy utama.
b. Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy
anjuran
c. Minimal : seperti therapy LH
Ideal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso
epirubicin, oncovin,prednison (CHOP) dengan dosis :
C : Cyclofosfamide 800 mg/m 2 iv hari I
H : hydroxo epirubicin 50 mg/ m 2 iv hari I
O : Oncovin 1,4 mg/ m 2 iv hari I
P : Prednison 60 mg/m 2 po hari ke 1 5
Perkiraan selang waktu pemberian adalah 3 4 minggu
Lymfoma non hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF)
a. Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant
b. Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy
utama
c. Minimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan
sedang (CHOP)
d. Ideal : diberi Pro MACE MOPP atau MACOP B