Disusun Oleh :
Mira Rahmayani
Nim : 2114901025
(Ns. Revi Neini Ikbal, S. Kep, M. Kep) (Ns. Widia Wati, S. Kep, M. Kep)
Preceptor Akademik Preceptor Klinik
(Ns. Hidayatul Rahmi, S. Kep, M. Kep) (Ns. Wilady Rasyid, M. Kep, Sp. Kep. M.B)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanallah wa Ta’ala atas
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang degan judul “Laporan
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
Laporan Pendahuluan ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada :
1. Ibu Ns. Widia Wati, S. Kep, M. Kep selaku Preceptor Klinik Ruangan
2. Ibu Ns. Hidayatul Rahmi, S. Kep, M. Kep selaku Preceptor Akademik dan
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Tujuan Penelitian............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi......................................................................................................5
2. Anatomi dan Fisiologi Leukemia granulositik kronik (LGK)..................7
3. Etiologi......................................................................................................9
4. Manifestasi Klinik...................................................................................13
5. Klasifikasi Leukemia granulositik kronik (LGK)...................................15
6. Patofisiologi............................................................................................16
7. Patway.....................................................................................................18
8. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................19
9. Penatalaksanaan......................................................................................20
BAB III ASKEP TEORITIS
1. Pengkajian Keperawatan.........................................................................21
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................................24
3. Intervensi Keperawatan..........................................................................30
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................35
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................40
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................43
B. Saran.............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................45
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
darah dalam sumsum tulang. Penyakit ini dijumpai pada anak dan dewasa,
yang dapat terjadi jika terdapat perubahan dalam proses pengaturan sel
kronik, dan leukemia mieloid kronik. Suatu leukemia dikatakan akut atau
dijumpai. Jika sel-sel lebih menyerupai sel punca (imatur) maka dikatakan
akut, sedangkan jika selsel lebih menyerupai sel normal (matur) maka
diri dan tidak dapat menjadi matur sebagaimana mestinya. Tanpa terapi,
sebagian besar pasien leukemia akut hanya hidup beberapa bulan. Berbeda
pasien dapat hidup lebih lama sebelum timbul gejala, (Maulana Hidayatul,
2018).
granulositik kronik adalah suatu penyakit klonal sel induk pluripoten yang
timbul pada tingkat sel induk pluripoten dan secara terus-menerus terkait
3
dengan gen gabungan BCR-ABL. Penyakit proliferatif adalah penyakit yang
sehingga pada apusan darah tepi dapat terlihat tingkatan diferensiasi seri
leukemia) merupakan suatu jenis kanker dari leukosit. LGK adalah bentuk
terkendali dari sel myeloid pada sum-sum tulang, dan akumulasi dari sel-sel
ini di sirkulasi darah. LGK merupakan gangguan stem sel sum-sum tulang
2018).
4
Menurut World Health Organization (2018), prevelensi angka
kejadian leukemia untuk semua umur di dunia ditemukan sebanyak 3,7 per
kasus dan kematian pada tahun 2014 – 2016, diperkirakan pada tahun 2017
akan ada peningkatan sekitar 20.830 kasus baru leukemia di seluruh dunia.
Didapatkan pada tahun 2018, tercatat ada 144 kasus, sedangkan tahun 2019
menjadi 252 kasus baru. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
b. Mampu memahami anatomi fisiologi Leukemia granulositik kronik
(LGK
(LGK)
(LGK)
(LGK))
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
dalam darah tepi. Setiap inti sel memiliki kromosom yang menentukan ciri
fisik, misalnya kulit coklat, rambut lurus, mata putih, sedangkan gen
menurut sel yang lebih banyak dalam sumsum tulang yaitu berupa
abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal,
Rahmadina, 2018 ).
bagian terbesar dari tubuh manusia, 70% tubuh manusia terdiri atas darah,
8
Gambar 1. Anatomi sistem hematologi
Sumber : Wikipedia (2019)
Fungsi darah terdiri atas:
2. Hepar
3. Limpa
9
bulan berwarna merah. Limpa berfungsi sebagai organ limdoid
yang rusak. Di dalam tubuh terjadi 1/3 darah pada orang dewasa
yang sehat dari berat badan atau setara 4-5 liter darah. Dalam
a) Plasma darah
b) Eritrosit
10
didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin
c) Trombosit
11
mengandung sedikit granula.
proses fagositosis.
(Supriadi 2018).
C. Etiologi
Genetik
1. Keturunan
12
kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma Bloom,
b) Saudara kandung
2. Faktor Lingkungan
khususnya ALL ,
3. Virus
pada sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan pada sel-sel normal dan
enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA yang
13
yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human
a) Bahan Kimia
b) Obat-obatan
5. Radiasi
terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti peningkatan insidensi leukemia
14
6. Leukemia Sekunder
D. Manifestasi Klinik
pembengkakan. Purpura merupakan hal yang umum serta hepar dan lien
1. Pucat.
2. Malaise.
3. Keletihan (letargi).
4. Perdarahan gusi.
5. Mudah memar.
10. Muntah.
E. Klasifikasi
klasifikasi, yaitu:
berlebihan dari mieloblast. LMA sering terjadi pada semua usia, tetapi
perbesaran
16
2. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
biasanya jinak dan indikasi pengobatan adalah hanya jika timbul gejala,
(gambar 3).
17
Gambar 3. LLK Hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa
Gambar 4. LMK
F. Patofisiologi
dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertama- tama
18
di dalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke
splenomegali.
eritrosit, dan trobosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark
19
Sumber : (Nanda, 2015, SDKI, 2016 & 2017)
20
G. Pemeriksaan Penunjang
mm).
c) Sel Darah Putih : mungkin lebih dari 50.000 /cm dengan peningkatan
yang beredar.
4. Biopsi sumsum tulang : Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari
50% atau lebih dari sel darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% -
90% dari sel blast, dengan prekusor eritrosit, sel matur, dan
megakariositis menurun.
sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa akan terdesak
H. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
21
bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
2. Medis
a) Transfusi darah
trombosit.
sebagainya. Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi
22
vinkristine, asparaginase, prednisone untuk terapi awal dan
bebas hama).
remisi dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno
23
BAB III
bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik yang sehat maupun yang
merupakan bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keperawatan yaitu :
A. Pengkajian
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sering kali memberi tanda pertama
yang menunjukkan adanya penyakit neoplastik. Keluhan yang samar seperti perasaan
letih, nyeri pada ekstermitas, berkeringat dimalam hari, penurunan selera makan, sakit
kepala, dan perasaan tidak enak badan dapat menjadi petunjuk pertama leukimia,
(Wong‟s pediatric nursing 2009). Adapun pengkajian yang sistematis pada sistem
1. Biodata
pendidikan.
24
b) Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama,
2. Keluhan Utama
a) Riwayat sesak nafas dan diirngi dengan mual muntah dan demam
perdarahan.
dialami.
5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Tanda-tanda vital
- TD : Tekanan Darah
- N : Nadi
- P : Pernapasan
- S : Suhu
c) Sistem pernafasan
25
Frekuensi pernapasan, bersihan jalan napas, gangguan pola
26
d) Sistem cardiovaskular
Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi
e) Sitem Pencernaan
Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau tidak,
f) Sistem Muskuloskeletal
g) Sistem Integumen
h) Sistem endokrin
i) Sitem Pengindraan
j) Sistem reproduksi
k) Sistem Neurologis
1
1) Fungsi cerebral
4) Kemampuan berbicara.
5) Fungsi Karnial :
- Nervus I (Olfaktorius) :
- Nervus II (Optikus) :
penglihatan perifer.
mengikuti cahaya.
- Nervus IV (Troklearis) :
dalam.
2
- Nervus V (trigemenus) :
sentuhan diatas pipi (bayi muda menoleh bila area dekat pipi
- Nervus VI (Abdusen) :
lateral.
menangis).
- Nervus IX (glosofharingeus) :
3
pada lidah posterior.
- Nervus X (vagus) :
- Nervus XI (aksesorius) :
ditekan kebawah.
kaji kekuatannya.
4
6) Fungsi motorik :
7) Funsi sensorik :
8) Funsi cerebrum :
6. Pemeriksaan Diagnostik
5
g) Zink serum : Menurun.
h) Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau
lebih darin sel blast, dengan prekusor eritroid, sel imatur, dan
megakariositis menurun
Jaringan Otak.
(penurunan Hb).
(mual, anoreksia).
6
B. Intervensi Keperawatan
7
2. Mampu mengenali farmakologis untuk
nyeri (skala, intensitas, meredakan nyeri
frekuensi dan tanda (aromaterapi, terapi
nyeri) pijat, hypnosis,
Status Kenyamanan biofeedback, teknik
1. Menyatakan rasa imajinasi
nyaman setelah nyeri terbimbimbing, teknik
berkurang tarik napas dalam dan
kompres hangat/ dingin)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
( missal: suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat tidur
Perawatan kenyamanan
Observasi
- Identifikasi gejala yang
tidak menyenangkan (mis.
Mual, nyeri, gatal, sesak)
- Identifikasi pemahaman
tentang kondisi, situasi
dan perasaannya
Terapeutik
- Berikan posisi yang
nyaman
- Ciptakan lingkungan yang
nyaman
Edukasi
- Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
8
terapi/pengobatan
- Ajarkan terapi relaksasi
- Ajarkan teknik distraksi
dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, antipruritus,
antihistamin, jika perlu
2 Pola nafas tidak efektif Respirasi : Manajemen jalan nafas
Penyebab Setelah dilakukan 1. Observasi
- Depresi pusat tindakan keperawatan - Monitor pola nafas
pernapasan ...x... jam, maka pola (frekuensi,
- Hambatan upaya nafas tidak efektif kedalaman, usaha
napas menigkat dengan kriteria nafas)
- Deformitas dinding hasil : - Monitor bunyi nafas
dada - Penggunaan otot tambahan (mis.
- Deformitas tulang bantu nafas Gurgling, mengi,
dada menurun wheezing, ronkhi)
- Gangguan - Dispnea menurun 2. Terapeutik
neuromuscular - Pemanjangan fase - Posisikan semi fowler
- Gangguan ekspirasi menurun - Berikan minuman
neurologis - Frekuensi nafas hangat
- Penurunan energy membaik - Berikan oksigen
- Obesitas - Kedalaman nafas 3. Edukasi
- Posisi tubuh yang membaik - Anjurkan asupan
menghambat cairan 200 ml/hari,
ekspansi paru jika tidak
- Sindrom kontraindikasi
hipoventilasi - Ajarkan teknik batuk
- Kerusakan inervasi efektif
diafragma 4. Kolaborasi
9
- Cedera pada - Kolaborasi pemberian
medulla spinalis bronkodilator,
- Efek agen ekspektoran,
farmakologis mukolitik, jika perlu
- Kecemasan Pemantauan respirasi
1. Observasi
Gejala dan tanda mayor - Monitor frekuensi,
Subjektif irama, kedalaman,
- Dyspnea dan upaya nafas
Objektif - Monitor pola nafas
- Penggunaan otot (seperti bradipnea,
bantu pernafasan takipnea,
- Fase ekspirasi hiperventilasi,
memanjang kussmaul, cheyne-
- Pola nafas stokes, ataksisk)
abnormal - Monitor saturasi
oksigen
Gejala dan tanda minor - Auskultasi bunyi
Sujektif nafas
- Ortopnea - Palpasi kesimetrisan
Objektif ekspansi paru
- Pernafasan pursed - Monitor nilai AGD
lips - Monitor hasil x-ray
- Pernapasan cuping thoraks
hidung 2. Terapeutik
- Diameter thoraks - Atur interval
anterior posterior pemantauan respirasi
meningkat sesuai kondisi pasien
- Ventilasi semenit - Dokumentasikan hasil
menurun pemantauan
- Kapasitas vital 3. Edukasi
10
menurun - Jelaskan tujuan dan
- Tekanan ekspirasi prosedur pemantauan
menurun - Informasikan hasil
- Tekanan inspirasi pemantauan, jika
menurun perlu
- Ekskursi dada
berubah
11
motivasi/minat - Kemampuan makan berhias, dan makan
meningkat Terapeutik
Gejala dan tanda mayor - Kemampuan ke toiliet - Sediakan lingkungan
Subjektif : (BAB/BAK) terapeutik (suasana
Menolak meningkat hangat, rileks,
melakukan - Verbalisasi keinginan provasi)
perawatan diri melakukan perawatan - Siapkan keperluan
Objektif : diri meningkat pribadi
Tidak mampu - Minat melakukan - Damping dalam
mandi/mengenakan perawatan diri melakukan perawatan
pakaian/makan/keto meningkat diri sampai mandiri
ilet/ berhias secara - Mempertahankan - Fasilitasi untuk
mendiri kebersihan diri menerima keadaan
Minat melakukan meningkat ketergantungan
perawatan diri - Mempertahankan - Fasilitasi
kurang kebersihan mulut kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
- Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
C. Implementasi Keperawatan
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010).
12
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
D. Evaluasi Keperawatan
kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
lainnya.
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi,
dikenal dengan istilah SOPA, yakni subjektif (data keluhan pasien), objektif
13
(data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan teori), dan
perencanaan.
dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang
dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leukemia merupakan kanker yang berasal dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang. Penyakit ini dijumpai pada anak dan dewasa, yang dapat terjadi
mieloid akut, leukemia limfositik kronik, dan leukemia mieloid kronik. Suatu
leukemia dikatakan akut atau kronik adalah tergantung pada sebagian besar sel-sel
abnormal yang dijumpai. Jika sel-sel lebih menyerupai sel punca (imatur) maka
dikatakan akut, sedangkan jika sel- sel lebih menyerupai sel normal (matur) maka
dikatakan kronik. Pada leukemia akut, sel-sel imatur terus memperbanyak diri dan
tidak dapat menjadi matur sebagaimana mestinya. Tanpa terapi, sebagian besar
pasien leukemia akut hanya hidup beberapa bulan. Berbeda halnya dengan sel-sel
pada leukemia kronik, pertumbuhannya lambat dan pasien dapat hidup lebih lama
B. Saran
15
dengan LGK
2. Bagi perawat
Laporan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi perawat yang melakukan
16
DAFTAR PUSTAKA
Aster, Jon. 2007. Sistem Hematopoietik dan Limfoid dalam Buku Ajar Patologi
Edisi 7.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Atul, Mehta dan A. Victor Hoffbrand. 2006. At a Glance Hematologi.Edisi 2.
Jakarta: Erlangga
Baldy, Catherine M. 2006. Komposisi Darah dan Sistem Makrofag-Monosit dalam
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Landier W, Bhatia S, Eshelman DA, Forte KJ, Sweeney T, Hester AL, et
al.Development of risk-based guidelines for pediatric cancer survivors: the
Children'sOncology Group Long-Term Follow-Up Guidelines from the
Children's OncologyGroup Late Effects Committee and Nursing Discipline. J
Clin Oncol. Dec 152004;22(24):4979- 90.
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed.
8. Jakarta : EGC;.2. Tucke
Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
Smeltzer,S. C., Bare, B. G.,2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.
Brunner & suddarth. Vol.2.E/8”. Jakarta : EGC.
17
18