Anda di halaman 1dari 19

1

Laporan Pendahuluan
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN LIMFOMA NON HODGKIN

Konsep Dasar
I. Pengertian
Limfoma non hodgkin (LNH) merupakan salah satu dari klasifikasi
limfoma maligna. Limfoma maligna adalah proliferasi abnormal sistem limfoid
dan struktur yang membentuknya, terutama menyerang kelenjar getah bening.
LNH adalah kanker sistem limfatik yang pada umumnya berasal dari
populasi monoklonal sel B (Anne E. Belcher, 1993). Menurut Marilynn E.
Doenges, dkk. LNH adalah keganasan limfosit-B dan sistem sel limfosit T.
Insiden meningkat pada kelompok umur antara 35 – 64 tahun.

II. Penyebab
Etiologi belum jelas. Mungkin perubahan genetik karena bahan – bahan
limfomagenik yaitu virus seperti human T-cell leukemia/lymphoma virus I
(HTLV-I) yaitu sel limfoma Burkitt, limfoma Mediterania dan leukemia sel T.
Bahan kimia, mutasi spontan, radiasi dan sebagainya juga diperkirakan
menyebabkan LNH. Orang dengan AIDS dan imunosupresi akibat transplantasi
ginjal dan jantung,

III. Patofisiologi
Proliferasi abnormal tumor dapat memberikan kerusakan, penekanan atau
penyumbatan organ tubuh yang diserang dengan gejala yang bervariasi luas.
Sering ada panas yang tidak jelas sebabnya, keringat malam, penurunan berat
badan. Abnormalitas sitogenetik dapat terjadi. Terjadi translokasi antara
kromosom 8 dan 14 atau translokasi yang lainnya. Berdasarkan sistem tingkatan
menurut Ann Arbor (Ann Arbor Staging Sysem) tahap dari LNH adalah sebagai
berikut :
Tahap I : melibatkan satu regio kelenjar getah bening atau lokasi ekstranodal
tunggal.
Tahap II : melibatkan dua atau lebih regio kelenjar getah bening pada sisi yang
sama dari diafragma atau terlokalisir pada satu lokasi ekstranodal dan
dua atau lebih regio kelenjar getah bening pada sisi yang sama dari
diafragma.
Tahap III : melibatkan regio kelenjar getah bening pada kedua sisi diafragma.
Bisa melibatkan satu lokasi ekstranodal, limpa ata keduanya. Disni
2

melibatkan abdomen atas dan abodmen bawah.


Tahap IV : difus atau diseminasi satu atau lebih organ ekstralimfatik atau jaringan
dengan atau tanpa ada hubungannya dengan kelenjar getah bening.

IV. Manifestasi Klinis


Adanya gejala – gejala LNH yaitu pembesaran nodal atau x-ray dada
abnormal misalnya efusi pleura. Bisa terjadi vena cava syndrome. Pada GI terjadi
jaundice, kram perut, diare berdarah atau tanda dan gejala obstruksi kolonik total.
Bisa terjadi asites, hidronefrosis terjadi akibat obstruksi massa retroperitoneal.
Bila menekan cord, namun jarang adanya tanda-gejala neurologis. Selain itu ada
anemia yang tidak bisa dijelaskan atau anemia hemolotik.
Gejala sistemik adalah panas, keringat malam, penurunan berat. Namun
perlu diingat bahwa tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau di
luar kelenjar getah bening (ekstranodal). Gejalanya tergantung pada organ yang
diserang.

V. Pemeriksaan Diagnostik
Pembedahan biopsi, biopsi sumsum tulang (bilateral), PA dan x-ray dada
lateral, CT scan – dada dan perut, limfadenopati bipedal, scan tulang, USG,
endoskopi dan pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, LED, hapusan darah
tepi, faal hepar, faal ginjal, dan LDH.

VI. Manajemen Medis


1. Pembedahan : reseksi ekstranodal yang terkena seperti GI,
splenektomi.
2. Terapi radiasi : terapi panas (beam) luar.
3. Kemoterapi :
a. LNH keganasan rendah.
Tanpa keluhan : tidak perlu diterapi. Bila ada keluhan : obat tunggal
Siklofosfamid 3 mg/kg BB/hari, dan dosis pemeliharaan 1 mg/kg BB tiap
hari atu 1000 mg/m2 iv selang 3-4 minggu.
b. LNH keganasan sedang.
Ideal : CHOP (Cyclophosphamide, Hydroxo-epirubicin, Oncovin,
Prednison), selang waktu 3-4 minggu.
c. LNH keganasan tinggi.
Ideal : diberikan Pro MACE-MOPP atau MACOP-B.
3

Asuhan Keperawatan Limfoma Non Hodgkin


I. Pengkajian
1. Kulit : nyeri pada pembengkakan kelenjar getah bening, kehilangan
pigmentasi melanin (vitiligo), pruritus, nodus kenyal dan keras, diskret dan
dapat digerakkan, demam.
2. Kenyamanan : nyeri tekan atau nyeri pada lodus limfa yang terkena
misalnya sekitar mediastinum, nyeri dada, punggung, tulang, nyeri saraf.
3. Fungsi pernapasan : batuk non-produkif, parau, sianosis, stridor,
wheezing, dyspnea, dan penggunaan otot bantu.
4. Fungsi imunologis : meningkatnya suspect untuk infeksi.
5. Eliminasi : perubahan urine, feses.
6. Fungsi gastrointestinal : distensi perut, BB menurun, anoreksia,
disfagia, bengkak pada wajah, leher, rahang, asites.
7. Integritas ego : strres, cemas, ansietas, masalah finasial, status
hubungan, menarik diri, marah, pasif.
8. Aktivitas/istirahat : kelelahan, kelemahan, atau malaise umum,
kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan, bahu merosot, jalan
lamban.
9. Sirkulasi : palpitasi, angina, takikardi, disritmia, sianosis, ikterus,
pucat (anemia), keringat malam (diaforesis).

II. Diagnosa Keperawatan


1. Tidak efektif pola napas berhubungan dengan kemajuan penyakit pada
paru dan mediastinum.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pengaruh penyakit pada saluran gastrointestinal.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan gangguan fungsi imunologis.
4. Takut, cemas berhubungan dengan terganggunya body image.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembengkakan limfa
node dan fungsi yang terganggu.
4

III. Perencanaan Keperawatan


P E R E N C A N AA N
DIAGNOSA
NO TUJUAN DAN KRITERIA
KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1. Tidak efektif pola napas berhubungan Pola napas kembali normal dengan 1. Tempatkan pasien dalam Meningkatkan ekspansi paru
dengan kemajuan penyakit pada paru kriteria tidak batuk, dispnea atau posisi duduk. Menghilangkan tekanan pada dada
dan mediastinum. wheezing. 2. Keluarkan atau lepaskan
baju yang menekan Meningkatkan ekspanesi alveolar
3. Anjurkan untuk napas dalam Memberi oksigenasi adekuat
4. Atur oksigen sesuai order Menghilangkan obstruksi jalan napas bila
5. Persiapan peralatan dibutuhkan
emergensi Melihat perubahan nilai dasar

6. Inspeksi dada akan RR, Mendeteksi perkekmbangan infeksi atau


ritme dan ekspansi yang asimetris kemajuan penyakit
7. Auskultasi bunyi paru Mendeteksi komplikasi
abnormal, ronki dan kedalamannya
8. Observasi batuk, bersin, Mendeteksi perubahan pertukaran gas yang
stridor, nyeri, warna kulit abnormal
9. Monitor pemeriksaan darah
2. Perubahan nutrisi kurang dari Nutrisi adekuat dengan kriteria BB 1. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi Meningkatkan intake nutrisi
kebutuhan tubuh berhubungan dengan normal, tidak anoreksia, mual atau protein dan cairan yang adekuat
pengaruh penyakit pada saluran muntah dan tidak distensi abdomen, 2. Bantu oral care, hygiene umum, dan kontrol Meningkatkan napsu makan

gastrointestinal. tidak anemia. lingkungan : suhu, bau.


3. Tempatkan pasien dalam posisi duduk Mengurangi perasaan penuh
5

4. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering Membantu menambah intake nutrisi
5. Timbang BB tiap minggu
6. Kolaborasi pemberian multivitamin Melihat kemajuan intake
Membantu menambah intake nutrisi dan
suplemen yang adekuat.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan Tidak terjadi infeksi dengan kriteria 1. Anujrkan pasien untuk batuk dan napas Mencegah infeksi saluran pernapasan
gangguan fungsi imunologis. tidak ada infeksi pernapasan, kulit, dalam secara teratur
suhu dalam batas normal. 2. Anjurkan untuk pertahankan keseimbangan Mempertahankan well-being yang adekuat
intake cairan dan diet Melhiat indikasi infeksi
3. Observasi nyeri, peningkatan suhu, nadi
dan RR serta anoreksia, sekret hidung atau
tenggorokan. Untuk mengobati infeksi
4. Atur antibiotik sesuai order Mendeteksi infeksi dini dan pengobatan yang
5. Kaji perkembangan kulit pasien seperti tepat
herpes zoster, dan lapor dokter untuk
mendapat pengobatan.

4. Kerusakan integritas kulit Integritas kulit akan normal dengan 1. Anjurkan untuk mandi air dingin atau Meningkatkan kenyamanan
berhubungan dengan pembengkakan kriteria tidak ada lesi, tidak nyeri kompres dingin atau hangat
limfa node dan fungsi yang terganggu. tulang atau nyeri saraf. 2. Berikan calamin lotion, sodium bikarbonat Menghilangkan gatal
dan bedak
3. Lubrikasi kulit dengan baby oil, body lotion Memberikan kenyamanan
atau petroleum
4. Pertahankan kelembaban dan ruangan yang Mengurangi gatak
dingin
6

5. Hindari mandi dengan sabun alkalin, dan Menghindari iritasi kulit


pemanasan lokal.
5. Takut, cemas berhubungan dengan Pasien akan berkurang 1. Observasi napsu makan, BB, pola tidur dan Depresi bisa dimanifestasikan dengan
terganggunya body image. ketakutannya tentang perubahan tingkat aktivitas perubahan hal tersebut.
body image 2. Kaji kualitas sistem pendukung Menderteminasi keadaan seseorang yang
mempunyai pengaruh dan membantu pasien.
Withdrawal atau silence bisa indikasi marah
3. Monitor perubahan komunikasi dengan atau depresi
orang lain Menghilangkan perasaan engatif dan
4. Dengarkan dan terima ketakutan dan ketakutannya
kemarahan pasien Berbicara dengan seseorang yang mempunyai
5. Anjurkan pasien untuk diskusikan tentang pengalaman yang sama dapat membantu
ketakutan spesifik dengan pasien lain, memecahkan masalah yang dihadapi.
kelompok pendukung, atau konselor.
Daftar Pustaka

Phipps, Wilma. et al, (1991), Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical
Practice, 4th edition, Mosby Year Book, Toronto

Doengoes, Marilynn, dkk, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih
bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta

Belcher, Anne, (1993), Blood Disorders, Mosby Year Book, Toronto

Ilyas, Sidarta, (2000), Dasar – Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta

Thorpe dan Vera Darling, (1996), Perawatan Mata, alih bahasa : Hartono,Yayasan
Essentia Media dan Andi, Yogyakarta.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD
Dokter Soetomo, Surabaya

Tucker, Martin dkk, (1999), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih dkk,
volume 4, edisi V, EGC, Jakarta
Laporan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN TN. NURKAMTO DENGAN LIMFOMA NON


HODGKIN DI RUANG INTERNA I RSDS SURABAYA
TANGGAL 5 – 9 NOPEMBER 2001

Tgl. MRS : 25 – 10 – 2001


No. Register : 1009

Tempat/tanggal pengkajian :INTERNA I, 5 – 11 - 2001

Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas pasien
1. Nama : Tn. Nurkamto (Laki – laki /31 tahun)
2. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
3. Agama : Islam
4. Status perkawinan : belum kawin
5. Pendidikan/pekerjaan : STM/tidak bekerja.
6. Bahasa yang digunakan : Jawa dan Indonesia
7. Alamat : Jetis Kulon, X/25 Surabaya
8. Kiriman dari : datang sendiri

B. Penanggung jawab pasien


Penanggung jawab pasien adalah orang tua pasien.
II. Alasan masuk rumah sakit
A. Alasan dirawat :
Perut benjol sejak 1 bulan yang lalu, nyeri, napsu makan tidak ada, kaki
bengkak dan perut terasa penuh.
B. Keluhan utama :
Pasien mengatakan ia merasa lemah, napsu makan menurun, setiap makan
cepat merasa penuh.
III. Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :
Pasien tidak pernah menderita penyakit apapun. Pasien tidak ada alergi
makanan dan obat – obatan. Opname saat ini merupakan pengalaman yang
pertama bagi pasien.
B. Riwayat kesehatan sekarang :
Pasien mengatakan bahwa sejak 1 bulan yang lalu perut benjol terutama di
sekitar pusat dan nyeri tekan seluruh dinding perut. Merasa pusing, lemah,
letih dan napsu makan menurun. Sehari makan hanya 2 kali. Akhirnya
keluarga mengantar pasien ke IRD dan dianjurkan untuk opname.
C. Riwayat kesehatan keluarga :
Kakek, nenek, saudara kandung pasien tidak ada yang sakit.
IV. Informasi khusus
A. Masa balita
1. Keadaan bayi lahir
Pasien waktu lahir normal dan sehat. Tidak tahu APGAR score, BB dan
PB lahir, dan lingkar kepala dan dada.
2. Riwayat sehari – hari
Pasien tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya teman – teman
yang lain selama dalam proses tumbuh kembang.
B. Klien wanita
Tidak dikaji

V. Aktivitas hidup sehari – hari


Aktivitas sehari – Pre masuk RS Di rumah sakit
hari
A. Makan dan
minum Pasien makan dua kali sehari, Pasien mengatakan napsu makan
1. Nutrisi tidak ada makanan pantangan, menurun, tidak bisa
napsu makan menurun sejak menghabiskan porsi yang
1 bulan yang lalu disiapkan.
Pasien minum air putih 8 – 10 Pasien suka minum susu yang
2. Minum gelas/hari kadang kopi disiapkan oleh rumah sakit.
B. Eliminasi
1. BAB 1 kali sehari, tidak konstipasi, Sejak masuk BAB normal dan
warna dan jumlah normal tidak ada kelainan.
serta tidak ada kelainan dan
bau
2. BAK BAK 2 kali/hari, tidak ada BAK 2 kali perhari, jumlah tidak
kelainan tentu, warna kuning dan tidak
ada kelainan
3. Keringat Berkeringat terutama pada Berkeringat terutama pada
malam hari malam hari
11

C. Istirahat dan
tidur Tidak tentu Istirahat di tempat tidur
1. Istirahat Malam hari jam 22.00 – --
2. Tidur 05.00. Tidak ada kesulitan
dalam tidur.
D. Aktivitas Pasien hanya di rumah saja. Aktivitas harian sperti mandi
Kadang membantu orang tua dan menggosok gigi dilakukan
menjaga kios atau toko miliki di kamar mandi.
orangnya.
E. Kebersihan Pasien mandi 2 X/hari, tidak Pasien mandi pagi dan sore,
diri ada hambatan dalam menggosok gigi. Melakukan
melakukan personal hygiene personal hygiene di kamar
mandi.
F. Rekreasi Pasien menonton tv, Tidak bisa dilakukan karena
mendengar tape dan juga masuk rumah sakit
radio

VI. Psikososial
A. Psikologsi
1. Persepsi klien terhadap penyakit :
Pasien mengatakan belum mengetahui penyakit yang diderita sekarang
ini. Sebab dokter belum memastikan penyakit yang diderita pasien.
Menurut pasien dan keluarga ini disebabkan oleh perempuan yang ingin
dengan pasien.
2. Konsep diri :
Pasien mengatakan gambaran dirinya (body image) mengalami perubahan
karena bentuk tubuh yang kurus, dan menarik diri. Pasien mengatakan
tidak akan minum obat karena bila minum tetap saja kondisinya seperti
sekarang ini.
3. Keadaan emosi :
Pasien nampak pasrah saja terhadap apa yang dialaminya, menarik diri.
4. Kemampuan adaptasi :
Pasien belum mampu beradaptasi terhadap apa yang dialaminya sekarang.
5. Mekanisme pertahanan diri :
Pasien mengatakan tanpa minum obat dia akan sembuh. Mekanisme
pertahanan diri yang digunakan adalah defens mekanisme.
B. Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, dimana orang
tuanya secara bergantian menunggu dan membantu pasien dalam memenuhi
12

kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat, pasien kurang kontak mata


dan tidak banyak bicara.
C. Spiritual
Pelaksanaan ibadah : pasien beribadah 5 waktu. Keyakinan tentang
kesehatannya menurut karena dibuat orang.

VII. Pemeriksaan fisik


A. Keadaan umum :
Nampak tidak tenang, kesadaran baik, tampak sakit sedang : lemah, lelah dan
malaise secara umum. Penampilan : berjalan pelan dan lemak subkutis
menurun. Tingkat kesadaran compos mentis, GCS : 4 – 5 – 6. Ciri tubuh kulit
pucat dan sawo matang, rambut air. Tanda vital : nadi 76 X/menit, RR 12
X/menit, tekanan darah 100/70 mmHg.
B. Head to toe
1. Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala dan kulit kepala
tidak ada kotoran atau bersih.
2. Rambut
Rambut lurus, warna putih sebagian, nampak bersih, tidak ada ketombe,
tidak tertata rapih (awut-awutan).
3. Mata (penglihatan).
Visus normal, tidak menggunakan alat bantu. Konjungtiva anemis.
Kelopak mata atas masuk ke dalam (cekung).
4. Hidung (penciuman).
Bentuk normal, tidak ada kelainan seperti deviasi septum, mempunyai dua
lubang, peradangan mukosa dan polip tidak ada, sedangkan fungsi
penciuman normal.
5. Telinga (pendengaran).
Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan,
fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, serta alat bantu
tidak ada.
6. Mulut dan gigi.
Bentuk bibir pucat dan kering, ada bau mulut yang kruang sedap. Tidak
ada perdarahan dan peradangan pada mulut. Jumlah gigi utuh, ada
karang/caries, tepi lidah tidak hiperemik, tidak ada benda asing atau gigi
palsu. Sedangkan fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil
normal serta tidak ada peradangan pada faring.
13

7. Leher
Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan (tidak
mengalami pembesaran), tidak ada kaku kuduk.
8. Thoraks (fungsi pernapasan)
Inspeksi : simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernapasan
12x/menit. Palpasi : hangat, ada vokal fremitus, ekspansi paru pada
inspirasi dan ekspirasi maksimal. Perkusi : tidak ada penumpukan sekret,
tidak ada hiperresonan dan bunyi konsolidasi. Auskultasi : tidak ada
ronchii, ataupun wheezing.
9. Abdomen
Inspeksi : ada massa (benjolan) sekitar pusat, abdomen simetris, tidak ada
jaringan parut, dilatasi vena ataupun kemerahan. Palpasi : abdomen keras
(flated), ada nyeri tekanan, teraba massa sekitar umbilicus dengan
diameter 5 cm, hati dan limpa tidak teraba. Perkusi : ada lambung/saluran
cerna. Auskultasi : bising usus normal (15 X/menit).
10. Reproduksi (alat kelamin)
Tidak dikaji.
11. Ekstremitas
Tidak ada luka pada tangan kiri dan kanan. Kekuatan cukup, dimana
mampu membolak – balikan tangan dan menggerakan kakinya.
12. Integumen
Secara umum kulit kelihatan bersih, tidak ada penyakit kulit. Teraba
hangat di dahi dan daerah thoraks. Kulit kering, lemak subkutis kurang.

VIII. Pemeriksaan penunjang


A. Laboratorium :
Tanggal 2 – 11- 2001 : PPT 10,3 detik ; APPT 30,1 detik, Hb 9,3 gr/dl.
B. Radiologi : tidak ada
C. USG : Tanggal 30 – 10 – 2001
Kesimpulan : tampak multiple nodule solid di sepanjang paraaorta
abdominal : suspect limfoma maligna
D. Endoskopi : tidak ada
E. Patologi Anatomi : tanggal 6 – 11- 2001 : nodul abdomen
paraumbilikus dekstra, FNA : LNH, large cell type, high grade.

Analisa data
14

Data Etiologi Masalah


Subyektif :
Pasien mengatakan tidak ada napsu Intake yang tidak Perubahan nutrisi
makan, merasa cepat penuh dan kadang adekuat
mual – mual, mengatakan sejak di rumah
makan 2 kali/hari, di RS tidak bisa
menghabiskan porsi yang disiapkan.
Obyektif :
Pucat, konjungitva anemis, lemak subkutis
menurun, Hb 9 g/dl, mata cekung,
menghabiskan ½ - 1/3 porsi yang
disiapkan, BB 42 kg, TB 165 cm.
Subyektif :
Mengatakan tidak ada guna minum obat, Ketidakpastian Reaksi berkabung
mengatakan penyakitnya dibuat orang. diagnosis
Obyektif :
Pasien hanya tidur saja, menolak untuk
diukur tanda vital, menarik diri, kontak
mata kurang, diagnosis medis belum pasti,
MRS sudah + 10 hari.

Diagnosa keperawatan (berdasarkan prioritas)

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake yang inadekuat.
2. Reaksi berkabung berhubungan dengan diagnosa medis yang belum
pasti
Rencana perawatan
Perencanaan
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Perubahan nutrisi kurang Nutrisi adekuat setelah 1 1. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein Meningkatkan intake nutrisi
dari kebutuhan tubuh minggu perawatan dengan dan cairan yang adekuat
berhubungan dengan kriteria BB bertambah 10 – 2. Bantu oral care, hygiene umum, dan kontrol Meningkatkan napsu makan
pengaruh penyakit pada 20 % dari normal, tidak lingkungan : suhu, bau.
saluran gastrointestinal. anoreksia, mual atau 3. Tempatkan pasien dalam posisi duduk Mengurangi perasaan penuh
muntah dan tidak anemia 4. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering Membantu menambah intake nutrisi
serta lemak subkutis 5. Timbang BB tiap 3 hari Melihat kemajuan intake
bertambah. 6. Kolaborasi pemberian multivitamin Membantu menambah intake nutrisi dan suplemen
yang adekuat.

Reaksi berkabung Pasien akan berkurang atau 1. Observasi napsu makan, BB, pola tidur dan Depresi bisa dimanifestasikan dengan perubahan
berhubungan dengan hilang rasa berkabungnya tingkat aktivitas hal tersebut.
diagnosa medis yang setelah 3 kali pertemuan 2. Kaji kualitas sistem pendukung Menderteminasi keadaan seseorang yang
belum pasti dengan kriteria : menerima mempunyai pengaruh dan membantu pasien.
diagnosis apapun yang Withdrawal atau silence bisa indikasi marah atau
ditegakkan, 3. Monitor perubahan komunikasi dengan orang depresi
lain Menghilangkan perasaan engatif dan ketakutannya
4. Dengarkan dan terima ketakutan dan kemarahan Berbicara dengan seseorang yang mempunyai
pasien pengalaman yang sama dapat membantu
5. Anjurkan pasien untuk diskusikan tentang memecahkan masalah yang dihadapi.
ketakutan spesifik dengan pasien lain, kelompok Pasien berhak mengetahui sakit yang dideritanya
16

pendukung, atau konselor.

6. Beritahukan segera kepada pasien bila diagnosis


pasti sudah ditegakkan

Pelaksanaan dan Evaluasi


Dx.
Hari/tgl Implementasi Evaluasi
kep
Senin, 05–11 –
2001 Jam 13.30
1 10.00 1. Menganjurkan untuk oral hygiene sebelum makan seperti S: pasien mengatakan napsu makan masih menurun, merasa cepat
kumur – kumur. penuh
12.00 2. Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan tinggi O : menghabiskan ¾ prosi yang disiapkan, minum tablet vitamin
protein kepada pasien A : masalah belum teratasi
3. Memberi minum Roborantia 1 tablet. P : rencana intervensi dipertahankan
4. Menganjurkan untuk duduk setelah makan
5. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering

Jam 13.30
2. 10.00 1. Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan tingkat aktivitas S : pasien dan keluarga mengatakan dokter belum mengatakan
2. Menanyakan siapa saja yang merawat/menemani pasie selama diagnosa pasti, menanyakan apa yang harus dilakukan.
MRS O : napsu makan menurun, kontak mata kurang, mengekspresikan
3. Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain perasaannya, kadang menarik diri
4. Mendengarkan dan menerima ketakutan dan kemarahan A : masalah belum teratasi
17

pasien P : rencana intervensi dipertahankan, kecuali tindakan nomor 2


5. Memberitahukan kepada pasien bila diagnosis pasti sudah
ditegakkan
Rabu, 07– 11 –
2001 Jam 13.30
08.00 1. Menganjurkan untuk oral hygiene sebelum makan seperti S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat, mengatakan
1 kumur – kumur dan sikat gigi bisa menghabiskan porsi yang disiapkan dari rumah sakit.
2. Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan tinggi O : Hb 9 g/dl, konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis berkurang,
protein kepada pasien BB 42 Kg, nampak lemah,
3. Memberi minum Roborantia 1 tablet. A : masalah belum teratasi
4. Menganjurkan untuk duduk setelah makan P : rencana intervensi dipertahankan
5. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering seperti roti atau
biskuit
6. Menimbang berat badan pasien

Jam 13.30
2 10.00 1. Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan tingkat aktivitas S : pasien mengatakan napsu makan meningkat, mengatakan
2. Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain memahami keadaan penyakitnya yang membutuhkan waktu untuk
3. Mendengarkan dan menerima ketakutan dan kemarahan menegakkan diagnosis pasti.
pasien O : istirahat cukup, menerima keadaannya, lebih banyak berdiam diri
4. Memberitahukan kepada pasien bila diagnosis pasti sudah A : masalah belum teratasi
ditegakkan P : tindakan keperawatan dipertahankan sampai diagnosis ditegakkan

Jumat, 08 – 11 –
18

2001 Jam 13.30


1 08.00 1. Mengingatkan pasien untuk oral hygiene sebelum makan S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat, mengatakan
seperti kumur – kumur dan sikat gigi bisa menghabiskan porsi yang disiapkan dari rumah sakit, tidak
2. Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan tinggi merasa cepat penuh.
protein kepada pasien O : konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis berkurang, nampak
3. Memberi minum Roborantia 1 tablet. masih lemah, jalan pelan - pelan
4. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering seperti roti atau A : masalah belum teratasi
biskuit P : rencana intervensi dipertahankan

Jam 13.30
2 11.00 1. Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan tingkat aktivitas S : pasien mengatakan napsu makan meningkat, mengatakan
2. Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain memahami keadaan penyakitnya, mengatakan sudah
3. Mendengarkan dan menerima ketakutan dan kemarahan mendengarkan dari dokter sakit yang sedang dideritanya.
pasien O : tenang, rileks, menerima keadaannya, bercerita dengan pasien di
4. Memberitahukan kepada pasien tentang diagnosis pasti samping tempat tidurnya.
berdasarkan hasil biopsi PA A : masalah teratasi
P : tindakan keperawatan dihentikan

Sabtu, 10 -11 –
2001 Jam 13.30
1 08.30 1. Menganjurkan untuk oral hygiene sebelum makan seperti S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat, mengatakan
kumur – kumur dan sikat gigi bisa menghabiskan porsi yang disiapkan dari rumah sakit.
2. Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan tinggi O : Hb 9 g/dl, konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis berkurang,
protein kepada pasien BB 42 Kg
19

3. Memberi minum Roborantia 1 tablet. A : masalah belum teratasi


4. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering seperti roti atau P : rencana intervensi dipertahankan
biskuit
5. Menimbang berat badan
21

Anda mungkin juga menyukai