Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDICAL SURGICAL NURSING
  Rubrik Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan
Nama Tindakan : Pemeriksaan Gula Darah 3 kali sebelum makan

Nama Pasien/Umur : Tn. A Nama Mahasiswa :


No MR : RSUS.00-63-12-05 NIM :
Diagnosa Medis : DM Tipe 2, Keton DM, Observasi Febris
Tanggal Masuk : Sabtu, 02 Maret 2019
Tanggal Pelaksanaan : Senin, 04 Maret 2019

No  Kriteria  Bobot 


1  Diagnosa Keperawatan (PE): Resiko ketidakseimbangan glukosa darah b.d kadar glukosa darah abnormal d.d pasien lemah, 10 
pusing, gemetar, mual, anemis, gelisah, tidak sabaran, tubuhnya teraba hangat, lutut sampai ujung kakinya teraba panas,
penglihatannya buram, konjungtivanya anemis, sklera dan lensanya mengalami kekeruhan,GDS : 340 mg/dl, IMT pasien : 26,34
kg/m2, TD : 130/60, RR : 32 x/mnt, HR :78 x/mnt, S : 37,3 oc.

2  Data Subjekif: Klien mengatakan demam lebih dari 4 hari naik turun, mual, dan pusing. Putri klien mengatakan bahwa klien 10 
mengalami DM
3  Data Objektif:  10 
Hasil Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi: pasien terlihat tremor dan menggigil, sulit berkonsentrasi, pucat, merasa lemah, penglihatan kabur,
Palpasi: tubuh pasien teraba hangat, kaki kananya teraba panas mulai dari lutut sampai ujung kaki
Tanda-tanda Vital: Tekanan darah 130/60 mmHg, HR 78 X/mnt, RR 32 X/mnt, suhu 37,70C, SpO2 97%.
Hasil Pemeriksaan Penunjang:
GDS: 340 mg/dl

4  Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat itu (bukan menurut teori):  10 
 Mengecek identitas klien*
 Melakukan kontrak waktu dan tempat dengan klien (pukul 17.00 sebelum makan malam di bed saja) *
 Mempersiapkan alat: sarung tangan bersih, alkohol swab, strip glucotest, glucometer, lancet, tisu, sharp box, plastic
kuning*
 Mencuci tangan sebelum masuk kamar klien*
 Memakai sarung tangan*
 Menghidupkan glucometer dan memasang strip glucotest pada glucometer
 Membersihkan jari tengah kanan klien dengan alcohol swab secara sirkuler dan menunggunya sampai kering*
 Menusuk jari tengah klien dengan lancet kemudian memasukkan darahnya pada strip dan membuang lancet di sharp box*
 Membersihkan sisa darah yang ada di jari klien dengan alcohol swab dan membuangnya di plastic kuning
 Hasilnya 340 mg/dL dan memberitahukannya kepada klien dan putrinya
 Menanyakan pada putri klien apa yang baru saja dimakan klien sehingga gula meningkat drastis*
 Mencuci tangan dan membereskan peralatan*
 Melaporkan pada perawat karena ada peningkatan gula darah.
5  Dasar Pemikiran:  15 
Diabetes Melitus atau sering dikenal dengan penyakit kencing manis adalah gangguan menahun pada system metabolism
karbohidrat, lemak, dan protein. Gangguan ini terjadi karena kurangnya insulin yang diproduksi pancreas di pulau Langerhans
yang dipakai untuk mengubah gula jadi tenaga dan mensintesis lemak. Gula yang tidak dapat diubah ini bisa menyebabkan
hiperglikemia atau kelebihan gula dalam darah dan karena berlebih akan dibuang melalui urin dan menyebabkan polyuria atau
kencing yang banyak dan glucosuria karena urin mengandung gula. Lemak yang tidak dapat dipecah dengan benar juga dapat
menimbulkan zat-zat keton sehingga menjadi ketoasidosis. Keton yang berlebihan ini dapat menyebabkan kehausan terus-
menerus, penurunan berat badan, dan penurunan daya tahan tubuh. Gula itu sendiri sebenarnya sangat penting bagi tubuh. Fungsi
gula dalam tubuh adalah sebagai sumber energi gerak, energi bagi sel di otak, dan jaringan saraf. Saat gula dalam tubuh kita
tinggi, insulin akan bekerja untuk menyeimbangkannya dan menyimpannya di hati dan di otak. Namun jika kadarnya masih tetap
tinggi maka akan disimpan jadi lemak dan protein sebagai cadangan (Lanywati, 2001). Kadar gula darah orang normal saat puasa
adalah sekitar 80 mg/dl – 120 mg/dl dan bisa mencapai 170 mg/dl 1 jam setelah makan kemudian turun jadi 140 mg/dl 2 jam
setelah makan. Jika kadar gula puasa lebih dari 126 mg/dl dan 2 jam setelah makan lebih dari 200 mg/dl maka dipastikan terkena
diabetes (Tandra, 2017). Ketika kadar gula terlalu tinggi (hiperglikemia) maka darah akan mengental, meningkatkan kadar lemak
dalam darah, dan merusak pembuluh darah yang dalam waktu lama akan menyebabkan neuropati, retinopati, nefropati, dan
gangguan organ-organ penting seperti jantung, ginjal, otak, pencernaan, pancaindra dan sebagianya termasuk infark miokard,
stroke, dan sebagainya (J.C Stevenson, 1993). Sementara pasien dengan kekurangan gula darah (hipoglikemia) dapat dengan
cepat tidak sadarkan diri atau pingsan bahkan koma karena kurangnya suplai glukosa ke otak.
Jadi Itulah sebabnya kenapa memantau gula darah sangatlah penting :
 Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan.
 Menangani secara cepat ketika jika muncul tanda-tanda hipoglikemi atau hiperglikemi
 Klien dengan mandiri bisa menentukan apa-apa saja yang bisa dilakukan dan dikonsumsi dalam keadaannya saat itu
(Holistic Health Solution, 2011).
6  Prinsip Tindakan: Aseptik dan bersih 5 

7  Analisa Tindakan Keperawatan:   15 
Peningkatan glukosa darah secara tiba-tiba dapat terjadi ketika mengkonsumsi makanan yang dapat meransang hiperglikemi.
Oleh karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu untuk mengetahui secara langsung kadar glukosa
darah tanpa persyaratan lainnya seperti puasa atau menunggu setelah makan selama 2 jam.
Menggunakan GDS dapat mengetahui secara langsung kadar glukosa darah karena darah yang diambil adalah darah yang dari
perifer, darah yang dari perifer menunjukkan bahwa aliran darah sudah mengalir diseluruh tubuh dan sampai pada bagian perifer
sehingga dapat diketahui bahwa darah dan glukosa sudah bercampur dan menyebabkan nilai GDS menjadi tinggi. Setelah
dilakukan GDS tanpa menunggu banyak waktu dan bisa dilakukan dimana saja, sehingga tim kesehatan dapat mengetahui
intervensi apa yang akan dilakukan untuk menangani pasien secara cepat. Sehingga masalah risiko ketidakseimbangan glukosa
darah dapat teratasi.
Pemeriksaan glukosa darah pada penderita DM sangatlah penting untuk memantau kadar glukosa darah pasien salah satunay
adalah pemeriksaan glukosa darah sewaktu 3 kali sebelum makan alasan dilakukannya pemeriksaan glukosa darah sewaktu 3 kali
sebelum makan adalah untuk mengantisipasi adanya hiperglikemia atau hipoglikemi. Jadi saat klien mengalami hipoglikemi atau
hiperglikemi sebelum makan, kita sebagai perawat dapat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menyesuaikan diet klien dan
kolaborasi dengan dokter perihal dosis insulin klien. Karena pola makan adalah salah satu hal penting yang dapat mempengaruhi
keadaan klien dengan DMT2 (Holistic Health Solution, 2011).
8  Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)  10 
Bahaya:  Respon nyeri setiap orang berbeda-beda sehingga terkadang pada beberapa pasien akan mengeluh nyeri sedang sampai
berat, jika lokasi penusukan selalu pada tempat yang sama dan pemeriksaan GDS dilakukan setiap harinya dapat terjadi luka dan
dapat menyebabkan infeksi.
Pencegahan:  lakukan manajemen nyeri dengan cara memberikan distraksi sehingga pasien tidak fokus pada penusukan dan
nyeri dapat teratasi, lalu jika sudah selesai melakukan pemeriksaan GDS lokasi sesudah penusukan di basuh dengan alkohol swab
dan diberi tanda dengan hansaplast atau kassa.
9  Hasil yang didapat:  5 
S : Klien hanya mengatakan “Ya Allah, ya Allah”. Putri klien mengatakan klien habis makan roti 1 buah sekitar 1 jam yang lalu.
O : Klien terlihat sangat gemetaran dan kedinginan. Saat saya meminta tangannya klien tidak kuat menahannya dan segera
menariknya untuk memasukkan tangannya ke dalam selimut sambal berkata “Ya Allah, ya Allah”. Hasil pengukuran tanda-tanda
vitalnya : TD 140/60 mmHg, HR 78 X/mnt, RR 32 X/mnt, suhu 37,70C, SpO2 97%. Namun tidak terpasang nasal kanul karena
tidak sesak napas. Hasil pengecekan gula darah sebelumnya 210 menjadi 340.
A : Ketidakseimbangan gula darah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi :
 Edukasi keluarga untuk mengatur diet klien rendah kalori dan untuk banyak bergerak tidak hanya berbaring-baring saja.
 Observasi TTV tiap 4 jam
 Observasi gula darah klien
 Pantau gejala hiperglikemi atau hipoglikemi
 Sarankan penambahan dosis insulin
 Pantau intake output klien

10  Evaluasi Diri:  5 
Kelebihan : Saya sudah berani melakukan pengecekan gula darah tanpa gemetar jadi keluarga klien juga terlihat percaya pada
saya sehingga saya lebih percaya diri juga dalam melakukannya.
Kelemahan : Dalam melakukan pengecekan gula darah saya masih di pantau oleh CE dan di bantu teman dalam pemasangan
glucostrip karena masih nervous jadi masih lupa-lupa dengan langkah-langkah tindakan termasuk dalam memasang glucostrip.
Karena itu dalam tindakan apapun saya harus yakin dan peracaya diri karena itu juga akan menentukan hasil tindakan saya dan
kepercayaan klien dan keluarga terhadap saya.
11 Referensi 5
- Sutedjo, A, Y. 2010. 5 Strategi Penderita Diabetes Melitus Berusia Panjang. Yogyakarta: Penerbit Kanisuis.
- Lanywati, E. 2001. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
- Tandra, H. 2017. Segala Sesuatu yang Anda Harus Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
- health solution, H .2011. Diabetes di Usia Muda. surabaya: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai