Anda di halaman 1dari 9

KONSEP SPIRITUAL DALAM KEPERAWATAN

A. DEFINISI SPIRITUAL

Perawat memandang klien sbg makhluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yg


berespon secara unik thdp perubahan kesehatan atau pd keadaan krisis.

Perawat berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sbg bagian dr
kebutuhan menyeluruh klien, antara lain dgn memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual
klien tsb, walaupun perawat dan klien mempunyai keyakinan spiritual atau keagamaan
yg BERBEDA.

SPIRITUALITAS -Merupakan sesuatu yg di percayai oleh seseorang dlm


hubunganya dgn kekuatan yg lebih tinggi (tuhan), yg menimbulkan suatu kebutuhan serta
kecintaan thdp adanya Tuhan dan permohonan maaf atas segala kesalahan yg pernah
diperbuat..

Menurut Burkhardt (1993) Spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:

a)     Berhubungan dgn sesuatu yg tdk diketahui atau ketidakpastian dlm kehidupan.

b)     Menemukan arti dan tujuan hidup.

c)     Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dlm diri


sendiri.

d)     Mpy perasaan keterikatan dgn diri sendiri dan dengan Yg Maha Tinggi.

e)     Stoll (1989)

Spiritualitas sbg konsep dua dimensi: dimensi VERTIKAL adalah hubungan dgn Tuhan


atau Yang Maha Tinggi yg menuntun kehidupan seseorang, sedangkan
dimensi HORIZONTAL adalah hubungan seseorang dgn diri sendiri, orang lain dan dgn
lingkungan.

(Carson, 1989). Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau


mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya
dgn Tuhan.

B. KETERKAITAN  SPIRITUALITAS- KESEHATAN -SAKIT 

Keyakinan spiritual sngat penting krn dpt mempengaruhi tingkat kesehatan dan
perilaku selfcare klien.

            Pengaruh dari keyakinan spiritual yg perlu dipahami adalah sebagai berikut:


1. Menuntun kebiasaan hidup

Praktik tertentu pd umumnya yg berhubungan dgn pelayanan keseh mungkin mpyai


makna keagamaan bagi pasien.

Sebagai contoh, ada agama yg menetapkan makanan diit yg boleh dan tidak boleh
dimakan. Begitu pula metode keluarga berencana ada agama yg melarang cara tertentu untuk
mencegah kehamilan termasuk terapi medik atau pengobatan.

2. Sumber dukungan

Pada saat mengalami stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan
agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dpt menerima keadaan sakit yg dialami,
khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yg lama dgn hasil yg blm
pasti.

Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci, dan praktik keagamaan lainnya sering
membantu memenuhi kebutuhan spiritual yg juga merupakan suatu perlindungan terhadap
tubuh.

3. Sumber kekuatan dan penyembuhan

Individu cenderung dpt menahan stress baik fisik maupun psikis yg luar biasa krn
mpy keyakinan yg kuat. Keluarga klien akan mengikuti semua proses penyembuhan yg
memerlukan upaya ekstra, karena keyakinan bahwa semua upaya tersebut akan berhasil.

4. Sumber konflik
Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dgn praktik
kesehatan. Misalnya ada orang yg memandang penyakit sebagai suatu bentuk hukuman
karena pernah berdosa.

Ada agama tertentu yg menganggap manusia sebagai makhluk yg tidak berdaya dlm
mengendalikan lingkungannya, oleh karena itu penyakit diterima sbg nasib bukan sebagai
sesuatu yg harus disembuhkan.

C. FAKTOR YG MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS

1)     PERKEMBANGAN

      Semakin dewasa idealnya semakin matang tingkat spiritualitas seseorang

2)     KELUARGA

Keluarga memiliki peran yg sangat penting dlm memenuhi kebutuhan spiritual,


individu yg di besarkan dlm keluarga agama islam cndrg 90% islam.

3)     RAS/SUKU

Di Indonesia terdapat banyak pulau dan wilayah, contohnya Indonesia bagian


timur yaitu Irian Jaya mayoritas beragama kristen, dan di Aceh à mayoritas islam

4)     AGAMA YG DI ANUT

      Keyakinan pd agama ttt dpt menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual

5)     KEGIATAN KEAGAMAAN

Kegiatan agama dpt mengingatkan keberadaan dirinya dgn tuhan, dan sll mndekatkan
diri kpd penciptanya

D. PASIEN YG MEMBUTUHKAN DUKUNGAN SPIRITUAL

1. PASIEN KESEPIAN
Pasien dalam keadaan sepi dan tdk ada yg menemani akan membutuhkan bantuan krn
mereka merasakan tdk ada kekuatan selain kekuatan tuhan, tdk ada yg menyertainya
kecuali Tuhan.

2. PASIEN KETAKUTAN DAN CEMAS

Adanya ketakutan dan kecemasan dpt menimbulkan perasaan kacau, yg dpt membuat
pasien membuutuhkan ketenangan pd dirinya, dan ketenangan yg plg bsar adlh
bersama tuhan.

3. PASIEN YG HARUS MENGUBAH GAYA HIDUP

Adanya pola gaya hidup dpt mengacaukan keyakinan individu bila ke arah yg lbh
buruk dan sebaliknya

4. PASIEN YG HARUS MENGUBAH GAYA HIDUP

Adanya pola gaya hidup dpt mengacaukan keyakinan individu bila ke arah yg lbh
buruk dan sebaliknya

E. MASALAH KEBUTUHAN SPIRITUAL

DISTRESS SPIRITUAL à suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau


beresiko mengalami gangguan dalam kepercyaan atau sistem nilai yg memberikannya
kekuatan, harapan dan arti kehidupan.

F. MACAM – MACAM DISTRES SPIRITUAL

1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai atau dari
penderitaan yang berat

2. Spiritual yang khawatir yaitu terjadinya pertentangan kepercayaan dan sistem nilai seperti
adanya aborsi

3. Spiritual yang hilang yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan
keagamaan.

G. PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL


Menurut Undang-undang Kesehatan No.23 tahun 1992 bahwa Perawat adalah mereka
yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Aktifitaskeperawatan
meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan atau pelayanan keperawatan, praktek
keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan klien (individu, keluarga dan
masyarakat) serta kegiatan penelitian dibidangkeperawatan (Gaffar, 1999 dalam Qur’ana,
2012).

Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan. Perawat membantu pasien


mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Proses penyembuhan
bukan hanya sembuh dari penyakit tertentu. Asuhan keperawatanyang diberikan tidak hanya
berfokus pada perawatan fisik, tetapi perawatan secara holistik (Rufaidah, 2006).

Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari berbagai


pelayanan kesehatan lainnya baik medis, gizi penunjang dan lain sebagainya termasuk
pelayanan kerohanian rumah sakit. Departemen kesehatan, 1997 dalam Qur’ana (2012),
melalui DirjenYanmed telah menetapkan standart Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit,
salah satunya adalah memenuhi kebutuhan pasien dengan kriteria standar sebagai berikut:

1. Menyediakan sarana ibadah;

2. Membantu pasien beribadah;

3. Mendampingi pasien saat bimbingan spiritual.

Perawat merupakan orang pertama dan secara konsisten selama 24 jam sehari

menjalin kontak dengan pasien, sehingga dia sangat berperan dalam membantu
memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Menurut Andrew dan Boyle, 2002 dalam Qur’ana
(2012), pemenuhan kebutuhan spiritual memerlukan hubungan interpersonal, oleh karena itu
perawat sebagai satu-satunya petugas kesehatan yang berinteraksi dengan pasien selama 24
jam maka perawat adalah orang yang tepat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien.

Kebutuhan spiritual klien sering ditemui oleh perawat dalam menjalankan perannya
sebagai pemberi pelayanan atau asuhan keperawatan. Ketika perawat menyusun perencanaan
untuk menjadi contoh peran spiritual bagi kliennya, perawat juga menyusun tujuan bagi
dirinya sendiri.

Menurut Taylor, Lillis, dan Le Mone dalam Hamid (2009), dalam hal ini perawat
akan:

1. Mempunyai pegangan tentang keyakinan spiritual yang memenuhi kebutuhannya


untuk mendapatkan arti dan tujuan hidup, mencintai berhubungan, dan pengampunan;

2. Bertolak dari kekuatan spiritual dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika


menghadapi nyeri, penderitaan, dankematian dalam melakukan praktek profesional;

3. Meluangkan waktu untuk memupuk kekuatan spiritual diri sendiri;

4. Menunjukkan perasaan damai, kekuatan batin, kehangatan, keceriaan,

caring, dan kreativitas dalam interaksinya dengan orang lain;

5. Menghargai keyakinan dan praktek spiritual orang lain walaupun berbeda

dengan keyakinan spiritual perawat;

6. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang bagaimana kebutuhan

spiritual klien mempengaruhi gaya hidup mereka, bersepons terhadap

penyakit, pilihan pelayanan kesehatan dan pilihan terapi;

7. Menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan spiritual klien;

8. Menyusun strategi asuhan keperawatan yang paling sesuai untuk

membantu klien yang sedang mengalami distress spiritual.

H. ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL

1. PENGKAJIAN

1) —  Sumber kekuatan yaitu berasal dari tuhan atau yg lain


2) —  Data umum, mencakup agama yg di anut pasien / keyakinan

3) —  Bagaimana pasien melaksanakan keyakinanya, ada masalah?

4) —  apakah sakit atau terluka mempengaruhi keyakinan anda?

5) —  Apakah anda mempunyai pemimpin spiritual?

6) —  Apakah anda butuh pemimpin spiritual?

7) —  Faktor yg mempengaruhi à kematian, sakit, kecacatan, dsb

8) —  Faktor  yang menyebabkan masalah spiritual. Kehilangan salah satu bagian


tubuh, beberapa penyakit terminal, tindakan pembedahan, prosedur invasif dll

9) —  Kaji tanda distres di atas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Distress spiritual  b.d anxietas


Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari 
seseorang  yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis
2) Koping inefektif b.d krisis situasi
Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat  terhadap  stressor,
pilihan respon untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan
menggunakan sumber yang tersedia

3. BATASAN KARAKTERISTIK

1) Mayor (harus terdapat)

- Mengalami gangguan dlm sistem kepercayaan

2) Minor (mungkin terdapat)

- Menunjukkan kekecewaan atau putus asa

- Memilih tdk melakukan kebiasaan upacara keagamaan


- Bertanya ttg arti kehidupan, kematian dan penderitaan

- Mengungkapkan bahwa ia tdk memiliki alasan untuk hdp

4. FAKTOR YG BERHUBUNGAN

- —  Kehilangan bagian atau fungsi tubuh

- —  Sakit terminal

- —  Penyakit2

- —  Nyeri

- —  Trauma/terluka

- —  Keguguran

- —  Amputasi

- —  Pembedahan/operasi

- —  Hambatan untuk melakukan ritual spiritual

5. INTERVENSI Dx 1

- —  Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama

- —  Tentukan konsep ketuhanan klien

- —  Kaji sumber-sumber harapan dan  kekuatan pasisien

- —  Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan

- —  nilai dampak situasi kehidupan terhadap peran

- —  evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan

- —  Anjurkan klien menggunakan tehnik relakssi


- —  Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai

- —  Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian


pelayanan kesehatan

6. EVALUASI

- Evaluasi thdp masalah spiritual dpt di nilai dari

- Mampu beristirahat dengan tenang

- Menyatakan penerimaan keputusan moral

- Mengekspresikan rasa damai

- Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka

- Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa bersalah dan ansietas

- Menunjukkan prilaku lebih positif

- Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya

DAFTAR PUSTAKA

Nur,I. all-in-one. Konsep Spiritual Dalam Keperawatan.


https://sites.google.com/site/penawaranjasadaninformasi/silabus-dan-ilmu-
keperawatan /konsep-spiritual-dalam-keperawatan. Di akses pada 01 september 2020.
Fakhtur,A. Analisis Gambaran Kebutuhan Spiritual Berdasarkan Tingkat Keterganungan
Pasien Di Ruang Perawatan Interna Dan Bedah Di Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji Makassar. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2407/1/ALIF
%20FAKHTUR%20RAMADHAN.pdf. Di akses pada 01 september 2020.

Anda mungkin juga menyukai