Anda di halaman 1dari 6

Medica Hospitalia Med Hosp 2013; vol 1 (3) : 207-212

Clinical Practice

Deteksi Dini Serta Evaluasi pada Anak yang Dicurigai Keganasan


Bambang Sudarmanto

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi Semarang

PENDAHULUAN penemuan kanker pada stadium awal sangat berperan


pada prognosis pasien.
Penatalaksanaan kanker anak dan dewasa saat ini
berkembang dengan pesat. Hal ini bisa terjadi karena JENIS KANKER PADA ANAK
berkembangnya pusat pelayanan kanker anak di rumah
sakit dengan tersedianya sarana medik dan obat Jenis kanker pada anak yang dirawat SMF Anak RSUP
kemoterapi serta bertambahnya tenaga ahli di rumah Dr. Kariadi dan jumlah kasus baru tahun 2012 dapat
sakit, ditunjang dengan beberapa hasil riset dengan dilihat pada tabel 1.
metode yang lebih baik dibidang diagnosis dan strategi
pengobatan. Riwayat Keluarga dan Keluhan Utama
Disisi lain jumlah kasus yang selalu bertambah Langkah awal dan merupakan kunci penting
dilaporkan 12.000 kasus baru kanker anak pada usia anak untuk keberhasilan proses penegakan diagnositik kanker
10 tahun di Amerika Serikat (AS).1 Di Indonesia belum pada anak adalah riwayat keluarga. Keluhan utama pada
ada data yang konkrit peningkatan jumlah kasus kanker kanker anak biasanya timbul dari akibat pembesaran
anak setiap tahunnya, namun di pahami bersama bahwa organ tubuh, adanya invasi disekitar organ atau
jumlah pasien rawat inap dengan kanker rujukan dari metastase serta adanyapengaruh terhadap fungsi organ
rumah sakit kabupaten meningkat. dan organ disekitarnya, adanya penekanan pada
Di Negara maju AS dikatakan bahwa kanker anak sumsum tulang serta dampak dari gangguan fungsi
merupakan penyebab kematian tertinggi pada usia anak tulang tersebut.
setelah infeksi dankecelakaan lalu lintas. Meskipun
penurunan angka kematian pada usia dibawah 14 tahun
menurun terutama pada kasus limfoma maligna TABEL 1
(LMNH), sarkoma jaringan lunak serta leukemia Jenis Kanker anak yang dirawat SMF Anak
limfoblastik akut.1 RSUP Dr. Kariadi Semarang dan jumlah kasus baru
Bahwa anak bukanlah orang dewasa yang kecil tahun 2012
perlu di pahami bersama, sehingga jenis kanker pada Jenis Kanker Jumlah kasus baru
anak sangat berbeda dengan jenis kanker pada dewasa. 2012
Leukemia limfoblastik akut misalnya merupakan jumlah
terbesar kanker pada anak usia 0–14 tahun.2 Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) 33
Deteksi dini kanker anak menjadi penting karena Leukemia Mieloblastik Akut (AML) 19
sampai saat ini belum ada cara yang ampuh untuk Limfoma Maligna Non Hodgkin's (LMNH) 5
melakukan deteksi dengan benar dari sekian jenis kanker
Neuroblastoma 3
pada anak, baru satu jenis kanker anak yang dapat di
deteksi dengan benar yaitu jenis Retinoblastoma. Oleh Nefroblastoma (Wilm's Tumor) 7
karena itu pentingnya kewaspadaan terhadap gejala dan Retinoblastoma 13
tanda awal pada kanker anak kemudian melakukan Hepatoma dan jenis tumor hati lainnya 2
evaluasi terhadap gejala dini sangatlah penting, Germinal cell carcinoma 4
meskipun disadari bahwa gejala yang timbul tumpang
Lain lain 6
tindih (overlapping) antara gejala kanker dan bukan
kanker maupun gejala jenis kanker satu dengan lainnya. Total kanker anak 92
Dengan deteksi dini dan evaluasi yang baik serta
(Sumber : data rekam medik, RSUP Dr. Kariadi Semarang, 2012)

207
Medica Hospitalia | Vol. 1, No. 3, Mei 2013

Riwayat keluarga serta adanya predisposisi intrakranial pada anak dengan gejala mengarah tumor
kanker, penyakit genetic (misalnya sindroma Down, otak perlu dilakukan MRI. Pemeriksaan CT dapat
Neurofibromatosis, Sindroma Beckwith – Widemann), dilakukan sebagai uji awal bila tidak tersedia MRI. CT
riwayat radiasi, serta riwayat kanker dalam keluarga. adalah pemeriksaan yang baik, cepat untuk menilai
Faktor lingkungan dan genetik seringkali dihubungkan peningkatan TIK atau perdarahan intracranial.2,3
dengan perkembangan kanker, khususnya faktor genetik
memegang peran penting sebagai timbulnya kanker Limfadenopati
pada anak, disamping itu faktor lingkungan yang diduga Limfadenopati merupakan temuan yang sering
meningkatnya kejadian kanker pada anak. didapatkan pada pemeriksaan fisik anak. Pembesaran
Diagnosis saat ini menjadi sulit oleh karena gejala kelenjar limfonodi merupakan tanda yang sering
non spesifik dan beragamnya jenis kanker. Namun didapatkan berhubungan dengan keganasan atau
demikian diagnosis awal akan sangat berpengaruh penyakit infeksi. Untuk membedakan penyebab hal
terhadap peningkatan prognosis. Keluhan utama yang tersebut dibutuhkan pendekatan yang lebih mendalam.
disampaikan oleh pasien maupun keluarganya. Kelenjar limfe menjadi membesar sebagai respons dari
infeksi atau infiltrasi. Secara umum kelenjar limfe
Nyeri kepala (Headache) dikatakan membesar bila >10 mm sedangkan kelenjar
Nyeri kepala merupakan keluhan utama tersering pada limfe inguinal bisa dikatakan membesar jika berukuran
anak yang lebih besar yang sebagian besar disebabkan >15mm, dan kelenjar epitroklea juga dikatakan
oleh non keganasan. Sebagian kecil nyeri kepala membesar jika berukuran >5mm. Selain ukuran ada
disebabkan oleh adanya masa intracranial, tumor primer beberapa kriteria lain yang digunakan untuk
ataupun metastase. Nyeri kepala bisa menetap atau membedakan penyebab pembesaran kelenjar limfe
berulang. Lokasi nyeri kepala, gejala neurologis, muntah antara infeksi atau keganasan, yakni persistensi atau
serta nyeri kepala yang berulang merupakan riwayat kecepatan pembesaran, kualitas, lokasi dan distribusi
penting yang harus diperhatikan. Adanya tanda dan kelenjar (contoh pembesaran kelenjar limfe, simetris
gejala neurologis seperti keterlambatan bicara, terlokalisir, menyebar atau pada regio tertentu), dan
kelemahan saraf cranial, ataksia serta gagal tumbuh didapatkan tanda atau gejala lain terutama akibat infeksi.
kembang merupakan tanda dan gejala tumor pada Adanya pembesaran kelenjar limfe supraklavikula,
system saraf pusat. Perlu dilakukan pemeriksaan akilla, epitroklea dikatakan abnormal. Pembesaran
neurologi termasuk evaluasi edema papil sebelum kelenjar limfe yang berlangsung lebih dari 6 minggu
pemeriksaan radiografi. Informasi lain yang juga penting dicurigai akibat keganasan walaupun unilateral. Kelenjar
seperti perubahan ketajaman penglihatan, perubahan limfonodi yang keras, tidak dapat digerakkan, dan tidak
perilaku, dan prestasi belajar. Bila didapatkan massa sakit dapat dicurigai akibat keganasan. Sedangkan

TABEL 2
Tanda dan gejala serta diagnosis banding dari beberapa kanker anak

Tanda dan gejala Diagnosis Kemungkinan


(kondisi non keganasan) keganasan

Nyeri kepala, muntah di pagi hari Migrain, sinusitis Tumor otak


Limfadenopati Infeksi Limfoma, leukemia
Nyeri tulang Infeksi, trauma Tumor tulang, leukemia, neuroblastoma
Massa abdominal Konstipasi, kista ginjal, kandung kemih yang penuh Tumor Wilms, neuroblastoma
Massa di ekstremitas Kista, infeksi, trauma Tumor tulang, sarkoma jaringan lunak
Massa mediastinum Infeksi, kista Limfoma, leukemia
Pansitopenia Infeksi Leukemia
Perdarahan Gangguan koagulasi, kelainan trombosit, ITP Leukemia (APL), neuroblastoma
Nyeri punggung Trauma Leukemia, limfoma, tumor SSP, perluasan
tumor abdomen ke saraf spinal
Cairan telingan kronik Otitis media/eksterna Histiositosis sel langerhans
Gejala feminisasi / maskulinisasi Pubertas prekok Karsinoma adenokortikal,
tumor otak, tumor germ sel

(Handbook of Pediatric Hematology and Oncology.2nd ed. Wiley Blacwll. 2012. Dengan modifikasi)

208
Deteksi Dini Serta Evaluasi pada Anak yang Dicurigai Keganasan

kelenjar limfonodi yang fluktuatif, nyeri, perabaan pemeriksaan fisik pada 30% neonatus dan 10% anak
hangat dengan adanya eritema lebih dicurigai akibat normal. Sedangkan 3% remaja didapatkan lien yang
infeksi. Bagaimanapun juga ini hanya gambaran umum dapat diraba. Pada anak dengan gejala dan tanda
saja, bisa juga ditemukan pembesaran kelenjar limfe yang penyakit sistemik ukuran lien harus diperiksa pada
nyeri pada keganasan atau lembut dan tidak dapat pemeriksaan fisik.
digerakkan pada infeksi.1–3 Splenomegaly dikaitkan dengan berbagai
Informasi tambahan penting yang harus penyakit seperti:2,3
didapatkan untuk menegakkan diagnosis diantaranya - Anemia hemolitik : sferositosis herediter,
adalah sudah berapa lama pembesarannya, adanya thalassemia, autoimunitas
infeksi yang menyertai, adanya lesi kulit, luka atau - Penyakit imunologis : CVID, penyakit jaringan ikat,
aberasi, bagaimana riwayat imunisasi, endemic parotitis penyakit limfoproliferatif autoimun
dan gejala penyerta lainnya seprti penurunan berat - Infeksi : virus (EBV, CMV, HIV, hepatitis) , bakteri
badan, nyeri sendi dll. (tularemia, abses, tuberkulosis, dan endokarditis
Diagnosis banding dari pembesaran kelenjar limfa infektif), protozoa, spirochaeta, dan jamur
adalah infeksi (virus, bakteri, spirochaeta, protozoa), - Penyakit metabolisme : Gaucher, Neimann-Pick, dan
penyakit jaringan ikat, hipersensitifitas, penyakit penyakit mukopolisakarida.
limfoproliferatif, status imunodefisiensi, gangguan - Keganasan : leukemia selain limfoma Hodgkin dan
metabolisme dan keganasan. Pada bayi diagnosis non-hodgkin
banding yang mungkin higroma kistik, kista duktus Riwayat lengkap harus dicari untuk mendapatkan
tyroglossus, kista celah arkus brankial, kista epidermoid petunjuk etiologi dari pembesaraan limpa. Pasien atau
dan torticollis neonatal. Pembesaran kelenjar limfe yang keluarganya harus ditanyakan mengenai gejala infeksi
terlokalisir kemungkinan disebabkan adanya infeksi saat ini atau yang lalu, demam atau kekakuan (seperti
termasuk bakteri seperti staphylococcus aureus, pada endokarditis bacterial subakut, infeksi
streptococcus B hemolyticus, penyakit akibat cakar kucing mononucleosis, dan malaria), ikterik (dengan anemia
(bartonella henslae) dan mycobacterium tuberculosis atau non hemolitik atau penyakit hepar), perdarahan abnormal
tuberculosis, dan penyebab lain selain bakteri antara lain atau memar (keganasan), bepergian ke area endemis
virus HIV, EBV, CMV, Toksoplasmosis. (malaria), trauma (hematoma limpa), dan riwayat
Pemeriksaan fisik pada anak dengan pembesaran keluarga (hemoglobinopati, thalassemia, dan sferositosis
kelenjar limfe diantaranya adalah assesment ukuran, herediter dengan splenektomi atau kolesistektomi
lokasi, dan kualitas limfonodi. Pemeriksaan menyeluruh sebelumnya). Pemeriksaan fisik termasuk pengukuran
termasuk jaringan kulit dan mukokutan, dan gejala dan ukuran limpa (sentimeter di bawah garis midcosta),
tanda lain yang berkaitan dengan etiologi penyakit konsistensi, dan lunaknya (yang menunjukkan
seperti hepatomegali atau splenomegali. Pengukuran pembesaran cepat dari ukuran) sebagai tambahan dari
kelenjar limfe dilakukan terhadap diameter terbesar. adanya adenopati atau hepatomegali. Tanda vital harus
Kualitas limfonodi dilihat dari mobilitas, konsistensi, dipantau untuk kejadian demam dan hipotensi dan
adanya nyeri dan warna kulit pada regio limfonodi pemeriksaan kulit untuk perdarahan kulit. Pemeriksaan
tersebut.3,4 lain diantaranya evaluasi stigmata penyakit spesifik
Jika infeksi dipertimbangkan sebagai penyebab diantaranya ikterik, bising jantung, arthritis, temuan
limfadenopati, seperti adenitis cervical maka dapat spesifik endokarditis diantaranya bintik Roth
dipertimbangkan pemberian antibiotik selama 2 minggu, (perdarahan retina), lesi Janeway (lesi perdarahan tidak
dan pemeriksaan darah lengkap, dengan hitung jenis dan lunak pada telapak tangan/kaki), dan nodul osler
gambaran darah tepi, dapat dilakukan untuk mengetahui (mikroemboli lunak pada jari dan ibu jari kaki). 4–6
penyebab selain infeksi. Banyak kasus pembesaran Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan perlu
kelenjar limfe akibat infeksi mengecil secara spontan dilakukan pada splenomegali. Perlu dipikirkan adanya
2–6 minggu setelah terapi antibiotik. efek sekunder dari hipersplenisme yaitu adanya sitopeni
Untuk limfonodi yang besar (ukuran>2,5 cm) atau akibat pembesaaran limpa. Pada splenomegali persisten
pasien yang tidak respon dengan terapi antibiotik, harus ditelusuri sebagai berikut:
evaluasi lebih lanjut diperlukan, seperti tes mantoux, • CBC : evaluasi sel darah merah, hitung retikulosit,
x-foto thoraks, dan pemeriksaan darah lengkap termasuk hitung trombosit, hitung jenis leukosit, dan
kimia darah seperti LDH, dan asam urat juga pemeriksaan apusan darah tepi (semuanya
pemeriksaan serologik. Jika dicurigai keganasan maka membantu menyingkirkan penyakit hematologi
direkomendasikan untuk dilakukan biopsi. seperti anemia hemolitik; penyakit membran dengan
sferosit dan eliptosit; peningkatan sel darah merah
Splenomegali dan anemia seperti thalasemia; limfosit atipikal
Splenomegaly merupakan perabaan tepi lien pada seperti EBV; blast leukemik, dan sitopenia sekunder
pemeriksaan fisik, 1–2 cm tepi lien dapat diraba pada akibat leukemia atau hipersplenisme).

209
Medica Hospitalia | Vol. 1, No. 3, Mei 2013

• Infeksi : kultur darah, pemeriksaan virus, apusan anak tampak dengan pincang dengan nyeri yang tidak
tebal dan tipis, dan serologi untuk menyingkirkan proporsional pada temuan pemeriksaan fisik. Sebaliknya
EBV, CMV, HIV,histoplasmosis, tuberculosis, dan pada anak-anak dengan artritis, anak-anak dengan
malaria. leukemia akan menderita nyeri yang memburuk pada
• Evaluasi hemolitik : CBC, hitung retikulosit, tes malam hari, nyeri yang berat dapat beralih ke lokasi
antiglobulin direk (Coombs), haptogobin, bilirubin lainnya, tidak adanya bengkak atau kaku pada pagi hari,
serum, LDH, pemeriksaan enzim sel darah merah dan mungkin berhubungan dengan gejala konstitusional
(G6PD, defisiensi piruvat kinase). seperti berkurangnya berat badan dan berkeringat pada
• Penyakit hepar : panel metabolic lengkap, malam hari. Hubungan dengan temuan laboratorium
pemeriksaan koagulasi, panel hepatitis, α-1 memberi kesan malignansi, meliputi peningkatan jumlah
antitripsin, seruloplasmin (penyakit Wilson). sedimentasi eritrosit, peningkatan serum LDH, anemia,
• Pemeriksaan MRI, CT , USG. trombositopenia, neutropenia dan/atau leukopenia.
Apapun temuannya sebaiknya dilakukan pemeriksaan
Nyeri tulang sumsum tulang. 3–5
Nyeri tulang merupakan keadaan yang tidak normal Nyeri tulang juga dapat merupakan akibat
pada anak dan remaja kecuali berhubungan dengan langsung dari penyakit metastase tulang yang menonjol
trauma. Nyeri yang bertambah sering dikeluhkan dan atau infiltrasi sumsum tulang sekunder terhadap tumor
biasanya bilateral (80% kasus) pada nyeri ekstremitas lain, meliputi neuroblastoma, rabdimiosarkoma,
bawah pada sore atau malam hari, mengenai anak antara sarkoma Ewing dan limfoma non-Hodgkin. Nyeri tulang
usia 3–14 tahun, seringnya timbul setiap minggu atau lokal memerlukan evaluasi radiografi (radiografi biasa
bulan dan jarang beberapa kali dalam sehari, dan 2 sisi) untuk menilai perubahan lesi atau leukemik.
membaik dengan dipijat. Anak dengan keluhan seperti Sitopenia dan/atau abnormalitas dari apusan
ini memiliki prognosis baik. Nyeri biasanya akibat darah tepi dapat mencurigai proses infiltratif sumsum
tulang, sumsum tulang, atau infiltrasi ke syaraf. Nyeri tulang, leukemia secara primer. Anemia, leukopenia atau
punggung pada anak muda adalah patologis dan dapat trombositopenia dapat terjadi pada leukemia, bahkan
disebabkan tumor dari medulla spinalis atau salah satu hanya bisitopeni atau pansitopeni. Pansitopenia dapat
disebabkan kompresi eksternal seperti neuroblastoma, juga mengindikasikan kurangnya produksi sel darah
rhambdomyosarcoma, atau chloroma leukemik. Temuan sebagai mana pada anemia aplastik, atau hal itu
ini harus ditelusuri dengan MRI tulang belakang, disebabkan oleh proliferasi dari sel malignansi sumsum
dimanakondisi ini biasanya tidak ditemukan kelainan tulang yang diakibatkan kepadatan sel. Anemia acapkali
pada pemeriksaan foto polos.4,5 memiliki karakteristik sebagai salah satu penyakit kronik
Pasien dengan tumor primer tulang sering (misalnya normokromik dan jumlah retikulosit yang
menunjukkan gejala nyeri terlokalisir, sering rendah). Jumlah leukosit dapat berubah-ubah pada
berhubungan dengan massa yang membesar. Nyeri tampilan leukemia akut dan mungkin normal, menurun
dapat disebabkan oleh trauma ringan yang baru terjadi atau meningkat. Diferensiasi sel, bagaimanapun persis
atau nyeri bertambah.Pada beberapa kasus, pasien menunjukkan neutropenia dan apusan darah tepi akan
mengalami fraktur patologis setelah trauma ringan tampak persis, namun tidak selalu, menunjukkan sel
akibat infiltrasi periosteum dan lemahnya tulang. Nyeri blast atau imatur. Kecuali metastasis terhadap sumsum
tulang sering merupakan gejala pada pasien dengan tulang dapat terjadi, leukopenia dan trombositopenia,
osteogenik Histiosit sel Langerhans sangat sering jarang berkaitan dengan malignansi ekstramedular.
menyerang tulang dan menimbulkan nyeri tulang lokal Pasien dengan bi- atau pansitopenia membutuhkan
dimanapun pada bagian tubuh, sering disertai dengan aspirasi sumsum tulang dan bila memungkinkan biopsi
bengkak pada jaringan lunak diatasnya.5,6 untuk diagnosis proses infiltratif sumsum tulang, seperti
Nyeri tulang difus atau multifokal sering timbul leukemia akut. Kasus dengan trombositopenia berat
dengan gejala pada leukemia akut. Hal ini dilaporkan yang dicurigai imun trombositopenia (ITP) tanpa tanda
oleh lebih 25% pasien yang didiagnosis dengan leukemia dan gejala klinis keganasan dapat diikuti secara ketat dan
limfoblastik akut (ALL), tetapi sangat sedikit pada jika dengan perkembangan dari sitopenia tambahan
leukemia myelogenus akut (AML). Hal tersebut maka perlu untuk memulai terapi kortikosteroid sebagai
membuat sumsum tulang yang padat dengan sel bagian dari tatalaksana ITP, sebaiknya dilakukan
leukemia. Pasien akan sering mengeluh nyeri tulang aspirasi sumsum tulang meskipun masih kontroversi.5
belakang atau kaki yang persisten dan intensitasnya Indikasi pemeriksaan aspirasi/biopsy sumsum
meningkat serta pada anak yang lebih kecil dapat tulang pada kasus ini adalah 1) adanya depresi pada
menyebabkan iritabel dan enggan berjalan atau ikut serta salah satu atau lebih sel darah tepi (eritrosit, leukosit atau
dalam aktifitas normal. Nyeri muskuloskeletal pada trombosit) tanpa sebab yang jelas, 2) ditemukan sel blas
anak-anak sering didiagnosis sebagai artritis atau infeksi pada darah tepi, 3) adanya sitopeni, limfadenopati, masa
tulang atau sendi. Nyeri mungkin asimetrik dan biasanya mediastinum anterior dan nyeri tulang.

210
Deteksi Dini Serta Evaluasi pada Anak yang Dicurigai Keganasan

Evaluasi awal
Pemeriksaan fisik
Ukuran, lokasi, karakteristik nodul
Adanya organomegali
Tanda/gejala lain yang menunjukkan keganasan
Evaluasi sumber infeksi
Riwayat
Durasi
Gejala yang bersamaan, abrasi/lesi kulit yang baru
Kontak hewan
Bepergian

Evaluasi laboratorium
Hitung darah lengkap, preparat darah apus
ESR atau CRP
LDH, asam urat untuk tersangka keganasan
CMV, EBV, dan titer lain sesuai indikasi (HIV, B. henselae, toxoplasmosis, dll)
PPD atau quantiferon gold
Pertimbangkan x foto thorax untuk nodul besar yang tidak jelas

Sitopeni Adenopati hilus


Sel yang mencurigakan pada apusan Pertimbangkan limfoma Hodgkin, tuberculosis
Biopsy eksisi nodul limfatik
Pencitraan dengan CT thorax/abdomen/pelvis

Aspirasi Diagnosis tidak jelas


sumsum tulang Nodul pada lokasi yang dicurigai
(axiler, supraclavicula, epitrochlear) atau
Durasi 6 minggu atau lebih lama atau
Membesar atau
Nodul ≥ 2,5cm atau
Keras, tidak mobile atau
Tidak ada tanda/gejala infeksi

Terkonfirmasi atau seperti infeksi


Nodul < 2,5 cm
Terapi antibiotic empiris
Pertimbangkan titer lain (penyakit menular seksual,
mycobacterium non tuberculosis, histoplasmosis dll)
apabila diperlukan

Tidak ada diagnosis


Biopsy nodul eksisi
Tidak membaik dengan antibiotic dalam 2–6 minggu

Gambar 1. Evaluasi anak dengan limfadenopati

Perdarahan sebagai tanda dari keganasan memiliki risiko perdarahan yang berat sebagai tanda
biasanya berhubungan dengan trombositopenia yang terjadinya gangguan koagulasi serta koagulasi
berat dan terjadi terutama pada anak-anak dengan intravaskuler menyeluruh (DIC). Pasien dengan
leukemia akut. Manifestasi dengan gejala klinis meliputi keterlibatan pada sumsum tulang yang ekstensif seperti
petekie, purpura, mimisan dan menoragik. Pasien neuroblastoma stadium lanjut dapat juga menampilkan
dengan leukemia promyelosit akut APL, AML, M3, purpura yang hebat. Massa mediastinum dapat

211
Medica Hospitalia | Vol. 1, No. 3, Mei 2013

menyebabkan kompresi terhadap struktur respirasi, atau pada saat pemeriksaan kesehatan. Tidak seperti
vaskular atau lainnya dan sebagian besar massa tumor Wilm's, neuroblastoma sering muncul dengan
mediastinum pada anak-anak adalah suatu keganasan.5 temuan penyebaran dan gejala sistemik termasuk
penurunan berat badan, demam dan nyeri tulang. Pada
Massa mediastinum pasien yang lebih besar, massa biasanya berhubungan
Massa mediastinum anterior lebih khas terlihat pada dengan leukemia atau limfoma dengan pembesaran hati
anak besar dan orang dewasa serta sering berhubungan dan lien. Limfoma yang paling sering pada anak adalah
dengan limfoma, T-cell leukemia, tumor timus, tumor limfoma Burkit yang akan tampak sebagai pembesaran
tiroid, dan beberapa tumor jinak (teratoma, limfoma, yang cepat dari massa abdomen yang akan
danangioma). Tumor ganas, khususnya limfoma dan mengakibatkan keluhan nyeri dan gejala sumbatan
leukemia, akan mengalami pertumbuhan yang cepat dan (saluran pencernaan dan saluran kemih) yang
cepat menimbulkan kegawatan dengan munculnya berhubungan dengan gangguan metabolic akibat tumor
sindroma vena cava superior, sumbatan jalan nafas, lisis. Burkit dan limfoma-limfoma lainnya, sama halnya
disfagia, dan gejala peningkatan tekanan intracranial dengan tumor gastrointestinal primer, juga dapat terjadi
yang akan mengakibatkan penurunan aliran darah balik pada daerah illeocaecal dan menjadi titik pemicu dari
ke otak. Massa akan mengakibatkan efusi pericardial intususepsi.5,6
atau secara langsung sumbatan aliran darah keluar
jantung. PENUTUP
Kemungkinan infeksi yang paling sering adalah
tuberkulosis atau hisptoplasmosis disamping adanya Gejala awal dari kanker kadang sulit dipahami,
kista pericardial, kista bronkogenik ataupun metasatase menunjukkan gejala yang tumpang tindih dan tanda
dari kanker abdomen. Tumor ganas yang umum terjadi yang dapat timbul baik pada penyakit keganasan
pada lokasi ini termasuk limfoma Hodgkin dan massa maupun bukan keganasan. Banyak dokter anak dan
noduler dari neuroblastoma, rabdomiosarkoma, dan klinisi mendapatkan kasus baru kanker pada usia
germ cell tumor. 5–7 tahun, dan masing-masing kasus dapat sangat unik.
Masa mediastinum posterior secara umum berasal Riwayat penyakit adalah langkah awal dalam proses
dari neurogenic dan termasuk tumor jinak dan ganas. diagnostik, dengan petunjuk penting dari keluhan
Diantaranya ganglioneuroma, neurofibroma dan utama.
neuroblastoma. Kebanyakan bersifat asimptomatik. Meskipun kanker merupakan penyebab kematian
yang tinggi pada anak, namun angka harapan hidup
Massa Abomen tampaknya semakin meningkat, apabila seorang anak
Massa abdomen merupakan temuan yang paling sering dicurigai kanker, segera dilakukan evalusasi dan tindak
pada tumor padat ganas pada anak. Penyebab non lanjut.
keganasan diantaranya adalah impaksifeses, intususepsi,
aorta abdominalis, kandungkemih yang membesar, DAFTAR PUSTAKA
ginjal hidronefrosis, dan kehamilan. Massa intra
abdomen dapat dibagi menjadi intraperitoneal dan 1. Orkin SH, Fisher DE,Look AT, Lux SE, Ginsburg D, Nathan
retroperitoneal. Massa retroperitoneal yang paling sering DG. Oncology of Infancy and Childhood. Saunders. 2009.
2. Lanzkowsky P. Pediatric hematology and Oncology. 5th ed.
adalah nefroblastoma ( tumor Wilm's).5,6 Elsevier. 2011
3. Pizzo, Poplack. Principles and Practice of Pediatric Oncology.
5th ed. 2011
Usia timbulnya kanker 4. Pinkerton, Shankar, Mathay. Evidence base Pediatric
Pada bayi baru lahir, massa pada abdomen sebagian Oncology. BMJ. 2010
5. Estlin EJ. Gilbertson RJ. Wynn RF. Peediatric Haematology and
besar berupa kelainan kongenital yang berasal dari ginjal.
Oncology. Scientific principles and clinical practice. Wiley-
Tumor ganas yang paling sering pada anak-anak adalah Blackwell. 2010.
neuroblastoma dan tumor Wilm's. Anak-anak dengan 6. Hasting CA. Torkidson JC. Agrawal AK.Handbook of Pediatric
tumor Wilm's sering gambaran umum baik dan massa Hematology and Oncology.2nd ed. Wiley Blacwll. 2012.
ditemukan secara tidak sengaja oleh anggota keluarga

212

Anda mungkin juga menyukai