Anda di halaman 1dari 11

Lampiran 1

FORMAT KONTRAK BELAJAR

Periode : 2021/2022 Preseptee :


Unit : KMB Preseptor Akademik :
Tanggal Paraf Paraf Paraf
N Kompetensi Elemen Kompetensi Pencapaian Precepte Preceptor Preceptor
o e Akademik Klinik
1 Memahami dan Pengkajian:
menerapkan A. Wawancara
asuhan 1. Identitas
keperawatan Nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama,
pasien dengan pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, No. rekam medik
gangguan sistem
imunologi 2. Riwayat penyakit sekarang
(HIV/AIDS) Dapat ditemukan keluhan yang biasanya disampaikan pasien HIV
AIDS adalah pasien akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi
pasien yang memiliki manifestasi respiratori, batuk-batuk, nyeri dada
dan demam, pasien akan mengeluhkan mual, dan diare serta
penurunan berat badan drastis.

3. Riwayat kesehatan dahulu


Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya
riwayat penggunaan narkotika suntik, hubungan seks bebas atau
berhubungan seks dengan penderita HIV/AIDS, terkena cairan tubuh
penderita HIV/AIDS.

4. Riwatar kesehatan keluarga


Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang
menderita penyakit HIV/AIDS. Kemungkinan dengan adanya orang
tua yang terinfeksi HIV. Pengkajian lebih lanjut juga dilakukan pada
riwayat pekerjaan keluarga, adanya keluarga bekerja di tempat
hiburan malam, bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).

B. Pemeriksaan fisik
a. Gambaran Umum: ditemukan pasien tampak lemah.

b. Kesadaran pasien: Compos mentis cooperatif, sampai terjadi

penurunan tingkat kesadaran, apatis, samnolen, stupor bahkan

coma.

c. Vital sign :

TD: Biasanya ditemukan dalam batas normal


Nadi: Terkadang ditemukan frekuensi nadi meningkat
Pernafasan: Biasanya ditemukan frekuensi pernafasan meningkat
Suhu: Biasanya ditemukan Suhu tubuh menigkat karena demam.
d. BB: Biasanya mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB)
TB: Biasanya tidak mengalami peningkatan (tinggi badan tetap)
e. Kepala: Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis

seboreika

f. Mata: Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak

ikterik, pupil isokor, reflek pupil terganggu.

g. Hidung: Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.

h. Gigi dan Mulut: Biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak-

bercak putih seperti krim yang menunjukkan kandidiasi.

i. Leher: kaku kuduk (penyebab kelainan neurologic karena infeksi

jamur Cryptococcus neoformans), biasanya ada pembesaran

kelenjer getah bening.

j. Jantung: Biasanya tidak ditemukan kelainan.

k. Paru-paru: Biasanya terdapat yeri dada, terdapat retraksi dinding

dada pada pasien AIDS yang disertai dengan TB, Napas pendek

(cusmaul), sesak nafas (dipsnea).

l. Abdomen: Biasanya terdengar bising usus yang Hiperaktif

m. Kulit : Biasanya ditemukan turgor kulit jelek, terdapatnya tanda-

tanda lesi (lesi sarkoma kaposi).


n. Ekstremitas: Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot
menurun, akral dingin.

C. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

1) ELISA

2) Western blot

3) P24 antigen test

4) Kultur HIV

b. Tes untuk deteksi gangguan system imun.


1) Hematokrit.
2) LED
3) CD4 limfosit
4) Rasio CD4/CD limfosit
5) Serum mikroglobulin B2
Hemoglobulin
Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru obstruksi kronis

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kerusakan neorologis, ansietas, nyeri, keletihan

3. Diare berhubungan dengan infeksi

4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif


5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif, kehilangan berlebihan melalui diare, berat badan

ekstrem, faktor yang mempengaruhi kebutuhan status cairan: hipermetabolik

6. Ketidak seimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan diare

7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare, muntah

8. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis, ketidak mampuan menelan

9. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera; biologis

10. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera; biologis

11. Hipertermi berhubungan dengan penyakit, peningkatan laju metabolisme

12. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status cairan, perubahan pigmentasi, perubahan turgor, kondisi ketidak seimbangan

nutrisi, penurunan imunologis

13. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi, perubahan turgor kulit, kondisi ketidak seimbangan nutrisi, faktor

imunologi

14. Resiko infeksi berhubungan dengan, imunosupresi, malnutrisi, kerusakan integritas kulit.

15. Keletihan berhubungan dengan status penyakit, peningkatan kelelahan fisik, malnutrisi, ansitas, depresi, stres

16. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit

17. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkaiit penyakit

18. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik


19. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan citra tubuh

20. Isolasi sosial berhubungan dengan stigma, gangguan harga diri

(Nanda Internasional, 2014)

Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
bersihan jalan nafas keperawatan diharapkan status 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Definisi: pernafasan tidak terganggu 2. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan
ketidakmampuan untuk dengan kriteria hasil: batuk atau menyedot lendir
membersihkan sekresi 1. Deviasi ringan dari kisaran 3. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan
atau obstruksi dari normal frekuensi pernafasan batuk
saluran nafas untuk 2. Deviasi ringan dari kirsaran 4. Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
mempertahankan normal irama pernafasan 5. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya
bersihan jalan nafas 3. Deviasi ringan dari kisaran menurun atau tidak dan adanya suara nafas tambahan
Batasan karakteristik: normal suara auskultasi nafas 6. Monitor atau pernafasan dan oksigenasi sebagaimana
1. Suara nafas tambahan 4. Deviasi ringan dari kisaran mestinya
2. Perubahan frekuensi normal kepatenan jalan nafas Fisioterapi dada
pernafasan 5. Deviasi ringan dari kisaran 1. Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada kepada pasien
3. Perubahan irama normal 2. Monitor status respirasi dan kardiologi (misalnya denyut
nafas 6. Tidak ada retraksi dinding dan suara irama nadi, suara dan kedalaman nafas)
4. Penurunan bunyi dada 3. Monitor jumlah dan karakteristik sputum
nafas 4. Instruksikan pasien untuk mengeluarkan nafas dengan
5. Sputum dalam teknik nafas dalam
jumlah berlebihan Terapi Oksigen
6. Batuk tidak efektif 1. Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi trakea dengan tepat
2. Palpasi kesimterisan ekspansi paru
3. Auskultasi suara nafaas
4. Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas dengan
auskultasi suara nafas ronchi di paru
5. Auskultasi suara nafaas setelah tindakan
6. Monitor kemampuan batuk efektif pasien
2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas
nafas keperawatan diharapkan status 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Definisi: inspirasi dan pernafasan tidak terganggu 2. Lakukan fisioterapi dada sebagaimana semestinya
atau ekspirasi yang tidak dengan kriteria hasil: 3. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan
memberi ventilasi 1. Frekuensi pernafasan tidak batuk atau menyedot lendir
adekuat ada deviasi dari kisaran 4. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan
Faktor resiko: normal batuk
1. Perubahan kedalaman 2. Irama pernafasan tidak ada 5. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya
pernafasan deviasi dari kisaran normal menurun atau tidak ada dan adanya suara nafas tambahan
2. Bradipneu 3. Suara auskultasi nafas tidak 6. Kelola nebulizer ultrasonik sebagaimana mestinya
3. Dipsnea ada deviasi dari kisaran 7. Posisikan untuk meringankan sesak nafas
4. Pernafasan cuping normal 8. Monitor status pernafasan dan oksigen sebagaimana
hidung 4. Saturasi oksigen tidak ada mestinya
5. Takipnea deviasi dari kisaran normal Pemberian Obat:
Faktor yang 5. Tidak ada retraksi dinding 1. Pertahankan aturan dan prosedur yang sesuai dengan
berhubungan: dada keakuratan dan keamanan pemberian obat-obatan
1. Kerusakan neurologis 6. Tidak ada suara nafas 2. Ikuti prosedur lima benar dalam pemberian obat
2. Imunitas neurologis tambahan 3. Beritahu pasien mengenai jenis obat, alasan pemberian
7. Tidak ada pernafasan cuping obat, hasil yang diharapkan, dan efek lanjutan yang akan
hidung terjadi sebelum pemberian obat
4. Bantu klien dalam pemberian obat
Terapi oksigen:
1. Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi trakea dengan tepat
2. Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
3. Monitor aliran oksigen
4. Periksa perangkat (alat) pemberian oksigen secara berkala
untuk memastikan bahwa konsentrasi (yang telah)
ditentukan sedang diberikan
Monitor pernafasan:
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dalam kesulitan
bernafas
2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan
otot-otot bantu nafas
3. Palpasi kesimetrisan ekstensi paru
4. Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadinya
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara
nafas tambahan
5. Auskultasi suara nafas setelah tindakan untuk dicatat
6. Monitor sekresi pernafasan pasien
7. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan (misal
nebulizer)
Monitor TTV:
1. Monitor TD, N, S, RR
2. Monitor suara paru
3. Monitor warna kulit, suhu dan kelembaban
3. Diare Setelah dilakukan tindakan Manajemen saluran cerna
Definisi: Feses yang keperawatan diharapkan 1. Monitor buang air besar termasuk frekuensi, konsistensi,
lunak dan tidak eliminasi usus tidak terganggu bentuk, volume dan warna, dengan cara yang tepat
berbentuk dengan kriteria hasil: 2. Monitor bising usus
Batasan karakteristik: 1. Pola eliminasi tidak terganggu Manajemen diare
1. Nyeri abdomen 2. Suara bising usus tidak 1. Tentukan riwayat diare
2. Sedikitnya tiga kali terganggu 2. Ambil tinja untuk pemeriksaan kultur dan sensitifitas bila
defekasi perhari 3. Diare tidak ada diare berlanjut
3. Bising usus hiperaktif Setelah dilakukan tindakan 3. Instruksikan pasien atau anggota keluarga untuk mencatat
Situasional: keperawatan diharapkan tidak warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
1. Penyalahgunaan terjadi keparahan infeksi 4. Indentifikasi faktor yang bisa menyebabkan diare (misalnya
alkohol dengan kriteria hasil: medikasi, bakteri dan pemberian makan lewat selang)
Fisiologis: 1. Malaise tidak ada 5. Amati turgor kulit secara berkala
1. Proses infeksi 2. Nyeri tidak ada 6. Monitor kulit perinium terhadap adanya iritasi dan ulserasi
3. Depresi jumlah sel darah putih 7. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare
menetap
Pemasangan infus
1. Verifikasi instruksi untuk terapi IV
2. Beritahu pasien mengenai prosedur
3. Pertahankan teknik aseptik secara seksama
4. Pilih vena yang sesuai dengan penusukan vena,
pertimbangkan prevelansi pasien, pengalaman masa lalu
dengan infus, dan tangan non dominan
5. Berikan label pada pembalut IV dengan tanggal, ukuran dan
inisiasi sesuai protokol lembaga
Terapi Intravena
1. Verifikasi perintah untuk terapi IV
2. Instruksikan pasien tentang prosedur
3. Periksa tipe cairan, jumlah, kadaluarsam karakteristik dari
cairan dan tingkat merusak pada kontainer
4. Lakukan prinsip 5 benar
5. Monitor kecepatan IV, sebelum memberikan pengobatan IV
6. Monitor TTV
7. Dokumentasikan terapi yang diberikan, sesuai protokol dan
institusi
4. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan
cairan keperawatan diharapkan 1. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien
Definisi: penurunan keseimbangan cairan tidak 2. Jaga Intake/ asupan yang akurat dan catat output pasien
cairan intravaskuler, terganggu dengan kriteria hasil: 3. Monitor status hidrasi (misalmya, membran mukosa
interstisial, dan atau 1. TD tidak terganggu lembab, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
intraseluler. Ini mengacu 2. Keseimbangan intake dan 4. Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi
pada dehidrasi, output dalam 24 jam tidak cairan (misalnya, peningkatan berat jenis, peningkatan
kehilangan cairan saja terganggu BUN, penurunan hematokrit, dan peningkatan kadar
tanpa perubahan pada 3. BB stabil tidak terganggu osmolitas urin)
natrium 4. Turgor kulit tidak terganggu 5. Monitor status hemodinamika CVP, MAP, PAP, dan
Batasan karakteristik: Setelah dilakukan tindakan PCWP, jika ada)
1. Penurunan TD keperawatan diharapkan 6. Monitor tanda-tanda vital
2. Penurunan tekanan hidrasi tidak terganggu dengan 7. Beri terapi IV, seperti yang ditentukan
nadi kriteria hasil: 8. Berikan cairan dengan tepat
3. Penurunan turgor 1. Turgor kulit tidak terganggu 9. Berikan diuretik yang diresepkan
kulit 2. Membran mukosa lembab 10. Distribusi asupan cairan selama 24 jam
4. Kulit kering tidak terganggu Monitor cairan
5. Penurunan frekuensi 3. Intake cairan tidak terganggu 1. Tentukan jumlah dan jenis Intake/asupan cairan serta
nadi 4. Output cairan tidak terganggu kebiasaan eliminasi
6. Penurunan BB tiba- 5. Perfusi jaringan tidak 2. Tentukan faktor-faktor yang menyebabkan
tiba terganggu ketidakseimbangan cairan
7. Kelemahan 6. Tidak ada nadi cepat dan 3. Periksa isi kulang kapiler
Faktor yang lemah 4. Periksa turgor kulit
berhubungan: 7. Tidak ada kehilangan BB 5. Monitor berat badan
1. Kehilangan cairan 6. Monitor nilai kadar serum dan elektrolit urin
aktif 7. Monitor kadar serum albumin dan protein total
8. Monitor tekanan darah, denyut jantung, dan status
pernafasan
9. Monitor membran mukosa, turgor kulit dan respon haus
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta. EGC

Nurasalam. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS, Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai