Anda di halaman 1dari 19

Asuhan

Keperawatan
kritis
pneumonia
KELOMPOK 3

1) Denius Salabay
2) Christine Simopiaref
3) Gracia Natalie
4) Yulia Kayai
5) Veronika Tekege
6) Noviyanti May
Pembahasan
01
Konsep penyakit 02
Askep
• Definisi
• Anatomi Fisiologi pneumonia
• Etiologi
• Manifestasi Klinis • Pengkajian
• Patofisiologi • Diagnosis
• Web of Caution (Pathway) • Intervensi
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
dan Interpretasi
• Penatalaksanaan Penyakit
0
1
Konsep
penyakit
definisi
Pneumonia adalah penyakit
infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-
paru) tepatnya di alveoli yang disebabkan
oleh beberapa mikroorganisme seperti virus,
bakteri, jamur, maupun mikroorganisme
lainnya (Kemenkes RI, 2019)(Abdjul &
Herlina, 2020).
Anatomi Fisiologi
● Saluran pernapas bagian atas, berfungsi menyaring,
menghangatkan, dan melembapkan udara yang terhirup.
● Saluran pernapas bagian bawah, berfungsi mengalirkan
udara dan memproduksi surfaktan,
● Paru-Paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan. Paru terletak dalam rongga toraks setinggi
tulang selangka sampai dengan diafragma.
Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme, yaitu bakteri, virus dan
fungi. Bakteri penyebab pneumonia adalah
Streptococcus pneumonia, Mycoplasma
pneumonia, Chlamidia spp, Echerichia coli.
Sedangkan dari kelompok viris, penyebab
pneumonia adalah Respiratory Syncytial virus.
Beberapa virus dapat menyebabkan gejala
pneumonia yang berat dan menyebabkan kematian
atau juga disebut: severe acute respiratory infection
(SARI)(Suci, 2020)
Manifestasi Klinis
• Menggigil mendadak dan dengan cepat
berlanjut menjadi demam (38,5°C
sampai 40,5°C). • Tanda lain : infeksi salura nafas atas, sakit
• Nyeri dada pleuritik yang semakin berat kepala, demam derajat rendah, nyeri
ketika bernafas dan batuk. pleuritik, mialgia, ruam, faringitis; setelah
• Pasien yang sakit parah mengalami beberapa hari, spurum mukoid atau
takipnea berat (25 sampai 45 kali mukopurulen dikeluarkan.
pernafasan/menit) dan dispnea , • Pneumonia berat; pipi memerah, bibir dan
ortopnea ketika tidak disangga. bantalan kuku menunjukkan sianosis
• Nadi cepat dan memantul, dapat sentral.
meningkat sepuluh kali/ menit per satu • Sputum purulen, berwarna seperti karat,
derajat peningkatan suhu tubuh bercamur darah, kental, atau hijau,
(Celsius). bergantung pada agens penyebab.
• Bradikardia relatif untuk tingginya • Nafsu makan buruk, pasien mengalami
demam menunjukkan infeki virus, diaforesis dan mudah lelah.
inveksi mikoplsama, atau infeksi • Tanda dan gejala penumonia dapat juga
organisme legionella. bergantung pada kondisi utama pasien
Patofisiologi
Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan
malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak organ paru-
paru. Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak
disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh penjamu. Selain itu toksin-
toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung
merusak sel-sel system pernapasan bawah.
Pnemumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus,
bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-
paru kiri) menjadi terisi cairan. Proses pneumonia mempengaruhi ventilasi setelah agen
penyebab mencapai alveoli, reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan ekstravasasi
cairan serosa ke dalam alveoli.
Pemeriksaan fisik
B1 :
Breathing B2 : Blood B3 : brain
Bentuk dada dan Didapatkan adanya kelemahan Penurunan kesadaran,
gerakan pernapasan. fisik secara umum. didapatkan sianosis perifer

B4 : bladder B5 : bowel B6 : bone


Output dan Intake Mual, Muntah, Anoreksia, & Kelemahan dan kelelahan
cairan. Penurunan BB. fisik secara umum
Pemeriksaan penunjang

Pemerikasaan Pemeriksaan
Radiologi Laboratorium
Foto thoraks (PA/lateral) Pemeriksaan dahak,
merupakan pemeriksaan kultur darah dan
penunjang utama serologi.
menegakan diagnosis
gambaran radiologis
Penatalaksanaan
Pneumonia
Penatalaksanaan medis secara umum untuk
pneumonia menurut Manurung dkk (2009)
adalah Pemberian antibiotic seperti
penicillin, cephalosporin pneumonia;
pemberian antipiretik dan bronkodilator;
pemberian oksigen; pemberian cairan
parenteral sesuai indikasi.
0 Askep
2 pneumonia
A.
PENgkajian
Data umum
Keluhan utama
pasien
Pasien mengatakan batuk disertai
Nama : Tn. A sesak napas dan nyeri dada
Umur : 75 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pensiunan guru
Pendidikan : SLTA Riwayat penyakit
Dahulua
Pasien di diagnosa pneumonia
sejak tahun 2010
Pemeriksaan Fisik
Sistem
ttv pernafasan Sistem Persyarafan
• TD : 150 / 70 • Inspeksi : Bentuk dada dan • Tingka kesadaran:
mmHg pergerakan dada simetris antara Composmetis
• N : 80 x/ menit kiri dan kanan, tidak tampak • GCS : Membuka
• RR : 18 x / menit retraksi dinding dada • Mata : 4 Respon
• Suhu : 36, 5 0 C • Palpasi : Tidak ada benjolan • Verbal : 5
• Spo2 : 95% serta dan nyeri saat dipalpasi, vocal • Respon motoric : 6
terpasang cairan infus fremitus kanan lemah • Reflek : Normal
Nacl 8 tpm di tangan • Perkusi : Hipersonor • Auskultasi : Suara napas
kiri. • Auskultasi :Suara nafas ronchi ronchi
sebelah kiri lobus superior
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien pneumonia
yang ditemukan saat pengkajian antara lain :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya nafas
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
INTERVENSI
DX . POLA NAFAS KEPERAWATAN
TIDAK EFEKTIF
Observasi :
1) Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha
Tujuan : setelah dilakukan tindakan nafas).
keperawatan selama 24 jam diharapkan 2) Monitor bunyi nafas tambahan (mis. gurgling,
pola nafas membaik mengi, wheezing, ronkhi kering).
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma).
Kriteria Hasil : Terapeutik :
• Kapasitas Vital Meningkat 4) Posisikan semi fowler atau fowler.
• Dispnea Menurun 5) Berikan minuman hangat.
• Penggunaan Otot Bantu Nafas 6) Berikan aromaterapi daun mint.
Menurun 7) Berikan oksigen, jika perlu.
• Frekuensi Nafas Membaik Edukasi :
• Kedalaman Nafas Membaik 8) Ajarkan teknik batuk efektif,
• Pernafasan Cuping Hidung 9) Ajarkan PLB (pursed lips breathing dan DBE
Menurun deep breathing exercise).
Kolaborasi : Pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Implementasi yang diberikan pada pasien pneumonia sesuai
dengan intervensi keperawatan dan memberikan terapi latihan pernapasan
pursed lips breathing dan deep breathing exercise, selama 3 hari berturut-
turut. Terapi tersebut dilakukan pada pagi dan siang hari. Intervensi ini
dilakukan selama 10 x/menit, Sedangkan teknik Latihan Deep Breathing
exercise Diberikan Selama 3 Menit Dengan Deep Breathing 6 x/menit
dilakukan selama 3 hari berturut-turut. (Tukang et al., 2023)
THAN
KS!
DO YOU HAVE ANY
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai