Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

BRONKO PNEOMONIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kompherensif

Dosen pengampu : M. Iqbal Sutisna S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh :

RITA 120094

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

2022/2023
A. DEFINISI

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan
akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan
batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsolidasi (Nurarif & Kusuma, 2015). Menurut Ridha (2014) Pneumonia
adalah peradangan dari parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang dengan atau
tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding dinding alveoli dan rongga
interstisium yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak pada anak
usia balita (Ridha, 2014). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pneumonia
adalah peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan
bawah akut dimana asinus terisi dengan cairan radang yang ditandai dengan batuk dan
disertai nafas cepat yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan mycoplasma(fungi).

B. ETIOLOGI

a. Bakteri Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organism gram positif :
Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negative
seperti Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa. (Padila, 2013)

b. Virus Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus. (Padila,
2013)

c. Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta
kompos. (Padila, 2013)

d. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia. Biasanya menjangkiti


pasien yang mengalami immunosupresi. (Padila, 2013)
C. TANDA DAN GEJALA

Gejala yang dapat muncul pada klien dengan pneumonia adalah demam, berkeringat, batuk
dengan sputum yang produktif, sesak napas, sakit kepala, nyeri pada leher dan dada, dan
pada saat austultasi dijumpai adanya ronchi dan dullness.

D. PATOFISIOLOGI

Agent penyebab pneumonia masuk ke paru – paru melalui inhalasi atau pun aliran darah.
Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran pernapasan bawah. Reaksi
peradangan timbul pada dinding bronkhus menyebabkan sel berisi eksudat dan sel epitel
menjadi rusak. Kondisi tersebut berlansung lama sehingga dapat menyebabkan etelektasis
(Suratun & Santa, 2013). Reaksi inflamasi dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan
eksudat yang mengganggu jalan napas, bronkospasme dapat terjadi apabila pasien menderita
penyakit jalan napas reaktif (Smeltzer & Bare, 2013). Gejala umum yang biasanya terjadi
pada pneumonia yaitu demam, batuk, dan sesak napas

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Rontgen dada atau CT scan.


 Kultur atau pemeriksaan bakteri dari riak.
 Pemeriksaan darah lengkap.
 Pemeriksaan analisis gas darah.
 Bronkoskopi untuk melihat ada tidaknya benda asing pada saluran pernapasan.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Awal
Penatalaksanaan awal pada pneumonia aspirasi bertujuan mengatasi kegawatdaruratan,
meliputi stabilisasi jalan napas, status oksigenasi, dan sirkulasi. Posisi kepala ditinggikan
kurang lebih 45 derajat. Bila didapatkan pasien dalam keadaan sadar, kepala dapat
dimiringkan ke lateral ketika terjadi muntah agar tidak terjadi aspirasi. Lakukan suction pada
saluran napas bagian atas dan kavum oris untuk mengurangi jumlah aspirat yang mungkin
terhirup.

2. Penatalaksanaan Lanjutan
Bila penyebab pneumonia aspirasi dicurigai adalah bakteri anaerobik, atau bila ada
komplikasi seperti empiema dan abses paru, antibiotik dan observasi jangka panjang mungkin
diperlukan.
Pemberian antibiotik dapat dilakukan secara rawat jalan dengan indikasi sebagai berikut:

 Adanya perbaikan klinis dan status hemodinamik

 Tidak didapatkan demam

 Adanya perbaikan laboratorium dan tidak ada leukositosis

 Telah terjadi resolusi dari hipoksemia

 Ada perbaikan gambaran radiografi, termasuk penurunan jumlah infiltrat, ukuran dari kavitas,
dan tidak ada efusi pleura.

F. PENGKAJIAN

pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan, yang harus

memperhatikan data dasar dari pasien untuk mendapatkan informasi yang

diharapkan. Pengkajian dilakukan pada (individu, keluarga, komunitas) terdiri

dari data objektif dari pemeriksaan diagnostic serta sumber lain. Pengkajian

individu terdiri dari riwayat kesehatan (data subyektif) dan pemeriksaan fisik

(data objektif). Terdapat dua jenis pengkajian yang dilakukan untuk

menghasilkan diagnosis keperawatan yang akurat: komprehensif dan fokus.

Pengkajian komprehensif mencangkup seluruh aspek kerangka pengkajian

keperawatan seperti 11 pola kesehatan fungsional Gordon dan pengkajian

fokus mencangkup pemeriksaan fisik.

pengkajian pasien dengan pneumonia yaitu

a. Keluhan utama klien dengan pneumonia adalah sesak napas, batuk, dan

peningkatan suhu tubuh atau demam.

b. Riwayat penyakit saat ini

Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Apabila klien

mengatakan batuk, maka perawat harus menanyakan sudah berapa lama,

dan lama keluhan batuk muncul. Keluhan batuk biasanya timbul


mendadak dan tidak berkurang setelah minum obat. Pada awalnya

keluhan batuk nonproduktif, lama kelamaan menjadi batuk produktif

dengan mukus purulent kekuningan, kehijauan, kecoklatan, atau

kemerahan.

c. Riwayat penyakit dahulu

Penyakit diarahkan pada waktu sebelumnya, apakah klien pernah mengalami infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA) dengan gejala seperti luka tenggorokan, kongesti nasal,
bersin, dan demam ringan.

d. Riwayat keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional

1.Pola persepsi sehat-penatalaksanaan sehat

Keluarga sering menganggap seperti batuk biasa, dan menganggap benar-benar sakit
apabila sudah mengalami sesak napas.

2.Pola metabolik nutrisi

Sering muncul anoreksia (akibat respon sistematik melalui control saraf pusat), mual
muntah karena terjadi peningkatan rangsangan gaster dari dampak peningkatan toksik
mikroorganisme.

3.Pola eliminasi

Penderita mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan cairan karena demam.

4. Pola tidur-istirahat

Data yang muncul adalah pasien kesulitan tidur karena sesak napas. Penampilan lemah,
sering menguap, dan tidak bisa tidur di malam hari karena tidak kenyamanan tersebut.

5.Pola aktivitas-latihan

Aktivitas menurun dan terjadi kelemahan fisik.

d. Pemeriksaan fisik

1.Keadaan umum
umum klien dengan pneumonia dapat dilakukan dengan menilai keadaan fisik bagian
tubuh. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan pneumonia

biasanya mengalami peningkatan suhu tubuh yaitu lebih dari 40 C, frekuensi napas
meningkat.

2.Pola pernafasan

Inspeksi: bentuk dada dan gerak pernapasan. Pada klien dengan pneumonia sering
ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan dangkal. Napas cuping hidung dan sesak
berat. Batuk produktif disertai dengan peningkatan produksi sekret yang berlebih.

Perkusi: klien dengan pneumonia tanpa disertai komplikasi, didapatkan bunyi resonan atau
sonor pada seluruh lapang paru.

Auskultasi: didapatkan bunyi napas melemah dan adanya suara napas tambahan ronkhi
basah pada sisi yang sakit. Peting bagi perawat untuk mendokumentasi hasil auskultasi di
daerah mana didapatkan adanya ronkhi.

Sistem neurologi: klien dengan pneumonia yang berat sering terjadi penurunan kesadaran,
Pada pengkajian objektif wajah klien tampak meringis, menangis,merintih

e. Analisa data

analisa data diperoleh dari:

a. Data subyektif

Pengumpulan data yang diperoleh dari deskripsi verbal pasien mengenai masalah
kesehatannya seperti riwayat keperawatan persepsi pasien. Perasaan dan ide tentang
status kesehatannya. Sumber data lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan
tenaga kesehatan lainnya.

b. Pengumpulan data

melalui pengamatan sesuai dengan menggunakan panca indra. Mencatat hasil observasi
secara khusus tentang apa yang dilihat dirasa didengar.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap


gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentangan respon dari seorang
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Diagnosa keperawatan biasanya berisi
dua bagian yaitu deskription atau pengubah, fokus diagnosis, atau konsep kunci dari
diagnosis (Hermand dkk, 2015). Masalah keperawatan pada pasien Pneumonia yaitu

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas.

b. Ketidakefektifan pola napas.

c. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat takipneu, demam.

d. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory.

e. Defisiensi pengetahuan b.d perawatan anak pulang.

Masalah keperawatan yang utama pada pasien dengan pneumonia adalah


ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
H. INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


Dx1 : Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas –
napas tidak efektif intervensi selama1x24 jam 1..01011
(D.0001) diharapkan bersihan Observasi :
jalannapas menjadi efektif
Penyebab dengan kriteriahasil : a.Monitor pola
Fisiologis : napas(frekuensi, kedalam,
1.Spasme jalan napas Bersihan Jalan Napas : usahanapas)
2.Hipersekresi jalan
napas a.Batuk efektif dari skala b.Monitor bunyi
3.Disfungsi 2 (cukupmenurun) napastambahan (mis.
neuromuskuler 4.Benda menjadi 4 Gurgling,mengi, wheezing,
asing dalam jalan napas (cukupmeningkat) ronkhikering)
5.Adanya jalan napas
buatan b.Produksi sputum dari c.Monitor sputum
6.Sekresi yang tertelan skala 3(sedang) menjadi 5 (jumlah,warna, aroma)
7.Hiperplasia dinding (menurun)
jalan napas Terapeutik :
8.Proses infeksi c.Dispnea dari skala 2 a.Posisikan semi fowler
9.Respon alergi (cukupmeningkat) ataufowler
10.Efek agen menjadi 4
farmakologis (cukupmenurun) b.Berikan minuman hangat
(mis.Anastesi)
d.Frekuensi napas dari c.Lakukan fisioterapi dada
Situasional : skala 3(sedang) menjadi 5 jika perlu
1.Merokok Aktif (membaik)
2.Merokok Pasif d.Berikan oksigen
3.Terpajan Polutan e.Pola napas dari skala
skala 3(sedang) menjadi 5 Edukasi :
Gejala dan Tanda (membaik) a.Anjurkan
Mayor asupancairan2000ml/hari
Subjektif :
b.Ajarkan teknik batuk
Tidak Tersedia
efektif
Objektif :
1.Batuk tidak efektif Kolaborasi : Kolaborasi
2.Tidak mampu batuk pemberian bronkodilator,
3.Sputum berlebih ekspektoran, mukolitik
4.Mengi, Wheezing
dan/ronkhi kering
5.Mekonium dijalan
napas (padaneonatus)

I. EVALUASI

Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan
sistematis dan rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian
ulang.

Anda mungkin juga menyukai