Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY C DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN ADENOCARSINOMA COLON DI


RUANGAN PERAWATAN MERPATI RS BHAYANGKARA
MAKASSAR

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NURWANI RAHMAN

NIM : 19CP1011

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES TANAWALI TAKALAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


LAPORAN PENDAHULUAN DYSPNEA

A. Defenisi

Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang
fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas
antara O2 dan (O2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat
sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah
sedikit dan tidak terlalu penting namun pada orang dalam keadaan patologis pada
saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat.Begitu juga jika terjadi
peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan juga
dapat menebab kan dispnea.

Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadiketika
melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit dan
dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan istilah “Shortness Of
Breath”.

Dyspnea adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika melakukan aktivitas
fisik. Sesak napas menrupakan gejala dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut
atau kronis.

B. Etiologi
Penyebab dyspnea menurut Djojodibrolo ( 2019) yaitu :
1. Sistem kardiovaskuler : gagal jantung
2. Sistem pernafasan : PPOK, penyakit parenkim paru, hipertensi pulnomal, faktor
mekanik diluar paru ( asites, efusi pleura )
3. Psikologis ( kecemasan )
4. Hematologi ( anemia kronik )
5. Otot pernafasan yang abnormal ( penyakit otot, kelumpuhan otot )

C. Manifestasi Klinik
Menifestasi klinis pada dyspepsia adalah :
a. Menifestasi pulmoner
Berupa keluhan atau tanda penyakit, baik akibat lansung maupun akibat tidak
langsung dari proses yang ada di paru. Menifestasi ini dapat berupa : a. menifestasi
fulmoner primer, merupakan tanda yang ditimbulkan langsung oleh proses
setempat.
b. Menifestasi ekstrapulmoner
Berupa perubahan-perubahan atau kelinan yang terjadi diluar paru akibat penyakit
yang ada di paru : a. metastasis, merupakan penyebaran penyakit paru keluar paru
seperti kanker paru menyabar ke tulang, hati, otok dan organg tubuh lainnya.
D. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar ( hepatitis ) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat"obatan dan bahan"bahan kimia.unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar pola normal pada
hepar terganggu.gangguan terhadap suplai darah normal pada sel"sel hepar. ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel"sel hepar. Setelah lewat masanya sel"sel
hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel"sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya , sebagian besar klien yang
mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan
nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah


billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal , tetapi
karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatic, maka terjadi
kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi
kesulitan dalam hal konjugasi.-kibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui
duktus hepatikus, karena terjadi retensi ( akibat kerusakan selekskresi ) dan regurgitasi
pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi.( bilirubin indireK ) maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi ( bilirubin direk ).Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan konjugasi, dan
eksresi bilirubin.

E. Pemeriksaan diagnostic
1. Riwayat penyakit atau pemeriksaan fisik
2. Foto rontgen dada
3. Pemeriksaan fungsi paru : menurutnya tidak volume , kapasitas vital, eosinophil
biasanya meningkatkan dalam darah sputum
4. Pemeriksaan alergi ( radioallergosorbent test : RAST )
5. Analisa gas darah – pada awalanya Ph meningkat , paCO2 turun ( alkalosis
respiratori ringan akibat hiperventilasi ) kemudian penurunan pH, penurunan pao2
dan peningkatan paCO2 ( asidosis respiratorik ).
6. Epinefrin
7. Metaprotenol

F. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas darah arteri
pemeriksaan diagnostic foto thorak , EKG
G. Komplikasi

Dypsnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskuler , emboli paru, penyakit


paru intertisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruksi paru
(emfisiema ) bronchitis, asma ), kecemasan. Sesak nafas dapat di sebabakan oleh
beberapa penyakit seperti asma, penggumpalan darah pada paru – paru sampai
pneumonia.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Identifikai
Mendapatkan data identifikasi pasien meliputi nama, umur , jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor, registrasi, dandiagnosa medis.

2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada saat batuk
b. Riwayat penyakit sekarang : asma, CHF, AMI, ISPA
c. Riwayat penyakit dahulu : pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA, batuk
d. Riwayat penyakit keluarga : mendapatkan data riwayat kesehatan keluarga
pasien

3. Pola kesehatan fungsional


Hal – hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigen adalah :
a. Pola manajemen kesehatan persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan, adanya
faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen.
b. Pola metabolic nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengarusi oksigenasi karena
ekspensi paru menjadi menjadi pendek.
c. Aktifitas latihan
Adanya kelemahan atau kelebihan, aktifitas yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi sesorang , aktivitas berlebih dibutuhlan oksigeng yang banyak .
orang yang bisaolaraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolism tubuh dan
kebutuhan oksigen.
d. Pola istirahat tidur
Adanya gangguan oksigeng menyababkan perubahan pola istirahat .

4. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran : kesadaran
b. TTV : peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi
c. Head to toe
1. Mata : konjungtiva pucat ( karena anemi ), kongjungtiva sianosis ( karena
hipoksemia ), konjungtiva terdapat petechic ( karena emboli atau
endocarditis)
2. Mulut dan bibir : membrane mukosa sianosis, bernafas dengan
mengerutkan mulut
3. Hidung : pernafasan dengan cuping hidung
4. Dada : retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simestrik antara dada
kanan dan kira, suara nafas tidak normal.
5. Pola pernafasan : pernafasan normal, pernafasan cepat, pernafasan lambat

5. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan oksigenasi adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak napas
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

6. Intervensi keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak sesak serta
mampu mengeluarkan secret.

Kriteria hasil :
1. Frekuensi irama dan kedalaman pernafasan normal
2. Adanya penurunan dyspepsia
3. Gas- gas darah dalam batas normal

Intervensi :

1. Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernafasan serta pola pernafasan


2. Kaji tanda vital dan tingkat kesadaran setiap jam
3. Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan
pesanan
4. Aulkultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1jam
5. Pertahankan tira baring dengan kepala tempat tidur diinginkan 30 sampai
45 derajat untuk mengoptimalkan pernafasan
6. Berikan dorongn untuk batuk dan napas dalam, bantu pasien untuk
memegang dada selama batuk

b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat
mencapai napas efektif.
Kriteria hasil :
1. pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih
2. TTV dalam batas normal
3. batuk berkurang
4. ekspansi paru pengembang.

Intervensi :
1. Monitor pola nafas
Rasional : untuk mengetahui frekuensi nafas
2. Monitor bunyi nafas
Rasional : untuk mengetahui adanya bunyi wheezing
3. Identifikasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum
4. Berikan posisi semifowler
Rasional : membantu pengembangan paru dengan mengurangi tekanan dan
abdomen diafragma
5. Kolabirasi pemberian O2
Rasional ; agar kebutuhan oksigen dalam tubuh terpenuhi

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24/jam pola tidur
Kembali normal

Kriteria Hasil:
1. Pola tidur kembali normal
2. Pola tidur tidak terngganggu
3. Tidak mengalami kesulitan tidur

Intervensi :

1. Identifikasi pola tidur


Rasional : untuk mengetahui tidur/istirahat
2. Identifikasi factor penyebab
Rasional : mengetahui penyebab tidur terganggu
3. Modifikasi lingkungan
Rasional : agar klien merasa nyaman
4. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
Rasional : agar klien merasa nyaman
5. Kolaborasi pemberian obat tidur

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


Tujuan : setelah dilakukan keperawatan selama 3x24/jam, klien dapat melakukan
aktivitas normal Kembali
Kriteria Hasil :
1. Lelah berkurang/ hilang
2. Kembali beraktivitas normal
3. Tenaga meningkat

Intervensi :

1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


Rasional : mengetahui factor penyebab kelelahan
2. Monitor pola dan jam tidur
Rasional : untuk mengetahui apakah ada gangguan tidur
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (suara, cahaya, kunjungan)
Rasional : untuk meningkatkan rasa nyaman saat istirahat
4. Anjurkan tirah baring
Rasional : untuk meningkatkan energi
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Rasional : untuk meningkatkan energi

Anda mungkin juga menyukai