Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PNEUMONIA PADA NY.

C
DI RUANG ICU RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu : Subandiyo, S. Pd., S. Kep., Ns., M. Kes

Disusun Oleh:

Nimas Azizah Zulfani


P1337420219024
3A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA III


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PNEUMONIA PADA NY. C
DI RUANG ICU RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA

Persiapan praktek di ruang : ICU RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata


Nama Mahasiswa : Nimas Azizah Zulfani
Nama Pembimbing : Subandiyo, S. Pd., S. Kep., Ns., M. Kes
Tanda Tangan Mahasiswa :

A. KONSEP DASAR
1. Latar Belakang
Salah satu parameter gangguan saluran pernapasan adalah
frekuensi dan pola pernapasan. Gangguan pernapasan pada bayi dan
anak dapat disebabkan oleh trauma, alergi, maupun infeksi. Infeksi
yang terjadi pada sistem pernapasan bayi dan anak disebabkan oleh
virus, bakteri, jamur, dan karena aspirasi (Ngastiyah, 2005). Pneumonia
adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan bawah akut
dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi
substansi benda asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi
dan konsulidasi (Nurarif, 2015). Pneumonia adalah infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dan mempunyai gejala batuk,
sesak nafas, bunyi nafas ronki, dan infiltrat pada foto rontgen.

Pneumonia seringkali ditandai dengan gejala batuk dan atau


kesulitan bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada. Pada
umumnya pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular yang
ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderita
pneumonia yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet saat batuk
atau bersin. Untuk selanjutnya kuman penyebab pneumonia masuk ke
saluran pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau
dengan cara penularan langsung yaitu percikkan droplet yang
dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara langsung
terhirup oleh orang disekitar penderita.

2. Definisi
Pneumonia adalah radang parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan kadang non infeksi. Pengertian lain dari
pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas
cepat. Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan
konsulidasi karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry
& Sharon, 2013).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh
karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh
eksudat peradangan (Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang
paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah
peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi dapat
juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli
(Nugroho, 2011).

3. Etiologi
Etiologi pneumonia, yaitu :
a) Bakteri
Bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organsme gram
positif seperti streptococcus pneumonia, S. aerous, dan
streptococcus pyogenesis.
b) Virus
Virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet
citomegalo, virus ini dikenal sebagai penyebab utama kejadia
pneumonia virus.
c) Jamur
Jamur disebabkan oleh infeksi yang menyebar melalui penghirupan
udara mengandung spora biasanya ditemukan pada kotoran burung.
d) Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis Carini Pneumoni (PCP)
biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Misnadiarly (2018), tanda dan gejala pneumonia , yaitu :
a) Demam
b) Sakit kepala
c) Batuk berdahak disertai sesak napas atau napas cepat
d) Nadi berdenyut lebih cepat
e) Adanya suara ronchi saat auskultasi dada dan suara dullness saat
perkusi dada

5. Patofisiologi
Agen penyebab pneumonia masuk ke paru-paru melalui inhalasi
atau aliran darah. Diawali dari saluran pernapasan dan akhirnya masuk
ke saluran pernapasan bawah. Reaksi peradangan timbul pada dinding
bronkus yang menyebabkan sel terisi eksudat dan sel epitel menjadi
rusak. Kondisi tersebut berlangsung lama sehingga dapat menyebabkan
atelaktasis. Reaksi inflamasi dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan
eksudat yang mengganggu jala napas, bronkospasme dapat terjadi
apabila pasien menderita penyakit jalan napas reaktif. Gejala umum
yang biasanya terjadi yaitu demam, batuk, dan sesak napas.

6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita pneumonia, yaitu
abses paru, efusi pleura, emfisema, gagal napas, perikarditis,
meningitis, atelaktasis, hipotensi, delirium, asidosis metabolik, dan
dehidrasi.
7. Pathway
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer dkk (2017) pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada pasien pneumonia, yaitu :
a) Pemeriksaan darah menunjukkan leokositosis dengan predominan
PMN atau dapat ditemukan leukopenia yang menandakan
prognosis buruk dan dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.
b) Pemeriksaan Radiologis
Adanya bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia, bercak
konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris.
c) Pemeriksaan Cairan Pleura
d) Pemeriksaan Mikrobiologis
Pemeriksaan dapat diperoleh dari specimen usap tenggorok,
sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi
trakea, fungsi pleura atau aspirasi paru.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data
secara subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui
metode anamnesa dan data objektif (data hasil pengukuran atau
observasi). Menurut Nurarif (2015), pengkajian yang harus dilakukan
adalah :
a) Identitas Pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, agama, tanggal
masuk rumah sakit, diagnosa medis.
b) Identitas Penanggungjawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta
status hubungan dengan pasien.
c) Pengkajian Primer
1. A (Airways)
Apakah ada sumbatan nafas pada jalan nafas pasien, baik
itu sekret ataupun benda asing. Apakah pasien bernafas
mengalami kesulitan atau tidak bernafas sama sekali.
2. B (Breathing)
Observasi pernapasan pasien apakah dangkal/dalam, sesak
teratur, periodik/apneu, jumlah RR, penggunaan otot
tambahan pernapasan, ada tidak retraksi dada.
3. C (Circulation)
Kaji nadi klien, berupa frekuensinya, bagaimana irama dan
kekuatannya, cek CRT, dan akral.
4. D (Disability)
Kaji tingkat kesadaran klien, kaji kemampuan klien dalam
menggerakkan ekstermitas, kaji apakah klien mengeluhkan
nyeri.
d) Pengkajian Sekunder
1. Keluhan utama : pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2. Riwayat penyakit sekarang : pada awalnya keluhan batuk
tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi
batuk produktif dengan mukus purulen kekuning-kuningan,
kehijauhiajuan, kecokelatan atau kemerahan, dan serring
kali berbau busuk. Klien biasanya mengeluh mengalami
demam tinggi dan menggigil (onset mungkin tiba-tiba dan
berbahaya). Adanya keluhan nyeri dada pleuritits, sesak
napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri kepala.
3. Riwayat penyakit dahulu : dikaji apakah pasien pernah
menderita penyakit seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi.
4. Riwayat penyakit keluarga : dikaji apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir
sebagai penyebab pneumoni seperti Ca paru, asma, TB paru
dan lain sebagainya.
5. Riwayat alergi : dikaji apakah pasien memiliki riwayat
alergi terhadap beberapa oba, makanan, udara, debu.
e) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2. Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa
somnolen
3. Tanda-tanda vital: Perawat memeriksa tekanan darah, nadi,
pernapasan, dan suhu tubuh.
4. Kepala: tidak ada kelainan
5. Mata: konjungtiva anemis atau tidak
6. Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
7. Paru:
- Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada
penggunaan otot bantu napas
- Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus
pada daerah yang terkena.
- Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
- Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
8. Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
9. Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi,
kelemahan

2) Analisis Data
Data Etiologi Masalah
DS : Pasien mengatakan Kelemahan otot Pola napas tidak
sesak napas pernapasan efektif
DO : Pasien terlihat
sesak napas
RR : 30 x/menit
SpO2 : 84% NRM
Ada retraksi dinding
dada
Terpasang alat bantu
nafas NRM 4 liter/menit
DS : Pasien mengatakan Imobilitas Intoleransi aktivitas
lemas
DO : Pasien terlihat
berbaring di bed, dan
melakukan aktivitas
harus dibantu orang lain

3) Prioritas Diagnosa Keperawatan


a) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot
pernapasan.
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas.

4) Perencanaan Keperawatan
No Waktu Tujuan dan kriteria hasil Perencanaan Rasional
(tanggal/jam)

1. Senin, 21 Setelah dilakukan tindakan Dukungan 1. Mengetahui


Februari keperawatan selama 2x24 jam Ventilasi adanya
2022/07.30 diharapkan pola napas tidak Observasi : kelelahan otot
efektif berkurang/hilang 1. Identifikasi pernapasan
dengan kriteria hasil : adanya 2. Mengetahui
Pola Napas pola pernapasan
Kriteria Awal Akhir kelelahan otot dan ada tidaknya
bantu napas suara napas
Dispnea 3 5
2. Monitor status tambahan
Pengguna 3 5 respirasi dan 3. Memberikan
an otot oksigenasi alat bantu
bantu Intervensi : pernapasan
napas 3. Berikan 4. Mengedukasi
oksigenasi pasien untuk
Pemanjan 3 5
sesuai latihan napas
gan fase
kebutuhan dalam
ekspirasi
Edukasi 5. Melakukan
Keterangan : 4. Ajarkan tindakan
1 : Meningkat melakukan kolaborasi
2 : Cukup Meningkat relaksasi napas dengan
3 : Sedang dalam memasang alat
4 : Cukup Menurun Kolaborasi bantu nafas
5 : Menurun 5. Berikan
bantuan terapi
nafas jika
diperlukan
2. Senin, 21 Setelah dilakukan tindakan Edukasi Latihan 1. Pasien siap
Februari keperawatan selama 2x24 jam Fisik untuk
2022/12.30 diharapkan intoleransi Observasi melakukan
aktivitas berkurang/hilang 1. Identifikasi latihan
dengan kriteria hasil : kesiapan dan 2. Membuat
Toleransi Aktivitas kemampuan jadwal untuk
Kriteria Awal Akhir menerima latihan fisik
informasi 3. Pasien
Keluhan 3 5
Intervensi mengetahui jenis
lelah
latihan yang
sesuai dengan
Dispnea 3 5 2. Jadwalkan kondisi
saat untuk latihan kesehatan
beraktivit fisik 4. Pasien
as Edukasi mengetahui
3. Jelaskan jenis teknik mengatur
Dispnea 3 5
latihan sesuai napas saat
setelah
dengan kondisi latihan
aktivitas
kesehatan 5. Tim medis
Keterangan : 4. Ajarkan lain dan keluarga
1 : Meningkat teknik ikut membantu
2 : Cukup Meningkat pernapasan yang latihan pasien
3: Sedang tepat untuk
4 : Cukup Menurun memaksimalkan
5 : Menurun penyerapan
oksigen selama
latihan fisik
Kolaborasi
5. Kolaborasi
dengan tim
medis lain dan
keluarga saat
latihan.
5) Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan implementasi pada pasien pneumonia, meliputi
tindakan dari perawat atau kolaborasi dari dokter atau tim kesehatan
lain. Perencanaan yang telah dibuat akan dilakukan agar pasien dapat
segera pulih.

6) Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah tahap evaluasi
keperawatan, yang mengacu pada kriteria evaluasi, dan ditahap ini
perawat akan mengetahui seberapa jauh proses perawatan telah
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar A. 2014. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 8 No 8. Brunner &

Suddarth.2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1.

Jakarta:EGC

Bulechek,dkk. 2013. Nursing Intervention Classification Edisi 6.

Elsevier , 2019. Buku register rawat inap ruang kenanga dan mawar, RSUD

Prof. Dr. W.Z Johanes Kupang

Christian T. 2016 . Gambaran Karakteristik Pneumonia Pada Anak Vol 4 No 2.

Jurnale-Clinic

Herdman T. 2015. NANDA Internasional. Diagnosis Keperawatan Definisi &

Klasifikasi. Jakarta: EGC

Moorhead S, dkk. 2013. Nursing Outcome Classification Edisi 5.Elsevier

Ngastiyah. 2015. Perawatan Anak Sakit ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

(EGC).

Nugroho T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit

Dalam cetakan 1. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika

Nurarif A.H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc ed 1. Jogjakarta : Penerbit


Mediaction

Anda mungkin juga menyukai