Disusun Oleh :
ISWANDHARY H.
2216133
PEMBIMBING
INSTITUSI
SULFIANA S.Kep.Ns
DR.MUH.RIDWAN S,Kep,Ns,M.Kes
PENDAHULUAN
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Pathways
5. Manifestasi Klinis
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah
sebagai berikut:
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling
sering terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai
39,5°C – 40,5°C bahkan dengan infeksi ringan. Mungkin malas
dan peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan tidak biasa.
2. Meningitis, yaitu tanda – tanda meningeal tanpa infeksi meninges.
Terjadi dengan awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit
kepala, nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda
kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia merupakan hal yang umum yang disertai dengan
penyakit masa kanak- kanak. Sering kali merupakan bukti awal
dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih
sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang
sampai ke tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit
yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya
berlangsung singkat, tetapi dapat menetap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat.
Sering menyertai infeksi pernafasan, khususnya karena virus,
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa
dibedakan dari nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, lubang hidung dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi
pernafasan dan menyusui pada bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin
encer dan sedikit lendir kental dan purulen, bergantung pada tipe
dan tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan.
10. Bunyi pernafasan, seperti mengi, mengorok, dan krekels.
11. Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada
anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk
minum dan makan peroral.
12. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum,
atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar,
sianosis, distress pernapasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernapas, terdapat napas cepat
1) Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan > 50kali/menit
2) Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun > 40kali/menit
6. Pemeriksaan Diagnostik
7. Penatalaksanaan
8. Komplikasi
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
-Kesadaran 10.Kolaborasi
menurun penggunaan oksigen saat
aktivitas dan tidur
5 D.0019 Setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan
Defisit nutrisi b.d 1.Identifikasi status
diharapkan status nutrisi
peningkatan nutrisi
membaik dengan kriteria
kebutuhan
hasil : 2.Identifikasi makanan
metabolisme.
yang disukai
Dibuktikan -Berat badan membaik
dengan : 3.Identifikasi kebutuhan
-Indeks masa tubuh
kalori dan jenis makanan
-Nafsu makan membaik (IMT)
menurut 4.Monitor asupan
-Frekuensi makan
makanan
-Berat badan membaik
menurun 5.Monitor mual &
-Nafsu makan membaik
muntah
-Bising usus
-Membrane mukosa
hiperaktif 6.Monitor berat badan
membaik
-Membrane mukosa
pucat Teraupetik
-Sariawan 7.Lakukan oral hygiene
sebelum makan
8.Berikan makanan yang
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
9.Berikan makanan yang
tinggi protein dan tinggi
kalori
10.Berikan suplemen
makanan
Edukasi
11.Anjurkan posisi
duduk
12.Ajarkan diet
yang diprogramkan
Kolaborasi
13.Kolaborasikan
pemberian medikasi
sebelum makan
6 D.0056 Setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 1.monitor kelelahan fisik
Intoleransi aktivitas diharapkan toleransi 2.identifikasi
b.d tirah baring, aktivitas meningkat kemampuan
kelemahan, dengan kriteria hasil : berpartisipasi dalam
ketidakseimbangan -kemudahan dalam aktivitas tertentu
antara suplai dan melakukan aktivitas Teraupetik
kebutuhan oksigen. sehari-hari meningkat 3.latihan gerak pasif dan
Dibuktikan -kekuatan tubuh bagian aktif
dengan : atas dan bawah 4.libatkan keluarga
meningkat dalam aktivitas
-Mengeluh lelah -keluhan lelah membaik Kolaborasi
-dispneu saat aktivitas 5.anjurkan melakukan
-Frekuensi jantung
menurun aktivitas secara bertahap
meningkat
-Dyspnea
-sianosis
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI