LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA
DI SUSUN OLEH
KHOIRUR ROZIQIN
NIM.2022207209285
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA
1. Pengertian
Pneumonia adalah proses inflamasi atau peradangan pada jaringan
paru yang tampak fusi serta dapat terjadi pengisian di lubang alveoli yang
disebabkan oleh jamur, virus bakteri, dan benda asing. Pneumonia juga bisa
disebabkan oleh bahan kimia, dan aspirasi maupun infeksi, infeksi ini dapat
mengancam nyawa siapapun, terutama pada bayi, anak – anak dan lansia
>65 tahun (Mutttaqin, 2012).
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang meluas
sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada
jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan
atau melalui hematogen sampai ke bronkus dan disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, atau benda asing dengan manifestasi klinis panas yang tinggi,
gelisah, dyspnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering
dan produktif (Sarwono, 2013).
Pneumonia adalah radang paru-paru disertai dengan eksudasi dan
konsolidasi.Pada bayi baru lahir pneumonia yang fatal adalah yang
disebabkan oleh sifilis congenitalyang disertai dengan generasi lemak pada
paru-paru sehingga paru-paru tampak pucatserta tidak mengandung udara
(Dorland, 2015).
2. Etiologi
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), secara umum pneumonia
diakibatkan oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi
organisme patogen. Orang normal dan sehat memiliki mekanisme
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas reflek glotis
dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman
keluar dari organ dan sekresi humoral setempat. Timbulnya pneumonia
disebabkan oleh bakteri virus dan jamur, antara lain:
1. Bakteri: Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella
3. Patofisiologi
Sebagian besar penyebab dari pneumonia ialah mikroorganisme
(jamur, bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan
ludah (droplet) invasi ini dapat masuk ke saluran pernafasan atas dan
menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. reaksi ini menyebabkan
peradangan, dimana ketika terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan diri
maka timbullah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret, semakin lama se
lOMoARcPSD|20725822
4. Pathway
Nurarif & Kusuma, (2015) dan Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017)
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul pada penderita pneumonia menurut
Wijayaningsih (2013) adalah :
1. Biasanya di dahului infeksi traktus respirasi bagian atas
2. Demam (39 - 40ºC) kadang – kadang disertai kejang karena demam ya
ng tinggi
3. Anak sangat gelisah dan adanya nyeri dada yang terasa di tusuk – tusu k
yang dicetuskan saat bernafas dan batuk
4. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan si
anosis sekitar hidung dan mulut
lOMoARcPSD|20725822
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Kyle and S. Carman, 2018) Pemeriksaan laboratorium dan
lOMoARcPSD|20725822
7. Komplikasi
Menurut Sowden dan Betz (2013), pneumonia dapat mengakibatkan
penyakit lain, yaitu :
1. Atelaktasis adalah pengembangan paru – paru yang tidak sempurna ata
u kolaps paru merupakan akibat kurang mobilisasi atau refleks batuk hi
lang
2. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam
lOMoARcPSD|20725822
8. Penatalaksanaan
Menurut Ridha (2017), penatalaksanaan pada penderita pneumonia
adalah sebagai berikut:
1. Oksigen sesuai kebutuhan yang adekuat.
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
3. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan larutan s
alin normal dan beta agonis untuk transport muskusilier
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit.
5. Antibiotika diberikan sesuai penyebabnya.
6. Ekspektoran yang dapat dibantu dengan postural drainase.
7. Rehidrasi yang cukup dan adekuat.
8. Isolasi pernapasan sesuai dengan kebutuhan.
9. Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
10. Tindakan tambahan batuk efektif dan latihan napas dalam.
11. Terapi lain sesuai dengan komplikasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
c. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005).
lOMoARcPSD|20725822
3. Rencana Tindakan
Terapeutik
- Bersihkan sekret pada mulut,
hidung dan trakea, jika perlu
- Pertahankan kepatenan jalan
napas
- Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
- Berikan oksigen tambahan, jika
perlu
- Tetap berikan oksigen saat
pasien ditransportasi
- Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen di
rumah
lOMoARcPSD|20725822
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
- Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas atau tidur.
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
- bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., et al. (2011),
The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children
Older than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by the Pediatric
Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clin
Infect Dis 53 (7): 617-630
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Cetakan 2. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Cetakan 2. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
.