PNEUMONIA
CEMARA II
SRI WAHYUNI
PO712042115
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
A. Pengertian
Pneumonia (community-acquired pneumonia) adalah inflamasi
B. Etiologi
a. Pneumonia lobaris
1) Bakteri
sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan
pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat.
2008).
3) Mikoplasma
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Ditandai dengan suhu badan
napas, nyeri dibagian dada dan batuk berdahak kental dan berwarna
kuning hingga kehijauan. Gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu
lain :
- Batuk berdahak
- Ingus (nasal discharge)
- Suara napas lemah
- Penggunaan otot bantu napas
- Demam
- Cyanosis (kebiru-biruan)
- Poto thorax menujukkan infiltrasi melebar
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan kekakuan pada sendi
- Sesak napas
- Menggigil
- Berkeringat
- Lelah
- Terkadang kulit menjadi lembab
- Mual dan muntah
D. PATOFISIOLOGI
konsulidasi karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus, saat saluran
dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu
makrofag alveoler dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral.
Sistem limpatik dapat mencapai baktern sampai darah atau pleura viceral.
yang tidak pas dan menghasi lkan hipoksia. Kerja jantung menjadi
1.Manajemen Umum
berlebihan
2.Operasi
3.Terapi Obat
itu perlu waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya
pneumonia.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Chest x-ray
3. Jika keadaan memburuk atau tidak ada respons terhadap pengobatan maka
aspirasi transtorakal.
dan biakan yaitu bila ditemukan sel PMN > 25 / lapangan pandang kecil
c. LED: meningkat
kekiri juga terjadi peningkatan LED. Kultur darah dapat positif pada
H. PENGKAJIAN FOCUS
meliputi :
1. Identitas pasien
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
muntah, diare)
mikrorganisme.
c. Pola eliminasi
fisik
5. Pemeriksaan Fisik
1) kepala
Rambut
Kulit kepela tampak bersih, tidak ada luka, ketombe tidak ada,
dan ada atau tidaknya massa atau nyeri tekan pada mata
Telinga
Hidung
1) Leher
bening.
2) Thorax
a) Paru-paru
cuping hidung.
b) Jantung
3) Abdomen
4) Punggung
5) Ekstremitas
pengaruh gravitasi
yang ringan.
7) Integumen
b. Pemeriksaan Penunjang
c. Therapy
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
3. Defisit nutrisi b.d faktor Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen Nutrisi (1.03119)
psikologis (keengganan untuk ...x 24 jam, diharapkan defisit nutrisi Observasi
makan) (D.0019) membaik, dengan kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi
- Porsi makan yang dihabiskan makanan
meningkat - Identifikasi makanan yang disukai
- Pengetahuan tentang pilihan - Identifikasi kebutuhan kalori dan
makanan yang sehat jenis nutrien
meningkat - Identifikasi perlunya penggunaan
- Frekuensi makan membaik selang nasogastrik
- Nafsu makan membaik - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis.piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan melalui
- Selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antlemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jikaperlu
Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi (1.05178)
kelemahan (D.0056) keperawatan selama ..x24 jam Observasi
diharapkan toleransi aktivitas - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
meningkat dengan kriteria hasil: yang mengakibatkkan kelemahan
- Monitor kelemahan fisik dan
- Kemudahan dalam melakukan emosional
aktivitas sehari-hari meningkat - Monitor pola dan jam tidur
- Kekuatan tubuh bagian dan atas - Monitor lokasi dan
bawah meningkat ketidaknyamanan selama
- keluhan lelah menurun melakukan aktivitas
- dispneu saat aktivitas menurun Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan
makanan.
K. Implementasi
L. Evaluasi
Abdjul, R. L., & Herlina, S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa
Dengan Pneumonia: Study Kasus Indonesian Jurnal of Health Development.
Indonesian Jurnal of Health Development, 22), 102-107.
https://ijhd.upnvj.ac.id/index.php/ijhd/article/view/40
24