A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan
Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut
(Wijayaningsih 2017).
2. Etiologi
3. Patofisiologi
baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini
perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa
virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama tama yang
terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam,
sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang
hepatomegali (Murwani2018).
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua
jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan
4. ManifestasiKlinis
a. Demamdengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
1) Nyerikepala
2) Nyeriretro-orbital
3) Myalgia atauarthralgia
4) Ruamkulit
6) Leukopenia
b. Demam berdarahdengue
bifastik
a) Uji tourniquetpositif
tempat bekassuntikan
d) Hematemesis ataumelena
3) Trombositopenia<100.00/ul
a) Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari nilai baku sesuai umur
dan jeniskelamin
yangadekuat
5) Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites, efusi
pleura
yaitu:
1) Penurunan kesadaran,gelisah
2) Nadi cepat,lemah
3) Hipotensi
5) Perfusi perifermenurun
6) Kulit dinginlembab
5. PemeriksaanPenunjang
a. Pemeriksaan darahlengkap
1) Pada demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari
ketiga.
hemokonsentrasi.
3) Pada pemeriksaan kimia darah: Hipoproteinemia, hipokloremia,
awal yang dapat berlanjut menjadi reaksi sekunder atau tersier. Yang
Prinsip metode ini adalah mengukur campuran titer IgM dan IgG
batas yang jelas akan dilihat terhadap sel di sekitar yang tidak terkena
infeksi.
Inhibition (HI). Dan bahkan lebih sensitive dari pada uji HI. Prinsip
dari metode ini adalah mendeteksi adanya antibody IgM dan IgG di
f. Rontgen Thorax : pada foto thorax (pada DHF grade III/ IV dan
6. Penatalaksanaan
Selain itu, perlu juga diberikan obat penurun panas (Rampengan 2017).
mengalami DHF tanpa syok sedangkan pada derajat III dan derajat IV
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup,
susu untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma,
tiap 6jam.
cairan.
secaranasal.
secepatnya.
30 ml/kgBB/24jam.
sedikit.
7. Komplikasi
(DSS) atau sindrom syok dengue (SSD). Syok sering terjadi pada anak
berusia kurang dari 10 tahun. Syok ditandai dengan nadi yang lemah dan
cepat sampai tidak teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau
sampai nol, tekanan darah menurun dibawah 80 mmHg atau sampai nol,
jarihidung, telinga, dan kaki teraba dingin dan lembab, pucat dan oliguria
atau anuria (Pangaribuan 2017).
8. PathwayDHF
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
merupakan dasar utama dan hal yang penting di lakukan baik saat
a. Identitaspasien
b. Keluhanutama
lain.
d. Riwayat Imunisasi
e. Riwayat Gizi
f. Kondisi Lingkungan
g. Pola Kebiasaan
berkurang danmenurun.
istirahatnyaberkurang.
takanan darahmenurun.
tampakbiru.
j. SistemIntegumen
1) Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan
hepatomegaly danasites
k. Pemeriksaanlaboratorium
2) Trombositopenia (≤ 100.000/ml)
4) Ig. D denguepositif
HCO3rendah
8) SGOT /SGPT mungkinmeningkat.
2. DiagnosaKeperawatan
sering muncul pada kasus DHF yaitu (Erdin 2018) (SDKI DPP
PPNI 2017) :
a. Hipertermia
b. Resiko Pendarahan
c. Resiko syok
N Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
o
1. Hipertermi NOC : Thermoregulation NIC :
Definisi : suhu tubuh naik Kriteria Hasil : Fever treatment
diatas rentang normal Suhu tubuh dalam rentang normal Monitor suhu sesering mungkin
Batasan Karakteristik: Nadi dan RR dalam rentang Monitor IWL
kenaikan suhu tubuh normal Monitor warna dan suhu kulit
diatas rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit Monitor tekanan darah, nadi dan RR
serangan atau konvulsi dan tidak ada pusing, merasa Monitor penurunan tingkat kesadaran
(kejang) nyaman Monitor WBC, Hb, dan Hct
kulit kemerahan
Monitor intake dan output
pertambahan RR
Berikan anti piretik
takikardi
Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
saat disentuh tangan
Selimuti pasien
terasa hangat
Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
Faktor faktor yang
berhubungan : Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
penyakit/ trauma Tingkatkan sirkulasi udara
peningkatan Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
metabolisme Temperature regulation
aktivitas yang berlebih Monitor suhu minimal tiap 2 jam
pengaruh Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
medikasi/anastesi Monitor TD, nadi, dan RR
ketidakmampuan/ Monitor warna dan suhu kulit
penurunan kemampuan Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
untuk berkeringat
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
terpapar dilingkungan
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
panas
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
dehidrasi
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
pakaian yang tidak
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
tepat
Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Resiko Pendarahan NOC NIC
Definisi : Beresiko Blood lose severity Bleeding precautions
mengalami penurunan Blood koagulation Monitor ketat tanda-tanda perdarahan
volume darah yang dapat Kriteria Hasil : Catat nilai Hb dan HT sebelum dan sesudah terjadìnya
mengganggu kesehatan Tidak ada hematuria dan perdarahan
Faktor Resiko : hematemesis Monitor nilai lab (koagulasi) yang meliputi PT, PTT,
Aneurisme Kehilangan darah yang terlihat trombosit
Sirkumsisi Tekanan darah dalam batas Monitor TTV ortostatik
Defisiensi pengetahuan normal sistol dan diastole Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif
Koagulopati Tidak ada perdarahan pervagina Kolaborasi dalam pemberian produk darah (platelet atau fresh
intravaskuler Tidak ada distensi abdominal frozen plasma)
diseminata Hemoglobin dan hematrokrit Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan
Riwayat jatuh dalam batas normal perdarahan
Gangguan Plasma, PT, PTT dalam batas Hindari mengukur suhu lewat rectal
gastrointestina normal Hindari pemberian aspirin dan anticoagulant
(mis.,penyakit ulkus Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan yang
lambung, polip, varises) banyak mengandung vitamin K
Gangguan fungsi hati Hindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan untuk
(mis, sirosis, hepatitis) mempertahankan intake cairan yang adekuat dan pelembut
Koagulopati inheren feses
(mis, trombositopenia) Bleeding reduction
Komplikasi Identifikasi penyebab perdarahan
pascapartum (mis, atoni Monitor trend tekanan darah dan parameter hemodinamik
uteri, retensi plasenta) (CVP,pulmonary capillary / artery wedge pressure
Komplikasi terkait Monitor status cairan yang meliputi intake dan output
kehamilan (mis, Monitor penentu pengiriman oksigen ke jaringan (PaO2,
plasenta previa, SaO2 dan level Hb dan cardiac output)
kehamilan mola, Pertahankan patensi IV line
solusio plasenta) Bleeding reduction: wound/luka
terapi (mis, Lakukan pressure dressing (perban yang menekan) pada area
pembedahan, luka
darah defisiensi Monitor nadi distal dari area yang luka atau perdarahan
trombosit, kemoterapi) Instruksikan pasien untuk menekan area luka pada saat bersin
atau batuk
Instruksikan pasien untuk membatasi aktivitas
Bleeding reduction : gastrointestinal
Observasi adanya darah dalam sekresi cairan tubuh: emesis,
feces, urine, residu lambung, dan drainase luka
Monitor complete blood count dan leukosit
Kolaborasi dalam pemberian terapi : lactulose atau
vasopressin
Lakukan pemasangan NGT untuk memonitor sekresi dan
perdarahan lambung
Lakukan bilas lambung dengan NaCI dingin
Dokumentasikan warna, jumlah dan karakteristik feses
Hindari pH lambung yang ekstrem dengan kolaborasi
pemberian antacids atauhistamine blocking agent
Kurangi faktor stress
Pertahankan jalan nafas
Hindari penggunaan anticoagulant
Monitor status nutrisi pasien
Berikan cairan Intravena
Hindari penggunaan aspirin dan ibuprofen
Asri, Khanitta Nuntaboot, and Pipit Festi Wiliyanarti. 2017. “Community Social
Capital on Fi Ghting Dengue Fever in Suburban Surabaya , Indonesia : A
Qualitative Study.” International Journal of Nursing Sciences 4(4): 374–77.
Candra, Aryu. 2017. “Dengue Hemorrhagic Fever : Epidemiology , Pathogenesis ,
and Its Transmission Risk Factors.” 2(2): 110–19.
Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur. Kalimantan Timur.
Dinkes Kota Balikpapan. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
Balikpapan.
Dinkes Provinsi Kalimantan Timur. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur. Kalimantan Timur.
Drs. H. Syaifuddin, AMK. 2016. ANATOMI FISIOLOGI. Jakarta. Erdin. 2018.
Pathway Dengue Hemorrhagic Fever. Jakarta.
Harmawan. 2018. Dengue Hemorrhagic Fever. Jakarta.
Ikhwani, Mochammad Khoirul. 2019. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF ( DENGUE HEMORAGIC FEVER )
GRADE 3 DI RUANG ASOKA RSUD BANGIL PASURUAN. Sidoarjo.
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/296901-asuhan-keperawatan-
pada-an-d-dengan-diag-d65b301a.pdf.
Jing & Ming. 2019. “Dengue Epidemiology.” Global Health Journal 3(2): 37–45.
https://doi.org/10.1016/j.glohj.2019.06.002.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kemenkes RI. 2019.
Laporan Nasional Dinas Kesehatan. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.
2016. Info Datin. Jakarta.