Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “An.

I”
DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

1. Indri Cahyani M. Dali


2. Adinda Saputri Abas
3. Yesi Anggraini
4. Raihanah R. Abdul
5. Rahmad Paramata

MENGETAHUI

Dosen Pembimbing : Ns. Dewi Modjo, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2023

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 1


LAPORAN PENDAHULUAN
DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI
Demam dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue,
dandisebarkan melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi dengan
virusdengue(Ratna,2011). Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) merupakan
penyakitmenular yang ditandai panas (Demam) serta pendarahan(Ratna 2011). Demam
dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue hemorrhagic fever disingkat
DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DHF terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokosentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.
Sindrom renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok (Nurarif & Kusuma 2015).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan orang
dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan,
nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus (Wijayaningsih 2017).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
DHF merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi penyebab kematian utama di banyak
negara tropis. Penyakit DHF bersifat endemis, sering menyerang masyarakat dalam bentuk
wabah dan disertai dengan angka kematian yang cukup tinggi, khususnya pada mereka yang
berusia dibawah 15 tahun (Harmawan 2018)

Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif & Kusuma 2015):

a. Derajat I yaitu demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
b. Derajat II yaitu seperti derajat I, disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
perdarahan di tempat lain.

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 2


c. Derajat III yaitu ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah,
tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi disertai dengan sianosis
disekitar mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak teratur.
2. ETIOLOGI
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotipe
yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain
tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia (Nurarif & Kusuma 2015).

3. MANIFESTASI KLINIK
a. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut:
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbital
3) Myalgia atau arthralgia
4) Ruam kulit
5) Manifestasi perdarahan seperti petekie atau uji bending positif
6) Leukopenia
7) Pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan DD/DBD yang sudah di
konfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
b. Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 2016 diagnosis DHF ditegakkan bila semua hal dibawah ini
dipenuhi :
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifastik
2) Manifestasi perdarahan yang berupa :
a. Uji tourniquet positif

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 3


b. Petekie, ekimosis, atau purpura
c. Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat bekas
suntikan
d. Hematemesis atau melena
3) Trombositopenia <100.00/ul
4) Kebocoran plasma yang ditandai dengan
a. Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin
b. Penurunan nilai hematokrit > 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
5) Tanda kebocoran plasma seperti hipoproteinemi, asites, efusi pleura
c. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DHF diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu:
1) Penurunan kesadaran, gelisah
2) Nadi cepat, lemah
3) Hipotensi
4) Tekanan darah turun < 20 mmHg
5) Perfusi perifer menurun
6) Kulit dingin lembab

4. PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal
tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga
menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin, histamin) terjadinya:
peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah
yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang
menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan produksi
trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus (Murwani 2018).

Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit seperti
petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan adanya kehilangan
kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis secara normal. Hal tersebut
dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok.
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke dalam tubuh

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 4


melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam. sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di
seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain
yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati atau hepatomegali
(Murwani 2018).
Kemudian virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi.
Dalam sirkulasi dan akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah
yang mengakibatkan terjadinya pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler. Pembesaran
plasma ke ruang eksta seluler mengakibatkan kekurangan volume plasma, terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan atau syok.
Hemokonsentrasi atau eningkatan hematokrit >20% menunjukan atau menggambarkan
adanya kebocoran atau perembesan sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena (Murwani 2018).
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan dengan ditemukan
cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritonium, pleura, dan perikardium
yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian
cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukan kebocoran plasma telah teratasi,
sehingga pemberian cairan intravena harus di kurangi kecepatan dan jumlahnya untuk
mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang
cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kondisi yang
buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama
akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
dengan baik (Murwani 2018).

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan pada penderita DHF antara lain adalah
(Wijayaningsih 2017):
a. Pemeriksaan darah lengkap

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 5


Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit,
jumlah trombosit. Peningkatan nilai hematokrit yang selalu dijumpai pada DHF
merupakan indikator terjadinya perembesan plasma.
1) Pada demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga..
2) Pada demam berdarah terdapat trombositopenia dan hemokonsentrasi.
3) Pada pemeriksaan kimia darah: Hipoproteinemia, hipokloremia, SGPT, SGOT,
ureum dan Ph darah mungkin meningkat.
b. Uji Serologi Uji HI (Hemaglutination Inhibition Test)
Uji serologi didasarkan atas timbulnya antibody pada penderita yang terjadi setelah
infeksi. Untuk menentukan kadar antibody atau antigen didasarkan pada manifestasi
reaksi antigen-antibody. Ada tiga kategori, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Reaksi
primer merupakan reaksi tahap awal yang dapat berlanjut menjadi reaksi sekunder atau
tersier. Yang mana tidak dapat dilihat dan berlangsung sangat cepat, visualisasi biasanya
dilakukan dengan memberi label antibody atau antigen dengan flouresens, radioaktif, atau
enzimatik. Reaksi sekunder merupakan lanjutan dari reaksi primer dengan manifestasi
yang dapat dilihat secara in vitro seperti prestipitasi, flokulasi, dan aglutinasi. Reaksi
tersier merupakan lanjutan reaksi sekunder dengan bentuk lain yang bermanifestasi
dengan gejala klinik.
c. Uji hambatan hemaglutinasi
Prinsip metode ini adalah mengukur campuran titer IgM dan IgG berdasarkan pada
kemampuan antibody-dengue yang dapat menghambat reaksi hemaglutinasi darah angsa
oleh virus dengue yang disebut reaksi hemaglutinasi inhibitor (HI).
d. Uji netralisasi (Neutralisasi Test = NT test)
Merupakan uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus dengue.
Menggunakan metode plague reduction neutralization test PRNT). Plaque adalah daerah
tempat virus menginfeksi sel dan batas yang jelas akan dilihat terhadap sel di sekitar yang
tidak terkena infeksi.
e. Uji ELISA anti dengue
Uji ini mempunyai sensitivitas sama dengan uji Hemaglutination Inhibition (HI). Dan
bahkan lebih sensitive dari pada uji HI. Prinsip dari metode ini adalah mendeteksi adanya
antibody IgM dan IgG di dalam serum penderita.

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 6


f. Rontgen Thorax pada foto thorax (pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II)
di dapatkan efusi pleura.

6. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami demam berdarah dengue yaitu
perdarahan massif dan dengue shock syndrome (DSS) atau sindrom syok dengue (SSD).
Syok sering terjadi pada anak berusia kurang dari 10 tahun. Syok ditandai dengan nadi yang
lemah dan cepat sampai tidak teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau sampai
nol, tekanan darah menurun dibawah 80 mmHg atau sampai nol, terjadi penurunan
kesadaran, sianosis di sekitar mulut dan kulit ujung jari, hidung, telinga, dan kaki teraba
dingin dan lembab, pucat dan oliguria atau anuria (Pangaribuan 2017).

7. PANATALAKSANAAN
Dasar pelaksanaan penderita DHF adalah pengganti cairan yang hilang sebagai akibat dari
kerusakan dinding kapiler yang menimbulkan peninggian permeabilitas sehingga
mengakibatkan kebocoran plasma. Selain itu, perlu juga diberikan obat penurun panas
(Rampengan 2017). Penatalaksanaan DHF yaitu :
a. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Syok
Penatalaksanaan disesuaikan dengan gambaran klinis maupun fase. dan untuk diagnosis
DHF pada derajat I dan II menunjukkan bahwa anak mengalami DHF tanpa syok
sedangkan pada derajat III dan derajat IV maka anak mengalami DHF disertai dengan
syok. Tatalaksana untuk anak yang dirawat di rumah sakit meliputi:
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup, susu untuk
mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah, dan diare.
2) Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena dapat
merangsang terjadinya perdarahan.
3) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
a. Berikan hanya larutan isotonik seperti ringer laktat atau asetat.
b. Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam.
c. Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan
secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 7


memerlukan waktu 24-48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah
pemberian cairan.
4) Apabila terjadi perburukan klinis maka berikan tatalaksana sesuai dengan tatalaksana
syok terkompensasi.
b. Penatalaksanaan Dengue Hemorrhagic Fever Dengan Syok Penatalaksanaan DHF
menurut WHO (2016), meliputi:
1) Perlakukan sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secara nasal
2) Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetan secepatnya
3) Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20 ml/kg
BB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
4) Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi: berikan transfusi darah atau
komponen.
5) Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik,
tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB dalam 2-4 jam
dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis laboratorium.
6) Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36- 48 jam. Perlu
diingat banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak dari
pada pemberian yang terlalu sedikit.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang
penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien
dirawat di rumah sakit (Widyorini et al. 2017).
a. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15
tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama
orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan Utama

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 8


Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit adalah
panas tinggi dan anak lemah
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam
kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak
semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah,
anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu hati,
dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit,
gusi (grade III. IV), melena atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF
anak biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain
e. Riwayat Imunisasi Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan
akan timbulnya koplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk
dapat beresiko. apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering
mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Apabila kondisi berlanjut dan
tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya berkurang.
g. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
(seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)
h. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, nafsu makan berkurang dan menurun
2) Eliminasi (buang air besar): kadang-kadang anak yang mengalami diare atau
konstipasi. Sementara DHF pada grade IV sering terjadi hematuria.
3) Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit atau
nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya
berkurang.
4) Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung
kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk Aedes aegypty.

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 9


5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta Upaya untuk menjaga
kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah sebagai berikut:
1) Grade I yaitu kesadaran composmentis, keadaan umum lemah. tanda-tanda vital dan
nadi lemah.
2) Grade II yaitu kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada perdarahan
spontan petechie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur.
3) Grade III yaitu kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.
4) Grade IV yaitu kesadaran coma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit
tampak biru.
j. Sistem Integumen
1) Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan
lembab
2) Kuku sianosis atau tidak
3) Kepala dan leher: kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam, mata
anemis, hidung kadang mengalami perdarahan atau epitaksis pada grade IIIIIIV. Pada
mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering. terjadi perdarahan gusi. dan nyeri
telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan
ditelinga (pada grade II,III,IV).
4) Dada: bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak terdapat
cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi +, yang
biasanya terdapat pada grade III dan IV.
5) Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati atau hepatomegaly dan asites
6) Ekstremitas: dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang.
k. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
1) HB dan PVC meningkat (20%)
2) Trombositopenia (≤ 100.000/ml)

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 10


3) Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
4) Ig. D dengue positif
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia, dan
hiponatremia
6) Ureum dan pH darah mungkin meningkat
7) Asidosis metabolic: pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
8) SGOT/SGPT mungkin meningkat

2. PENYIMPANGAN KDM
Penyimpangan KDM :
Virus Dangue

Melalui Gigitan Nyamuk

Bereaksi Dengan Antibody

Viremia

Mengeluarka Zat Mediator Mual Mengeluarkan Zat Meditator

Merangsang Hipotalamus Anterio Nafsu Makan Menurun Peningkatan


Permeanilitas Dinding
Pembuluh Darah

Suhu Tubuh Meningkat Intake Adekuat Kebocoran Plasma

Defisit Nutrisi Tombositopenia


Hiperteemi

Resiko Pendarahan

Penurunan Tekanan
Darah
Volume Darah
Berkurang

Syok Hipovolemik

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 11


3. DIGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Diagnosa
keperawatan yang sering muncul pada kasus DHF yaitu (Erdin 2018)
(SDKI DPP PPNI 2017):
1) Hipertermi b.d Proses penyakit d.d Suhu tubuh di atas nilai normal
2) Defisit nutrisi b.d Faktor psikologis (keengganan untuk makan)
3) Resiko syok d.d Kehilangan cairan secara aktif
4) Resiko perdarahan d.d Koagulasi (trombositopenia)

4. LUARAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


No. Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1. Hipertermi (D.0130) Termogulasi (L.14134) Manajemen Hipertermi (I. 15506)
Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan 1. Identivikassi penyebab
3x24 jam maka hasil yang hipertermi (mis. Dehidrasi,
diharapkan: terpapar lingkungan panas,
1. Menggigil penggunaan incubator)
menurun (5) 2. Monitor suhu tubuh
2. Kulit merah 3. Monitor kadar elektrolit
menurun (5) 4. Monitor haluaran urin
3. Suhu tubuh 5. Monitor komplikasi akibat
membaik (5) hipertermi
4. Tekanan darah Terpeutik ;
membaik (5) 6. Sediakan lingkungan yang
dingin
7. Longgarkan atau lepaskan
pakaian

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 12


8. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
9. Berikan cairan oral
10. Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis (keringat
berlebih)
11. Lakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut
hipertermi atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen dan aksila)
12. Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
13. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
14. Anjurkan tira baring
Kolaborasi :
15. Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intra vena, jika perlu.
2. Defisit nutrisi (D.0019) Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (I.03119)
Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi
3x24 jam maka hasil yang 2. Identifikasi alergi dan
diharapkan: intoleransi makanan -
1. Porsi makanan Identifikasi makanan yang
yang dihabiskan disukai
meningkat (5) 3. Identifikasi kebutuhan kalori
2. Frekuensi makan dan jenis nutrient
membaik (5) 4. Identifikasi perlunya
3. Napsu makan penggunaan selang nasogastric
membaik (5)

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 13


5. Monitor asupan makanan -
Monitor berat badan
6. Monitor hasil
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
7. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu Fasilitasi
menentukan pedoman diet
(mis. piramida makanan)
8. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
9. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
10. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
11. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
12. Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
13. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu, Ajarkan diet
yang diprogramkan
Kolaborasi :
14. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
15. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 14


kalori dan jenis nutrien yang
dibutuh, jika perlu

3. Resiko Syok (D.0039) Tingkat Syok (L.03032) Pencegahan syok (I.02068)


Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan 1. Monitor status kardiopulmonal
3x24 jam maka hasil yang (frekuensi dan kekuatan nadi,
diharapkan: frekuensi napas, TD, MAP)
1. Tungkat kesadaran 2. Monitor status oksigenasi
meningkat (5) (oksimetri nadi, AGD)
2. TTV membaik (5) 3. Monitor status cairan
(masukan dan haluaran, turgor
kulit, CRT)
4. Monitor tingkat kesadaran dan
respon pupil
5. Periksa riwayat alergi
Terapeutik :
1. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
2. Persiapkan intubasi dan
ventilasi mekanis, jika perlu
3. Pasang jalur IV, jika perlu
4. Pasang kateter urine untuk
menilal produksi urine, jika
perlu
5. Lakukan skin test untuk
mencegah reaksi alergi
Edukasi :
6. Jelaskan penyebab/faktor
risiko syok

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 15


7. Jelaskan tanda dan gejala awal
syok
8. Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan tanda
dan gejala awal syok
9. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
10. Anjurkan
menghindari allergen
Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
12. Kolaborasi pemberian
transfusi darah, jika perlu
13. Kolaborasi pemberian
antiinfalamasi, jika perlu
4. Resiko perdarahan Tingkat Perdarahan Pencegahan perdaran (I.02067)
(D.0012) (L.02017) Observasi :
Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan gejala
tindakan keperawatan perdarahan
3x24 jam maka hasil yang 2. Monitor nilai
diharapkan: hematokrit/hemoglobin
1. Kelembapan sebelum dan setelah
membrane mukosa kehilangan darah
meningkat (5) 3. Monitor tanda-tanda vital
2. Hematokrit ortostatik
membaik (5) 4. Monitor koagulasi (mls.
3. Tekanan darah prothrombin time (PT), partial
membaik (5) thromboplastin time (PTT),
4. Suhu tubuh fibrinogen, degradasi fibrin
membaik (5) dan/atau platelet
Terapeutik :

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 16


5. Pertahankan bed rest selama
perdarahan
6. Batasi tindakan invasif, jika
perlu
7. Gunakan kasur pencegah
dekubitus
8. Hindari pengukuran suhu
Rektal
Edukasi :
9. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
10. Anjurkan menggunakan kaus
kaki saat ambulasi
11. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
12. Anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
13. Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan vitamin
K
14. Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Edukasi :
15. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu
16. Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
17. Kolaborasi pemberian pelunak
tinja, jika perlu

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 17


FORMAT PENGKAJIAN RUANG PERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATANFAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
No. RM : 366258
Tanggal : 30/10/2023
Tempat : RSUD M.M. Dunda
I. DATA UMUM

1. Identitas Klien
Nama : An. I Umur : 5 Tahun
Tempat / Tanggal Lahir : 25/11/2018 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Suku : Gorontalo
Pendidikan : TK Dx. Medis : Dengue Haemoragik Fever
Alamat : Gorontalo Telepon :-
Tanggal masuk RS : 14/10/2023 Ruangan : Interna
Golongan Darah :O Sumber info : Orang Tua

2. Identitas Orang Tua


Ayah
Nama : Tn. H Umur : 39 Tahun
Pendidikan : SMK Pekerjaan : Petani
Alamat : Gorontalo Telepon : 0852-6571-0245
Ibu
Nama : Ny. R Umur : 36 Tahun
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gorontalo Telepon : 0853-3468-3677

3. Identitas Saudara (terutama satu rumah)

No. Nam Umur (thn) Hubungan Status Kesehatan


a
1. Tn. H 39 Ayah Sehat

2. Ny. R 36 Ibu Sehat

3. An. W 8 Anak Sehat

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 18


GENOGRAM

Simbol Genogram :
: Laki-laki : Cerai : Berpisah
: Perempuan : Kembar Non identik : Abortus
X : Meninggal Dunia : Kembar Identik : Diadopsi
: Klien - - - - : Hidup bersama : Lahir Mati

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa Medis : Dengue Haemoragik Fever
2. Keluhan Utama : Demam

3. Keluhan Saat Ini : Ibu klaen mengatakan klien demam, mual muntah, tidak mau
makan, dan tubuh klien ada kemerahan.

4. Riwayat Keluhan Utama dan keluhan saat ini :

Ibu klaen mengatakan sejak lima hari yang lalu klien mengalami panas naik turun dan
mual muntah sudah 2x dengan berisi makanan dan air serta demam. Ibu klain
mengatakan tampak adanya kemerahan di tubuh klaen

5. Riwayat penyakit sekarang: ibu klien mengatakan badan klien teraba panas, ibu klien
mengatakan tampak adanya kemerahan di tubuh klien, ibu klien mengatakan klien
demam, ibu klien mengatakan klien sudah demam ±7 hari, ibu klien mengatakan klien
tidak mau makan dan minum.

Tanggal Awitan : 23/10/2023


Sifat Awitan : Bertahap
Karakteritik :

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 19


a. Lokasi : Integumen

b. Yang Memperberat : Saat beraktifitass

c. Yang Meringankan : Ketika minum obat

6. Tindakan Operasi :
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat penyakit dan tindakan
operasi sebelumnya

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU(Khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
1. Prenatal
• Pemeriksaan kehamilan : 6 kali
• Keluhan selama hamil : Tidak ada
• Riwayat terpapar radiasi : Tidak ada
• Riwayat terapi obat : Tidak ada
• Kenaikan BB selama hamil : Kg
• Imunisasi TT : 3 kali (Lengkap)
• Golongan darah Ibu :O
• Golongan darah Ayah :O
• Usia saat hamil : 33 Tahun
• Kesehatan ibu saat kemailan : Sehat
• Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada
2. Natal
Tempat melahirkan : Rumah Sakit
Lama dan jenis persalinan : ☑ spontan □ forcep □ operasi
□ Lain-lain …
Penolong persalinan : □ dokter ☑ bidan □ dukun ahli
□ Lain-lain …
• Komplikasi persalinan : Tidak ada
3. Postnatal
• Kondisi bayi : □ BB lahir 3000 gram □ PB lahi 45 Cm
• Penyakit anak: □ Kuning □ Kebiruan ☑ Kemerahan
□ Lain-lain …
• Problem menyusui : Ibu klien mengatakan tidak ada masalah dam menyusui,
Ia memberikan asi selama 2 tahun dan mulai di berikan makanan tambahan
dari usia 6 bulan.

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 20


IV. PENGKAJIAN FISIK
Hari Senin , tanggal 16 0ktober 2023, pukul 15.00

1. Pengukuran
➢ Berat Badan : 16 Kg
➢ Tinggi Badan : 117 cm
➢ Lingkar Kepala : 50 cm
➢ Lingkar Dada : 59 cm
➢ Lingkar Lengan Atas : 17,5 cm
2. Tanda Vital
➢ Suhu : 39,2 ˚C
➢ Frekuensi Jantung :100 kali/menit
➢ Frekuensi Pernafasan : 32 kali/menit
➢ Tekanan Darah : 100/60 mmHg
3. Kepala :
➢ Bentuk Kepala : Simentris
➢ Fontanel anterior : Tertutup
➢ Fontanel posterior : Tertutup
➢ Kontrol kepala : Ya
➢ Warna rambut : Hitam
➢ Tekstur rambut : Halus
➢ Bentuk wajah : Oval

4. Kebutuhan Oksigenasi
Hidung
➢ Potensi nasal : Kanan (Tidak) : Kiri (Tidak)
➢ Rabas nasal : Kanan (Tidak) : Kiri (Tidak)
➢ Bentuk : Simetris
➢ Tes Penciuman : Kanan (Baik) : Kiri (Baik)

Dada
➢ Bentuk : Simetris
Jelaskan : Dentuk dada simnetris antara kanan
dan kiri
➢ Retraksi intercostals : Tidak
➢ Suara perkusi dinding dada : Sonor
➢ Fremitus Vokal : Vibrasi simetris
➢ Perkembangan payudara : Simetris
➢ Keluhan lainnya :

Jantung : Bunyi suara jantung lub dup


Meliputi Jantung (bunyi, irama, nyeri, letak/posisi, suara tambahan, CVP, keluhan yang
berhubungan dan cara mengatasinya)
Program Studi Ilmu Keperawatan Page 21
Paru-paru
➢ Pola Pernapasan : Reguler
Jelaskan : irama nafas teratur/reguler
➢ Suara nafas tambahan : Tidak
Jelaskan : tidak ada sesak nafas, batuk dan sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung

5. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan :


Mulut
➢ Membran mukosa : Tidak lembab
➢ Gusi : Merah
➢ Jumlah Gigi : 20 Buah
➢ Warna Gigi : Putih Kekuningan
➢ Warna Lidah : Pink
➢ Gerakan Lidah : Terkontrol
➢ Tonsil : Tidak ada pembesaran
➢ Tes Pengecapan : Manis/Asam/Asin/Manis
➢ Leher : Kelenjar getah bening teraba, tiroid teraba, posisi trakea
letak ditengah tidak ada kelainan

Abdomen
➢ Bentuk : Simestris
➢ Umbilikus : Bersih
Jelaskan : Tidak terdapat terdapat kotoran
➢ Bising Usus : Tidak ada
➢ Pembesaran Hepar : Tidak Ada
➢ PembesaranLimpa : Tidak Ada
➢ Perkusi dinding perut : Timpani

Riwayat nutrisi
1. Pemberian ASI (Sejak/lamanya) : Selama 2 tahun
2. Pemberian susu formula (sejak/alasan/lamanya/caranya) :…
3. Pemberian makanan tambahan (sejak/Jenis) : Dari 6 bulan
4. Pola perubahan nutrisi :…
5. Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1. 0 – 6 bulan ASI 2 Tahun

2. 6 – 12 bulan ASI dan makanan


tambahan
3. Saat ini ( 5 tahun) Makanan dan Susu

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 22


Pola Nutrisi dan Cairan Sehat Sakit

Makan Pagi Ibu klien mengatakan saat pagi Ibu klien mengakatan saat
hari klien makan bubur /nasi pagi hari klien makan bubur
dan lauk dengan porsi makan 2 dan telur, nafsu makan klien
sendok nasi dan susu 1 gelas berkurang sedikit dan tidak
dihabiskan

Jam Makan Makan Siang Ibu klien mengatakan saat siang Ibu klien mengatakan saat
hari klien makan nasi, sayur siang hari klien makan nasi,
dan lauk dengan porsi makan 2 sayur dan lauk dengan porsi
sendok nasi dan susu 1 gelas, makan sedikit
makanan dihabiskan
Makan Malam Ibu klien mengatakan saat Ibu klien mengatakan saat
malam hari klien makan nasi, siang hari klien makan nasi,
sayur dan lauk dengan porsi sayur dan lauk dengan porsi
makan 2 sendok nasi dan susu 1 makan sedikit dan tidak
gelas, makanan dihabiskan dibahiskan
Porsi Makanan Ibu klien mengatakan klien Ibu klien mengatakn klien
makan dengan porsi makan 2 -3 makan dengan porsi makan ¼
sendok nasi dan makan - 2 sendok nasi kadang
dihabiskan dihabiskan dan kadang tidak
dihabiskan
Jenis Makanan Pokok Ibu klien mengatan makanan Ibu klien mengatan makanan
pokok klien nasi dan bubur pokok klien nasi dan bubur
Jenis Makanan Selingan Ibu klien mengatan makanan Ibu klien mengatan makanan
selingan klien cemilan dan susu selingan klien cemilan dan
susu
Makanan Kesukaan Ikan goreng dan nugget Nugget
Makanan yang tidak disukai Sayur tertentu mis bayam, Sayur tertentu mis bayam,
terong dll terong dll
Jumlah Air yang diminum klien minum air putih 6-7x/hari, klien minum air putih dalam
terkadang klien minum susu 3- sehari kurang lebih 1.300 ml
4 kali klien minum dengan dan juga cairan infus
ukuran kurang lebih 200ml melalui iv RL 20 tpm.
minum melalui oral kebutuhan
cairan terpenuhi.
Istilah yg digunakan anak Anank sudah bisa berbicara Anank sudah bisa berbicara
u/makan/minum cukup jelas ketika minta makan cukup jelas ketika minta
atau minum makan atau minum

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 23


Kebutuhan Eliminasi
Pola Buang Air Besar Sehat Sakit
(BAB)
Frekuensi 3 Kali dalam sehari 1 Kali dalam sehari
Konsistensi Lunak Cair
Warna Kuning kecoklatan Kuning
Keluhan saat BAB Tidak ada keluhan Sulit BAB
Istilah yang digunakan anak Anank sudah bisa berbicara Anank sudah bisa berbicara
saat BAB cukup jelas ketika BAB cukup jelas ketika BAB

Pola Buang Air Kecil Sehat Sakit


(BAB)
Frekuensi 5-6 Kali /hari (650 ml) 8 Kali /hari (700 ml)
Konsistensi
Warna Jernih Kuning jernih
Keluhan saat BAK Tidak ada Tidak ada
Istilah yang digunakan anak Anank sudah bisa berbicara Anank sudah bisa berbicara
saat BAK cukup jelas ketika BAK cukup jelas ketika BAK

Kebutuhan Aktivitas & Cairan


Pola Aktivitas Sehat Sakit
Bermain Ibu klien mengatakan klien Ibu klien mengatakan klien
bermain bersama teman-teman tidak mau bermain
sebayanya
Temperamen Anak

Pola Tidur Sehat Sakit


Jam Tidur- Malam 8 Jam /hari 4 Jam /hari
Bangun Siang Kurang lebih 2 jam/hari Kurang lebih 30 mnit/hari
Ritual Sebelum Tidur Di tepuk - tepuk Di tepuk – tepuk
Enuresis Tidak pernah Tidak pernah
Gangguan Tidur Tidak ada gangguan Terganggu dengan
lingkungan rumah sakit dan
kondisinya

Ekstremitas atas dan bawah :

- Ekstremitas atas
Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstremitas, tidak ada kelainan tulang
belakang, terdapat scar BCG, pemeriksaan Rumple Leed test (+) terdapat ptekie jumlah >20,
kulit kemerahan, turgor kulit baik. tonus otot baik, terpasang cairal Ringer Laktat yang
dialirkan melalui infus di tangan sebelah kiri

- Ekstremitas bawah

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 24


Tonus otot baik tidak terdapat lesi. Integumen saat di inspeksi bersih, turgor kulit
lembab, tidak terdapat bekas luka. Saat di palpasi tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri
tekan. 5 5 Kekuatan otot
5 5

6. Kebutuhan Interaksi Sosial Komunikasi


• Anak-Orangtua : Baik

• Anak-Teman : Baik

• Anak-Keluarga : Baik

• Anak-Orang Lain : Baik

Bicara
• Ketidakfasihan (gagap) : Tidak
• Defisiensi artikulasi : Ya/Tidak
• Gangguan Suara : Tidak

Bahasa
• Memberikan arti pada kata-kata : Ya/Tidak
• Mengatur kata-kata kedalam kalimat : Ya/Tidak

7. Kebutuhan Higiene Personal


• Frekuensi Mandi : 2x Sehari
• Tempat mandi : Kamar Mandi
• Kebiasaan mandi : Partial
• Frekuensi sikat gigi : 2x sehari
• Berpakaian : Rapi
• Berhias : Ibu klien mengatakan ia hanya memakaikan pupur dan minyak
rambut dan farfum
• Keramas : 1x sehari
• Kuku :
a. Warna kuku : Pink
b. Higiene : Bersih
c. Kondisi Kuku : Pendek
d. Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi warna bantalan kuku, konsistensi, kontur ketebalan,
keluhan yangberhubungan dan cara mengatasinya)

• Genitalia : Ibu klien mengatakan klien tidak ada mslah pada genetalia

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 25


8. Organ Sensoris
Mata
• Penempatan dan kesejajaran : Simetris
• Warna sclera : Putih
• Warna Iris : Hitam
• Konjungtiva : Merah muda/ Merah/ Pucat
• Ukuran pupil : Simetris
• Refleks pupil : Baik
• Refleks kornea : Baik
• Refleks berkedip : Baik
• Gerakan kelopak mata : Baik
• Lapang pandang : Normal
• Penglihatan warna : Normal
• Jarak pandang : Normal
• Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi ; akomodasi, ketajaman, pemakaian alat bantu, peradangan,
keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)

Telinga
• Penempatan dan kesejajaran pinna : Sejajar/ Tidak sejajar
• Higiene telinga : Kanan (Bersih) : Kiri (Bersih)
• Rabas telinga : Kanan (Ada/ Tidak) : Kiri (Ada / Tidak)
• Tes pendengaran
a. Tes Rinne : Kanan (positif/negative) : Kiri (positif/negative)
b. Tes Weber : Kanan (positif/negative) : Kiri (positif/negative)

Kulit
• Warna kulit : Kuning langsat
• Tekstur : Halus / Kasar
• Kelembaban : Lembab / Kering
• Turgor : Baik / Buruk (Lambat / Sangat Lambat)
• Integritas Kulit : Utuh / Tidak, Jelaskan :
• Edema : Tidak /Ya, Jelaskan :
• Capilarry Refill : < 3 detik / > 3 detik
• Keluhan lainnya : Terdapat bitnik kemerahan
(Meliputi ; sensasi, mobilitas, suhu, keluhan yang berhubungan dan
caramengatasinya)

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 26


9. Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
Riwayat psikososial
• Tempat tinggal : Ibu klien mengatakan mereka tinggal di rumah

• Lingkungan rumah : Ibu klien mengatakan lingkungan rumah bersih dan


memiliki tetangga yang baik dan ramah

• Hubungan antar anggota keluarga : Ibu klien mengatakan Klien memiliki


hubungan yang baik dengan ayah, ibu dan kakaknya walau kadang bertengkar
tetpi tidak sampai serius.

• Pengasuh anak : Ibu klien mengatakan ia mengasuh anaknya sendiri


tampa bantuan pengasuh anak

Riwayat spiritual
• Support system : Support system klien adalah ayah, ibu, dan Keluarga.

• Kegiatan keagamaan : Ibu klien mengatakan klien sering ikut sholat berjamaah
dengan keluarganya di rumah.

Riwayat hospitalisasi
• Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit : Ibu klaen tau
mengenai penyakit yang di derita anaknya dan paham mengenai rawat inap di
rumah sakit
• Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : Klien paham bahwa ia sedang di
rawat di rumah sakit

10.Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


a. 0 – 5 tahun (pemeriksaan ini dilakukan jika datanya
diperlukan)Dengan menggunakan DENVER II :
• Motorik kasar : klien sudah mampu melakukan aktivitas dan bergerak
secara mandiri sesuai dengan umurnya, ketika dia mampu berdiri dengan sikap
sempurna dan tanpa bantuan.

• Motorik halus : klien sudah dapat menggambar, menceritakan, menulis


dan sedikit membaca

• Bahasa : klien sudah dapat bercerita singkat dan


menyebutkan beberapa benda

• Personal sosial : klien sudah mampu bersosialisasi dan berinteraksi


dengan lingkungan sekitarnya. Klien juga sudah mengetahui semua nama teman-
temannya di kelas dan klien juga sudah mampu menjangkau dengan teman-
temannya dengan cukup baik dalam bermain dan saat belajar, baik sesuai dengan
tahap perkembangan klien tidak mengalami keterlambatan.

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 27


Pemeriksaan Diagnostic

1. Hari Ke-1 ()
16 Oktober 2023)
Darah Rutin Hasil Satuan Nilai Rujukan
Leukosit 3.4 103 /ul 3.6-11.0
Haemoglobin 9,8 g/d 11-15
Hematokrit 29.70 % 35-47
Trombosit 20 103 /ul 150-400

2. Hari Ke-II 17
() Oktober 2023)
Darah Rutin Hasil Satuan Nilai Rujukan
Leukosit 5.7 103 /ul 3.6-11.0
Haemoglobin 9.9 g/d 11-15
Hematokrit 29.00 % 35-47
Trombosit 27 103 /ul 150-400

3. Hari Ke-III18
() Oktober 2023)
Darah Rutin Hasil Satuan Nilai Rujukan
Leukosit 5,1 103 /ul 3.6-11.0
Haemoglobin 10 g/d 11-15
Hematokrit 29.60 % 35-47
Trombosit 26 103 /ul 150-400

V. Penatalaksanaan Medis
a. Infus Ringer Laktat 15 tpm / mikro : iv
b. Paracetamol infus 4 x 150 mg : iv
c. Ampicilin (IV) 3 x 500 mg : iv

VI. IDENTIFIKASI DATA

1. Keluhan (Data Subjektif) :

- Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak 7 hari


- Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan, pada saat disuapi makanan anaknya
mengatakan rasanya ingin muntah
- Ibu klien mengatakan anaknya juga mengalami penurunan berat badan dari 18 kg
menjadi 16 kg dengan perhitungan IMT yaitu menunjukkan Berat badan anak kurang

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 28


2. Data objektif :

- Klien terlihat rewel


- Akral teraba hangat
- Kesadaran Composmentis (GCS : E4 M6 V5)
- Klien terlihat lemah
- Terlihat klien muntah sudah 2x dengan berisi makanan dan minuman
- Klien menolak saat diberikan makanan
- Klien juga tidak mau makan dan minum
- Membran mukosa klien tampak pucat
- Nilai Hb: 9,8 g/dl

- Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/60 MmHg
Frekuensi jantung : 100 x/Menit
Respirasi : 32 x/Menit
Suhu tubuh : 39.2 °C

VII. RUMUSAN INTERVENSI KEPERAWATANInisial


Pasien : An. R
No. RM : 179528
Ruangan : Interna
No. Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI)
DX (SDKI) (SLKI)
1. Hipertermia (D.0130) Termogulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia
(I.15506)
• Kategori/Sub Kategori: Setelah dilakukan intervensi
Lingkungan/Keamanan selama 3x24 jam, maka Obserfasi :
dan proteksi diharapkan Hipertermia 1. Identifikasi penyebab
• Definisi : membaik, dengan kriteria hipertermia (mis,
Suhu tubuh meningkat di hasil: Dehidrasi, terpapar
atas rentang di atas lingkungan panas)
normal tubuh 1. Menggigil menurun (5) 2. Monitor suhu tubuh
• DS : 2. Kulit merah menurun 3. Monitor haluaran urine
- Ibu klien mengatakan (5) Terapeutik :
anaknya demam 3. Suhu tubuh membaik 4. Sediakan lingkungan yang
sejak 7 hari (5) dingin
• DO 5. Longgarkan dan lepaskan
- Klien terlihat rewel pakaian

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 29


- Arkal teraba hangat 6. Berikan cairan oral (Air
- Kesadaran putih)
Composmentis (GCS Edukasi :
: E4 M6 V5) 7. Anjurkan tirah baring
- Tanda-tanda Vital : Kolaborasi :
• Tekanan Darah 8. Kolaborasi pemberian
110/60 MmHg cairan dan elektrolit
• Frekuensi Jantung intravena, jika perlu (RL
100 x/Menit 15 tpm/Mikro)
• Respirasi 32
x/Menit
• Suhu tubuh 39,2 °C

2. Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)

• Kategori/Sub Kategori Setelah dilakukan intervensi Observasi :


Fisiologis/Nutrisi dan selama 3x24 jam, maka 1. Identifikasi status nutrisi
cairan diharapkan Defisit nutrisi 2. Identifikasi makanan yang
• Definisi membaik, dengan kriteria di sukai
Asupan nutrisi tidak hasil: 3. Identifikasi Kebutuhan
cukup untuk memenuhi kalori dan jenis nutrient
kebutuhan metabolisme 1. Porsi makan yang di 4. Monitor asupan makanan
• DS habiskan meningkat (5) 5. Monitor berat badan
- Ibu klien mengatakan 2. Frekuensi makan Terapeutik :
anaknya tidak mau membaik (5) 6. Sajikan makan secara
makan pada saat di 3. Nafsu makan membaik menarik dan suhu yang
suapi makanan, (5) sesuai
anaknya mengatakan 7. Berikan makanan tinggi
rasanya ingin muntah serat untuk mencegah
• DO konstipasi
- Klien terlihat lemah 8. Berikan makanan tinggi
- Klien muntah sudah 2x kalori dan tinggi protein
dengan berisi makanan Edukasi :
dan cairan 9. Anjurkan posisi duduk,jika
- Membran mukosa mampu
klien tampak pucat Kolaborasi :
- Nilai HB 9,8 g/dl 10. Kolaborasi dengan ahli gizi
- Klain mengalami untuk menentukan jumlah
penurunan berat badan kalori dan jenis nutrient
dari 18 Kg menjadi 16 yang di butuhkan, jika
Kg dengan perhitungan perlu
IMT yaitu
menunjukkan berat
badan anak kurang

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 30


DAFTAR PUSTAKA

Dewi P. Ratna.2011.. WASPADAI PENYAKIT PADA ANAK. Jakarta Barat : PT Indeks


Lestari, T. (2016). Asuhan Keperawatan Anak (1st ed,). Nuha Medika
Nadesul, Hendrawan. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta : PT Kompas
Medua Nusantara
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015)Aplikasi Asuhan Keperawwatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda NIC-NOC(3rd ed,).

Program Studi Ilmu Keperawatan Page 31

Anda mungkin juga menyukai