Anda di halaman 1dari 26

Oleh:

Dr. Arfan Arsyad, M.Pd

Materi Kuliah Program Studi Pendidikan Matematika


FPMIPA Universitas Negeri Gorontalo
KEBENARAN ILMIAH

Met-Lit
Ilmu dan Proses Berpikir
 Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik,
pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu
menurut kaidah-kaidah yang umum
 Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut
urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematik.
 Ilmu lahir karena manusia dianugerahi Tuhan suatu sifat rasa ingin
tahu, yang dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah.
 Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek
tentang progres manusia secara menyeluruh. (J. Maranon, 1953)
 Ilmu bukan saja merupakan suatu himpunan pengetahuan yang
sistemastis, tetapi juga merupakan suatu metodologi. (V.A. Tan, 1954)
 Ilmu membentuk kebiasaan serta meningkatkan keterampilan
observasi, percobaan (eksperimentasi) klasifikasi, analisa, serta
membuat generalisasi.

Kebenaran Ilmiah
Ilmu dan Proses Berpikir
 Konsep antara ilmu dan proses berpikir adalah sama.
 Dalam memecahkan masalah keduanya dimulai dari adanya rasa
sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum. Kemudian
timbul suatu pertanyaan yang khas, selanjutnya dipilih suatu
pemecahan tentative untuk penyeleidikan.
 Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati.
 Proses berpikir:
 Lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk
memperoleh suatu ketentuan;
 Rasa sangsi tumbuh menjadi suatu masalah yang khas;
 Masalah tersebut memerlukan suatu pemecahan;
 Dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode
yang tepat;
 Kesimpulan tentative akan diterima;
 Dilakukan penyelidikan yang kritis dan terus menerus untuk
mengadakan evaluasi secara terbuka.
Kebenaran Ilmiah
Berpikir Ilmiah (Berpikir Reflektif)
John Dewey (1933)

 The felt need, yaitu adanya suatu kebutuhan.


 The problem, yaitu menetapkan masalah.
 The hypothesis, yaitu menyusun hipotesis.
 Collection of data and evidence, yaitu merekam
data untuk pembuktian.
 Concluding believe, yaitu membuat kesimpulan yang
diyakini kebenarannya.
 General value of conclusion, yaitu memformulasikan
kesimpulan secara umum.
Kebenaran Ilmiah
Kriteria Metode Ilmiah
 Berdasarkan fakta/ empiris (fakta nyata)
 Bebas dari prasangka (objektif)
 Menggunakan prinsip analisis (analisis logis)
 Menggunakan hipotesis (pengarah)
 Menggunakan ukuran obyektif (rasional)
 Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal,
ranking, rating)

Kebenaran Ilmiah
Sarana Berfikir Ilmiah
 Bahasa, yaitu bahasa ilmiah yang merupakan sarana
komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi berupa pengetahuan
 Logika, obyek materialnya adalah berpikir, ditinjau dari
prosesnya dan obyek formalnya adalah ketepatan berfikir.
 Matematika, bahasa yang melambangkan serangkaian
makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Bahasa
yang bersifat jelas, spesifik, dan informatif, tidak
menimbulkan konotasi emosional, dan kuantitatif. Sebagai
sarana berpikir deduktif.
 Statistika, adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Sebagai
sarana berpikir induktif.
Kebenaran Ilmiah
Kebenaran Ilmiah
 Pada dasarnya, tujuan berfikir ilmiah (penalaran) adalah
untuk mencapai kebenaran.
 Kebenaran ilmiah disebut juga kebenaran ilmu
pengetahuan (scientific truth), yaitu kebenaran yang
ditemukan melalui proses atau metode penalaran
(reasoning) atau logika penelitian ilmiah.
Karena itu kunci kebenaran ilmiah terletak pada metode
penemuannya.
 Kebenaran dari sebuah penalaran atau suatu pengetahuan
termasuk dalam pembahasan kebenaran epistemologis

Kebenaran Ilmiah
Kebenaran Ilmiah
 Kebenaran ilmiah tidak pernah ada begitu saja, harus siap
diuji keabsahannya dan terbuka untuk diperdebatkan.
 Seorang politisi boleh saja mengatakan: bila anda tidak
mengikuti ideologi ini, maka anda tidak memiliki sikap
nasionalisme.
 Seorang ilmuwan hanya akan mengatakan: sesuai dengan
yang saya kumpulkan inilah penemuan (kebenaran) yang
saya temukan. Bila anda ragu-ragu, atau tidak percaya pada
keabsahan penelitian ini, anda bebas mengujinya kembali.
 Setidaknya, ada tiga teori yang berbicara mengenai
kebenaran ilmiah;

Kebenaran Ilmiah
TEORI KOHERENSI
Suatu penyataan dianggap benar secara KOHERENSI, apabila:

“Suatu pernyataan itu bersifat koheren atau


KONSISTEN dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya.”
(Sumantri, 2003)

“Suatu proposisi itu cenderung untuk benar, jika ia coherent


(saling berhubungan) dengan proposisi lain yang juga benar”
(Bakhtiar, 2009)

Kebenaran Ilmiah
Misalnya:
3 + 4 = 7; 5 + 2 = 7; 6 + 1 = 7
Secara deduktif, karena setiap pernyataan
dan kesimpulan yang ditarik oleh ketiga
penyataan diatas adalah konsisten dengan
penyataan dan kesimpulan sebelumnya
yang juga telah dianggap benar 
penyataan ini secara koheren adalah benar

Kebenaran Ilmiah
TEORI KORESPONDENSI

Kebenaran pengetahuan menurut teori KORESPONDENSI


terjadi apabila:

“Ada kesesuaian (correspondence) antara arti yang dimaksud


PERNYATAAN dengan OBJEK yang dituju oleh pernyataan tsb”
(Bakhtiar, 2009)

“Suatu pernyataan adalah benar, jika materi pengetahuan yang


dikandung oleh suatu pernyataan BERKORESPONDENSI
(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tsb”
(Sumantri, 2003)

Kebenaran Ilmiahv
 Dari teori ini, kebenaran suatu pengetahuan
terjadi apabila terdapat dua hal, yakni
PERNYATAAN dan KENYATAAN, dimana
di antara keduanya terdapat kesesuaian
 Para ilmuwan seringkali menggunakan
teori korespondensi, terutama dalam
penelitian yang berupa logika induktif.
TEORI PRAGMATIS
Bagi seorang pragmatis, kebenaran suatu pernyataan diukur dari:
“Apakah pernyataan tersebut bersifat FUNGSIONAL dalam
kehidupan praktis, atau jika pernyataan (dan konsekuensi darinya)
mempunyai KEGUNAAN praktis dalam kehidupan manusia”
(Sumantri, 2003)

“Bagi penganut Pragmatis, batu ujian kebenaran ialah KEGUNAAN


(utility), dapat dikerjakan (workability), atau pengaruh yang
MEMUASKAN (satisfactory consequence)”
(Bakhtiar, 2009)

Kebenaran Ilmiah
 Misalnya, bagi kaum pragmatis agama itu benar
bukan karena ia ada, tetapi karena ia bermanfaat
memberikan petunjuk (guidance) moral, hukum,
etis, dll, dalam kehidupan manusia

 Kriteria Pragmatisme berguna dalam menentukan


kebenaran ilmiah dilihat dari perspektif waktu,
kegunaan, dan kemanfaatanya.

Kebenaran Ilmiah
Makna Kebenaran
 Mengapa kebenaran (truth) penting untuk dipahami?
Tujuan kegiatan ilmiah (riset) adalah menemukan
kebenaran.
 Makna kebenaran dijelaskan oleh para filosof ilmu
pengetahuan secara tidak langsung.
Contoh:
 Kebenaran adalah segala sesuatu yang dianggap benar oleh
tradisi.
 Kebenaran adalah segala sesuatu yang dianggap benar oleh
suatu otoritas tertentu (pemerintah)
 Kebenaran adalah sesuatu yang dapat dibuktikan secara
empiris.
 Kebenaran adalah sesuatu yang belum dibuktikan salah.
Kebenaran Ilmiah
Makna Kebenaran
Jadi, makna kebenaran belum dapat
didefinisikan secara jelas, karena itu para
ahli menjelaskan kebenaran itu melalui
contoh-contoh, pengelompokan atau
menjelaskan sumber kebenaran itu.

Kebenaran Ilmiah
Jenis Kebenaran
 Kebenaran absolut:
 Kebenaran yang ditetapkan oleh Tuhan.
Karena itu disebut juga kebenaran Tuhan.
 Kebenaran ini hanya dapat didiskusikan,
dengan tujuan diskusi tersebut adalah:
hanya untuk memahami makna kebenaran
itu dan bukan untuk merubahnya.
 Landasan utama dari kebenaran mutlak
adalah kepercayaan (iman).

Kebenaran Ilmiah
Jenis Kebenaran
 Kebenaran temporer:
 Kebenaran yang keabsahannya tergantung
pada kondisi dan waktu. Karena itu memiliki
sifat kenisbian (kerelativan) yang sangat
tinggi.
 Karena itu pula memiliki sifat subjektivitas
yang tinggi.
 Definisi kebenaran tergantung pada siapa
yang mendefinisikannya.
 Kadang-kadang kebenaran temporer disebut
pula: kebenaran politik
Kebenaran Ilmiah
Sifat Kebenaran
1. Struktur yang Rasionalis-Logis
2. Isi Empiris
3. Dapat Diterapkan (Pragmatis)

“Banyak Anak Banyak Rezeki”

Rasional???
Masuk Akal???

Kebenaran Ilmiah
Berbagai Cara Memperoleh Kebenaran
 Secara kebetulan (penemuan terjadi secara kebetulan
saja)
 Trial and Error (bersifat untung-untungan)
 Melalui Otoritas (kebenaran bisa didapat melalui
otoritas seseorang yang memegang kekuasaan)
 Berpikir Kritis/ Berdasarkan Pengalaman (berpikir secara
deduktif dan induktif).
 Secara deduktif artinya berpikir dari yang umum ke khusus;
sedang induktif dari yang khusus ke yang umum.
 Melalui Penyelidikan Ilmiah (kebenaran baru bisa didapat
dengan menggunakan penyelidikan ilmiah, berpikir kritis dan
induktif).
Kebenaran Ilmiah
Axiom of Inference
 Principium identitatis (law of identity), yang berarti hukum kesamaan, adalah
kaidah pemikiran yang menyatakan bahwa sesuatu hanya sama dengan
“sesuatu itu sendiri”. Jika sesuatu itu adalah p, maka p identik dengan p, atau p
adalah p. Dengan kata lain, “jika p maka p dan akan tetap p”.
 Principium contradictionis (law of contradiction), yang berarti hukum
kontradiksi, adalah kaidah pemikiran yang menyatakan bahwa tidak mungkin
sesuatu pada waktu yang sama adalah “sesuatu dan bukan sesuatu itu”. Dengan
kata lain, mustahil ada sesuatu hal yang pada waktu bersamaan saling
bertentangan. Dapat dikatakan bahwa tidak mungkin p pada waktu yang sama
adalah p dan bukan p.
 Principium exclusi tertii (law of excluded middle), yang berarti hukum
penyisihan jalan tengah, adalah kaidah yang menjelaskan bahwa sesuatu
mestilah p atau bukan p dan tidak ada kemungkinan ketiga sebagai jalan tengah.
 Principium rationis sufficientis (law of sufficient reason), yang berarti hukum
cukup alasan, ialah kaidah yang melengkapi hukum kesamaan (principium
identitatis). Hukum cukup alasan menyatakan bahwa jika perubahan terjadi pada
sesuatu, maka perubahan itu haruslah memiliki alasan yang cukup. Artinya, tidak
ada perubahan yang terjadi begitu saja tanpa alasan rasional yang memadai
sebagai penyebab perubahan itu.

Kebenaran Ilmiah
 Konsep, istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan gejala secara abstrak. Diharapkan
peneliti mampu memformulasikan pemikirannya kedalam
konsep secara jelas dalam kaitannya dengan
penyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu
dengan yang lainnya.
 Konstruk, suatu konsep yang diciptakan dan digunakan
dengan kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuan
ilmiah tertentu.
 Proposisi, hubungan yang logis antara dua konsep.
Dalam penelitian sosial dikenal ada dua jenis proposisi: (1)
aksioma atau postulat, (2) teorema. Aksioma ialah
proposisi yang kebenarannya sudah tidak dikaji lagi dalam
penelitian; sedang teorema ialah proposisi yang
dideduksikan dari aksioma.
Kebenaran Ilmiah
 Teori
 Serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep. (Kerlinger).
 Teori mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: harus
konsisten dengan teori-teori sebelumnya, harus cocok
dengan fakta-fakta empiris.
 Ada empat cara teori dibangun menurut Melvin Marx:
 Model Based Theory, berdasarkan teori pertama teori berkembang
dengan adanya jaringan konseptual yang kemudian diuji secara
empiris.
 Teori Deduktif, suatu teori yang menekankan pada struktur
konseptual dan validitas substansialnya. Teori ini juga berfokus pada
pembangunan konsep sebelum pengujian empiris.
 Teori Induktif, menekankan pada pendekatan empiris untuk
mendapatkan generalisasi.
 Teori Fungsional, suatu teori dikembangkan melalui interaksi yang
berkelanjutan antara proses konseptualisasi dan pengujian empiris
yang mengikutinya.
Kebenaran Ilmiah
 Logika Ilmiah, gabungan antara logika deduktif dan induktif dimana
rasionalisme dan empirisme bersama-sama dalam suatu system dengan
mekanisme korektif.
 Hipotesis, jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang
diteliti. Hipotesis merupakan saran penelitian ilmiah karena hipotesis adalah
instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifik yang siap diuji secara
empiris. Dalam merumuskan hipotesis pernyataannya harus merupakan
pencerminan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.
 Variabel, konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari. Ada
lima tipe variabel yang dikenal dalam penelitian, yaitu: variabel bebas
(independent variable), variabel terikat (dependent variable), variabel
perantara (moderate variable), variable pengganggu (intervening variable)
dan variabel kontrol (control variable).
 Definisi Operasional, spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau
memanipulasi suatu variabel .

Kebenaran Ilmiah
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai