2. Justifikasi
2. Rasionalitas keyakinan
2. justifikasi
Justifikasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari alasan-
alasan mengapa suatu pernyataan atau keyakinan dinyatakan benar. Dalam kamus
filsafat justifikasi diartikan :
1. Pembelaan; atau apa yang diberikan sebagai dasar yang cukup (kuat) untuk
suatu pernyataan (klaim,kesimpulan) atau untuk suatu perbuatan atau perilaku
(tingkah laku)
2. Bukti logis; dalam logika, istilah ini menunjuk pada prosedur yang diterapkan
pada premis-premis suatu argumen yang menunjukkan bukti untuk
kesimpulan.
Dalam perkembangannya, justifikasi terbagi menjadi tiga yaitu :
3. Fundasionalisme
4. Koherentisme, dan
5. Reliabilisme : membahas pertanyaan ‘apakah keyakinan yang dapat
dibenarkan itu?’ pendekatan Rlb harus didukung oleh contoh, bukti dan fakta.
Manfaat teori justifikasi
1. Dengan munculnya teori ini suatu keyakinan ‘benar’
seseorang dapat diberikan landasan argumentasi yang
jelas untuk mencapai pengetahuan dan kebenaran ilmiah.
2. Analisis justifikasi episteme yang terdiri atas evidensi,
kepastian dan keraguan membimbing subyek dapat
memahami pengetahuan yang dapat dipercaya
obyektifitasnya karena didasarkan pada pengetahuan dari
pembuktian observasi (pengamatan)
3. Suatu keyakinan yang dibenarkan akan mengarah pada
pengembangan teori baru melalui klaim-klaim logis dari
suatu proposisi kebenaran ilmiah.
B. Diskursus/argumentasi dalam
Epistemologi
1. Analisa filsafat terkait hakikat pengetahuan
dan cara (bagaimana) hubungannya dengan
konsep-konsep seperti KEBENARAN,
KEYAKINAN dan JUSTIFIKASI
2. Berbagai masalah Skepstisisme
3. Sumber-sumber dan ruang lingkup
pengetahuan dan justifikasi atas keyakinan
4. Kriteria bagi pengetahuan dan justifikasi
1. Kebenaran, keyakinan dan justifikasi
a. Kebenaran
Kebenaran adalah kesesuaian antara
pengetahuan dan obyek. Obyek dapat dikatakan
sebagai penderita/yang mengalami.
Obyek dibagi menjadi dua yaitu Obyek DATIVUS
(final) dan Obyek AKUSATIVUS (penderita).
Obyek Dativus
Obyek Dativus (kedangkalan) disebut
final adalah nama sebuah kasus yang
biasanya diartikan sebagai “kepada”
atau “untuk”.
Contoh kalimat kasus dativus : “saya
menghadiahi teman saya...”
Obyek Akusativus
Obyek Akusativ dalah kasus ketatabahasaan yang
digunakan menandai obyek langsung/obyek
penderita dari kata kerja transitif. Kata kerja transitif
adalah Akusativ adalah kata benda yang dikenai
pekerjaan oleh kata kerja, yang pada umumnya
dialakukan oleh subyek yang mempunyai kasus
normatif.
Kasus normatif (dalam lingua-sintaksis) adalah
subyek atau kalimat membawa keterangannya. (ex.
“Kenapa kamu tidak menolong ibumu?”
2. Keyakinan
Keyakinan adalah sikap yang ditunjukkan oleh seseorang (manusia) saat ia
merasa tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.
Oleh karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang
tidaklah selalu benar.- atau keyakinan bukanlah suatu jaminan kebenaran.
Jadi disimpulkan secara sederhana bahwa keyakinan merupakan :
1. Kepercayaan dari pikiran di mana terdapat kepercayaan akan
seseorang, idea atas sesuatu yang bersifat transendental
2. Perasaan bahwa sesuatu itu riil atau benar
3. Persetujuan intelektual akan suatu ide tanpa atau sebelum
pembuktian
4. Yang ditekankan atau termuat dalam satu ide. Keyakinan dapat berasal
dari diterimanya suatu ide secara langsung (bersifat intuitif) dan tidak
lewat penalaran. (perasaan,firasat, keinginan)
c. Inferensi operasional epistem
Secara sederhana epistemologi adalah
membahas pertanyaan-pertanyaan seperti :
1. Apa yang membuat kebenaran terjaustifikasi
dapat terjustifikasi
2. Apa artinya apabila mengatakan bahwa
seseorang mengetahui sesuatu
3. Pertanyaan mendasar: Bagaimana kita tahu
bahwa kita tahu.
Epistemologi pengetahuan dan
Epistemologi keilmuan
EpP : adalah upaya mendapatkan pengetahuan
yang benar dengan memperhitungkan aspek
ontologi dan aspek aksiologi masing-masing.
EpKi : adalah upaya bagaimana menyusun
pengetahuan yang benar untuk menjawab
permasalahan mengenai dunia empiri yang akan
digunakan untuk meramalkan dan mengontrol
gejalan alam
Syarat mengontrol dan meramalkan gejala
alam
1. pertama-tama harus mengetahuajn alasan
(mengapa) hal (sesuatu) itu terjadi
2. selanjutnya harus menguasai pengetahuan
yang menjelaskan peristiwa, kejadian,
sesuatu itu.
AKSIOLOGI
1. Pengertian Aksiologi
2. Ilmu dan Moral (1)
3. Tanggung-jawab Sosial Ilmuwan (2)
4. Teknologi ... dan Pilihan Moral (3)
5. Revolusi Genetika (4)
1. Pengertian aksiologi
Aksiologi dalam etimologi Yunani “axios’ berarti
‘sesuatu yang wajar’ yang bermakna teori nilai,
atau pembelajarn tentang nilai. Dengan kata lain
Aksiologi adalah pembelajaran tentang Fungsi,
dan Manfaat atau Kegunaan dari pengetahuan,
pengetahuan ilmu, ilmu dan ilmu pengetahuan.
a. Yang dikaji aksiologi
Aksiologi mempertanyakan :
1. Untuk apa pengetahuan, pengetahuan ilmu, dan ilmu pengetahuan
itu?
2. Untuk apa pengetahuan, pengetahuan ilmu, dan ilmu pengetahuan
itu dihubungkan dengan etika dan moral?
3. Untuk apa penentuan suatu obyek telaahan harus berdasarkan dan
dalam acuan pilihan-pilihan moral?
4. Untuk apa perlunnya hubungan antara penggunaan pengetahuan,
pengetahuan ilmu, dan ilmu pengetahuan dengan kaidah-kaidah
moral?
5. Dan untuk apa perlu adanya hubungan antara teknik prosedural
sebagai operasional metode ilmiah dengan norma-norma
moral/operasional?
b. Pengetahuan, Pengetahuan ilmu. dan
Ilmu pengetahuan
Pengetahuan adalah : segenap apa yang kita ketahui tentang
sesuatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu adalah
bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping pengetahuan
lainnya seperti pengetahuan seni dan pengetahuan agama tadi.
b) Aspek Nilai :
1.Nilai merupakan kualitas empiris
2.Nilai adalah subyektif dan obyektif
3.Nilai adalah esensial dan frragmatis
1. Nilai adalah kualitas empiri
Nilai kualitas empiri adalah kebenaran suatu sumber
pengetahuan yang diperoleh dari observasi atau pengamatan
langsung terhadap suatu obyek/fenomena. Dengan kata lain
bahwa nilai empiri adalah bukti empiris dan informasi yang
membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran (ilmu) /
kebohongan suatu klaim empiri.
Kualitas empiri adalah tingkat baik-buruknya sesuatu atau taraf
derajat sesuatu. Dalam hubungannya dengan sifat manusia maka
kualitas berkaitan dengan sifat atau karakter. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kualitas empirinya seseorang adalah
tingkat baik-buruknya (sifat destruktif – konstruktif) karakter
seseorang yang dimilkinya.
2. Nilai adalah subyektif-obyektif
Subyektivitas dan obyektivitas yang adalah
merupakan nilai yang memberi ukuran (tingkatan
kualitas) seberapa dan bagaimana serta sejauh
mana paradigma dan perspektif seseorang terhadap
sesuatu. Kualitas nilai pada sesuatu rendah / negatif
(destruktif) atau tinggi /positif (konstruktif)
tergantung cara pandang dan pemikiran serta
penafsiran (subyek – subyektiv) seseorang terhadap
suatu obyek itu secara subyektiv atau secara
obyektif.
3. Nilai adalah esensial dan fragmatis
Ada/ Data/
fakta preposisi
teorema
Makna : kristis,
kreatif, inovatif, Pengetahuan
Kebenaran ilmu Teori/
kontemplatif generalisasi