Filsafat Ilmu?
1. Definisi Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu?
Cabang filsafat yang mempelajari hakikat dan batas-
batas pengeathuan, asal usul, struktur, metode, dan
validasi pengetahuan manusia.
2. Filsafat Ilmu dan Filsafat Pengetahuan
Ilmu
Pengetahuan - Knowledge
Kebenaran adalah:
Persesuaian antara pengetahuan dan objeknya.
Hal yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya, sesuatu yang
sungguh-sungguh atau benar-benar ada (fakta).
Persesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan atau antara ide
dengan realita.
Persesuaian antara presepsi subjek (manusia) dengan objek yang
merupakan fakta dan nilai yang benar.
Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan
objeknya.
3. Jenis Kebenaran
1. Kebenaran Epistemologis
Disebut juga kebenaran logis, yaitu kebenaran yang dilandaskan oleh adanya persesuai
antara pikiran subjek dengan apa yang ada dalam objek.
2. Kebenaran Ontologis
Berkaitan dengan sifat dasar atau kodrat dari objek. Misalnya batu. Batu adalah benda
padat yang keras, ini adalah sebuah kebenaran ontologis sebab batu pada hakikatnya
merupakan benda padat yang sangat keras.
Kebenaran ontologis Ontologis Ensesialis menyangkut sifat dasar atau kuadrat
sesuatu.
Ontologis Naturalis menyangkut kuadrat seperti yang diciptakan
Tuhan.
Ontologis Artifisia menyangkut kuadrat seperti yang diciptakan
3. Kebenaran Semantik oleh manusia.
Berkaitan dengan bahasa, kebenaran ini bergantung pada kebebasan manusia sebagai
makhluk yang bebas melakukan sesuatu. Bahasa merupakan ungkapan dari kebenaran.
2. Kriteria Kebenaran
1. Teori Korespondensi
Teori ini mengatakan bahwa suatu proposisi benar kalau proposisi itu sesuai dengan
fakta atau kesesuaian antara realita objek dengan suatu yang ditangkap oleh subjek
dan dikomunikasikan kepada subjek lain.
Misalnya salju berwarna putih, pernyataan tersebut benar jika fakta menunjukkan bahwa
salju berwarna putih.
spidol dikomunikasikan spidol
Teori ini sejalan dengan definisi kebenaran yang telah diuraikan di depan karena teori
ini diterima oleh kalangan luas.
2. Teori konsistensi atau Koherensi
Menurut teori ini, kriteria kebenaran adalah adanya konsistensi antara kesan-kesan
terhadap suatu realita, jadi kebenaran adalah kesepakatan antara subjek tehadap satu
objek, misalnya spidol dan secara konsisten disebut spidol.
3. Teori-teori Pragmatis
Menurut teori ini kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria
fungsional atau manfaat dalam kehidupan praktis. Misalnya spidol disebut
spidol bila datap sipakai untuk menulis.
Kata kunci untuk teori ini ialah “dapat dilaksankan” dan “berguna”.
Penganut teori ini mengatakan bahwa benar tidaknya sesuatu bergantung
dapat tidaknya proposisi itu dapat dilaksanakan, dan apakah proposisi itu
berguna.
5. Tingkatan Kebenaran
1. Kebenaran mutlak
Disebut juga kebenaran absolut, yaitu kebenaran yang sebenar-benarnya,
kebenaran sejati, kebenaran sempurna, kebenaran yang tidak mempunyai
cacat sedikitpun atau kebenaran hakiki.
2. Kebenaran nisbih
Disebut juga kebenaran relatif, yaitu kebenaran yang setingkat berada di
bawah kebenaran mutlak. Kebenaran dalam tingkatan ini merupakan tingkatan
yang umum dan beragam, kebenaran yang tidak utuh dan masih
mengandung kesalahan.
3. Kebenaran dasar
Adalah kebenaran yang paling bawah. Kebenarannya tidak dapat
dipersalahkan tetapi membutuhkan penegasan lebih lanjut.
4. Sifat-sifat Kebenaran Ilmiah
Contoh:
Semua manusia akan mati
Ali adalah manusia
Jadi: Ali akan mati
Di sini, premis mayor dan premis minor benar. Oleh sebab itu
konklusinya juga benar.
Hukum kedua
Apabila konklusi salah, premisnya juga salah
Contoh:
Semua manusia akan mati
Malaikat adalah manusia
Jadi: Malaikat akan mati
Di sini konklusinya salah, sebab itu premisnya (kedua-
duanya atau salah satunya) juga pasti salah. Premis mayor
benar, premis minor salah sebab malaikat memang bukan
manusia. Jadi, konklusi salah karena premis minornya
salah.
Hukum ketiga
Apabila premisnya salah, konklusi dapat benar dapat salah
Contoh:
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi: batu itu benda fisik (konklusi)
Di sini, kedua premisnya salah tetapi konklusinya benar.
Kalau premisnya salah dan konklusinya salah, lihat di atas.
Hukum keempat
Apabila konklusinya benar, premis dapat benar dapat
salah