Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS


DI RUANG PUBLIK SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG

Oleh
Lida Sari 1
Munaris2
Kahfie Nazaruddin3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Email : android.icha@gmail.com

Abstract
The problem of this research is how the use of Indonesian language written variety in the
public space of SMAN 12 Bandar Lampung. This study aimed to describe the use of
Indonesian written variety in the school’s public space. Research methods which used is
qualitative descriptive. The data source are varieties of written communication like
announcement letter, advertisement, banner, wall magazine, articles, slogan etc around the
school. Based on data analysis, it is found that the use of spelling which includes italics and
capital letters writing, writing words, writing element uptake, and punctuations which is
inappropriate with the Indonesian language grammar rules. Second focus is about diction.
Words choice mistakes mostly found by words from foreign language which is
inappropriate use and waste of words. Third focus about effective sentences structure. The
pattern of the sentence is appropriate with the Indonesian grammar rules.
Keywords: diction, sentences, spelling, variety, written.

Abstrak
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis
di ruang publik SMAN 12 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis dalam ruang publik sekolah.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian berupa
seluruh bentuk komunikasi ragam tulis seperti surat pengumuman, iklan, spanduk, majalah
dinding siswa, artikel, slogan, dan brosur yang berada di lingkungan belajar sekolah
tersebut. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan penggunaan ejaan yang meliputi
penulisan huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan
penggunaan tanda baca yang tidak sesuai dengan kaidah tata ejaan bahasa Indonesia. Fokus
kedua yaitu mengenai diksi atau pemilihan kata. Kesalahan pemilihan kata lebih banyak
ditemukan pada kata-kata asing yang tidak tepat penggunaannya dan bersifat pemborosan
kata. Fokus ketiga mengenai struktur kalimat efektif. Pola kalimat sudah sesuai kaidah tata
bahasa Indonesia.
Kata kunci: diksi, ejaan, kalimat, ragam, tulis.

1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung
2
Dosen Pembimbing 1
3
Dosen Pembimbing 2

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

PENDAHULUAN

Akses komunikasi ruang publik saat ini bahasa tulis, kita dituntut adanya
semakin terbuka lebar. Banyak tempat kelengkapan unsur tata bahasa seperti
yang memang dibangun untuk bentuk kata ataupun susunan kalimat,
mendukung terjadinya komunikasi publik ketepatan pilihan kata, kebenaran
untuk lebih memajukan peradaban penggunaan ejaan termasuk penggunaan
masyarakat sosial termasuk sekolah.
tanda baca dalam mengungkapkan ide
Sekolah merupakan tempat belajar
atau gagasan ke dalam tulisan yang
sekaligus sarana terjadinya komunikasi
mudah dimengerti dan dipahami
ruang terbuka publik. Sekolah menurut
pembaca.
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
bangunan atau lembaga untuk belajar dan Untuk lebih mendalami mengenai ragam
mengajar serta tempat menerima dan bahasa tulis dan semua problematikanya
memberi pelajaran penyusun bermaksud mendeskripsikan
(http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/). lebih mendalam mengenai ragam tulis di
ruang publik. Hal-hal yang diteliti
Sekolah merupakan tempat yang dapat
berkaitan dengan penggunaan tanda baca,
diakses masyarakat umum. Komunikasi pemilihan kosakata dan struktur kalimat..
public yang terjadi antara siswa, guru,
karyawan sekolah, dan masyarakat luar Yang dimaksud ruang publik di sini yaitu
sekolah dapat berlangsung secara lisan tempat terbuka umum yang bisa diakses
maupun tulisan. Komunikasi publik oleh semua masyarakat dalam interaksi
dalam bentuk tulisan misalnya slogan- sosial. Sebuah ruang publik adalah ruang
slogan sekolah, iklan, spanduk sekolah sosial yang umumnya terbuka dan dapat
dan lain-lain. diakses oleh orang-orang. Jalan (termasuk
trotoar), alun-alun umum, taman dan
Dalam berkomunikasi kita mengenal dua
pantai biasanya dianggap sebagai ruang
ragam bahasa, yakni ragam lisan dan publik. Gedung-gedung pemerintah yang
ragam bahasa tulis. Dalam ragam bahasa terbuka untuk umum, seperti
lisan yang dihasilkan melalui alat ucap, perpustakaan umum termasuk ruang
kita berurusan dengan tata bahasa,
publik. Meskipun tidak dianggap ruang
kosakata, intonasi, ekspresi dan pelafalan.
publik, bangunan milik pribadi atau
Berbeda dengan ragam bahasa tulis yang properti terlihat dari trotoar dan jalan
dihasilkan dengan memanfaatkan media umum dapat mempengaruhi lanskap
tulis seperti kertas dengan huruf sebagai
visual yang umum, misalnya dengan iklan
unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita outdoor.
berurusan dengan tata cara penulisan dan
kosakata. Dengan kata lain dalam ragam

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis
ini adalah metode kualitatif deskriptif. di ruang publik. Ragam tulis di sini
Penelitian dengan metode kualitatif, meliputi penggunaan ejaan yang baik dan
seperti yang diungkapkan Bogdan dan benar, diksi, dan struktur kalimat.
Taylor dalam Moleong (Bogdan & Taylor,
1975:5) bahwa metode kualitatif Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari tulisan-tulisan yang berada
merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata- di lingkup ruang publik berupa
kata tertulis atau lisan dari orang-orang pengumuman, brosur, iklan, spanduk,
dan perilaku yang dapat diamati. slogan dan artikel dalam majalah dinding
siswa. Dari sumber data yang ada
Metode deskriptif adalah metode yang diperoleh data penelitian meliputi
menggambarkan objek penelitian sesuai penggunaan ejaan, diksi, dan struktur
dengan apa adanya (Arikunto, 2005:234). kalimat. Sumber data penelitian diambil
Penelitian deskriptif bertujuan dalam periode 26 Juni sampai 31 Juli
mendeskripsikan atau menggambarkan 2013.
fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah maupun Teknik pengumpulan data dalam
rekayasa manusia (Sukmadinata, penelitian ini adalah dokumentasi.
2005:72). Dapat dikatakan penelitian Dokumentasi dilakukan dengan media
foto menggunakan kamera digital. Foto-
deskriptif tidak dimaksudkan
untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi foto yang diambil yakni media ragam
menggambarkan apa adanya tentang tulis yang bisa diakses dan dilihat oleh
suatu variabel, gejala atau keadaan. semua orang seperti papan pengumuman,
majalah dinding siswa, semboyan-
Dalam metode kualitatif, metode yang semboyan sekolah, iklan dan lain-lain.
biasanya dimanfaatkan adalah
wawancara, pengamatan, dan Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pemanfaatan dokumen, seperti menganalisis data sebagai berikut.
memahami sikap, pandangan, perasaan, 1) Mencermati seluruh komunikasi ragam
dan perilaku baik individu maupun tulis di SMAN 12 Bandar Lampung.
kelompok orang. Data yang dikumpulkan
lebih banyak berupa kata-kata dan 2) Mengambil foto seluruh komunikasi
gambar daripada angka-angka (Moleong, ragam tulis di SMAN 12 Bandar
2007:11). Dalam penelitian ini, metode Lampung.
deskriptif digunakan untuk mengetahui
3) mencetak seluruh hasil foto
dan mendeskripsikan bagaimana
komunikasi ragam tulis.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

4) Membaca dengan cermat seluruh penggunaan ejaan yang meliputi


sumber data yang didapat. pemakaian huruf kapital dan huruf
miring, penulisan kata ulang, kata
5) Menandai penggunaan ejaan, diksi dan ganti, kata depan,angka, singkatan,
struktur kalimat alam sumber data kata serapan, partikel, tanda baca titik,
sesuai dengan tujuan penulisan. koma,titik dua, titik koma, tanda
6) Mengklasifikasi sumber data hubung, elipsis, garis miring, tanda
berdasarkan penggunaan ejaan, diksi, petik dan tanda pisah.
dan struktur kalimat.
9) Menyusun dan menentukan kesalahan
7) Memberikan kode klasifikasi sumber data berupa diksi dan struktur kalimat
data. dalam tabel.

8) Menyusun dan menentukan data


berdasarkan kesalahan dan ketepatan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Hasil penelitian ini diperoleh melalui publik penulisan kata gabungan


observasi langsung ke SMA Negeri 12 (berimbuhan ) yang ditulis terpisah dari
Bandar Lampung dengan mengambil kata dasarnya merupakan kesalahan yang
foto-foto aneka ragam tulis yang terdapat fatal. Berikutnya fokus pada struktur
di ruang publik SMA tersebut. Penyusun kalimat meliputi struktur gramatikal dan
melakukan observasi dengan keefektifan kalimat dalam sumber data.
menggunakan kamera digital dan
mendokumentasikan hasilnya pada bulan Tabel frekuensi kesalahan ejaan, diksi,
Juni-Juli 2013. Hasil penelitian diperoleh dan kalimat
setelah data dianalisis berdasarkan No. Klasifikasi Frekuensi Frekuensi Persentase
Kesalahan Penggunaan Kesalahan
penulisan ejaan, diksi dan struktur (Dalam %)
kalimat. 1. Ejaan
huruf 199 381 52,2
kapital
Fokus penelitian meliputi penggunaan huruf 41 42 97,6
ejaan yang terdiri dari tanda baca titik, miring
kata ulang 1 25 4
koma, titik dua, titik koma, tanda hubung, Kata ganti 7 36 19,4
Kata depan 10 38 26,3
tanda pisah, tanda elipsis, tanda tanya, Partikel 5 5 100
tanda seru, tanda kurung, tanda kurung pun
Partikel per 0 3 0
siku, tanda petik, tanda petik tunggal, Singkatan 39 108 36,1
Angka 4 16 25
tanda ulang, tanda garis miring, dan Serapan 8 47 17
penyingkat (apostrof). Dari data yang Tanda titik 27 68 39,7
Tanda 2 32 6,25
didapat lebih banyak berfokus pada tanda koma
Tanda titik 9 21 42,85
titik, koma, titik dua, garis miring, dan dua
tanda hubung. Unsur lain dari tanda baca Tanda titik 1 1 100
koma
dalam penelitian ini sangat jarang Tanda 19 30 63,3
ditemukan penggunaannya dalam sumber hubung
Tanda 2 3 66,6
data. elipsis
Garis 6 42 14,3
miring
Fokus kedua yaitu mengenai diksi yang Tanda petik 6 16 37,5
termasuk kata serapan bahasa asing, dan Tanda 7 10 70
pisah
kata-kata dalam bahasa Indonesia yang 2 Diksi 47 47 100
masih menyalahi kaidah kebakuan tata 3 kalimat 15 15 100

bahasa Indonesia. Diksi dalam kegiatan


menulis menentukan penyampaian pokok Data dalam tabel di atas diperoleh dari 36
pikiran sampai ke pembaca dengan jelas. sumber data penelitian yang terlampir
Dalam ragam tulis yang berada di ruang dalam skripsi ini.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

PEMBAHASAN

A. Penggunaan Ejaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang


Disempurnakan.
Ejaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar telah ditetapkan pemerintah sejak
tahun 1972 dengan diterbitkannya
Putusan Presiden nomor 57 tahun 1972.
Pemerintah kemudian menyusun dan XVIII/eyd/kapital/031
menerbitkan buku Pedoman Umum Ejaan
Dalam kasus penulisan huruf kapital
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan berikutnya yaitu pedoman penulisan
dan Pedoman Umum Pembentukan huruf kapital pada petikan langsung.
Istilah sebagai patokan penggunaan ejaan Penulisan petikan langsung yaitu diawali
bahasa Indonesia yang benar.
huruf kapital pada kata pertama dalam
Unsur ejaan ini sangat penting terutama kalimat setelah tanda petik dua pembuka.
dalam bahasa ragam tulis. Tulisan harus Dari contoh data ditemukan dua data
jelas agar gagasan yang ingin petikan langsung yang penulisannya tidak
disampaikan ke pembaca dapat ditangkap mengikuti kaidah penulisan huruf kapital
dengan mudah yang didukung unsur ( bertanya “ada apa ini pak?” ; ...
ejaan baik tanda baca maupun kepadaku “sudahlah pak... ).
penulisannya.

1. Huruf Kapital

XXVII/eyd/kapital/050
XXV/eyd/kapital/045
Data di atas terdapat banyak kesalahan
Pemakaian huruf kapital seperti pada data
penulisan huruf kapital seperti yang telah
XXV/eyd/kapital/045 tidak sesuai dengan
ditandai lingkaran merah. Pada baris
pedoman penulisan huruf kapital. Dari
pertama kata Siswa, Siswi, dan
contoh croping data di atas huruf kapital
Administrasi, huruf pertama kata tersebut
dipakai di tengah kalimat pada kata
ditulis dengan huruf kapital, seharusnya
Petugas, Perpustakaan, dan Ijazah.
dengan huruf kecil saja. Baris berikutnya
Huruf kapital yang dipakai tidak merujuk
terdapat kata Mulai yang juga ditulis
pada, misalnya nama orang, nama gelar
dengan huruf kapital pada huruf awal
kehormatan dan penamaan lainnya seperti
kata. Kata Untuk pada baris ke-empat dan
yang tercantum dalam pasal pemakaian
seterusnya tidak sesuai EYD, kalimat ini
huruf kapital dalam Pedoman Umum

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

merupakan kalimat yang mengandung Penulisan singkatan yang terdiri dari dua
unsur pemerian yang ditandai tanda titik huruf ( T. A.) menggunakan dua tanda
dua. Unsur pemerian menurut EYD titik sesuai tata ejaan bahasa Indonesia.
ditulis dengan huruf kecil. Selanjutnya
kata Kelas dan Pada ditulis dengan huruf
kapital di awal kata juga tidak sesuai
dengan pedoman penulisan huruf kapital
dalam EYD. XXV/eyd/titik/049

2. Tanda Titik Penggunaan tanda titik pada singkatan


tidak tepat. Singkatan yang terdiri dari
tiap huruf awal kata tidak diikuti dengan
tanda titik sehingga penulisannya menjadi
XXV/eyd/titik/047
NIP 19590927 198102 1 002.
Ciri sebuah kalimat yakni di awali huruf
kapital dan diakhiri tanda baca akhir B. Diksi
seperti tanda titik, tanda seru dan tanda Diksi atau pemilihan kata sangat berperan
tanya. Dari data di atas pernyataan tidak penting dalam menentukan kepaduan
dibubuhi tanda titik. Sumber data kalimat agar menjadi efektif terutama
merupakan surat pengumuman dari dalam ragam bahasa tulis. Sebisa
sekolah. Kasus ini bisa ditemukan dari mungkin penulis harus memilih kata yang
data lain dalam lampiran tepat agar pembaca paham akan maksud
(XXVII/eyd/titik/052). atau gagasan yang dituangkan dalam
tulisan. Dalam penelitian ini cukup
banyak ditemukan pemilihan kata yang
tidak sesuai bahkan termasuk pemborosan
V/eyd/titik/012 kata.

Singkatan unsur nama orang


menggunakan tanda titik. Pada kasus di
atas singkatan terdiri atas dua kata maka
digunakan dua tanda titik Putra Fernando XXV/diksi/081
E. Y. , kasus serupa juga terdapat dalam
Kata dimohon merupakan sebuah
sumber data foto berkode V
pemborosan kata, karena sudah ada kata
diberitahukan sebelumnya. Kata dimohon
juga tidak pas digunakan dalam surat
pengumuman yang
XXIV/eyd/titik/041
menganjurkan/mengajak para siswa untuk
menyumbangkan buku yang bersifat
wajib sukarela.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

Kata diharapkan tidak diperlukan dalam


surat pengumuman yang sifatnya wajib
.
bagi siswa. Surat pengumuman ini
XXVI/diksi/083
memuat syarat mutlak yang harus
dipenuhi siswa untuk mengikuti ujian sehingga untuk kalimat tunggal. Kalimat
sehingga kata diharapkan tidak ini tidak efektif dan supaya menjadi
diperlukan karena termasuk pemborosan efektif dapat dilakukan dengan
kata. Pernyataan ini mengandung mengubahnya menjadi kalimat majemuk
pemerian, untuk mengubah kalimat ini seperti Dengan berolah raga, hormon-
agar efektif dan hemat kata bisa diganti hormon tersebut dapat berfungsi secara
dengan kata adalah, yaitu dan efektif sehingga daya tahan tubuh juga
sebagainya. akan meningkat. Selain itu juga bisa
dilakukan dengan mengganti kata
penghubung intra kalimat dengan kata
hubung antarkalimat.
XIX/diksi/078

Penulisan kata bahasa asing tidak


mengikuti kaidah EYD, sebaiknya
menggunakan padanan kata bahasa
Indonesia yaitu kencan. Bila VII/kalimat/092
menggunakan kata dari bahasa asing
Struktur kalimat pada gambar data kedua
penulisannya dengan menggunakan huruf
merupakan kalimat majemuk setara
miring. Artikel populer seperti sumber
ditandai kata hubung dan. Klausa pertama
data ini kemungkinan penggunaan bahasa
Gunakan waktu yang aman, klausa
asing atau bahasa populer lebih besar
kedua (gunakan) tempat yang aman dan
namun tidak juga mengesampingkan
klausa ketiga jangan keluyuran malam-
kaidah tata bahasa Indonesia.
malam. Gagasan yang ingin disampaikan
C. Struktur Kalimat rancu dengan kata-kata yang digunakan,
seperti kapan waktu dan tempat menjadi
aman digunakan? Dengan memberikan
pertanyaan pada kalimat ini, akan terlihat
bahwa kalimat ini tidak efektif, karena
menimbulkan multi-tafsir bahkan ambigu.
Perbaikan bentuk kalimat juga bisa
XXXVI/Kalimat/091 dilakukan dengan memisahkan klausa
yang ada menjadi kalimat tunggal
Pada gambar pertama kesepadanan
sehingga lebih efektif.
kalimat kurang tepat. Penulis
menggunakan kata hubung intrakalimat
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

memenuhi unsur pola kalimat dasar


subjek dan predikat.

Olah raga untuk membakar lemak.


S P
Kalimat kedua masih berupa sebuah
XXXIII/kalimat/093 klausa, belum memenuhi unsur sebuah
kalimat dasar Nah, ini sudah tentu.
Struktur kalimat yang baik terdapat pada
Pernyataan ini tidak memiliki unsur
gambar di atas. Secara keseluruhan artikel subjek ataupun predikat, hanya berupa
pada foto berkode kalimat4.jpg memiliki keterangan. Pada kalimat ketiga didahului
unsur subjek, predikat, objek, keterangan kata penghubung bahkan, yang tidak
dan pelengkap. Kalimat ini merupakan efektif. Untuk membangun sebuah
kalimat majemuk tidak setara yang paragraf yang padu, ketiga kalimat ini
ditandai kata penanda anak kalimat jika. harus diubah menjadi satu kalimat
majemuk menjadi “Olah raga sudah
Berdasarkan laporan tahun 2010 PBB tentu untuk membakar lemak, bahkan
penggunaan global obat-obatan merupakan tujuan sebagian besar orang
S untuk berolahraga.” Kata bahkan
akan menelan biaya normalnya dipakai menghubungkan dua
P kalimat yang maknanya saling
hingga 250 miliar dolar per tahun memperkuat dan meningkat mutunya4.
K Makna kalimat di belakang kata bahkan
jika semua orang lebih progresif dan intensif dari pada
S kalimat pertama.
ingin memeroleh perawatan yang tepat.
P

XXVI

Sering juga kita melihat orang yang


XXXVI/kalimat/094 mengakhiri surat dengan kalimat seperti
pada kasus di atas, “ Demikianlah… , atas
Tiga kalimat pertama pada paragraf di perhatiannya diucapkan terimakasih”.
atas belum memenuhi kriteria kalimat Ditulis perhatiannya yang mengacu pada
efektif. Ketiga kalimat ini dapat orang ketiga. Padahal dalam surat ini
disederhanakan menjadi satu kalimat
majemuk dengan menggunakan kata 4
http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/06/10/bahkan-
penghubung yang tepat. Kalimat pertama justru-dan-malah/

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 9
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

sasaran yang dituju adalah siswa yang penggunaannya bila disetarakan dengan
menempati posisi sebagai orang kedua. kata diketahui. Maksud kalimat secara
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi utuh akan lebih mudah dicerna bila kata
“Demikianlah pemberitahuan ini agar diindahkan diganti dengan bentuk verba
dapat diketahui dan diindahkan, atas yang lain misalnya dilaksanakan. Jadi
perhatian saudara kami ucapkan terima kalimat di atas bias diubah seperti berikut.
kasih.”
“Demikianlah pemberitahuan ini dibuat,
Kalimat di atas belum menjadi kalimat agar dapat diketahui dan dilaksanakan.
efektif. Kalimat majemuk tidak setara Atas perhatian Saudara, kami ucapkan
ditandai dengan kata hubung agar yang terima kasih.”
dipisahkan dengan tanda baca koma
untuk membedakan posisi induk kalimat
dengan anak kalimat. Selain itu, kata
diindahkan juga tidak tepat

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 10
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

SIMPULAN DAN SARAN


a. Simpulan ditemukan sedikit sekali
kesalahan struktur kalimat bahasa
Berdasarkan hasil penelitian dapat Indonesia.
disimpulkan bahwa penggunaan bahasa .
Indonesia ragam tulis di SMA Negeri 12 b. Saran
Bandar Lampung secara keseluruhan
sudah baik dan mendominasi. Hal ini Setelah dilakukan penelitian dan melihat
dilihat dari penggunaan bahasa Indonesia hasil yang diperoleh, penulis
yang baik secara keseluruhan. Secara menyampaikan beberapa saran sebagai
lebih terperinci adalah sebagai berikut. berikut.

1. Ragam tulis yang berkaitan 1. Pihak sekolah sebaiknya


dengan penggunaan ejaan dan melakukan seleksi yang lebih
tanda baca yang sesuai EYD ketat pada surat-surat resmi yang
masih terdapat banyak kesalahan dikeluarkan sekolah seperti surat
terutama yang berkaitan dengan pengumuman yang menyangkut
penulisan huruf kapital dan tanda aspek penggunaan ejaan dan tanda
baca titik. baca.
2. Ragam tulisan yang berkaitan 2. Siswa sebaiknya lebih
dengan pemilihan kata sudah memerhatikan penulisan kata
cukup baik dilihat dari kosakata serapan bahasa asing dalam
yang digunakan dalam tulisan, menulis artikel ilmiah, sesuai
baik berupa iklan, papan dengan EYD bahasa Indonesia
pengumuman maupun majalah seperti yang telah diajarkan guru
dinding siswa yang sudah bahasa Indonesia.
menggunakan ragam baku kata 3. Untuk brosur, iklan, spanduk dan
bahasa Indonesia, namun masih lain-lain yang berasal dari luar
terdapat kesalahan pada kosakata sekolah (masyarakat umum) agar
asing/ serapan. bisa memperbaiki bahasa
3. Ragam tulis ruang publik SMA penulisan terutama dalam bahasa
Negeri 12 Bandar Lampung dari asing.
aspek struktur kalimat sudah baik.
Hal ini berdasarkan analisis data

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 11
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen
Penelitian, edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000.


Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Edisi Ketiga). Jakarta: Balai
Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi


penelitian Kualitatif ( Edisi
Revisi) Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005.


Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Rosdakarya.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 12

Anda mungkin juga menyukai