Kedua pola komunikasi yang berbeda tersebut merupakan dua dunia yang berbeda bagi anak.
Keluarga adalah dunia referensi bagi anak untuk membangun nilai hidup dan cita-cita,
sedangkan dunia sebaya yang ditemui anak dalam sekolah adalah wilayah pengembangan diri
secara sosial bersama-sama dengan teman-teman sebaya yang relatif dalam kualifikasi
kemampuan dan wawasan yang sama.
Di dalam UU Nomor 22 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat (4)
dinyatakan bahwa : Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai, budaya,
nilai moral, dan keterampilan.
Hubungan keluarga dengan sekolah adalah alah satu elemen penting dalam kesuksesan belajar
anak. Sekolah yang terbaik adalah sekolah yang mampu menjembatani peran orang tua pada
kegiatan belajar anak atau menciptakan hubungan keluarga dengan sekolah. Jadi, sesibuk apapun
anda di kantor, tetaplah menjaga hubungan keluarga dengan sekolah yang baik.
Hubungan antara keluarga dan sekolah terjadi pada kerja sama orang tua dengan pihak guru.
Kerja sama tersebut dibutuhkan untuk memantau kemajuan anak dalam proses pendidikan, baik
kemajuan dalam ranah intelektual maupun psikologis.
Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif, maupun dilihat
dari segi psikologi. Hubungan antar sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa
fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan
perkembangan pribadi dan sosial anak melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah
bimbingan guru, baik diluar maupun di dalam sekolah.
Hubungan ini menempatkan sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang
potensial untuk melakukan proses-proses pendidikan. Keduanya saling mempengaruhi peserta
didik secara kuat. Pengalaman sesorang yang didapat dalam masyarakat baik melalui pergaulan
tau aktivitas lain ditengah-tengah masyarakat membawa pengaruh pada fungsi pendidikan yang
diperankan oleh sekolah untuk orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, partisipasi sesorang untuk
terlibat secara sadar dalam proses pendidikan di lingkungan masyarakat juga dipengaruhi tugas-
tugas belajar yang dia lakukan disekolah.
Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk sedini mungkin
dalam keluarga. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan
menjadi tanggung jawab masyarakat dan bangsa. Tanggung jawab sosial itu merupakan
perwujudan kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang dibina oleh kesatuan darah, keturunan
dan keyakinan.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat yang pertama. Setelah melalui proses
ini, anak akan bertemu dengan unit sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. Konstribusi
lingkungan masyarakat terhadap pendidikan bagi anak antara lain :
1. JENIS KEGIATAN
1. Jenis Kegiatan Hubungan Keluarga dengan Sekolah
a. Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik
Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memerhatikan
dan mengawasinya.
Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan
mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang
masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga.
Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua anak didik
tetntan pendidikan yang baik, cara menghadapi masalah, dan lain-lain.
Hubungan antara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.
Dapat memberikan motivasi kepada orang yuan anak didik untuk lebih terbuka dan dapat
bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.
1. Diundangnya Orang Tua ke Sekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri
oleh orang tua, maka akan postif sekali artinya bila orang tua diundang untuk datang ke sekolah.
Kegiatan-kegiatan dimaksud umpamanya class meeting yang berisi perlombaan-perlombaan yng
mendemonstrasikan kebolehan anak di berbagai bidang, pameran hasil kerajinan tangan, dan
lain-lain. Seharusnya undangan terhadap orang tua ke sekolah ini minimal dilaksanakan satu kali
dalam setahun bahkan lebih.
1. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan dalam
bimbingan konseling. Peserta konferensi ialah orang yang betul-betul mau ikut membicarakan
masalah anak didik secara terbuka dan sukarela, seperti orang tua anak didik, guru-guru, petugas
bimbingan lain, dan para ahli yang ada sangkut pautnya dengan bimbingan seperti social
worker dan sebaginya.
Konferensi tersebut bertujuan mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat
diatasi dengan baik. Biasanya hasil konferensi akan lebih baik karena data dikumpulkan oleh
beberapa orang, serta interpretasi, dan analisis.
1. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya adalah warga sekolah yang
bersangkutan yaitu para pendidik, karyawan, dan peserta didik. Kegiatan ini juga dapat
dilakukan dengan dua kemungkinan yakni:
Indirect act adalah kegiatan internal melalui penyampaian informasi melalui surat edaran;
penggunaan papn pengumuman di sekolah; penyelenggaraan majalah dinding; menerbitkan
buletin sekolah untuk dibagikan pada warga sekolah; pemasangan iklan/pemberitahuan
khusus melalui mass media; dan kegiatan pentas seni.
Direct act adalah kegiatan internal yang dapat berupa: rapat dewan guru; upacara
sekolah; karyawisata/rekreasi bersama; dan penjelasan pada berbagai kesempatan.
1. Gotong royong, adalah suatu kegiatan yang berguna untuk mengeratkan tali persaudaran,
silaturahmi, dan kerja sama antara keluarga dengan masyarakat yang berada di
sekitarnya. Biasanya diadakan di pemukiman warga seperti, di desa dan di perumahan.
2. Ronda Rutin atau bergiliran, adalah suatu kegiatan yang berguna untuk menjaga
keamanan di sekitar lingkungan masyarakat dan untuk mempererat tali persaudaraan antara
keluarga dengan masyarakat yang berada di sekitarnya.
3. Pengajian rutin, adalah salah satu kegiatan yang selain dapat mempererat silaturhmi,
pengajian juga dapat menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan
keimanan seseorang maupun masyarakat.
1. FUNGSI
2. Fungsi Hubungan Keluarga dengan Sekolah
1. Mempererat silaturahmi antara wali murid dengan gurunya.
2. Mempererat hubungan antara keluarga dengan sekolah.
3. Dapat terjadi komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan
anak serta saling memberi petunjuk guru dengan orang tua.
4. Dapat memantau kemajuan anak dalam proses pendidikan, baik dalam ranah intelektual
maupun psikologis.
Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem
sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial
yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami
perubahan sosial.
Faktor objektif, yaitu faktor yang dipersiapkan dalam rumah tangga dalam hal ekonomi,
kedewasaan mental, dan sebagainya.
Faktor subjektif, yaitu adanya dasar saling mencintai.