Disusun Oleh:
Kelompok V
UNIVERSITAS SAMUDRA
PERIODE 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi
Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang bersangkutan yang diamanatkan oleh dosen penulis. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................4
A. Perkembangan ...............................................................................................5
D. Karakter .......................................................................................................11
F. Kasus/Fenomena .........................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memang tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai masalah mengenai persoalan
sistem pendidikan yang harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada,
maka dari itu sekolah harus mempunyai inovasi dalam perkembangan karakter
siswa, dengan cara mewadahi program perkembangan diri siswa maka akan
berfikir seperti ini, sudah selayaknya proses pendidikan sanggup mengubah sikap
diri siswa terutama aspek pengembangan diri dan jika disalurkan secara efektif
1
dapat membentuk karakter dari sisiwa itu sendiri seperti jiwa kepemimpinan dan
kemampuan sosialnya.1
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik. Pengembangan diri berarti
rasa percaya diri, menjadi kuat dalam menghadapi percobaan, dan menjalani
hubungan yang baik dengan sesamanya. Hal ini dapat dicapai melalui upaya
belajar dari pengalaman, menerima umpan balik dari orang lain, melatih kepekaan
terhadap diri sendiri maupun orang lain, mendalam kesadaran, dan mempercayai
usaha hati.2
kegiatan.
1
Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Karakter di Sekolah, (Jakarta:
Laksana,2011),hlm 9
2
Doni Koesuma A, Pendidikan Karakter, ( Jakarta:Grasindo) hlm, 12
2
Salah satu factor yang menjadi pendorong pembentukan karakter siswa yaitu
dengan sekolah mewadahi program pengembangan diri siswa, dengan itu sekolah
bakat siswa sesuai dengan keinginan dan kemauan siswa tanpa paksaan dari
lembaga instansi, yang tepat untuk mencapai karakter siswa sesuai dengan
Pengembangan diri yang dimiliki siswa berbeda siswa satu dan yang lain,
terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar cukup tinggi dan sebaliknya
terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar kurang optimal, tetapi siswa disini
disamaratakan padahal kemampuan siswa sangat jelas berbeda. Hal ini dapat
sediakan di sekolah, hal ini membuat siswa tidak serius dalam mengikuti program
pengembangan diri. Selain itu tempat dan waktu juga menjadi masalah dalam
menjalankan program pengembangan diri, hal ini membuat siswa kurang nyaman
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja faktor dan kasus yang terjadi dalam pengembangan peserta didik
disekolah?
3
C. Tujuan
peserta didik
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan
pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang
progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur.
dalam tubuh.3
adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu
yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang telah
adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini
3
Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Terj. Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta:
Diponegoro, 1998
5
anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan
dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk
B. Pengembangan Diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik disekolah.
Pengembangan diri menjadi salah satu upaya yang dilaksanakan di setiap lembaga
dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, kebutuhan, bakat dan minat,
pendidikan diluar mata pelajaran sebagai bahan integral dari kurukulum sekolah,
6
diri tidak boleh berhenti harus diulang-ulang agar supaya apa yang akan dicapai
oleh madrasah akan tercapai. Pengembangan diri juga tidak hanya dilakukan di
diri yang dilakukan berulang-ulang akan membentuk prilaku dan sikap yang
positif.5
Pengembangan diri bukan suatu mata pelajaran yang dibimbing oleh guru
namun dapat difasiltasi konselor, guru atau tenaga kependidikan yang bertujuan
untuk mengembangkan bakat, minat dan mengekpresikan diri tiap peserta didikn
Namun, ketika masih dalam ketika masih dalam pelayanan bakat dan minat akan
terkait dengan subtansi mata pelajaran dan bahan ajar yang relavan dengan bakat
dan minat peserta didik.6 Hal ini menjelaskan bahwa pengembangan diri tidak
bermain peran, Tanya jawab, pemecahan masalah, dan metode lain yang sesuai.
7
bahkan di luar sekolah. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengembangan diri
dapat dipadukan dengan muatan local dengan cara memilih topic unggulan sesuai
bakat, minat, dan potensi peserta didik. Semua itu, sangat bergantung pada
kreatifitas guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lain dalam mengelola
Setiap orang memiliki kepercayaan, sikap, perasaan dan citacita akan dirinya,
ada yang realistis atau justru tidak realistic, sejauh mana induvidu dapat memiliki
sikap, kepercayaan dan cita-cita seseorang akan dirinya secara tepat dan realistis
tidak tepat dan tidak realistis boleh jadi akan menimbulkan pribadi yang
bermasalah
lingkungannya dan cenderung melabrak norma dan etika standart yang berlaku,
serta memandang sepele orang lain. Selain itu, orang yang memiliki over
confidance sering memiliki sikap dan pemikiran yang over estimate terhadap
8
Kepercayaan diri yang berlebihan maupun kurang dapat menimbulkan kerugian
penyelengaraan:
b. Kegiatan ekstrakurikuler
sebagai berikut:
kebersihan,kesehatan diri.
7
Paul Suparno SJ, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Sleman:Kanisius,2015) hlm. 22
9
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk prilaku sehari-hari
waktu, serta petugas khusus yang menjadi sarana konsultasi peserta didik
didik dalam berinteraksi sosial baik dengan guru maupun teman sejawat.
karir biasanya terjadi pada dunia kerja, sehingga bagi peserta didik
8
Tarsis Tarmudji,Pengembangan Diri,(Yogyakarta:Liberty Yogyakarta.1998),hlm. 77
10
ketika peserta didik aktif mengikuti organisasi di sekolah misalnya
orang lain.
D. Karakter
Yunani “karasso” yang berarti cetak biru, format dasar, sidik seperti dalam sidik
tabiat: sifa-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dinyatakan bahwa karakter ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya
9
Jhon Echols dan Hassan Shadily, Kamus Bahass Inggris Indonesia: An English-Indonesian
Dictionary,(Jakarta:PT Gramedia, 1995) hlm,214.
11
kejujuran seseorang; biasanya mempunyai kaitannya dengan sifat-sifat relative
tetap.10
(moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral
yang baik didukung oleh kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan
dari akhlak, yaitu kondisi batiniah (dalam), bukan kondisi luar yang mencangkup
tabiat atau bakat. Dalam terminology Psikologi, karakter adalah watak, perangai,
sifat dasar yang khas ; satu sifat atau kualitas yang tetap terus-menerus dan kekal
pola kelompok social tempat induvidu itu hidup sebagai hasil dari control hati
menurut Hurlock yaitu antara lain aspek kepribadian, standar moral dan ajaran
moral, pertimbangan nilai, upaya dan keinginan induvidu, hati nuranni, polapola
kelompok, dan tingkah laku induvidu dan kelompok.11 Dari devinisi tersebut
10
M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas
(Surakarta: Yuma Pustaka,2009), 9.
11
Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Prakik di Sekolah,
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),hlm 29.
12
Menurut Kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap,
apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupa sehari-hari
Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan
mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan
memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter
13
dengan masalah benar-salah, tapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang
kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk
sifat tabiat dan watak yang positif pada peserta didik sejak dini, maka dari itu
perlunya membangun karakter sejak kecil untuk membiasakan bersikap yang baik
Pengembangan diri merupakan proses yang utuh dari awal keputusan sampai
puncak sukses dalam mencapai kemandirian serta menuju pada aktualisasi diri.
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana dia hidup. Untuk mencapai tujuan
ini, maka realisasi diri atau biasa disebut aktualisasi diri adalah sangat penting.
Salah satu usaha remaja untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mencoba
ideology dan minatnya yang merupakan arah untuk mengembangkan diri. Hal ini
dapat diartikan bahwa masa remaja merupakan masa yang potensial untuk
pengembangan diri. Yang mana apabila pada masa remaja, individu tidak
14
terhadap tugas perkembangannya maka ia akan kehilangan kesempatan untuk
mengembangkan dirinya.
siswa yaitu:
1. Faktor Lingkungan
aman kepada anakk, hal itulah yang akan mendukung perkembangan diri,
yang harmonis dan wajar. Selain itu juga perlu adanya pengalaman yang baik
dari orang tua, sehingga akan menjadi acuan bagi pengembangan anak.12
untuk meningkatkan pengembangan anak. Dal hal ini, maka seorang guru
juga terletak di tangannya. Oleh karena itu guru harus dapat membawa anak
15
3. Faktor Lingkungan Sosial
memerlukan teman brgaul yang baik, teman yang bisa ijaikan suri teladan
yang baik, teman diskusi atau teman untuk berbagi pengalaman masing-
masing.
F. Kasus/Fenomena
Seperti yang kita ketahui penyebab maraknya berbagai fenomena dan kejadian
yang terjadi akhir- akhir ini pada anak usia Sekolah Menengah Pertama tersebut
Surya (2010:7) menyatakan bahwa, “Jika remaja mendapat tekanan atau masalah
menjadi cenderung agresif atau meluap-luap emosinya dalam bentuk ucapan atau
menangis”.
16
Perlu adanya usaha yang lebih jauh untuk mencari faktor penyebab peserta
didik yang sulit mengendalikan emosi, dalam hal ini diharapkan adanya kerja
sama yang baik dari pihak guru BK, guru mata pelajaran, orang tua, teman dekat
peserta didik, dan peserta didik itu sendiri untuk bersama-sama menanggulangi
yang sulit mengendalikan emosi tersebut supaya mereka dapat terhindar dari
berbagai macam masalah serta lebih dapat memaksimalkan potensi diri dan
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
peserta didik akan menuntun guru membuat disain pembelajaran yang cocok
atau frustrasi. Jika peserta didik bosan dan frustrasi, para guru juga akan tertular
rasa bosan dan frustrasi ketika mengajar. Dasar pikir ini yang menjadikan
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan maka dari itu saya
18
DAFTAR PUSTAKA
dkk, Dharma Kesuma. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Prakik di
Mistar, Junaidi. 2018. Sketsa pelangi pendidikan karakter. Jaya kusuma; Malang
Shadily, Jhon Echols dan Hassan. 1995. Kamus Bahass Inggris Indonesia: An
Suprayitno, Adi. 2019. Pedoman dan Penyusun Pengembangan diri bagi Guru. Budi
Utama: Yogakarta.
19