LANDASAN TEORI
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata ‘status’ yang
memiliki arti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin. Secara umum, strategi
merupakan upaya penetapan misi dan sasaran organisasi dengan berfokus pada
suatu yang pada umumnya dilakukan oleh para jendral untuk membuat sebuah
atau teknik yang tepat dalam sebuah perusahaan atau aktivitas perdagangan. 3
1
Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Cet. 1, (Jakarta: GemaInsani,
2001), hal: 153-157
2
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), Cet.Ke-1, h.5.
3
Richardus Eko Indrajit, Strategi Manajemen Pembelian Dan Supply, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2005), h.122.
4
Umar, Strategi Manajemen In Action, (Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2003), Cet Ke-1, h.1.
Dalam pengertian lain, Stephanie K. Marrus, berpendapat bahwa
strategi merupakan suatu proses dalam menentukan rencana yang disusun oleh
Menurut Wheelen dan Hunger dalam safi’i dan Satlita, pelaksanaan strategi
dilakukan bersama untuk mencapai tujuan jangka panjang. Hal tersebut adalah
mempengaruhi pada masa yang akan datang.6 Sedangkan, Hamel dan Pharalad
memberi penjelasan terkait definisi strategi yang berarti sebuah tindakan yang
5
Ibid., h. 19.
6
R David Fred, Strategic Management Manajemen Strategi Konsep, Edisi 1, (Jakarta:
Salemba Empat, 2011), h. 18.
7
Hamel dan Prahalad, Management, (New Delhi: Tata McGraw Hill, 1995), h. 28.
8
Alfred, D. Chandler, Jr, Strategy and Structure: Chapters in The History of The
Iindustrial Enterprise, (Cambridge Mass: MIT Press, 2009), h. 34.
Adapun Hendry Mintzberg memberi pengertian strategi sebagai 5P,
rahasia.
untuk maju.
9
Mudrajat Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta:
Erlangga, 2005), h. 1-2.
10
K. J. Hatten and M. L. Hatten, Strategic Management Journal : Strategic Groups,
Asymmetrical Mobility Barriers, and Contestbility, (United States of America: Elsevier Inc, 1996),
h. 108-109.
d. Strategi dilakukan dengan cara memusatkan perhatian pada
terlalu besar.
Adapun risiko dalam strategi ini relatif rendah dan biasanya hanya
(mature).
11
J. David Hunger & Thomas L. Wheelen, Strategic Management and Business Policy.
(Edisi ke Sebelas, Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey, 2008), h. 04.
c. Strategi Penciutan (Retrenchment). Strategi ini bertujuan untuk
(intend to do) dan melalui perspektif apa akhirnya suatu perusahaan dilakukan
beberapa perusahaan mungkin saja memiliki tujuan yang sama, namun strategi
yang digunakan berbeda. Kemudian, dari segi tujuannya strategi tidak hanya
tujuan.14
12
Ibid., h. 21.
13
Fandi Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi, 2000), Ed.Ke-2, h. 54.
14
H. Abd. Rahman Rahim dan Enny Radjab, Management Strategy, (Makassar: Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017), h. 1-2.
2.1.2 Unsur-Unsur Strategi
upaya perorganisasian agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, terdapat beberapa unsur yang harus dimiliki oleh sebuah
keputusan para penentu strategi, yaitu dimana dan diarea apa suatu
menghasilkan.
Pada dasarnya fungsi dari strategi merupakan upaya yang disusun agar
menjadi suatu simultan yang dibagi menjadi enam, yaitu sebagai berikut:15
lingkungannya
peluang-peluang baru
perusahaan
15
Sofjan Assauri, Strategic Management, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 4-7.
f. Memberikan tanggapan dan reaksi dalam suatu keadaan baru yang
strategi yang secara garis besar dijelaskan melalui tiga tahapan, yaitu sebagai
berikut:16
b. Implementasi Strategi
16
Sofjan Assauri, Strategic Management : Sustainable Competitive Advantages, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2013), h. 5-8
c. Pengendalian Strategi
perusahaan.
17
Ibid., h. 15.
c. Prosedur atau Standard Operating Procedur (SOP), merupakan
berikut:18
sebagainya.
19
Kevan Hidayat, Elvina Gunawan, and Yuliana Gunawan, “Analisis Strategi
Pengelolaan Keuangan Bisnis di Masa Pandemi Pada Pelaku Bisnis Generasi Milenial di Wilayah
Bandung,” Jurnal Akuntansi 14, no. 1 (2022): 45–55.
5) Strategi Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu penetapan dalam
yang diperlukan.
keterbukaan.20
berasal dari kata ‘kelola’ yang bermakna suatu proses untuk membantu
yang erat antara setiap elemen yang ada dalam perusahaan, yaitu meliputi
20
Ibid.
21
Ade Riyani, Gama Pratama, and Surahman Surahman, “Analisis Sistem Pengelolaan
Keuangan Pembiayaan Syariah Dengan Akad Murabahah,” Ecobankers : Journal of Economy and
Banking 3, no. 1 (2022): 1.
22
Afief Mubayyin and Wahyudin Abdullah, “Implementasi Manajemen Keuangan
Syariah Sebagai Salah Satu Upaya Untuk Memajukan Dan Mengembangkan UMKM Di
Indonesia,” JES (Jurnal Ekonomi Syariah) 6, no. 1 (2021): 1.
23
Steven S.F Sumendap, Rosalina A.M. Koleangan, and Tri Oldy Rotinsulu, “Strategi
Pengelolaan Keuangan Universtias Sam Ratulangi Manado Di Era Badan Layanan Umum,” Jurnal
Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah 20, no. 2 (2019): 1.
aspek personal, prasarana, administrasi ketatausahaan, pemasaran serta
ilmu manajemen.25 Adapun secara etimologi, istilah tersebut berasal dari kata
kelola (to manage) yang merujuk pada proses penanganan untuk mencapai
menghasilkan suatu produk barang maupun jasa secara efektif dan efisien.27
dan efisien dalam mencapai tujuan yang dilakukan sesuai dengan prinsip
24
Muharir Muharir, “Pengelolaan Keuangan Dan Perencanaan Usaha Dalam Perspektif
Islam,” AKM: Aksi Kepada Masyarakat 2, no. 1 (2021): 67–74.
25
Riant Dwijodijoto Nugroho, Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, Evaluasi,
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
26
Moh Samsul Arifin, “Ar-Ribhu: Jurnal Manajemen Dan Keuangan Syariah Sistem
Keuangan Syariah Pada UMKM di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan Probolinggo” 3, no. 1
(2022): 117–126.
27
Rizka Alifia Sapnawati and Amalia Nuril Hidayati, “Analisis Pengelolaan Keuangan
Islam Pada Usaha Bisnis Online Yulianinghoky Multibeauty Skincare Di Kabupaten
Tulungagung,” Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 4, no. 11 (2022): 5109–5116.
28
Novi Febriyanti and Kiky Dzakiyah, “Analisis Pengelolaan Keuangan Islam Pada
Pelaku Usaha Kecil Bisnis Online Anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan
Tinggi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,” el-Qist : Journal of Islamic Economics
and Business (JIEB) 9, no. 2 (2019): 102–115.
Dalam hal ini, pengelolaan keuangan syariah tidak hanya didasari
Muhammad SAW.
Pengelolaan memiliki tujuan agar setiap sumber daya yang ada dalam
misi.
organisasi.
sebuah usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui bantuan
usaha orang lain.30 Terdapat lima fungsi pengelolaan yang dikemukakan oleh
Hal tersebut juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh John. F. Mee
yang hampir sama dengan teori fungsi pengelolaan milik George R. Terry,
29
Werner R.Muhardi,”Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham”,
(Jakarta Salemba Empat, 2015), h. 71.
30
R.Terry, George dan Leslie W.Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi.
Aksara, 2010), h. 32.
31
Febriyanti and Dzakiyah, “Analisis Pengelolaan Keuangan Islam Pada Pelaku Usaha
Kecil Bisnis Online Anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.”
namun fungsi actuacting diperhalus dengan motivating yang artinya kurang
dua kata yaitu Islam dan keuangan. Keuangan yaitu berkaitan dengan pasar
keuangan dan lembaga yang berkaitan dengan alokasi keuangan dan risiko
kredit. Terkait hal tersebut, keuangan syariah harus didasari dengan prinsip
sumber ajaran dan nilai yang dijadikan pedoman dalam sistem keuangan.33
33
Febriyanti and Dzakiyah, “Analisis Pengelolaan Keuangan Islam Pada Pelaku Usaha
Kecil Bisnis Online Anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.”
sebuah sistem yang mengaplikasikan prinsip Islam dalam kegiatan ekonomi.34
tidak hanya berlaku pada sistem, tetapi juga mencakup lembaga keuangan
wahyu oleh para ilmuan. Adapun selama empat belas abad, struktur keuangan
syariah dalam berbagai bentuknya telah menjadi sebuah beradaban yang tidak
sebuah sistem impelementasi modern dan hukum Islam yang penting dan
34
Edwin Viser, Packaging Design: A Cultural Sign, (Spain/Barcelona: Index Book, S.I,
2009), h. 21.
35
G, Vogel Svehla, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
(Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka, 1985), h. 35.
36
Sistem Keuangan Islam and Sistem Keuangan Islam, “56 | Al-Kharaj: Journal of
Islamic Economic and Business Vol. 1 No. 1, Juni 2019” 1, no. 1 (2019): 56–66.
37
Pegadaian Syariah and Lanrisang Kabupaten, “Jurnal Manajemen & Keuangan
Syariah” (n.d.): 1–15.
Keuangan syariah adalah bagian intergral dalam agama Islam sebab
Islam dan berpedoman pada ajaran Islam.38 Islam sendiri merupakan way of
life atau jalan hidup yang berisi pedoman dalam kehidupan manusia. Dalam
sementara terdapar juga aturan yang bergantung pada situasi dan kondisi. 39 M.
Siafu Antonio dalam uraian ini menjelaskan bahwa syariat Islam merupakan
kapan saja dan dimana saja. Keragaman tersebut juga dapat dilihat di wilayah
dari ekonomi interdisipliner dimana studi ekonomi tidak dapat berdiri sendiri,
38
M Luqman Hakim, “Konsep Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Islam,” Dinar :
Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah 1, no. 2 (2018): 148–177.
39
3 (2022). Andini1) and Adelia Rahma Aryadi2), ‘Eco-Iqtishodi Pengaruh Penerapan
Sistem Ekonomi Syariah Eco-Iqtishodi,’ “Eco-Iqtishodi Pengaruh Penerapan Sistem Ekonomi
Syariah Eco-Iqtishodi” 3 (2022).
40
M Zia Ulhaq, “Pengelolaan Keuangan Publik Islam (Umar Bin Abdul Aziz),” AMAL:
Journal of Islamic Economic And Business (JIEB ) 02, no. 01 (2018): 64–80,
41
Fadli Setiawan, “Perbanas Journal 0f Islamic Economics & Business” (2022): 75–83.
tetapi membutuhkan pengetahuan yang baik dan mendalam terkait ilmu
diformulasikan dari dua kekuatan yang menjadi pedoman yaitu Al Quran dan
karena itu, keuangan syariah adalah salah satu cara yang digunakan untuk
pokok dalam keuangan syariah yaitu Al-taradi (suka sama suka). Selain itu,
menurut Abd al-Haq Humaisy and al-Husein Syawat dalam Kitab Fiqh
keridhaan ini bersiat subyektif yaitu tidak dapat diketahui tanpa ada
ekspresi yang nyata dari pihak yang bertransaksi, baik secara lisan,
dalam melakukan ijab dan qobul harus dilakukan oleh individu yang
serta penyamaran.
melalui jalan perniagaan yang baik yang dilakukan secara suka sama
45
Nur Kholis, “Potret Perkembangan Dan Praktik Keuangan Islam Di Dunia,” Millah:
Jurnal Studi Agama XVII, no. 1 (2017): 1–30.
46
Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 29.
47
A. Hidayat Buang, Studies in The Islamic Law of Contracts: The Prohibition of Gharar
(Kuala Lumpur: International Law Book Services, 2000), h. 5
48
‘Ali Muhyi al-Din ‘Ali al-Qurahdaghi, Mabda’ al-Rida fi al-‘Uqud, juz 1 (Beirut: Dar
al- Basya’ir al-Islamiyyah, 1985), h. 20-21.
َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َج
ٍ ارةً ع َْن ت ََر
اض
jalan perniagaan yang berlaku secara rida sama rida di antara kamu”.
49
‘Abdul Haq dan al-Husein, Fiqhul ‘Uqud al-Maliyah (‘Amman: Dar al-Bayariq, 2001),
h. 52-59 dan h. 89-105.
(modal) yang dilakukan secara bathil atau tidak didasari dengan
4) Bay’ Ma’dum yaitu kegiatan transaksi jual beli yang tidak terdapat
sebagainya.
bekerja dan mengabdi. Prinsip dan hukum tersebut memiliki dampak positif
jenis transaksi.
50
Yusuf al-Qaradawi, Fawa’id al-Bunuk Hiya al-Riba’ al-Haram (al-Qahirah: Maktabat
Wahbah, 1999), hlm. 54; Menurut kesimpulan Nabil A. Saleh, riba adalah unlawful advantage by
way of excess or defernment. Lihat Nabil A Saleh, Unlawful Gain and Legitimate Profit in Islamic
Law (Cambridge: Cambridge University Press, 1986), hlm. 13.
51
Ibn al-Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali al-Husayni al-Jurjani, Al-Ta‘rifat, Cet. 1
(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000), hlm. 164; Lihat penjelasan lebih lanjut dalam Sami al-
Suwailem, “Towards an Objective Measure of Gharar in Exchange,” Islamic Economic Studies
Vol. 7, no. 1 & 2 (October 1999): hlm. 64-66, http://iesjournal.org/english/journalarticles.html.
52
Islam and Islam, “56 | P a g e Al-Kharaj: Journal of Islamic Economic and Business
Vol. 1 No. 1, Juni 2019.”
b. Menjalankan segala aktivitas bisnis dan perdagangan yang
kegiatannya
tidak diperbolehkan.
53
Kholis, “Potret Perkembangan Dan Praktik Keuangan Islam Di Dunia.”
d. Etika investasi: Terdapat investasi dalam industri yang
perjudian.
tidak dapat dijual dan risiko yang tidak dapat ditransfer kepada
orang lain.
yang kelebihan dana melalui produk dan jasa keuangan yang sesuai
sebagai berikut:56
54
Ibid.
55
Hakim, “Konsep Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Islam.”
56
Kholis, “Potret Perkembangan Dan Praktik Keuangan Islam Di Dunia.”
a. Terdapat kebebasan dalam bertransaksi yang didasari oleh
dengan akad yang sah, dan tidak ada transaksi terkait produk
yang haram. Adapun asas suka sama suka dan tidak adanya
bertransaksi.
f. Setiap transaksi harus dilaksanakan dengan tujuan
merata.
c. Adanya stabilitas nilai mata uang sebagai alat tukar yang dapat
sistem keuangan.
57
Umer Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi (Sebuah Tinjauan Islam), (Jakarta : Gema
Insani Press, 2001), h. 18.
Adapun instrumen dalam sistem keuangan syariah adalah sebagai
berikut:58
istilah ini disebut juga business social responsibility atau corporate citizenship
58
Ibid.
atau corporate responsibility atau business citizenship.59 Adapun di Indonesia,
Penanaman Modal, dan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Terbatas juga turut mengatur terkait tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam
pasal 74 ayat (1) menyatakan bahwa pihak perseroan yang menjalankan kegiatan
usaha di bidang yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) wajib
pihak perseoran yang tidak melaksanakan kewajiban, maka akan dikenai sanksi
menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab sosial dan
Menurut Soeharto, CSR diartikan sebagai sebuah operasi bisnis yang tidak
59
T Romi Marnelly, “Tinjauan Teori Dan Praktek Di Indonesia” (n.d.): 49–59.
60
Mashuri, “Dosen STIE Syariah Bengkalis Mervyn K. Lewis Dan Latifa M. Algaould,
Perbankan Syariah , Terjmh, Burhan Subrata, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2001, 122. 839,”
Ekonomi STIE Syariah Bengkalis (2014): 839–847.
61
Hari Sutra Disemadi and Paramita Prananingtyas, “Kebijakan Corporate Social
Responsibility (CSR) Sebagai Strategi Hukum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Indonesia,”
Jurnal Wawasan Yuridika 4, no. 1 (2020): 1.
perusahaan secara finansial, tetapi juga untuk memberikan pembangunan sosial
konsep ini tekah menjadi sebuah komitmen bagi setiap perusahaan untuk turut
terhadap masyarakat.64
Terdapat dua jenis konsep CSR yang dijelaskan baik secara luas maupun
sempit. CSR dalam pengertian luas, diartikan sebagai konsep yang memiliki
tidak hanya mengenai tanggung jawab sosial tetapi juga berkaitan dengan
62
Rizki Dian Mensari and Ahmad Dzikra, “Islam Dan Lembaga Keuangan Syariah,”
Journal of Chemical Information and Modeling 3, no. 1 (2017): 239–256.
63
Marthin Marthin, Marthen B Salinding, and Inggit Akim, “Implementasi Prinsip
Corporate Social Responsibility (Csr) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas,” Journal of Private and Commercial Law 1, no. 1 (2018): 111–132.
64
Arni, Ahmad Efendi, and Fitri Razak, “Implementasi Csr (Corporate Sosial
Responsibility) Pt. Lonsum Dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan Di Desa Tammatto
Kabupaten Bulukumba,” Jurnal Komunikasi dan Organisasi 1, no. 259 (2019): 09–17.
internasional. Kemudian, beberapa ahli turut memberika beberapa pengertian
tersebut.
masyarakat setempat.
maupun Persero yang secara lebih rinci dapat dipahami dalam Pasal 2.
65
Ade Iwan Ridwanullah, “Dakwah Corporate Social Responsibility di Indonesia,”
Jurnal Penelitian 14, no. 1 (2017): 43.
Kemudian, Sen dan Bhattacharya dikutip dalam Muhajir mengidentifikasi
dalam bidang gender (jenis kelamin), cacat fisik, atau ras tertentu.
luar negeri.
terhadap lingkungan.
66
Disemadi and Prananingtyas, “Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR)
Sebagai Strategi Hukum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Indonesia.”
Menurut Suryaningtyas, terdapat beberapa faktor yang menjadikan
corporate governance).
masalah sosial.
reputasi perusahaan.
67
Arni, Efendi, and Razak, “Implementasi Csr (Corporate Sosial Responsibility) Pt.
Lonsum Dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan Di Desa Tammatto Kabupaten Bulukumba.”
a. Enabling yaitu proses untuk menciptakan iklim dengan
untuk dikembangkan.
akses menuju peluang yang baru. Oleh karena itu, masyarakat perlu
corporate governance).
masalah sosial.
reputasi perusahaan.
68
Marthin, Salinding, and Akim, “Implementasi Prinsip Corporate Social Responsibility
(Csr) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.”
Dalam pandangan Islam, konsep CSR meupakan realisasi terkait konsep
ajaran ihsan sebagai ajaran etika yang sangat mulia. Ihsan adalah melaksakan
perbuatan yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain dalam upaya
diperintahkan oleh Allah SWT, yaitu seperti menjauhi riba, zakat, infak,
sedekah, dan wakaf. Selain itu, perlu dikedepankannya nilai-nilai ketulusan dan
kedermawanan.70
menjaga distribusi kekayaan lokal yang ada. Kemudian, Islam juga mewajibkan
adanya sirkulasi kekayaan yang merata pada setiap anggota masyarakat. Adapun
CSR dalam prinsip syariah secara universal, yaitu Al-Adl yang berarti haramnya
setiap aktivitas bisnis yang memiliki unsur kedzaliman didalamnya. Oleh karena
69
Arni, Efendi, and Razak, “Implementasi Csr (Corporate Sosial Responsibility) Pt.
Lonsum Dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan Di Desa Tammatto Kabupaten Bulukumba.”
70
Aan Putra, Purnama; Finarti, “Implementasi Maqashid Al- Syari ’ah Terhadap
Pelaksanaan CSR Bank Islam : Studi Kasus Pada Korporasi , Yang Kemudian Menjadi Sangat
Bermanfaat Untuk Meningkatkan,” Share 4, no. 1 (2015): 37–66.
lingkungan sosial dan operasional usaha bisnis.71 Terakhir, Al-Ihsan yaitu
etika berbisnis dapat dilandasi dengan transaksi yang baik dan berupaya untuk
71
Ridwanullah, “Dakwah Corporate Social Responsibility di Indonesia.”
72
Kholis, “Potret Perkembangan Dan Praktik Keuangan Islam di Dunia.”
73
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 1990)
74
Wahyu Khalik, “Kajian Kenyamanan Dan Keamanan Wisatawan Di Kawasan
Pariwisata Kuta Lombok,” Jurnal Master Pariwisata (JUMPA) 01 (2014): 23–42.
Menurut Rustam Hakim, praktisi perancang ruang publik dan lansekap,
a. Sirkulasi
antara lain:76
matahari.
75
G A P Wibowo, E Yuliani, and ..., “Pengaruh Kualitas Taman Terhadap Kenyamanan
Pengunjung (Studi Kasus: Taman Hijau Kota Purwodadi),” … Unissula (KIMU) Klaster … 5, no.
Kimu 5 (2021): 75–79,
76
Wahyu Ari Indriastuti and Nuryasri, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas
Terhadap Kepuasan Pengunjung Taman New Balekambang Tawangmangu,” Hotelier Journal 3,
no. 2 (2022): 58–66,
daerah tropis dengan curah hujan tinggi dan angin yang
individu.
kejelasan fungsi.
rasa nyaman karena sifatnya yang bebas dari kotoran sampah dan
sebagai bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan
bentuk perjalanan wisata ke lokasi yang masih alami dengan tetap mendukung
berkelanjutan.77
77
Iswahyudi, T Fadlon Haser, and Abdurrachman, “Strategi Pengembangan Ekowisata
Berkelanjutan Di Hutan Mangrove Kuala Langsa Kota Langsa Sustainable Ecotourism
Development Strategy for Mangrove Forest of Kuala Langsa, Langsa City,” Jurnal Ilmu Pertanian
Tirtayasa 1, no. 1 (2019): 2019, https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPT/article/view/6851.
Menurut Damanik dan Weber, ekowisata merupakan salah satu bentuk
kegiatan wisata khusus yang seringkali diposisikan sebagai lawan dari wisata
produk dan pasar dari kegiatan tersebut. Berbeda dengan wisata konvensional,
artikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara
alami namun juga ikut serta dalam pelestarian lingkungan. Berdasarkan panduan
dasar pelaksanaan ekowisata UNESCO, terdapat lima elemen penting yang perlu
terhadap pengunjung.
b. Dapat mengurangi dampak negatif yang ada pada tempat wisata terkait
aktivitas pengelolaanya.
agar pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada pada kawasan tersebut
80
Ibid.
81
Ibid.
Adapun menurut Supriatna, terdapat beberapa faktor dasar yang dapat
a. Daerah Lingkungan
serta lingkungan alam yang belum tercemar. Hal tersebut bertujuan agar
alamiah telah terbentuk. Dengan demikian, hal itu akan menjadi sebuah
ciri khas dari ekowisata dimana terjadi harmonisasi antara alam dan
b. Masyarakat
masyarakar sekitar.
82
Ramadani and Ilman Navia, “Pengembangan Potensi Ekowisata Hutan Mangrove Di
Desa Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa Aceh Development of the Mangrove
Forest Potential Potential in Kuala Langsa Village Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa Aceh.”
juga mampu berdampak terhadap pengetahuan terkait wawasan pendidikan
d. Keberlanjutan
masyarakat sekitar.
e. Manajemen
Kemudian, bentuk kegiatan wisata khusus ini juga menjadikan ekowisata yang
acap kali diposisikan sebagai lawan dari wisata massa. Adapun peebedaan antara
sukarela dengan wilayah yang memiliki kawasan keindahan dan dibantu oleh
pihak pemerintah.83
sekitar dimana mereka memili tanggung jawab terhadap budaya, keasrian, dan
cukup besar.
temoat wisata yang relatif minim. Terlebih lagi ekowisata yang terletak di
wilayah terpencil yang akan berpengaruh pada kualitas SDM dan secara
yang ada.
b. Akses Infrastruktur
85
Atsna Qi Doma T. Manihuruk, I. Wayan Restu, and I. Wayan Darya Kartika, “Strategi
Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Konservasi Pada Objek Wisata Alam Trekking Di
Tahura Ngurah Rai, Bali,” Current Trends in Aquatic Science 2, no. 4 (2022): 133–140.
demikian, perlu adanya oengembangan infrastruktur yang bersifat jangka
panjang.
c. Modal
hamparan yang berisi sumber daya hayati dan didominasi oleh pepohonan
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan,
mangrove merupakan salah satu vegetasi hutan yang tumbuh pada tanah
(alluvial) yang terletak di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Beberapa ahli memberikan definisi
mangrove sebagai formasi tumbuhan yang tumbuh pada daerah pantai tropis
86
Departemen Perencanaan Wilayah, “Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove”
(2017).
dan sub tropis yang terlindung. Sementara itu, menurut Soerinagera hutan
mangrove adalah hutan yang ada pada tanah aluvial di daerah pantai dan
muara sungai yang terdiri dari beberapa jenis pohon, yaitu seperti Sonneratia,
disebut sebagai ekosistem hutan payau terkait letaknya yang berada di daerah
payau (estuarin), yaitu perairan yang memili kadar garam atau salinitas antara
Indonesia adalah seluas ± 2,5 juta hektar, yaitu melebihi Brazil 1,3 juta ha,
Nigeria 1,1 juta ha dan Australia 0,97 ha. Namun demikian, kondisi hutan
mangrove yang ada di Indonesia baik terus menurun dari tahun ke tahun baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Tercatat pada tahun 1982, luas hutan
2.496.185 juta ha. Dengan demikian, telah terjadi penurunan luas hutan
mangrove di Sulawesi Utara pada tahun 1982 adalah seluas 27.300 hektar,
namun pada tahun 1993 terjadi penurunan sekitar 17,70 % menjadi 4.833
hektar. Oleh karena itu, adanya upaya pengelolaan dan konservasi yang
87
Fakultas Ilmu et al., “Strategi Pengelolaan Destinasi Wisata oleh Dinas Pariwisata Kota
Lhokseumawe” (2021).
mangrove yang ada.88
Langsa. Adapun hasil rangkumannya yaitu sebagai berikut, yaitu Ratna Anggraini
bertujuan untuk berbagi kajian terkait pengelolaan keuangan rumah tangga yang
88
Manihuruk, Restu, and Kartika, “Strategi Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis
Konservasi Pada Objek Wisata Alam Trekking Di Tahura Ngurah Rai, Bali.”
89
Ratna Anggraini ZR, Nuramalia Hasanah, and Adam Zakaria, “Perencanaan Keuangan
Syari’Ah Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Manajemen Keuangan Keluarga Pada
Anggota Majelis Ta’Lim,” Sarwahita 14, no. 01 (2017): 26–34.
manajemen keuangan syariah.90 Kemudian, penelitian berjudul “Strategi
Fikron Al-Choir, dan Aden Prawiro Sudarso (2022) juga bertujuan untuk
peneliti, bentuk pengelolaan keuangan syariah tidak hanya ditujukan pada urusan
dunia, tetapi juga berfokus pada urusan akhirat. Dengan demikian, di dalamnya
investasi yang diperintahkan dalam Islam. Kegiatan ini tentunya ditujukan untuk
dikaji lebih lanjut yaitu terkait strategi pengelolaan keuangan syariah yang
dilakukan oleh pihak pengelola tempat wisata dengan tujuan untuk meningkatkan
90
Arnesih, “Strategi Manajemen Keuangan Dalam Rumah Tangga (Berbasis Ekonomi
Syariah ).”
91
Mutawali, Fikron Al-Choir, and Aden Prawiro Sudarso, “Strategi Pengelolaan
Keuangan Pribadi Ala Syariah” 3, no. 2 (2022): 230–238.