Anda di halaman 1dari 26

BAB II

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PANDAI BESI

A. Strategi Pengembangan Industri

Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos yang artinya “a

general set of maneuvers cried aut over come a enemyduring combat” yaitu semacam

ilmunya para jenderal untuk memenangkan pertempuran.1 Sedangkan dalam kamus

Belanda-Indonesia, sertategis berasal dari kata majemuk, yang artinya siasat perang,

Menurut Koesoemah istilah strategi tersebut digunakan dalam kemiliteran sebagai

usaha untuk mencapai kemenangan, sehingga dalam hal ini diperlukan taktik serta

siasat yang baik dan benar. Sedangkan menurut Umar strategi merupakan tindakan

yang bersifat incremenial (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan

berdasarkna sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para pelanggan di

masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat

terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar

yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core

competition).

Strategi adalah bakal tindakan yang menuntun keputusan manajemen puncak

dan sumber daya perusahaan yang banyak merealisasikannya. Di samping itu, strategi

juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama
1
John M Bryson, Perencanaan Strategis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 16.
lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Strategi

mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional dan dalam

perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal

yang dihadapi perusahaan.2

Strategi memiliki hirarki tertentu. Pertama adalah strategi tingkat korporat.

Strategi korporat, menggambarkan arah pertumbuhan dan pengelolaan berbagai

bidang usaha dalam sebuah organisasi untuk mencapai keseimbangan produk dan jasa

yang dihasilkan. Kedua adalah strategi tingkat unit usaha (bisnis). Strategi unit usaha

biasanya menekankan pada usaha peningkatan daya saing organisasi dalam satu

industri atau satu segmen industri yang dimasuki organisasi yang bersangkutan.

Ketiga strategi tingkat fungsional. Strategi pada tingkat ini menciptakan kerangka

kerja bagi untuk manajemen fungsional seperti produksi dan operasi, keuangan,

sumber daya manusia, pemasaran ,dan penelitian dan inovasi (research and

innovation).3

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah

suatu proses yang direncanakan untuk mencapai sasaran perusahaan dalam jangka

waktu yang panjang. Saat strategi telah diterapkan maka akan diketahui apakah gagal

atau berhasil pada organisasi tersebut.

2
Rachmat, Manajemen Strategi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h. 14.
3
Diah Tuhfat Yoshida, Arsitektur Strategik: Sebuah Solusi Meraih Kemenangan dalam Dunia
yang Senantiasa Berubah, (Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia, 2004), h. 26
Menurut Iskandar Wiryokusumo pengembangan adalah upaya pendidikan

baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah,

teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan

selaras, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta

kemampuan- kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas prskarsa sendiri

menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesame, maupun

lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang

optimal dan prbadi yang mandiri.4

Srategi pengembangan adalah usaha menyeluruh, yang memerlukan

dukungan dari pimpinan atas yang dirancang untuk meningkatkan efektifitas dan

kesehatan organisasi melalui penggunaan beberapa tehnik intervensi dengan

menerapkan pengetahuan yang berasal dari ilmu-ilmu perilaku. 5 Srategi

pengembangan adalah suatu proses yang meningkatkan efektifitas keorganisasian

dengan mengintergrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan

tujuan keorganisasian. secara khusus proses ini merupakan usaha mengadakan

perubahan secara berencana yang meliputi suatu system total sepanjang periode

tertentu, dan usaha mengadakan perubahan ini berkaitan dengan misi organisasi.6

4
Iskandar Wiryokusumo dan J. Mandilika, Kumpulan-Kumpulan Pemikiran dalam Pendidikan,
(Jakarta: CV. Rajawali, 1982), h. 93.
5
Indra Wijaya, Perilaku Organisasi, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 244.
6
James L. Gibson, Organisasi Dan Manajemen, Perilaku Struktur Dan Proses, Terj. Djoerban
Wahid (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 658.
Srategi pengembangan adalah usaha yang terencana dan berkelanjutan untuk

menerapkan ilmu perilaku guna pengembangan system dengan menggunakan

metode–metode refleksi dan analisis diri.7 Strategi pengembangan adalah cara atau

srategi yang digunakan oleh wadah atau tempat guna proses suatu perubahan

berencana yang memerlukan dukungan semua pihak, antara lain pengelola dan

karyawan dengan perubahan– perubahan itu diharapkan dapat mengembangkan dan

meningkatkan suatu perusahaan, yang memerlukan usaha jangka pendek, menengah,

dan panjang guna menghadapi perubahan yang akan terjadi pada masa mendatang.

Strategi itu sendiri memiliki arti bahwa semua kegiatan yang ada dalam

lingkup perusahaan,termasuk di dalamnya pengalokasian sumber daya yang dimiliki

perusahaan. strategi merupakan suatu cara yang berkaitan dengan kegiatan

manufaktur dan pemasaran, semuanya bertujuan untuk mengembangkan perspektif

corporat melalui agragesi.8

Menurut Rangkuty, Freddy, konsep-konsep strategi ada dua yaitu:9

1. Distinctive Competence

Strategi ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar

dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu

perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan
7
Umar Nimran, Perilaku Organisasi, Surabaya: Citra Media, 1997), h. 109.
8
Ibid, h.4.
9
Rangkuty, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Ikrar
Mandiriabadi, 2006), h. 29.
pesaing dipandang sebagai perusahaan yang memiliki distinctive competence.

Distinctive competence menjelaskan kemampuan spesifik suatu organisasi.

Identifikasi Distinctive Competence dalam suatu organisasi meliputi:

a. Keahlian tenaga kerja

b. Kemampuan sumber daya

Dua faktor tersebut menyebabkan perusahaan dapat lebih unggul

dibandingkan dengan pesaingnya. Keahlian sumber daya manusia yang tinggi

muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif

dibandingkan dengan pesaing. Dengan memiliki kemampuanbaku selama 1

periode, kelayakan harga barang, kontinuitas persediaan barang, kualitas bahan

baku, sifat, dan biaya pengangkutan. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah

proses untuk menjamin bahwa bahan baku tersedia bilamana diperlukan. Ketika

suatu usaha memprediksi permintaan terhadap produknya di masa mendatang,

waktu bahan baku harus datang dapat ditentukan untuk mencapai tingkat produksi

yang memenuhi permintaan yang diprediksi.

Strategi pengembangan usaha melakukan riset pemasaran yang lebih

baik, perusahaan dapat mengetahui secara tepat semua keinginan konsumen

sehingga dapat menyusun strategi-strategi pemasaran yang lebih baik

dibandingkan dengan pesaingnya. Semua kekuatan tersebut dapat diciptakan

melalui penggunaan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan, seperti

peralatan dan proses produksi yang canggih, penggunaan jaringan saluran


distribusi cukup luas, penggunaan sumber bahan baku yang tinggi kualitasnya dan

brand image yang positif serta sistem reservasi yang terkomputerisasi.

2. Competetive Advantage

Strategi ini merupakan pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk

merebut peluang pasar, yaitu:10

a. Cost leadership (Kepemimpinan Biaya)

b. Diferensiasi (Pembeda)

c. Focus (Fokus)

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang lebih

murah dari harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai atau kualitas

produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan

tersebut karena dia dapat memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produksi,

penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya.

Perusahaan juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan

menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Selain itu,

strategi fokus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan bersaing

sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.

10
Ibid, h. 5.
Menurut Philip, Kottler, strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe

strategi, yaitu:11

1. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya

strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi

pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi,

misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif

atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, startegi

pembangunan kembali divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi

pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, dan strategi-

strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Menurut Purnomo dan Zulkifliemansyah, manfaat yang diambil dari dari

penyusunan strategi diantaranya adalah:12

11
Philip, Kottler. Manajemen Pemasaran. (Klaten: PT. Indeks Gramedia, 2003), h. 12.
12
Purnomo S dan Zulkifliemansyah, Manajemen Strategi, (Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2007), h. 23.
1. Menentukan batasan usaha/bisnis yang akan dilakukan.

2. Membantu proses identifikasi, pemilihan prioritas dan eksploitasi kesempatan.

3. Memberikan kerangka kerja untuk meningkatkan koordinasi dan penelitian.

4. Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan.

5. Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai.

6. Mengintegrasikan perilaku individu kedalam perilaku kolektif.

7. Meminimalkan implikasi akibat adanya perubahan kondisi.

8. Menciptakan kerangka kerja dalam komunikasi internal.

9. Memberikan kedisiplinan dan formalitas manajemen.

Pengembangan adalah meningkatkan kualitasnya maupunkuantitasnya dalam

suatu kegiatan.13 Pengembangan juga berarti proses, cara, perbuatan

mengembangkan. Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau

badan untuk mencapai suatu maksud: pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya

upaya) untuk mencapai sesuatu.

Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pengembangan usaha

yaitu suatu rencana yang terpadu mengenai upaya- upaya suatu industri yang

diperlukan guna mengembangkan usahanya dalam rangka mencapai tujuan secara

efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan, industri harus memperhatikan sumber

daya-sumber daya yang ada maupun keadaan lingkungan yang dihadapi. Sumber

daya yang ada pada suatu industri yang berupa kekuatan maupun kelemahan, serta
13
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPM,
1992), h. 6.
keadaan lingkungan dapat berupa peluang dan ancaman bagi industri itu sendiri.

Strategi pengembangan usaha merupakan upaya dalam mangantisipasi masalah-

masalah yang timbul dan dapat memberikan arah kegiatan operasional dalam

pelaksanaan kegiatan industri.

B. Industri Pandai Besi

Salah satu mata pencaharian di bidang industri yang masih mempraktekkan

pola-pola tradisional dan terdapat banyak di pedesaan adalah industri kerajinan

penempaan logam (biasa di sebut pandai besi).

Menurut Dunham, Stanley Ann, istilah “pandai” bisa dengan tepat

digunakana untuk mencukupi seluruh jenis perajin yang membuat segala macam

barang dari logam.14 Dunham lebih lanjut mengatakan bahwa kehadiran pandai besi

di pedesaan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas dengan penghasilan yang

memadai untuk masyarakat sekitarnya dan juga sebagai industri yang mendukung

sector ekonomi primer yaitu pertanian.

Menurut Yogaswara, Eka, mengatakan bahwa pandai besi adalah jenis

keterampilan dan pengetahuan teknik yang tidak dapat disepelekan keberadaannya

14
Dunham, Stanley Ann, Pendekar-Pendekar Besi Nusantara, Kajian Antropologi Tentang
Pandai Besi di Indonesia. (Bandung: Mizan, 2008), h. 28.
karena aplikasinya untuk pembuatan produk sangat luas dan diperlukan di

masyarakat.15

Industri Pandai Besi merupakan usaha pertahanan besi, yang awalnya

membuat senjata tradisional saja namun pada perkembangannya mulailah dalam

bentuk usaha yang perbuatan alat alat seperti, mata aja, saja, bisa membeli, disadap,

dan lain sebagainya. Yang bisa untuk dikomersilkan dan digunakan untuk keperluan

rumah tangga.

Kebanyakan negara maju mengapa sektor industri merupakan motor

Penggerak bagi pertumbuhan perekonomian karena mampu memberikan keuntungan

yang lebih dibandingkan dengan produk lainnya seperti pertanian. Oleh karena itu

strategi industrialisasi sering digunakan untuk mencapai kesejahteraan kaum akhiran

pandai besi pada awalnya tertumpu pada pembuatan senjata setiap tradisional seperti

keris, perang dan pedang yang diturunkan secara turun Temurun yang melibatkan

segala potensi yang ada di keluarganya dan masyarakat sekitar. Namun, pada

perkembangan nya terjadi peralihan dari perbuatan senjata tradisional ke alat hal

pertanian atau perkebunan. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi industri

pandai besi dengan melakukan pembinaan terhadap masyarakat tempat industri

pandai besi itu berada.

15
Yogaswara, Eka, Keterampilan dan Usaha Pandai Besi, (Bandung: Arfindo Raya, 2010), h.
1.
Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas industri pada besi adalah kegiatan

orang yang pekerjaannya membuat alat alat dari Gusi atau baja seseorang yang

menunjukkan perannya dan terbukti kemahirannya, biasanya di akui pakar di dalam

bidang tersebut.

C. Faktor Penghambat Strategi Pengembangan Industri

1. Sumber daya

Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh

suatu organisasi, dalam hal ini adalah industry kecil dan menengah. Keberadaan

sumber daya manusia akan berdampak pada suatu usaha tersebut dapat

berkembang atau tidak. Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berpotensi

tentu akan berdampak pada berkembangnya suatu organisasi yang dalam hal ini

adalah industry kecil dan menengah.16

2. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana dalam hal ini berhubungan dengan alat yang dipakai

oleh pelaku usaha dalam proses produksi. Keberadaan sarana dan prasarana

16
Emas Prasasti, Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik (Studi Deskriptif Tentang Faktor
Penghambat Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah Di Kampung Binaan Bordir Di Kelurahan
Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Surabaya), (Universitas Airlangga: Jawa Timur, 2016), h. 172.
merupakan hal yang sangat penting karena akan berampak pada produk yang

dihasilkan.17

3. Permodalan

Permodalan merupakan salah satu faktor yang dapat mengembangkan

suatu usaha. Modal dalam hal ini tidak hanya berupa uang tetapi juga dapat berupa

jaringan yang dimiliki oleh pelaku usaha.18

4. Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang dimiliki oleh suatu organisasi juga mempunyai

dampak bagi keberlangsungan suatu organisasi. Zaman akan semakin berubah,

ketika suatu organisasi masih mempertahankan budaya yang sesuai dengan

zamannyatentu berdampak pada perkembangan organisasi tersebut.19

5. Jaringan usaha dan penetrasi pasar

Jaringan usaha yang dimiliki oleh setiap pelaku usaha ini merupakan hal

yang sangat sentral karena tentu dapat membantu untuk melakukan proses

pemasaran produk dari setiap pelaku usaha.20

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa beberapa faktor

yang menghambat strategi pengembangan industry terbagi menjadi beberapa macam,


17
Ibid, h. 172.
18
Ibid, h. 172.
19
Ibid, h. 172.
20
Ria Ratna Ariawati, Usaha Kecil dan Kesempatan Kerja, (Unikom: Jakarta, 2006), h. 65.
diantaranya sumber daya, sarana dan prasarana, permodalan, budaya organisasi serta

jaringan usaha dalam memasarkan produk.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari
pemberi data.21 Dimana dalam penelitian ini dilakukan kunjungan secara langsung

mendatangi tempat pandai besi yang berada di Desa Sungai Pinang Kecamatan

Daha Seatan, dengan tujuan untuk meneliti dan mendapatkan data–data yang

kerkaitan dengan pengembangan industri pandai besi di Desa Sungai Pinang

Kecamatan,.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan

menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang meneliti

manusia atau objek dengan cara mendeskripsikan secara runtut dan sistematis

mengenai fakta-fakta yang terjadi, kemudian menganalisis dan menetapkan

hubungan antara fenomena yang diteliti.22 Penelitian yang akan diteliti ini

merupakan penelitian mengenai pengembangan industri pandai besi di Desa

Sungai Pinang Kecamatan Daha Selatan.

B. Objek Penelitian

Objek Penelitian adalah sesuatu yang akan diteliti dari dalam diri subjek

maupun hubungan-hubungannya.23 Objek yang menjadi fokus dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

21
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 21.
22
M. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), h. 63.
23
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), h. 120.
1. Strategi pengembangan usaha industri pandai besi yang ada di Desa Sungai

Pinang Kecamatan Daha Selatan.

2. Faktor yang menghambat dalam strategi pengembangan industri pandai besi di

Desa Sungai Pinang Kecamatan Daha Selatan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber utama peneliti dalam memperoleh

sumber data dalam penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian. Subjek yang

menjadi penelitian yaitu pemilik dan pekerja pandai besi di Desa Sungai Pinang

Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer (utama atau pokok) dan

data sekunder (penujang).

a. Data primer

Merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek

sebagai informasi yang dicari. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data

primer adalah Industri Pandai Besi, desa Sungai Pinang dan dokumendokumen
atau catatan-catatan yang berkenan dengan praktek manajemen yang

diterapkan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak

langsung diperoleh dari subyek penelitian. Sumber data in diperoleh dari

artikel, jurnal, hasil penelitian, buku-buku dan tulisan- tulisan yang berkaitan

dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini. Data sekunder adalah berupa

dokumen yang berisi arsip-arsip yang diumpulkan melalui observasi.

2. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini terdiri dari dua kategori yakni:

a. Responden adalah penjawab (atas pertanyaan yang diajukan untuk

kepentingan penelitian). Yaitu pemilik industri pandai besi di Desa Sungai

Pinang.

b. Informan adalah orang yang memberikan Informasi. Yaitu kepala Desa

Sungai Pinang atau ketua RT , dan Penduduk Desa Sungai Pinang yang

mengetahui.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang bersifat lapangan dengan menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif, yaitu penelitian yang menempatkan peneliti sebagai mediator utama dalam
proses pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif ada beberapa teknik

pengumpulan data yaitu observasi partisipan, wawancara secara mendalam, studi

dokumentasi dan gabungan ketiganya (triangulasi). 24 Peneliti langsung meninjau ke

lokasi penelitian untuk memperoleh data-data valid yang berhubungan dengan

pengembangan industri pandai besi di daerah tempat penelitian. Untuk memeroleh

data-data valid tersebut maka dilakukan pengumpulan data dengan teknik sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face)

dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Peneliti melakukan wawancara

langsung dengan sumber data yaitu pemilik industri pandai besi di Desan Sungai

Pinang.

2. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang memiliki

karakteristik berbeda dibandingkan teknik lainnya, seperti wawancara dan

kuesioner, jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang lain

24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cet ke-23, (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 225.
sebagai objeknya, observasi tidak hanya terbatas pada orang, melainkan juga

objek-objek alam lain yang ada disekitarnya.25

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian terutama

pada penelitian kualitatif. Secara umum observasi adalah penglihatan atau

pengamatan. Sedangkan secara khusus dalam dunia penelitian, observasi adalah

mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawab, mencari

bukti terhadap fenomena sosial-keagamaan selama beberapa waktu tanpa

memengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam dan

memotret guna penemuan data analisis.26 Teknik observasi yang peneliti lakukan

adalah dengan turun langsung ke lapangan untuk mengamati para perajin pandai

besi di Desa Sungai Pinang Kecamatan Daha Selatan.

3. Dokumentasi

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang menghasilkan catatan

yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti sehingga diperoleh data yang

lengkap, sah dan bukan berdasarkan asumsi, seperti surat menyurat, catatan harian,

laporan dan sebagainya.27

Pada penelitian ini, metode dokumentasi atau riset yang dilakukan adalah

dengan meneliti bahan dokumen yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif dan R&B,
(Bandung, Alfabeta CV, 2017), h. 203.
26
Tabroni & Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 167.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabet, 2007), h. 35.
penelitian. Sejumlah besar data dan fakta tersimpan dalam bahan dan yang

berbentuk dokumentasi. Karena dokumen merupakan bahan tertulis atau benda

yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Metode dokumentasi

yang digunakan penulis ini adalah variabel yang bertujuan untuk mencari data

mengenai hal atau variabel yang berkaitan dengan catatan, buku-buku, transkip,

agenda dan sebagainya.

Adapun dokumen yang didapatkan dalam penelitian ini berupa data desa

perajin pandai besi setempat yang ada di Desa Sungai Pinang Kecamatan Daha

Selatan.

F. Istrumen Pengumpulan Data

Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai

instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti; angket,

pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan,

tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen kunci.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti adalah mutlak, karena

peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang

ada dalam kancah penelitian. Kehadirannya di lapangan peneliti harus dijelaskan,

apakah kehadirannya diketahui atau tidak diketahui oleh subyek penelitian. Ini
berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah terlibat aktif

atau pasif.28

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengukur

data yang hendak dikumpulkan. Instrumen pengumpulan data ini pada dasarnya tidak

terlepas dari metode pengumpulan data. Bila metode pengumpulan datanya adalah

depth interview (wawancara mendalam), instrumennya adalah pedoman wawancara

terbuka atau tidak terstruktur. Bila metode pengumpulan datanya

observasi/pengamatan, instrumennya adalah pedoman observasi atau pedoman

pengamatan terbuka/tidak terstruktur. Begitupun bila metode pengumpulan datanya

adalah dokumentasi, instrumennya adalah format pustaka atau format dokumen.

Adapun instrumen penelitian strategi pengembangan industri pandai besi di

Desa Sungai Pinang adalah:

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Strategi Pengembangan Industri

Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Pedoman Wawancara

1. Bagaimana strategi Untuk mengetahui strategi a. Apa strategi yang di


pengembangan industri pengembangan industri pakai dalam
pandai besi di Desa pandai besi di Desa Sungai mengembangkan
Sungai Pinang Pinang Kecamatan Daha industri pandai besi ini?
Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu b. Apa saja yang
Selatan Kabupaten Sungai Selatan. dilakukan oleh anda
Hulu Sungai Selatan? selaku pemilik atau
pengrajin besi di tempat
ini?
c. Kapan saja biasanya

28
Hasyim Hasanah, Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternative Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial), (Semarang: At-Taqaddum, 2017), h. 21-46.
hari bekerja atau hari
produksi?
d. Bagaimana strategi
yang di pakai dalam
mengembangkan
industri ini?
e. Apa saja hal yang di
terapkan oleh anda
selaku pemilik atau
pengrajin besi di tempat
ini?
f. Apakah ada peraturan
yang di terapkan dalam
produksi?
g. Bagaimana peran anda
selaku pemilik atau
pengrajin besi di tempat
ini?

2. Apa saja faktor-faktor Untuk mengetahui faktor a. Apa saja hal yang
penghambat strategi penghambat strategi menghambat anda
pengembangan industri pengembangan industri selaku pemilik atau
pandai besi di Desa pandai besi di Desa Sungai pengrajin besi dalam
Sungai Pinang Pinang Kecamatan Daha memproduksi kerajinan
Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu ini?
Selatan Kabupaten Sungai Selatan. b. Apa saja hal yang
Hulu Sungai Selatan? mendorong anda selaku
pemilik atau pengrajin
besi dalam
memproduksi kerajinan
ini?
c. Bagaimana anda
mengatasi segala
permasalahan dalam
mengatur strategi
industri yang anda
miliki?

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Strategi Pengembangan Industri


Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Pedoman Observasi

1. Bagaimana strategi Untuk mengetahui strategi Mengamati strategi yang


pengembangan industri pengembangan industri di terapkan pemilik atau
pandai besi di Desa pandai besi di Desa Sungai pengrajin besi dalam
Sungai Pinang Pinang Kecamatan Daha memasarkan produknya.
Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu
Selatan Kabupaten Sungai Selatan.
Hulu Sungai Selatan?
2. Apa saja faktor-faktor Untuk mengetahui faktor- Mengamati strategi yang
penghambat strategi faktor penghambat strategi di terapkan pemilik atau
pengembangan industri pengembangan industri pengrajin besi dalam
pandai besi di Desa pandai besi di Desa Sungai memasarkan produknya.
Sungai Pinang Pinang Kecamatan Daha
Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu
Selatan Kabupaten Sungai Selatan
Hulu Sungai Selatan?

Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi Strategi Pengembangan Industri

Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Pedoman Dokomentasi

1. Bagaimana strategi Untuk mengetahui strategi Mengambil data profil


pengembangan industri pengembangan industri desa,profil lokasi
pandai besi di Desa pandai besi di Desa Sungai penelitian dan lingkungan
Sungai Pinang Pinang Kecamatan Daha sekitar tempat penelitian.
Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu
Selatan Kabupaten Sungai Selatan.
Hulu Sungai Selatan?

2. Apa saja faktor-faktor Untuk mengetahui faktor-


penghambat strategi faktor penghambat strategi
pengembangan industri pengembangan industri
pandai besi di Desa pandai besi di Desa Sungai
Sungai Pinang Pinang Kecamatan Daha
Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu
Selatan Kabupaten
Hulu Sungai Selatan? Sungai Selatan.

G. Teknik Analisis Data

Pada teknik analisis data terdiri dari teknik pengolahan dan analisis data.

Pengolahan data dapat dilakukan melalui beberapa tahap seperti reduksi data yaitu

memilah data dan membagi-baginya sesuai dengan dengan penelitian. Kemudian data

disajikan bisa berupa uraian singakat untuk seterusnya diambil simpulan awal atau

hipotesis.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode

analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan melakukan penelaahan dan pengkajian

secara mendalam terhadap permasalahan yang diselidiki dengan cara menjelaskan,

mendeskripsikan dan menguraikan keadaan yang sebenarnya mengenai

pengembangan usaha industri pandai besi di Desa Sungai Pinang Kecamatan Daha

Selatan.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga data yang didapat bersifat jenuh. 29 Aktivitas dalam analisis data

kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah, sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitiatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 246.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan

dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif

adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian,

menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki

pola, justru inilah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan

reduksi data. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data lewat observasi

dan wawancara dengan dasar data-data faktual dan rinci. Dalam mereduksi data

peneliti meneliti mana yang termasuk data utama dan data penunjang.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam hal ini Miles dan

Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 30 Data

yang sudah dikumpulkan kemudian dipilah dengan cermat oleh peneliti dengan

30
Ibid., h. 249.
tujuan ketika menyajikan data utama dan data penunjang terdapat kejelasan bahwa

data ini merupakan data utama dan data lainnya merupakan data penunjang.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel dan akuntabel. Setelah data

disajikan, ditariklah kesimpulan tentang strategi pengembangan industri di Desa

Sungai Pinang.

H. Matrik Data

Teknik Instumen
Sumber
No Data Pengumpulan Pengumpuln
Data
Data Data
Strategi Pengembangan Pemilik

Industri Pandai Besi Industri


1. Wawancara Pedoman Wawancara
Pandai

Besi
Faktor yang Pemilik

menghambat Industri
2. Wawancara Pedoman wawancara
pengembangan industri Pandai

pandai Besi Besi

Gambaran Umum Lokasi Informan

Penelitian :

a. Profil desa

tempat
Pedoman Wawancara
penelitian Wawancara,
3. dan Pedoman
b. Profil lokasi Dokumentasi.
Dokumentasi
penelitian

c. Lingkungan

sekitar tempat

penelitian

Anda mungkin juga menyukai