Anda di halaman 1dari 25

RANGKUMAN FORMULASI STRATEGI DENGAN VISI

MISI, TUJUAN PERUSAHAAN IMPLEMENTASI


MANAJEMEN STRATEGI DAN TINGKATAN LEVEL
STRATEGI

Dosen Pengasuh : Annisa Mardatilaah, SoS., M.Si

KELOMPOK 2 :

DIAN FITRIANI (207210342)

MARIA LAMROTUA (207210327)

NURRIZKI UTAMI (207210253)

RANI AMELIA PUTRI (207210354)

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU 2023
RANGKUMAN MATERI

A. Formulasi Strategi

Formulasi strategi bisnis adalah proses menggunakan pengetahuan,


data, dan informasi yang tersedia untuk membentuk arah bisnis yang
diinginkan dan langkah-langkah spesifik untuk mencapai tujuannya.
Proses ini sering digunakan untuk mengalokasikan sumber daya, membuat
daftar prioritas, menyelaraskan semua orang dalam organisasi, dan
memvalidasi sasaran bisnis. Strategi bisnis telah dirumuskan agar dapat
dipahami oleh banyak orang, mulai dari orang-orang yang berkuasa,
karyawan hingga mitra bisnis saat ini. Oleh karena itu, seorang
wirausahawan harus mampu formulasi strategi bisnis dengan baik agar
orang lain dapat dengan mudah memahaminya.

Dwi Apriyani menjelaskan tentang penyusunan strategi, ia


memaparkan formulasi strategi merupakan proses penyusunan Langkah-
langkah ke depan yang dimaksud membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang
seuah strategi untuk mencapai tujuam tersebut. Menurut Morton (1996 :
17-22) menayatakan bahwa terdapat keterkaitan yang saling menunjang
antara struktur organisasi dan budaya perusahaan, peran individu,
teknologi, struktur organisasi dan proses manajemen yang dipengaruhi
oleh lingkungan teknologi eksternal serta lingkungan dalam metodologi
pembentukan sebuah strategi. Lalu ia menjelaskan bahwa formulasi sendiri
memiliki lima thap implementasi, yaitu pengumpulan dan analisis
keterangan strategis, formulasi strategi, perencanaan proyek induk
strategis, implementasi strategi, pemantauan, peninjauan dan pembaharuan
strategi.
Berhasil merumuskan formulasi strategi bisnis dapat memberikan
bisnis dengan visi yang jelas. Akibatnya, perusahaan dapat mengurangi
risiko kemungkinan miskomunikasi. Selain itu, ini juga dapat membantu
melacak kinerja dengan Indikator Kinerja Utama yang terukur. Formulasi
strategi tak jarang ditunjukan menjadi perencanaan strategis, atau jangka
panjang, proses perumusan berurusan menggunakan pengembangan misi,
tujuan, formulasi, dan kebijakan, supaya tercapai pada formulasi strategi
wajib menganalisa faktor-faktor strategis yaitu kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam situasi.

B. Formulasi Strategi dengan Visi dan Misi


Sasaran merupakan langkah pertama dalam proses strategi.
Penentuan visi misi sangat penting, hal ini akan menjadi pedoman langkah
yang akan dilaksanakan perusahaan. Untuk memperjelas sasaran maka
diuraikan dalarn bentuk visi dan misi :

a) Visi
Visi menurut Gregory Dess (1993) adalah kerangka acuan dan
perspektif sebagai satu kesatuan yang tercermin dalam kegiatan
nyata. Menurut Cuno Pumpin (1995), visi merupakan deklarasi niat
perusahaan yang berkaitan erat dengan posisi keunggulan strategis
yang akan dikembangkan atau dengan kata lain visi merupakan
konsep sentra pengembangan perusahaan di masa depan. Menurut
Arnold C. Hax (1984) visi merupakan pernyataan permanen
pimpinan perusahaan untuk mengkomunikasikan mengapa
perusahaan didirikan, ruang lingkup perusahaan, posisi keunggulan
strategis, kerangka kerja yang mengatur hubungan antara
perusahaan dengan pemegang saham, karyawan, pelanggan,
pemasok, pemerintah, masyarakat sekitar dan tujuan umum dari
kinerja perusahaan.
Visi mengandung unsur :
 Cita-cita.
 Nilai-nilai dan keyakinan.
 Misi yang diemban.

Visi berperan sebagai :

 Kompas pemberi arah.


 Mempersatukan presepsi.
 Menumbuhkan motivasi.
 Dasar merumuskan tugas pokok dan strategi.
 Dasar menyusun struktur organisasi dan uraian
jabatan.

b) Misi
Misi menurut Gregory Dess (1993) merupakan tugas dan prinsip
pokok dalam mewujudkan visi. Misi merupakan pernyataan ruang
lingkup bisnis yaitu meliputi produk, pasar, dan luas geografis pada
saat ini dan yang akan datang. Misi harus mempunyai dasar :
 Produk dapat memberi manfaat lebih besar dari harga.
 Produk dapat memuaskan kebutuhan pelanggan pada
segmen tertentu.
 Menggunakan teknologi yang dapat bersaing dalam kualitas
dan harga.
 Bisnis dapat survive tumbuh dan memberikan laba.
 Memberikan citra bahwa bisnis ini akan memberikan
imbalan materi dan non materi yang memuaskan bagi
mereka yang terlibat dalam bisnis ini.
C. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan
yang dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan strateg. Artinya apa
yang kita rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam
berbegai program kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur. Rumusan
strategi yang baik, tidak ada artinya bila tidak diterapkan dalam
implementasi. Begitu pula implementasi tidak akan berkontribusi baik
pada perusahaan,jika rumusan strateginya tidak baik. Implementasi
terkadang lebih sulit karena implementasi membawa sebuah perubahan,
banyak faktor - faktor tak terduga yang bisa menjadi hambatan.

Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2000) menekankan bahwa


serangkaian tindakan strategis yang disebut formulasi strategi dan
implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika perusahaan
ingin mencapai daya saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas
rata-rata. Kesuksesan persaingan terjadi ketika perusahaan menggunakan
perangkat dan tindakan implementasi secara konsisten dengan strategi-
strategi level-bisnis, level-perusahaan, akuisisi, internasional, dan
kerjasama yang sebelumnya dipilih.

Perumusan strategi dan implementasi strategi harus sesuai dengan


tujuan strategis dan misi strategis. Tujuan strategis dan misi strategis
disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari analisis lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Perusahaan mempelajari lingkungan
eksternal dan internal agar dapat mengidentifikasi peluang-peluang dan
ancaman pasarnya dan menentukan bagaimana menggunakan kompetensi-
kompetensi intinya dalam usaha mendapatkan hasil strategisnya yang
diinginkan. Dengan pengetahuan ini, perusahaan membentuk tujuan-tujuan
strategis, misi strategis mensefisikasi, secara tertulis, produk-produk yang
ingin diproduksi oleh perusahaan tersebut dan pasar yang ingin dilayani
ketika mendayagunakan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi-
kompetensinya.

D. Proses Implementasi Strategi

1. Menganalisa Perubahan
Tahap pertama dalam proses implementasi strategi. Tujuannya
untuk memberikan gagasan yang jelas & terperinci mengenai seberapa
banyak perusahaan harus berubah agar berhasil dalam
mengimplementasikan strateginya.
Terbagi dalam beberapa pola, yaitu:

a) Tidak adanya perubahan yang signifikan (continuation)


Terjadi karena adanya pengulangan strategi yang sama
dengan strategi yang digunakan dalam periode sebelumnya.

b) Perubahan rutin (routine change)


Merupakan perubahan yang digunakan oleh perusahaan
untuk lebih memikat pelanggan. Misal: memperbaharui
kemasan, taktik harga yang berbeda.

c) Perubahan terbatas (limited change)


Disebabkan karena adanya penawaran produk baru kepada
pelanggan baru dalam golongan produk umum yang sama.

d) Perubahan radikal (radical change)


Reorganisasi besar-besaran dalam perusahaan. Biasanya
dilakukan pada saat terjadi merger dan akuisisi, tetapi masih
dalam industri yang sama.
e) Organizational redirection
Merger &danakuisis perusahaan yang berasal dari industri yang
sama sekali berbeda. Jenis ini merupakan perubahan yang
kompleks, melibatkan perubahan misi perusahaan.

2. Analisis struktur organisasi


Alasan utama mengapa perubahan dalam strategi memerlukan
bahkan mengharuskan perubahan dalam struktur organisasi, yaitu:
 Struktur biasanya menjelaskan tentang bagaimana kebijakan
akan disusun.
 Struktur biasanya menjelaskan tentang bagimana sumber daya
akan dialokasikan.

Ada 5 jenis struktur organisasi yg biasa digunakan, yaitu :

a) Struktur organisasi sederhana.


b) Struktur organisasi fungsional.
c) Struktur organisasi divisional.
d) Struktur organisasi SBU (Strategic Business Unit Structure).
e) Struktur organisasi Matriks.

3. Analisis budaya organisasi


Budaya perusahaan merupakan komponen yang menyebabkan
mengapa suatu strategi dapat diimplementasikan pada suatu
perusahaan, sementara strategi tersebut gagal untuk diimplementasikan
pada perusahaan yang lain dengan kondisi yang relatif sama.

4. Analisis gaya kepemimpinan


Gaya kepemimpinan secara umum, yaitu:
a) Gaya kepemimpinan administrator
 Kurang inovatif dan terlalu kaku pada aturan.
 Sikapnya konservatif, kelihatan takut untuk mengambil
resiko (mencari aman).
b) Gaya kepemimpinan analitis
 Pembuatan keputusan didasarkan pada proses analisa,
terutama analisa logika.
 Berorientasi pada hasil.
 Rencana-rencana rinci dan jangka panjang.
c) Gaya kepemimpinan asertif
 Sifatnya agresif dan mempunyai perhatian yang sangat
besar kepada pengendalian personal.
 Lebih terbuka pada konflik & kritik.
d) Gaya kepemimpinan entrepreneur
 Sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan dan hasil
akhir.
 Kurang menekankan kerjasama.
 Selalu mencari easing dan menargetkan standar yg
tinggi.

5. Implementasi dan evaluasi strategi


Tahap akhir dalam implementasi strategi. Untuk melakukan
tahap ini dengan baik dan berhasil, manajemen perusahaan perlu
mengetahui 4 jenis keahlian dasar, yaitu:

a) Kemampuan Berinteraksi (Interacting skills)


Kemampuan manajemen berinteraksi dan berempati dgn
berbagai perilaku dan sikap orang lain untuk mencapai tujuan.

b) Kemampuan Mengalokasi (Allocating skills)


Kemampuan manajemen dalam menjadwalkan tugas-tugas,
anggaran, waktu, serta sumber daya lain secara `efisien.
c) Kemampuan Memonitor (Monitoring skills)
Meliputi penggunaan informasi yang efisien untuk
memperbaiki atau menyelesaikan berbagai masalah yang
timbul dalam proses implementasi.

d) Kemampuan Mengorganisasikan (Organizing skills)


Kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi
informal dalam rangka menyesuaikan diri dengan berbagai
masalah anyg mungkin terjadi.

E. Tujuan Perusahaan Mengimplementasi Manajemen


Strategi
Manajemen strategi tentunya disusun dengan sejumlah tujuan, dan
kemudian memiliki fungsi tersendiri yang bermuara pada pencapaian suatu
tujuan. Dilihat dari segi fungsi, manajemen strategi punya beberapa poin
berikut ini :
 Membantu membuat keputusan terbaik.
 Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi berbagai
permasalahan.
 Membantu proses adaptasi, baik dengan perkembangan zaman
maupun perubahan irama persaingan di dunia bisnis.
 Meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.
 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi setiap kegiatan operasional
perusahaan.

Sedangkan jika dilihat dari aspek tujuan, penyusunan manajemen


strategi punya beberapa tujuan berikut :

 Menjalankan dan melakukan evaluasi terhadap strategi yang sudah


disusun.
 Bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja,
kemungkinan ada kesalahan, dan lain sebagainya dalam proses
penerapan strategi.
 Menyusun strategi baru yang lebih relevan dengan perkembangan
kondisi atau zaman.
 Melakukan pengkajian terhadap ancaman dari kompetitor
mencakup kelebihan dan kelemahan mereka.
 Mendukung proses inovasi produk sehingga bisa terus diminati
pasar.

F. Manfaat Perusahaan dalam Mengimplementasi Manajemen


Strategi
Adapun manfaat bagi perusahaan dalam mengimplementasikan
manajemen strategi, diantaranya adalah :

1. Mengetahui Visi dan Misi Perusahaan


Manajemen strategi bermanfaat untuk menyusun dan
mengetahui visi maupun misi perusahaan. Sebab dilakukan proses
mengumpulkan dan menganalisis berbagai informasi penting,
sehingga perusahaan memiliki visi dan misi yang jelas sejak awal.

2. Meningkatkan Efisiensi Kegiatan Operasional


Tanpa strategi yang jelas maka kegiatan operasional akan
semrawut dan susah mencapai tujuan. Maka manfaat kedua dari
manajemen strategi adalah meningkatkan efisiensi, sebab setiap
SDM tahu apa saja yang perlu dilakukan agar mencapai tujuan
masing-masing.
3. Mengetahui dan Meminimalkan Ancaman Eksternal
Organisasi tentu perlu selalu waspada baik dari ancaman
internal maupun eksternal. Salah satu contoh ancaman eksternal
adalah dari kompetitor yang lebih berani. Sehingga dengan
menyusun manajemen strategi yang jelas, kemampuan bertahan
dan memenangkan persaingan lebih besar.

4. Meningkatkan Profit
Manajemen strategi juga bermanfaat untuk meningkatkan profit.
Sebab sejak awal perusahaan tahu harus menyediakan produk apa,
kelebihannya bagaimana, cara memasarkannya seperti apa dan
lain-lain. Sehingga produk ini menjadi produk unggulan dan laku
keras di pasaran. Profit perusahaan kemudian lebih maksimal.

5. Memperluas Jangkauan Pasar


Manajemen strategi juga membantu memperluas jangkauan
pasar. Sebab dengan perencanaan matang sebelum merilis produk
dan menentukan teknik pemasaran. Maka produk lebih mudah
dikenal oleh publik, unik, fungsional, berkualitas, dan laku di
pasaran.
6. Mengembangkan Perusahaan
Salah satu pencapaian yang diinginkan setiap perusahaan dalam
menyusun manajemen strategi adalah tumbuh dan berkembang.
Maka manfaat lainnya dari manajemen strategi adalah
memudahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
G. Tingkatan Level Strategi

Pengambilan strategi sebenarnya bukan hanya tugas seorang senior


eksekutif saja. Dalam arti yang hias, keputusan tentang pendekatan dan
tindakan apa yang akan dilakukan bagi organisasi akan mengikut sertakan
senior eksekutif, pimpinan unit bisnis atau pimpinan divisi manajer
fungsional dalam unit bisnis, dan bahkan manger area atau pabrik.
Keempat tingkatan strategi tersebut dikenal dengan : corporate strategy,
business strategy, functional strategy, dan operating strategy.

A. Strategi tingkat korporasi (corporate strategy)


Strategi korporasi (corporate strategy) tidak lain merupakan
pedoman umum manajerial yang dipergunakan bagi organisasi
multibisnis (diversified companies). Berdasarkan strategi bisnis
(business strategy), yang merupakan rencana manajerial bagi satu
unit bisnis saja, maka strategi korporasi merupakan payung utama
bagi seluruh kegiatan bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.
Oleh karenanya tugas semacam ini hanya akan dilakukan
oleh pimpinan puncak organisasi (Chief Executive Officer) dan
beberpa orang kunci lain dalam jajaran manajemen puncak. Dalam
kaitan ini, maka paling tidak ada empat area yang menjadi
perhatian utama dalam memformulasi strategi korporasi bagi
organisasi multibisnis.

a) Menciptakan kombinasi multibisnis


Perhatian utama dalam hal ini adalah kemampuan manajer
puncak dalam menentukan kombinasi portofolio bisnis. Secara
khusus, hal ini berarti akan berkaitan dengan kemampuan
manajemen puncak dalam menentukan jenis industri yang
akan dimasuki dan cara yang akan ditempuh untuk memasuki
jenis industri yang dipilih. Beberapa orang mempunyai
preferensi memasuki satu jenis industri tertentu dengan cara
memulai dari awal, tetapi ada juga yang dilakukan dengan cara
mengakuisisi perusahaan lain yang sudah ada. Pada akhirnya,
memang ini berarti bahwa perusahaan harus menentukan
cakupan industri yang akan dilayani dan bagaimana
perusahaan menempatkan diri dalam setiap target industri yang
dilayani.

b) Mengelola dan mendorong kinerja multibisnis.


Setelah perusahaan menentukan posisi dalam industri yang
terpilih, maka strategi korporasi kemudian harus menentukan
tentang bagaimana cara mencapai kinerja optimal dari masing
– masing portofolio yang bisnis yang dimiliki. Sudah barang
tentu, bentuk keputusan yang diambil harus mampu
dipergunakan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam
persaingan, dan pada akhirnya profitabilitas organisasi secara
keseluruhan.

c) Mencari bentuk kombinasi portofolio bisnis untuk membentuk


sinergi.
Esensi utama yang ingin dicapai dari kegiatan organisasi
multibisnis adalah terbentuknya satu sinergi atau secara
matematis sering dikatakan 2 + 2 = 5. Artinya, manfaat
strategik yang diperoleh dari kombinasi multibisnis tersebut
jauh lebih besar dbanding dengan penjumlahan kinerja masing
– masing ndividual organisasi. Adanya kaitan sinergistic
semacam ini, maka akan memungkinkan organisasi yang
melakukan diversifikasi berkaitan (related disversification)
mengambil manfaat dari penggunaan teknologi yang terkait,
karakteristik operasional yang mungkin hampir sama, atau
bahkan saluran distribusi produk yang sama. Dengan
demikian, adanya keterkaitan tersebut memungkinkan juga
bagi perusahaan untuk melakukan transfer skills antar unit
bisnis, berbagi pengalaman, dan pada akhirnya berbagai
penyediaan fasilitas produksi untuk dapat menekan biaya
operasional.

d) Menentukan skala prioritas dan alokasi sumber daya produktif.


Bagi perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha,
kadangkala masing – masing unit bisnis tidak memiliki daya
tarik yang sama dari segi kepentingan investasi jangka
panjang. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti itu, maka
tugas seorang manajer puncak adalah menentukan urutan daya
tarik unit bisnis dan kemudian mengalokasikan sumber daya
yang tersedia ke masing – masing unit bisnis yang ada.

B. Strategi tingkat bisnis (Business Strategy)


Seperti telah disebutkan di atas, bahwa terminologi strategi
bisnis (business strategy) yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
pedoman umun manajerial yang dipergunakan untuk satu unit
bisnis. Ini akan menggambarkan tentang berbagai pola pendekatan
dan arah yang dipergunakan oleh manajemen didalam mencapai
kinerja pada satu lini bisnis tertentu. Berbagai elemen yang
membentuk strategi bisnis antara lain adalah kombinasi strategi
fungsional utama, orientasi persaingan, kemampuan atau daya
saing yang dimiliki, dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan bisnis.

Isu sentral yamg mendasari pembentukan strategi bisnis adalah


bagaimana mengembangkan dan sekaligus memperkuat posisi
persaingan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mencapai hal
itu maka startegi bisnis yang terbentuk harus diarahkan pada :
a) Kemampuan memeberi resepon atas perubahan lingkungan
makro-eksternal.
b) Menciptakan daya saing dan tetap mempertahankan
keunggulan persaingan (competitive advantage) yang dimiliki.
c) Memadukan berbagai strategi fungsional utama sebagai
pendukung kekuatan organisasi.
d) Mengarahkan berbagai permasalahan strategic dan operasional
yang dihadapi untuk kepentingan unit bisnis.

Perubahan lingkungan makro-eksternal yang ditimbukan


karena desakan faktor lingkungan alam, ekonomi, demografi, dan
peraturan pemerintah. Pada gilirannya akan sangat berpengaruh
terhadap pilihan strategi bisnis yang akan diambil. Respon yang
terbentuk dari perubahan lingkungan sudah barang tertentu akan
sangat bergantuiung pada unit bisnis dalam mengadaptasi
perubahan lingkungan, idealnya strategi bisnis yang terbentuk
memang harus mampu mempertemukan antar kondisi makro-
eksternal dengan kapasitas masing-masing unit bisnis. Sebagai
contoh, penggunaan bahan-bahan seperti carpet, asbetos, dan
berbagai bahan kimia lain pada bangunan telah menimbulkan
pencemaran lingkungan di dalam gedung. Bahaya yang
ditimbulkan dari adanya trend semacam ini sekarang dikenal
dengan sebutan sick-building syndrome keadaan semacam itu
merupakan tantangan bagi perusahaan jasa kontruksi dan real-
estate untuk merancang bangunan yang mempunyai bilai estetika
dan berwawasan lingkungan.

Tangtangan makro-eksternal dalam banyak hal akan dapat


berubahan menjadi kesempatan bisnis apabila perusahaan mampu
menterjemahkan kedalam bentuk unggulan persaingan
(competitive advantage) dengan berbagai dimensi yang
mempengaruhinya. Untuk itu, pola pendekatan yang digunakan
perusahaan dalam menghadapi persaingan dapat, engarah pada
upaya yang bersifat ofensif maupun defensif terhadap persaingan.
Dalam kaitan ini, michael e porter mengemukakan tiga alternatif
pendekatan dasar yang banyak dipergunakan perusahaan dalam
persaingan :

a) Cost-leadership, yaitu mengejar industri yang mampu


menimimasi biaya untuk tujuan keunggulan persaingan.
b) Differentation, yaitu penciptaan keunggulan persaingan
melalui pembedaan kualitas,image,kinerja,service,dan
teknologi.
c) Focus, yaitu memusatkan dan mengalokasikan sumberdaya
pada pemenuhankebutuhan relung pasar tertentu yang belum
terlayani.

Keberhasilan upaya yang ditempuh pada akhirnya akan


kembali kepada kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki
dalam mengembangkan skilss yang dibutuhkan untuk
mendapatkan keunggulan persaingan. Satu hal yang dipikirkan
dalam hal ini adalah kemampuan unit bisnis untuk
mengidentifikasi distinctive competence yang ada. Artinya,
perusahaan harus mampu mencari karakteristik khusus dan
merupakan kunci sukses sehingga dapat dipergunakan untuk
membedakan diri dengan bentuk organisasi lainya yang sejenis.
Kompetensi yang diinginkan dapat bersumber dari aktivitas pada
R&D, manufaktur, distribusi, dan costumer service. Dalam arti
yang luas, strategi bisnis akan sangat berkaitan dengan bagaimana
mengelola berbagai aktivitas fungsional untuk mendukung pola
pendekatan bersaing yang dipergunakan perusahaan.
C. Strategi tingkat Area Fungsional (Functional Area Strategy)
Terminologi strategi area fungsional akan banyak berkaitan
dengan pendekatan fungsional khusus yang dipergunakan pihak
manajemen dalam melakukan satu bagian dari rangkaian kegiatan
bisnis. Strategi area fungsional akan diperlukan bagi setiap unit
aktivitas bisnis yang mencakup :
1) R&D.
2) Produksi.
3) Pemasaran.
4) Keuangan.
5) Sumberdaya manusia.

Peran utama dari strategi fungsional dalam hal ini adalah


sebagai unsur pendukung (supporting) bagi strategi bisnis secara
umum. Lebih dari itu, strategi fungsional akan menunjukan
tentang bagaimana seorang manajer fungsional menunjukan
kinerja pada bidang tertentu.

Sementara itu, tanggung jawab perencanaan dan


pelaksanaan strategi fungsional pada umumnya dibebankan pada
masing-masing manajer fungsional yang ada. Sudah barang tentu
manajer fungsional dalam praktiknya akan banyak dibantu oleh
beberapa staf kunci lain yang menjadi pendukungnya. Ini bukan
berarti masing-masing dari functional manager akan
mementingkan pada bidangnya, tetapi gambaran yang diinginkan
adalah adanya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan diantara
manajer fungsional dalam memformulasi strateginya masing-
masing. Jadi, tidak ada perkataan bahwa satu fungsi tertentu lebih
unggul dibanding dengan fungsi bisnis lainya.

Satu contoh konkrit yang dapat diungkap untuk


menggambarkan tentang bagaimana peran strategi fungsional
R&D dalam upaya mendukung kesuksesan organisasi yang
dilakukan pada perusahaan Hawlet-Packard dan DU Pont. Kedua
perusahaan tersebut menekankan prinsip transfer teknologi sebagai
pendukung utama inovasi yang pada akhirnya menempatkan
kedua perusahaan tersebut ke dalam jajaran terdepan di bidang
teknologi. Pada prinsipnya, transfer teknologi yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah adanya keterkaitan antara pemikiran yang ada
dalam benak peneliti, kemudian para teknisi merubah gagasan
menjadi prototype dan pada akhirnya dipergunakan sebagai dasar
untuk membuat aktual produk. Dalam proses semacam ini,
Hawlett-Packard mengorganisir kegiatan R&D nya dengan
menggunakan pola jaring laba-laba atau lebih dikenal dengan
nama hub-and-spokes pattern. Pada model ini, yang dipergunakan
sebagai inti jaring-jaring adalah laboraturium pusat, di mana para
peneliti dapat menciptakan imajinasi tentang produk masa depan.
Kemudian sebagai jari-jari, dipergunakan kegiatan operasi R&D
pada skala kecil atau dikenal dengan group pengembangan
(development group) yang tersebar dari berbagai lokasi. Setiap
grup pengembangan mengerjakan project dan menyelsaikan
permasalahan lain yang terjadi pada divisi atau bagian yang
dihadapi. Dengan pola semacam ini ada semacam fleksibilitas dari
masing-masing divisi untuk memodifikasi dan atau
mengembangkan ide yang sesuai dengan kondisi masing-masing
bagian atau divisi.

D. Strategi tingkat Operasional (Operating Strategy)


Strategi operasional menunjukan pada cakupan yang lebih
sempit dan pendekatan yang rinci yang dilakukan oleh jajaran
manajer fungsional atau area manajer lainya. Strategi operasional,
walaupun mempunyai cakupan yang lebih sempit, namun tetap
mempunyai andil yang cukup besar dalam pencapaian target
organisasi. Secara konkrit misalnya, area manajer untuk wilayah
Jawa-Timur, walaupun toh cakupanya hanya meliputi satu
propinsi, namun ia harus memahami tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan pengembangan strategi organisasi pada wilayah
ini. Hal ini dirasa perlu, karena kesuksesan seluruh organisasi
dalam banyak hal akan bergantung pada kesuksesan wilayah atau
region tertentu.

H. Formulasi Strategi dengan Implementasi Strategi

Proses manajemen strategi belum dapat dikatakan selesai Ketika


perusahaan memutuskan strategi apa yang akan ditempuh. Perusahaan
masih harus menterjemahkan rumusan strategi tersebut kedalam tindakan
strategi.kita harus selalu ingat bahwa sebaik apapun rumusan strategi,
hanya akan menjadi retorika belaka jika tidak dapat diimplementasikan
dengan baik. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat mencapai tujuan
secara optimal, maka selain harus mampu merumuskan strategi perusahaan
juga harus mampu mengimplementasi strategi tersebut secara efektif, jika
salah satu Langkah tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka
tidak mustahil perusahaan akan memetic kegagalan. Bahkan, rumusan
strategi yang sempurna sekalipun hanya akan memberikan kontribusi yang
minim bagi pencapaian tujuan perusahaan jika tidak mampu
diimplementasikan dengan baik.

Banyak perusahaan atau organisasi yang banyak menghamburkan


sumber daya nya untuk mengembangkan rencana strategi yang ampuh.
Namun kita harus ingat bahwa perubahan hanya akan terjadi melalui suatu
action (implementasi), bukan sekedar perencanaan. Rumusan strategi yang
secara teknis kurang sempurna jika diimplementasikan dengan baik, maka
akan didapat hasil yang lebih baik dibandingkan dengan rumusan strategi
yang sempurna namun hanya diatas kertas.hal ini didukung oleh sebuah
hasil penelitian pada 31 industri manufaktur dimana hasilnya
menunjukkan bahwa kinerja yang diperoleh perusahaan tidak sekedar
ditentukan oleh strategi yang dimiliki, namun lebih disebabkan karena
efektivitas perusahaan dalam mengimplementasikan strategi tersebut.

FORMULASI STRATEGI IMPLEMENTASI


STRATEGI
1.Perumusan strategi adalah 1. Implementasi strategi
memposisikan kekuatan adalah mengelola kekuatan
sebelum dilakukan Tindakan. yang memanage semua aspek
selama Tindakan dujalankan.
2. Berfokus pada efektivitas 2. Berfokus pada efisiensi
3. Lebih merupakan proses 3.Lebih merupakan proses
intelektual operasional
4.Membutuhkan keahlian 4.Membutuhkan motivasi
intuitif dan analisis yang tajam khusus dan keahlian
kepemimpinan
5.Membutuhkan koordinasi 5.Membutuhkan koordinasi
diantara beberapa individu diantara banyak individu.

Dalam penggunaan konsep dan alat perumusan strategi, sebenarnya


tidak ada perbedaan secara signifikan antara organisasi kecil,besar,
organisasi yang orientasi laba maupun nirlaba. Namun demikian, dalam
implementasi strategi, ada perbedaan secara signifikan yang didasarkan
atas tipe dan ukuran organisasi, alokasi sumber daya, program
kompensasi, merubah strategi harga, budaya perusahaan, membuat sistem
informasi manajemen yang lebih baik, dan sebagainya.
I. Hubungan Formulasi Strategi dan Implementasinya dengan
Manajemen Strategi
Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan
bahwa manajemen merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan
memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama.
Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya
yang terdiri dari visi, misi, tujuan strategi organisasi. Sedangkan
komponen kedua adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa
fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengangguran,
kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi
kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Model proses manajemen strategi :

1. Tahap formulasi strategi,yaitu pembuatan pernyataan visi, misi,


dan tujuan
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penerjemahan strategi ke
dalam Tindakan-tindakan
3. Tahap evaluasi strategi, yaitu proses evaluasi apakah implementasi
strategi dapat mencapai tujuan.

Program; aktivitas atau Langkah-langkah yang disusun secara


sistematis sebagai penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci
tentang sumber dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunanya.
Prosedur; sering SOP, sistem dari Langkah atau teknik yang berurutan
tentang bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan standar kinerja,
ukuran target bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari program yang
dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan atau pencapaiannya.
Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran ) dengan alat
pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan
manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan
sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian
tujuan dalam manajemen strategi:

1. Efektif dan efisiensi manajemen strategi disebut efektif jika


hasil yang dicapai seperti yang diinginkan. Karena kebanyakan
situasi yang memerlukan Analisa strategi tidak statis melainkan
interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan
hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah
Tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya
berada dalam pengawasannya.

2. Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa


implementasi. Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik
yang potensial, keputusan strategi harus dapat mencapai
tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi persaingan :
 Proses berfikir yang mendahului tindakan
 Pengetahuan mengenai jumlah merupakan kunci
penting
 Menejemen strategi Tindakan yang dilakukan dengan
cepat akan mendominasikan yang lambat.
 Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan
 Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang
 Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
 Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar
adalah segalanya.
 Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang
sebenarnya
 Manajemen strategi membutuhkan pengembangan
kekuatan yang unik.
3. Pertumbuhan dan struktur organisasi tahap imolementasi
strategi memerlukan perturbagen dalam penyusunan struktur
organisasi, karena keselarasan struktur dengan strategi
merupakan satu hal penting untuk tercapainya implementasi
strategi. Pertumbuhan organisasi organisasi terjadi kala skala
organisasi berkembang, pertumbuhan yang terjadi bisa vertical
dan bisa juga horizontal. Pertumbuhan organisasi menghasilkan
berbagai bentuk struktur organisasi seperti struktur fungsional,
divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi matrik
dan struktur organisasi horizontal.

4. Kepemimpinan dan budaya organisasi sesungguhnya tumbuh


karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu
yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai
nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap
anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi
tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang
membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang
ada dan sejenis maupun tidak sejenis.
KESIMPULAN
Terdapat hubungan yang era tantara formulasi strategi dengan
implmentasi strategi hal ini berkaitan dengan bagaimana seorang manajer
mengambil keputusan dan berbagai alternatif dan mewujudkannya dalam
proses kegiatan organisasi, terdapat tingkatan strategi, yaitu: corporate
strategy, business strategy, functional strategiy, dan operating strategy.
Keempat tingkatan tersebut memiliki peran besar dalam Menyusun
formulasi strategi dan implementasinya dan harus berhunungan secara
sinergi antar tingkatan.
Situasi yang baik dalam perusahaan adalah jika formulasi strategi
perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam implementasinya.
Sebaliknya formulasi strategi perusahaan yang disusun dengan buruk dan
begitu juga implementasi berakibat kegagalan perusahaan dalam mencapai
tujuan.
Walaupun formulasi dan implementasi strategi saling berhubungan
namun terdapat gap dan perbedaan antara keduanya, formulasi lebih
memfokuskan kekuatan yang dimiliki sebelum Tindakan dilakukan, fokus
terhadap efektivitas, proses intelektual, dan koordinasi beberapa individu
sedangkan implementasi mengelola kekuatan pada saat Tindakan
dijalankan, fokus pada efisiensi, proses Operasional, dan koordinasi pada
banyak individu.

Anda mungkin juga menyukai