Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATA KULIAH

PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK

Oleh :
Tjokorda Istri Margaretha Novita Dewi
NIM : 202133122047

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021
PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGI
1. Pengertian
Manajemen strategi ialah suatu tindakan dan keputusan yang bisa dipergunakan untuk
memformulasikan dan juga mengimplementasikan strategi yang mempunyai daya saing
yang tinggi dan sesuai dengan perusahaan ataupun lingkungan agar mencapai target
maupun sasaran dari organisasi.
Pengertian lain dari manajemen strategi ialah suatu disiplin ilmu yang menyusun,
menerapkan, dan mengevaluasi sebuah keputusan fungsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapai tujuannya. Merupakan suatu rangkaian kegiatan–kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai dengan
penetapan dan cara melaksanakannya yang telah dibuat oleh pimpinan lalu diterapkan oleh
seluruh jajaran yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai targetnya.
Untuk mencapai tujuan organisasi, manajemen strategi mengkombinasikan segala macam
bentuk aktivitas yang berasal dari bagian funsional suatu bisnis.
2. Tujuan Manajemen Strategi
a. Untuk mengevaluasi dan menjalankan strategi yang sudah dipilihnya dengan cara
efektif dan efisien.
b. Untuk melakukan evaluasi kinerja, meninjau, mengkaji ulang, melaksanakan
penyesuaian dan mengoreksi apabila terdapat kesalahan atau penyimpangan dalam
pelaksanaan suatu strategi.
c. Memperbaharui strategi yang telah dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan
lingkungan eksternal.
d. Untuk meninjau kembali dari kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman
bisnis yang ada.
e. Agar bisa melaksanakan inovasi atas produk maupun barang supaya sesuai dengan
selera dari konsumen.
3. Manfaat Manajemen Strategi
a. Proses dari manajemen ini bisa menghasilkan sebuah keputusan yang paling baik
sebab interaksi kelompok yang mengumpukan bermacam-macam keputusan
strategi yang lebih besar ataupun banyak.
b. Aktivitas dari formulasi strategi bisa mempertinggi kemampuan dari perusahaan
dalam menghadapi bermacam-macam masalah yang sedang dihadapinya.
c. Keterlibatan dari pegawai dalam formulasi strategi bisa memperbaiki pengertian
mereka atas penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi,
hasilnya akan membuat motivasi kerja pegawai semakin tinggi.
d. Penerapan dari manajemen strategi bisa membuat manajemen perusahaan menjadi
lebih peka terhadap ancaman eksternal.
e. Setidaknya manajemen strategi juga bisa mencegah timbulnya bermacam-mam
masalah yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan dan juga bisa
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi masalah.
f. Membuat perusahaan bisa melakukan seluruh aktivitas operasionalnya dengan cara
lebih efektif dan efisien.
g. Bisa membuat perusahaan mudah untuk beradaptasi pada perubahan yang terjadi.
h. Perusahaan yang memakai konsep manajemen strategi akan lebih profitable dari
pada perusahaan yang tidak menerapkannya.
4. Terminologi Terkait
a. Manajemen strategi - adalah suatu proses pengambilan keputusan dan tindakan
yangmengarah kepada pengembangan strategi yang efektif atau yang membantu
perusahaan mencapai tujuannya.
b. Kebijakan perusahaan - Kebijakan umum perusahaan yang melihat ke dalam
(inward looking) untuk mengintegrasikan aktivitas dan fungsi perusahaan secara
tepat
c. Keputusan strategi - keputusan ini berkaitan dengan definisi bisnis, produk
5. Evolusi System Manajemen
Wheelen & Hunger (2008) juga menuliskan bahwa seiring dengan berjalannya waktu,
manajemen stratejik berevolusi sebagai berikut:

a. Tahap 1: Basic financial planning, yaitu perencanaan perusahaan yang didasarkan


pada perencanaan keuangan. Secara umum disebut sebagai sistem manajemen
berdasarkan budget. Sistem ini merupakan sistem yang paling tradisional, dan
sangat berorientasi pada jangka pendek, yaitu satu tahun.
b. Tahap 2: Forecast-based planning, yaitu pengembangan dari sistem di atas, karena
digunakan untuk perencanaan jangka panjang, akibat kelemahan sistem budget
yang terbatas pada jangka pendek. Di sini mulai diperhitungkan kondisi eksternal
dengan porsi lebih besar. Basisnya adalah proyeksi perusahaan di masa mendatang.
c. Tahap 3: Strategic Planning, yaitu pengembangan dari forecast-based planning,
dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan persaingan. Di sini perusahaan sudah
mempertimbangkan bagaimana caranya (strateginya) untuk dapat memenangkan
pasar. Proses formulasi strategi dilakukan pada jajaran manajemen, sementara
implementasi dan pelaksanaan dilakukan oleh jajaran pelaksana. Prosesnya
dilakukan secara top-down.
d. Tahap 4: Strategic Management, yang merupakan pengembangan dari strategic
planning. Di sini masukan dari level bawah juga dipertimbangkan. Prosesnya tidak
hanya berkonsentrasi pada formulasi strategi, namun juga diperhatikan secara
seksama proses implementasinya. Karena berdasarkan pengalaman dengan
menggunakan strategic planning, perusahaan sering kali tidak mencapai tujuannya
karena ternyata strategi yang diformulasikan tersebut tidak diimplementasikan
secara efektif. Menurut penelitian Kiechel di dalam Kaplan & Norton (2001),
ternyata kurang dari 10% strategi yang diformulasikan dapat diimplementasikan
secara efektif. Ini berarti lebih dari 90% perusahaan secara konsisten gagal
mengeksekusi strateginya secara efektif. Charan & Colvin dalam Kaplan & Norton
(2001) menunjukkan bahwa setidaknya 70% perusahaan yang menghadapi
masalah, ternyata permasalahan sesungguhnya bukanlah strategi yang buruk,
melainkan eksekusi (implementasi) yang buruk. Padahal, ada penelitian lain yang
dilakukan oleh Pfeffer & Sutton di dalam Kaplan & Norton (2001) yang
menyebutkan bahwa perusahaan dapat mengeluarkan kurang lebih US$ 100 milyar
untuk konsultasi dan pelatihan manajemen yang ditujukan untuk menciptakan
strategi yang brilian. Dengan demikian, manajemen stratejik tidak hanya mencakup
proses formulasi saja, namun juga proses implementasinya.
6. Manajemen Strategik dan Kebijakan Bisnis
Manajemen Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi
lingkungan (internal dan eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi,
pemantauan dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri
dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan
kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT
ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi) untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti:
a. Masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan modal,
biaya peralih-an pemasok, akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan
lainnya;
b. Ancaman produk peng-ganti (biaya/harga);
c. Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan);
d. Kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan);

Dalam proses manajemen strategik diperlukan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan


penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan (target/standar) sebagai
jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah disusun menurut tingkatannya
(korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan pada muatan, konsis-tensi dan
keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses pengambilan keputusan organisasi untuk
jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi dengan berbagai bentuknya (sederhana,
fungsional, divisional, matriks, unit bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian
tujuan dari kebijakan yang dibuat.
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work)
untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan
dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir
secara strategik.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif
yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategik, yaitu:
a. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
b. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
c. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
d. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan
yang semakin beresiko.
e. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk
mencegah munculnya masalah di masa datang.
f. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi
mereka pada tahap pelaksanaannya.
g. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurang

Sehingga terkait hal tersebut, dalam bisnis pun memiliki manajemen atau kebijakan
tertentu. Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit
bisnis. strategi bisnis merupakan istilah yang umum untuk menunjukkan bagaimana sebuah
unit usaha merencanakan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak pada
bidang usaha yang sama. Di dalam strategi tingkat ini yamh ditujukan adalah bagaimana
cara bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebainya
didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter:

Lima Kekuatan Kompetitif Porter Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5


kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup:

a. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa


kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan
tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang
mengitarinya.
b. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam
suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau
mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga
pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika
harga jual produk naik maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan
produk akan menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk,
maka kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi
kepuasan konsumen.
c. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk
dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam
ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi
perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas
(harganya tidak mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen)
tidak akan membeli produk perusahaan.
d. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional
mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki
kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti
disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil
dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
e. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras
mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan
objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa
yang dapat memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan
persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan
mulai dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan,
harga murah atau diskon.
Referensi :

Strategic Management.https://noblegrey.id/strategic-management/

Manajemen Strategis: Pengertian, Tujuan, Proses, dan Manfaatnya Dalam


Bisnis.https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-manajemen-strategis/

Huda,Anam.dkk.2018.Pengantar Manajemen Startegik.JayapangusPress.Bali

Anda mungkin juga menyukai