Anda di halaman 1dari 9

D.

Pengertian Formulasi ( Perumusan ) Srategi


Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-
langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan
tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan
tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Morton (1996 : 17-22) mengatakan bahwa ada keterikatan yang saling menunjang antara
Struktur Organisasi & Budaya Perusahaan, Teknologi, Peran Individu, Struktur Organisasi
dan Proses Manajemen yang dipengaruhi oleh Lingkungan Sosio-Ekonomis External dan
Lingkungan Teknologi External dalam metodologi pembentukan Strategi Formulasi seperti
digambarkan dalam gambar berikut:

Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan sebagai berikut :

1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada masa depan. Tentukan
misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2. Lakukan analisis lingkungan intern dan ekstern untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam menjalani
misi dan meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
3. Rumuskan faktor-faktor penting ukuran keberhasilan (key succes factors) sesuai dengan
perubahan lingkungan yang dihadapi.

Tentukan tujuan dan target terukur, identifikasi dan evaluasi alternatif strategi dan
rumuskan strategi terpilih untuk mencapai tujuan dan ukuran keberhasilan. Dalam tahap ini
penyusun strategi harus melakukan analisis terhadap opsi yang dimiliki perusahaan dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dengan fakta ekstern yang dihadapi.
Tentukan strategic option yang paling dikehendaki diantara opsi yang ada sesuai dengan
misi organisasi. Tentukan tujuan yang bersifat jangka panjang dan strategi utama untuk
mencapai opsi yang paling dikehendaki. Tentukan target tahunan dan strategi jangka pendek
yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama.
Formulasi Strategi, meliputi pengembangan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal, mengukur dan menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
tujuan jangka panjang, mengumpulkan alternatif, serta memilih strategi-strategi khusus yang
akan diberlakukan untuk kasus-kasus tertentu.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan strategi adalah:
a) Perumusan strategi adalah memposisikan kekuatan sebelum dilakukan tindakan;
b) Berfokus pada efektivitas;
c) Lebih merupakan proses intelektual;
d) Membutuhkan keahlian intuitif dan analisis yang tajam; dan
e) Membutuhkan koordinasi diantara beberapa individu.

E. Pemilihan Strategi
Pemilihan strategi adalah proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif-alternatif
strategi yang akan dipakai dan diterapkan guna mencapai tujuan perusahaan secara baik baik
dan efisien. Keputusan pemilihan strategi dibuat dengan mempertimbangkan lima faktor
pemilihan yaitu :
1. Persepsi manajerial terhadap ketergantungan eksternal.
2. Sikap manajerial dalam menghadapi resiko.
3. Kesadaran manajerial terhadap strategi-strategi perusahaan dimasa lampau.
4. Hubungan kekuatan manajerial dan struktur organisasi.
5. Pengaruh manajemen tingkat bawah pada pemilihan strategi.

Beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih oleh manager sebagai berikut :
1. Strategi Stabilitas (Stability Strategy)
Strategi ini menyarankan perusahaan untuk melanjutkan strategi yang sebelumnya
telah dikerjakan. Dengan kata lain, strategi ini sifatnya merupakan upaya untuk mencapai
hasil yang besarnya atau prosentase peningkatannya sama dengan waktu-waktu yang
lalu. Demikian pula bentuk-bentuk produk dan jasa yang dihasilkan serupa dengan
waktu-waktu sebelumnya. Beberapa alasan dan situasi yang memungkinkan mengapa
perusahaan memilih strategi ini adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan dalam industri tahap kedewasaan
b. Perusahaan telah berhasil atau sukses
c. Lingkungan perusahaan relatif stabil
d. Strategi stabilitastidak terlalu berisiko, karena manajemen tidak banyak melakukan
perubahan strategi dalam menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik seperti tahun-tahun sebelumnya
e. Manajemen perusahaan yang telah matang, cenderung berhati-hati memilih waktu
untuk menentukan kapan harus memasuki pasar, dan hanya bila dalam keadaan luar
biasa manajemen akan merubah strateginya. Manajemen lebih memilih mengerjakan
strategi yang sudah ada dan tidak mau memikirkan alternatif lainnya. Manajemen
lebih memilih tindakan menunggu dan melihat (wait and see).
f. Ada pemikiran dari manajemen bahwa bila terlalu banyak ekspansi dapat mengarah
ke inefisiensi biaya.
2. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
Strategi pertumbuhan selalu diminati oleh manajemen perusahaan karena masih
berlaku anggapan bahwa perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang selalu terus
berkembang. Anggapan tersebut diatas tidak salah apabila perkembangan yang terjadi
memang didukung oleh kondisi keuangan perusahaan yang baik, kualitas produk atau
jasa yang prima, pasar yang menunjang dan perekonomian yang juga mendukung untuk
berkembang serta kemampuan manajemen dalam menguasai bidangnya.
Strategi pertumbuhan digunakan oleh suatu perusahaan apabila perusahaan memiliki
tujuan yang lebih tinggi pada masa yang akan datang dibandingkan dengan perhitungan
atau ramalan pada masa lalu dan perusahaan ingin memusatkan keputusan strateginya
pada peningkatan prestasi fungsional. Strategi pertumbuhan ini dapat berupa :
a) Internal Growth
Dalam pertumbuhan internal ini terdapat beberapa penekanan oleh perusahaan yaitu
dengan meningkatkan kekuatan perusahaan melalui penetrasi pasar (strategi ini efektif
untuk perusahaan dengan pangsa pasar rendah yang beroprasi dalam industri yang
berkembang pesat), ekspansi dengan memperluas daerah pemasaran, dan ekspansi
terhadap bentuk produk atau jasa yang dijual (perusahaan akan semaksimal mungkin
untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa).
b) Eksternal Growth
Strategi pertumbuhan eksternal dapat berupa diversifikasi produk dan integrasi yang
meliputi bentuk :
1) Vertikal Intergration, yaitu integrasi penggabungan perusahaan yang menghasilkan
produk terkait dari bahan baku sampai menjadi produk yang paling akhir.
2) Horizontal Integration, yaitu integrasi yang menggabungkan perusahaan dengan
hasil produk serupa dan dalam industri atau bisnis yang sama.
3) Concentric Merger,  adalah penggabungan perusahaan yang memiliki kesamaan
penanganan dalam unsur manajerialnya, seperti penggabungan perusahaan minuman
ringan dengan produsen bir, dimana mereka mempunyai kesamaan dalam pemasaran
dan saluran distribusinya.
4) Conglomerate Merger, yaitu penggabungan perusahaan dalam industri yang tidak
saling berhubungan produknya.

3. Strategi Penciutan (Retrenchment Strategy)


Strategi penciutan biasanya digunakan untuk perusahaan yang merasa perlunya uuntuk
mengurangi lini produk, pasar dan fungsi, serta ingin memusatkan keputusan strategi pada
peningkatan fungsional melalui pengurangan kegiatan dalam unit-unit yang mempunyai arus
kas negatif. Secara lebih rinci dapat disebutkan beberapa alasan penggunaan strategi
penciutan, yaitu :
a. Perusahaan tidak berjalan dengan baik
b. Perusahaan mendapat tekanan dari para pemegang saham, konsumen atau kalangan yang
berpengaruh lainnya untuk segera memperbaiki kinerjanya, karena ternyata perusahaan
tidak dapat mencapai tujuan berdasar strategi generik yang direncanakan.
c. Lingkungan tampak semakin mengancam, sedangkan kekuatan internal perusahaan tidak
mampu lagi mengatasi permasalahan tersebut.
d. Adanya peluang yang bagus dalam lingkungan usaha tidak dapat ditanggapi dengan baik,
padahal kekuatan perusahaan dapat digunakan untuk menangkap peluang tersebut.

Adapun bentuk strategi penciutan ini terdiri dari tiga macam yaitu :
1) Cutback and Turnaround
Strategi cutbackdapat berupa pengurangan biaya-biaya dan asset atau modal perusahaan.
Sedangkan strategi turnaround selalu dihubungkan dengan penggantian manajemen
puncak yang diharapkan dapat membawa perspektif baru dan mampu memperbaiki
kondisi perusahaan.
2) Divestiture
Strategi ini merupakan bentuk pelepasan sebagian perusahaan akibat strategi cutback
atau turnaround tetap tidak dapat menanggulangi permasalahan perusahaan.
3) Liquidation
Merupakan strategi perusahaan dimana manajemen perusahaan tersebut mengakui
adanya kebangkrutan perusahaan sehingga perusahaan terpaksa menjual assetnya untuk
menutupi kewajiban-kewajibannya.
   
4. Strategi Kombinasi (Combination Strategy)
Untuk mendapatka hasil keuntungan yang maksimal tidak jarang perusahaan melakukan
diversifikasi produksinya dan menetapkan lebih dari satu strategi dasar (grand strategy).
Penerapan lebih dari satu strategi ini disebut strategi kombinasi. Implementasi strategi yang
berbeda tersebut dapat dalam periode waktu yang bersamaan atau dalam jangka waktu
berbeda namun berkesinambungan. Strategi ini dilakukan oleh perusahaan yang menghadapi
lingkungan dimana faktor-faktor lingkungan tersebut berbeda dalam tingkat yang berlainan,
sedangkan perusahaan yang bersangkutan memiliki produk-produk yang mengalami siklus
kehidupan produk yang berbeda-beda.
Apabila analisis didasarkan pada daya tarik bisnis dan posisi bisnis, maka beberapa
strategi yang dapat digunakan adalah :
a) Strategi Bertahan (Holding Strategy)
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan yang memiliki daya tarik bisnis maupun posisi
bisnis yang tinggi. Dalam posisi yang begitu kuat, perusahaan sebaiknya menempuh
strategi tetap bertahan dalam posisi sekarang dengan memaksimumkan laba yang berasal
dari suatu produk atau bisnis yang ada.
b) Strategi Penetrasi (Penetration Strategy)
Strategi penetrasi biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan yang memiliki posisi
bisnis yang sedang, tetapi menghadapi daya tarik bisnis yang kuat atau akan menjadi
kuat. Kedudukan perusahaan seperti ini menghadapi pilihan strategi yang sulit
mengingat perlunya investasi yang cukup besar dan penuh resiko agar dapat menuju ke
arah posisi bisnis yang kuat dengan potensi perolehan laba yang cukup besar.
c) Strategi Penguatan (Strengthening Strategy)
Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki posisi bisnis yang
lemah, tetapi menghadapi daya tarik bisnis yang tinggi atau akan menjadi tinggi. Pada
strategi ini diperlukan investasi yang besar dalam pemasaran produknya, demikian pula
resiko besar akan tetap dihadapi.
d) Strategi Pengurangan (Harvesting Strategy)
Suatu perusahaan yang bisnis atau produknya menghadapi daya tarik bisnis yang
rendah atau sedang (kurang menarik), dan posisi bisnis yang kuat, sebaiknya memilih
strategi pengurangan pangsa pasarnya dengan memaksimumkan pendapatan.
e) Strategi Pelepasan atau Penarikan (Divestment or Withdrawel Strategy)
Suatu perusahaan yang mempunyai tingkat posisi bisnis yang rendah atau cenderung
rendah, biasanya akan terpaksa menempuh strategi pelepasan atau penarikan. Produk-
produk yang akan dilepas atau ditarik hendaknya dipilih produk-produk yang tidak
menguntungkan. Sebaiknya dicari alternatif produk atau bisnis yang mungkin dilakukan
dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbataskan.

Adapun tiga strategi bisnis umum seperti yang dikemukakan oleh Michael E. Porter,
yaitu Cost Lidership, Differentiation dan Focus. Penjelasan ketiga strategi bisnis umum
tersebut adalah :
a. Cost Leadership
Strategi ini mengusahakan agar perusahaan dapat memproduksi barang atau jasa dengan
biaya rendah dibandingkan dengan pesaingnya tanpa mengabaikan faktor kualitas, faktor
pelayanan dan faktor-faktor penting lainnya.
b. Differentiation
Strategi ini memusatkan pada penciptaan karakteristik khusus dari produk sehingga
berbeda dengan produk para pesaingnya. Keunikan ini akan dirasakan oleh keseluruhan
industri.
c. Focus
Strategi focus dilakukan dengan memusatkan pemasaran pada kelompok pembeli, pangsa
pasar, produk atau daerah geografis tertentu dengan harapan dapat melayani kebutuhan
target tertentu dengan lebih baik dan biaya lebih rendah dibandingkan para pesaingnya.

Memilih Strategi dalam mendekati situasi perubahan organisasi, manajer secara eksplisit
maupun implisit membuat membuat pilihan strategis berdasarkan kecepatan usaha, jumlah
sebelum perencanaan, keterlibatan yang lain dan penekanan yang mereka berikan pada
pendekatan yang bereda. Usaha perubahan yang sukses telihat dimana kedua pilihan ini
secara internal konsisten dan cocok dengan variable stuasi kunci.
Renald Kasali dalam bukunya “Change!” (2005) membagi strategi perubahan itu menjadi
dua, yaitu peruahan incremental dan perubahan radikal. Perubahan Icremental merupakan
perubahan yang secara kontinue dilakukan oleh organisasi untuk memelihara keseimbangan
organisasi. Sedangkan perubahan radikal cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan
organisasi.
Adapun pilihan strategi tersedia seperti pada exhibit II. Ada dua pilihan; ada cara cepat
dan ada cara lambat (Kotter and Schlesinger, 2008). Cara cepat membutuhkan implementasi
yang sangat cepat, perencanaan aksi yang jelas, dan sedikit melibatkan orang lain. Sedangkan
cara yang lambat, strategi ini membutuhkan proses perubahan yang lebih lambat,
perencanaan kurang jelas, dan melibatkan banyak orang.

Gambar 2.1 Rangkaian Strategi Menurut Kotter and Schlesinger, 2008

Faktor situasi. Tentu saja strategi di atas bergantung pada empat faktor:

1. Jumlah dan jenis penolakan yang diantisipasi.


2. Posisi inisiator perubahan vis-a-vis dengan dengan penolak, khususnya berkenaan
dengan kekuasaan.
3. Orang yang memiliki data yang relevan untuk merancang perubahan dan memiliki
energy untuk mengimplementasikannya.
4. Para pemangku kepentingan terlibat.

F. Permasalahan dalam Implementasi Perubahan


Seperti dikutip Hunger (1995) terhadap hasil survei terhadap 93 perusahaan yang masuk
daftar Fortune 500 menunjukkan bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan tersebut
menemui 10 macam problem ketika mengimplementasikan sebuah strategi perubahan.
Berikut adalah kesepuluh problem tersebut yang didasarkan dengan tingkat frekuensi
kejadian:

1. Implementasi berjalan lebih lambat dibanding dengan perencanaan awalnya;


2. Munculnya berbagai masalah yang tidak terduga;
3. Koordinasi dalam implementasi tersebut tidak efektif dan efisien;
4. Perusahaan memberi perhatian yang berlebihan terhadap aktivitas persaingan dan
penanganan krisis sehingga kurang memperhatikan implementasi yang harus dijalankan;
5. Kemampuan SDM yang terlibat dalam implementasi strategi kurang;
6. Pendidikan dan pelatihan SDM di tingkat bawah kurang memadai;
7. Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal;
8. Kualitas kepemimpinan dan pengarahan dari para manajer departemen kurang memadai;
9. Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci; dan
10. Pemantauan aktivitas oleh sistem informasi yang dimiliki perusahaan kurang memadai
dan kurang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2015. Makalah Strategi Perubahan Sosial. Diakses pada:


https://baharbtp.blogspot.com/2015/06/makalah-strategi-perubahan-sosial.html, pada
tanggal 1 Mei 2020, pukul 14.45 WIB
Djadja. 2012. Formulasi Strategi: Jaminan Menuju “Kemenangan” Manajemen. Diakses
pada: https://djadja.wordpress.com/2012/04/06/formulasi-strategi-jaminan-menuju-
kemenangan-manajemen/, pada tanggal 1 Mei 2020, pukul 23.23 WIB
Kasali, Rhenald. 2005. Change!: Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Jalani,
Putar Arah Sekarang Juga (Manajemen Perubahan dan Manajemen Harapan).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Shidiq, Maz. 2015. Formulasi Analisis Dan Implementasi Strategi. Diakses pada:
https://mashidiq.blogspot.com/2015/05/formulasi-analisis-dan-implementasi.html,
pada tanggal 1 Mei 2020, pukul 14.51 WIB
Wheelen, Thomas L; Hunger, J. David Reading, Addison – Wesley, 1998.Strategic
Manageent and Business Policy : Entering 21 Century Global Society.

Anda mungkin juga menyukai