Anda di halaman 1dari 38

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KELAUTAN DAN

PERTANIAN
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
Dosen Pengampu: Andreas Handjoko Permana

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Alwan Fauzan Aziz 1103618058
Komala 1103618011
M. Fikri Ardhana P. 11036180
Rafidah 1103618082

Manajemen Pendidikan 2018 B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan
Teknologi Kelautan dan Pertanian” . Kami menyadari selesainya makalah ini
tidak lepasdari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu kami menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
1. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
2. Teman-teman sekelas MP 2018 B yang membantu dan mendukung kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Ilmu Alamiah Dasar dan
memberikan manfaat bagi pembaca khususnya untuk kami sendiri. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya civitas akademika
Universitas Negeri Jakarta.

Jakarta, 1 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Pengertian Teknologi kelautan lokal ............................................................ 6
B. Perkembangan teknologi penangkapan ikan ................................................ 7
C. Jenis-Jenis Alat Tangkap Ikan ..................................................................... 8
D. Penangkapan Ikan di Indonesia .................................................................. 15
E. Teknologi IPTEK INDERAJA untuk penangkapan ikan .......................... 16
F. Alat Pendukung dalam Penggunaan IPTEK pada Penangkapan Ikan ....... 19
G. Alat Bantu Penangkapan Ikan .................................................................... 21
H. Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap ........................................... 22
I. Pengertian Teknologi Pertanian ................................................................. 23
J. Perkembangan Teknologi Pertanian di Indonesia ...................................... 26
K. Alat pendukung Penggunaan IPTEK pada Pertanian ................................ 29
BAB III ................................................................................................................. 37
PENUTUP ............................................................................................................. 37
A. Kesimpulan ................................................................................................ 37
B. Saran ........................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang dua pertiga dari wilayahnya berupa
perairan yang sangat luas, dengan dikatakannya bahwa perairan Indonesia
memiliki potensi kekayaan sumber daya akan hayati dan non hayati yang
sedemikian besar. Teknologi dan penelitian ilmiah di sector kelautan kita
masih tertinggal. Minimnya dana dan fasilitas menjadi hambatan dan
permasalahan yang timbul bukan pada kemampuan peneliti,tetapi lebih pada
lemahnya semangat dari keinginan kuat para peneliti menghasilkan teknologi
yang bermanfaat bagi orang lain.
Dalam pengembangan IPTEK memang tidak bisa instan atau langsung
membuahkan hasil, sehingga memang membutuhkan proses dan waktu yang
sangat lama. Dalam IPTEK kelautan, Indonesia masih sangat tertinggal,
karena dengan wilayah laut Indonesia yang sedemikian luas, tidak sebanding
dengan dukungan terhadap fasilitas penelitian kelautan yang masih minim.
Oleh karena itulah perlu dikembangkan teknologi kelautan yang dapat
membantu dalam pemanfaatan sumberdaya laut yang begituh berlimpah.
Indonesia juga merupkana negara agraris yang memiliki sumber daya
alam yang melimpah khususnya dalam bidang pertanian. Begitu pesatnya
perkembangan teknologi di dunia ini, begitu pula perkembangan teknologi
dalam bidang pertanian. Pada zaman sekarang sudah banyak alat modern yang
digunkan dalam bidang pertanian. Selain untuk menghemat energi manusia,
penggunaan teknologi ini juga untuk mengefisienkanwaktu penanaman,
pemanenan dan kagiatan pertanian lainnya.

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan teknologi kelautan lokal?
2. Bagaimana perkembangan teknologi kelautan?
3. Apa saja jenis-jenis alat tangkap ikan?
4. Apa saja alat pendukung dalam penggunaan IPTEK pada penangkapan
ikan?
5. Bagaimana cara penanganan dan penyimpanan hasil tangkap?
6. Apa yang dimaksud dengan teknologi pertanian?
7. Bagaimana perkembangan teknologi pertanian di Indonesia?
8. Apa saja alat pendukung penggunaan IPTEK pada pertanian?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
2. Untuk memberi pengetahuan lebih kepada para pembaca mengenai
Perkembangan Teknologi Kelautan dan Pertanian

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah agar kami dapat menambah
wawasan dan memahami tentang “Perkembangan Teknologi Kelautan dan
Pertanian” serta bahan diskusi kelompok, teman-teman sekelas, dan dosen.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi kelautan lokal


Teknologi kelautan didefinisikan oleh WEGEMT (sebuah asosiasi
Eropa dari 40 universitas di 17 negara) sebagai "teknologi untuk penggunaan
yang aman, eksploitasi, perlindungan, dan intervensi dalam, lingkungan laut."
Dalam hal ini, menurut WEGEMT, teknologi yang terlibat dalam teknologi
kelautan adalah sebagai berikut: arsitektur angkatan laut, teknik kelautan,
desain kapal, pembangunan kapal dan operasi kapal; eksplorasi, eksploitasi,
dan produksi minyak dan gas; hidrodinamika, navigasi, dukungan permukaan
dan sub-permukaan laut, teknologi dan rekayasa bawah air; sumber daya laut
(termasuk sumber daya laut yang terbarukan dan tidak terbarukan); logistik
transportasi dan ekonomi; pengiriman darat, pesisir, laut pendek dan laut
dalam; perlindungan lingkungan laut; kenyamanan dan keamanan.1
Teknologi kelautan adalah teknologi memanfaatkan kekayaan sumber
daya yang dimiliki untuk menyejahterakan rakyat yang diimbangi dengan
upaya menjaga keberlanjutannya dengan mematuhi kaidah-kaidah ekologis.
Teknologi yang dikembangkan perlu menjaga keseimbangan antara
kepentingan ekonomi dengan kearifan ekologi.
Ragam teknologi berasas keseimbangan ekonomi-ekologi yang perlu
dikuasai mencakup :
a. Teknologi penangkapan ikan,budidaya ikan dan biota laut,serta teknologi
pengolahannya
b. Bioteknologi untuk memanfaatkan biodiversitas sebagai sumber bahan
baku industri dan untuk program pemuliaan tanaman beserta ikan atau
biota laut lainnya

1
wegemt.org.uk. Marine Technology A Definition Archived 2012-03-24 at
the Wayback Machine, 2014

6
7

c. Teknologi eksplorasi dan eksploitasi migas, bahan diversi tambang lainnya


dan sumberdaya energi terbarukan Teknologi konservasi sumberdaya
kelautan,yang dapat juga dilebarkan cakupannya pada potensi
pengelolaannya untuk pariwisata bahari

B. Perkembangan teknologi penangkapan ikan


1. Zaman Pra Sejarah
Penangkapan ikan memenuhi kebutuhan sendiri, dipantai atau
perairan dangkal, teknologi rendah, bahkan hanya menggunakan tangan.
Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia neanderthal
(neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan, dengan
menggunakan tangan kemudian profesi ini berkembang dengan perlahan-
lahan dengan menggunakan berbagai alat yang masih sangat tradisional
yang terbuat dari bahan seperti kayu, tulang, dan tanduk (Mallawa 2000).
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebudayaan,
manusia mulai bisa membuat perahu yang sangat sederhana seperti
sampan dan rakit. Perahu yang dibuat pada saat itu masih sangat
sederhana, seperti sampan yang ada seperti sekarang. Bangsa di Eropa
membuat perahu sekitar 8.300 tahun yang lalu, dengan ukuran panjang 3
meter yang berada di Netherland.
2. Zaman sekarang
Penangkapan ikan dengan menggunakan teknologi modern, dengan
tujuan komersial dengan modal yang besar. Setelah ditemukan mesin
uap (Steam engine) oleh James Watt pada tahun 1769 maka penangkapan
ikan ikut berkembang. Mesin-mesin tersebut tidak hanya digunkan
menggerakkan kapal, tetapi pada tahun 1860 mesin-mesin tersebut
digunakan pula untuk menarik berbagai jenis alat tangkap seperti jaring,
long line (Sahrhange and Lundbeck, 1991). Mekanisme penangkapan ikan
dimulai pada abad 19,mengganti layar dengan mesin uap dan pada akhir
abad tersebut sudah menggunakan tenaga penggerak motor. Pada abad ke-
20 dan memasuki abad ke-21 berbagai negara telah berlomba dalam
8

melakukan modernisasi teknologi penangkapan. Beberapa negara Eropa


seperti Polandai, belanda, Inggris, Swedia, Perancis, dan sebagainya
merupakan contoh negara yang telah maju dalam bidang penangkapan. 2
Penangkapan ikan pada abad 20 berkembang pesat sesuai dengan
perkembangan pengetahuan manusia,diantaranya:
1) Pembuatan alat tangkap ikan sudah menggunakan pabrik
2) Penangkapan ikan dengan peralatan yang otomatis (menggunakan
komputer)
3) Menggantikan serat alami dengan serat sintesis yang lebih kuat dan
lebih mudah memproduksi secara masal.3

C. Jenis-Jenis Alat Tangkap Ikan


Pada umumnya alat tangkap ikan dapat dibedakan dari segi
kemampuan permodalan, jangkauan area penangkapan dan jenis alat tangkap
yang digunakan. Jumlah alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan
Indonesia diperkirakan mencapai 250 jenis, 90% diantaranya merupakan alat
tangkap ikan tradisional, dan sisanya dapat digolongkan sebagai alat tangkap
semi modern atau modern,
Secara umum jenis alat tangkap ikan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Penangkapan ikan dengan tanpa melukai
Berbagai metoda yang dapat digunakan dalam memanen rumput laut dan
tumbuhan air lainnya dengan alat yang beraneka ragam bentuknya,
mengangkat biota laut berbadan lembut dan lembek (sponge, sea urchin,
sea cucumber, mussel, snail) memerlukan alat yang mampu
menggenggam, memilin, menjepit, dan menggaruk.
a. Memanfaatkan alat pengunci, pemilin (wrenching gear)

2
Faizal Rachman. “Sejarah Perkembangan Penangkapan Ikan”.diakses dari
http://kanalpengetahuan.faperta.ugm.ac.id/2017/10/26/sejarah-perkembangan-penangkapan-ikan-
faizal rachman-m-sc/, diakses pada 01 desember 2019 pukul 17:20
3
Betty Zelda Siahaan,Sondang Nurseide Sihombing,Ratna Dewi Wulaningsih,Raihanati,Dian
Alfia Purwandari,dan Ade Suryanda, Bahan ajar ilmu kealaman dasar,UPT MKU
UNJ,Jakarta,2019, hlm.120.
9

Alat yang digunakan untuk memilin, melilit rumputan laut yang


berjumlah banyak. Alat ini dioperasikan dari atas (permukaan) dengan
memutarnya pada gerombolan rumputan laut, dan rumputan laut akan
tersangkut atau terbelit pada alat. Untuk melepasnya menggunakan
pisau. Panjang tangkal alat ini antara 5-6 meter, umumnya terbuat dari
batangan bamboo kayu.
b. Menangkap ikan dengan tangan
Menangkap ikan dengan tangan dapat digunakan pada perairan
dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan
tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa
menggunakan tongkat pancing tetapi tetap menggunakan rol pancing
dan senar atau biasa disebut mincing tangan. Pada perairan laut
mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan
dengan cara menyelam.

2. Penangkapan dengan alat yang melukai


a. Tombak
Menangkap ikan dengan cara menombak lebih mudah daripada
dengan tangan dan cara ini sudah digunakan sejak lama oleh manusia.
Ujung tombak dibuat sedemikian rupa seperti pada mata kail agar ikan
yang tertangkap tidak dapat lepas dari mata tombak.
Tombak yang dipakai dapat bermacam-macam bentuk, dari yang
mempunyai gagang pendek hingga yang panjang dan biasanya
bercabang tiga diujungnya (semacam trisula), atau dapat pula hanya
bermata satu. Alat penangkap ini terdiri dari batang kayu
(kayu,bamboo) dengan ujungnya berkait balik (mata tombak) dan tali
penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali penariknya nelayan
kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk
mengambil hasil tangkapan.
Menangkap ikan dengan cara ini diharuskan menggunakan perahu
dengan cara mengejar ikan yang sedang diburu. Harpun adalah alat
10

penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjang yang diikatkan
pada mata tombak, penggunaannya tidak saja pada perikanan skala
kecil tapi sudah bayak yang berskala besar terutama pada
penangkapan ikan laut.

b. Fish Plummets
Apabila tombak hanya mampu digunakan pada perairan yang sangat
dangkal, maka untuk menangkap ikan di perairan yang lebih dalam
lagi menggunakan fish plummets. Metode yang digunakan sama
dengan metode menombak bedanya tangkai tombak diganti dengan
seutas tali dengan panjang di sesuaikan dengan kedalaman perairan.

3. Penangkapan dengan Memabukkan atau Pembiusan


a. Cara mekanik, dinamik dan bom plastik
Peledakan kadang menggunakan dinamit atau bahan peledak
lainnya. Cara ini dilarang karena tidak ramah lingkungan, merusak
kelestarian alam, juga dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang
dan habitat ikan.
Penggunaan ledakan ini tidak melukai ikan, kecuali yang
terkena ledakan langsung tapi meledakkan kantong udaranya.
Hasilnya ikan akan pingsan sementara kemudian tenggelam ke dasar
laut dan bila tidak tertangkap ikan akan sadar dan melarikan diri
dengan luka dalam, dan akan mati beberapa waktu kemudian, dan juga
penggunakan bahan peledak ini dapat merusak terumbu karang juga.
b. Cara kimiawi, potas, rotenon
Teknik ini dilarang dan dapat menyebabkan hancurnya
terumbu karang karena racun tersebut. Biasanya menggunakan
barbasco, sianida atau potassium dengan tujuan membuat ikan
menjadi lemas namun banyak juga yang mati. Pengaruh potas dalam
kerusakan terumbu karang : Dalnam air laut, potas akan terurai
menjadi sodium dan ion potassium. Pada manusia, potas dapat
11

menghentikan transportasi hemogoblin, begitu pula pada ikan. Bila air


pada ikan tercemar oleh potas, maka suplai oksigen pada ikan semakin
berkurang dan menyebabkan ikan tersebut pingsan. Sehingga tidak
berapa lama mereka kembali menyelam, dan tinggal mengikuti ikan
ikan yang pingsan. Penyemprotan potas berulang kali pada terumbu
karang juga menyebabkan terjadinya pemutihan dan kematian
terumbu karang. Setiap penyemprotan potas akan menjangkau area
terumbu karang seluas 4 x 4 meter. Lama kelamaan terumbu karang
akan mati. tak ada ikan lagi, karena ikan ikan membutuhkan terumbu
karang sebagai rumah dan habitatnya.
c. Cara elektrik pada ikan air tawar
Menyetrum lebih efektif di perairan air tawar seperti sungai,
tambak atau kolam. Biasanya menggunakan tongkat yang pada
ujungnya disambung ke alat penghasil listrik seperti baterai, aki mobil
atau generator listrik. Teknik ini juga tidak diperbolehkan terutama
untuk penangkapan ikan laut karena dapat berpengaruh dan merusak
terumbu karang.

4. Penangkapan Ikan dengan Pancing menggunakan Umpan


Pada saat ini cara menangkap ikan paling favorit dan praktis serta
dapat dilakukan secara sendirian ialah dengan menggunakan tali pancing
yang disebut juga senar. Pada ujung senar dipasang satu atau lebih mata
kail yang mana setiap mata kail diberi umpan hidup ataupun umpan tiruan.
Menangkap ikan dengan cara ini dapat dilakukan di pinggir sungai,
danau, tepi laut, atau bahkan di tengah laut dengan menggunakan perahu.
Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen
utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing
berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan.
Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan
yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari
dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan
12

jenis nya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole),
pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara
pengoperasiannya bias di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari
belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan,
maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif
dan sangan selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai tetap,
pancing tonda dll.
a. Rawai Tuna (tuna longline)
Rawai tuna atau tuna longline adalah alat penangkap tuna yang
paling efektif. Rawai tuna merupakan rangkaian sejumlah pancing
yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner biasanya
mengoperasikan 1.000 – 2.000 mata pancing untuk sekali turun.
b. Huhate (pole and line)
Huhate khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran
jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate dioperasikan
sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar
kapal, alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan mengejar gerombolan
ikan setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan
pemancingan.
c. Pancing Tonda (trolling line)
Pancing Tonda (trolling line) adalah pancing yang diberi tali
panjang dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan
segar atau umpan palsu, karena adanya tarikan maka umpan akan
bergerak di dalam air sehingga dapat merangsang ikan buas untuk
menyambarnya. Pengoperasian Pancing Tonda memerlukan
perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan yang
akan ditangkap, biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2-6 knot
tergantung dari jenisnya.
d. Pancing tangan
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan
dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan
13

tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa


menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol
pancing dan senar atau biasa disebut mincing tangan.
e. Pancing tetap (bottom long line atau set long line)
Pancing dipasang didasar perairan serta tetap dalam jangka
waktu tertentu yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan ikan
demersal yang dilengkapi dengan pemberat atau jangkar.
f. Pancing hanyut (dript long line)
Dioperasikannya secara hanyut biasanya digunakan untuk
menangkap ikan-ikan pelagis.

5. Penangkapan dengan Perangkap


Pengertian perangkap (trap) dalam penangkapan ikan adalah
dimana ikan yang diinginkan memasuki, mendekati ruang penangkapan
(catching chambers) atau alat penangkapan (catching gear) sehingga ikan
sulit atau tidak dapat lolos sama sekali. Ikan masuk ke dalam perangkap
dengan cara tidak sengaja atau dengan kemauan sendiri, mungkin saat
sedang mencara tempat berlindung, terpikat oleh adanya umpan, ditakut-
takuti, atau sengaja digiring oleh suatu alat atau manusia.

6. Penangkapan dengan Jaring


Dilakukan dengan cara menyerok dengan jarring atau menebar jala
yang kemudian diangkat atau dengan memasang jala dengan cara ditunggu
selama beberapa waktu tertentu lalu kemudian jala baru diangkat atau bias
juga jala diturunkan ke laut dengan perahu dan berjalan perlahan
membentuk suatu lingkaran.
Cara ini dapat dilakukan di air tawar ataupun di laut, jika di laut
cara ini biasanya untuk menangkap udang, ikan kecil atau cumi-cumi. Dan
biasanya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat
penerangan untuk menarik hewan-hewan tersebut, jala yang digunakan
diletakkan pada bangunan bambu.
14

 Penangkapan ikan dengan jaring angkat, alat penangkapan ikan


berbentuk lembaran jarring persegipanjang atau bujur sangkar yang
direntangkan atau dibentangkan dengan menggunakan kerangka dari
batang kayu atau bamboo (bingkai kantong jarring) sehingga jarring
angkat membentuk kantong.
 Penangkapan ikan dengan jaring berjala yang lebar, ditebarkan ke
dalam air lalu dalam beberapa saat diangkat.
 Penangkapan ikan dengan jaring lingkar, adalah jenis jaring penangkap
ikan berbentuk empat persegi panjang atau trapezium, dilengkapi
dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada
bagian bawah jaring, sehingga dengan menarik tali kolor bagian bawah
jaring dapat dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung di
dalam jaring.
 Penangkapan ikan dengan penggiringan, proses ini dengan cara
menaburkan umpan ikan ke dalam air lalu melihat kumpulan ikan di
giring kea rah umpan ikan setelah itu nelayan bebas menangkap ikan
dengan menggunakan pancing atau jaring.
 Penangkapan ikan dengan alat ditebarkan, penangkapan dengan
menebarkan sesuatu dari atas juga demikian, menebarkan umpan-
umpan hidup ke air lalu menyemprotkan air ke dalam air laut, dengan
proses ini ikan akan berkumpul dan nelayan memancing.
 Penangkapan dengan jaring insang, jaring insang adalah jaring
berbentuk empat persegi panjang, mata jaring berukuran sama
dilengkapi dengan pelampung bagian atas dan pemberat pada bagain
bawah jaring. Dioperasikan dengan tujuan menghadang gerombolan
ikan oleh nelayan secara pasif dengan ukuran mesh size. Alat
penangkap ini terdiri dari tingting dengan ukuran mata jaring, panjang,
dan lebar yang bervariasi. Dalam operasi biasanya terdiri dari beberapa
tinting jaring yang digabuung menjadi satu unit jaring yang panjang,
dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu
perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan
15

D. Penangkapan Ikan di Indonesia


1. Pukat Udang (Shrimp Trawl)
Pukat udang atau shrimp trawl adalah suatu jaring yang ditarik dibelakang
kapal berjalan menelusuri permukaan dasar perairan. Jaring dilengkapi
sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle
Excluder Device/TED, tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan
dasar yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya
boleh ditarik oleh satu kapal motor.
2. Pukat Ikan
Adalah suatu alat penangkapan yang dibuat dari jaring, yang terdiri dari
sayap dan kantong yang dalam pengoperasiannya dilakukan penggiringan
ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk ke bagian kantong yang telah
dipasang terlebih dahulu. Alat ini cenderung tidak destruktif dan tidak
merusak ekosistem, karena metode pengoperasiannya yang tidak sampai
merusak karang. Dinamakan pukat ikan karang karena tujuan utamanya
adalah menangkap jenis-jenis ikan karang.
3. Pukat Cincin / Jaring Lingkar
Adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang atau
trapezium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin
yang diikatkan pada bagian bawah jaring, sehingga bawah jaring dapat
dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung dalam jaring.
4. Pukat Kantong (Seine Net)
Adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yang terbuat dari jaring
dan terdiri dari 2 bagian sayap, badan dan lebih panjang dari pada bagian
sayap pukat Tarik. Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap berbagi
jenis ikaln pelagis, dan demersal, [ukat kantong terdiri dari paying, dogol,
dan pukat pantai.
5. Jarring Insang (Gillnet)
Adalah alat tangkap ikan berbentuk lembaran jaring empat persegu
panjang, yang dilengkapi dengan pelampung pemberat bagian bawah.
Besar mata jaring bervariasi disesuaikan dengan sasaran ikan yang akan
16

ditangkap, ikan tertangkap karena terjerat pada bagian insang lubang


penutup atau terpuntal pada mata jaring yang terdiri dari satu lapis, dua
lapis atau tiga lapis. Ada beberapa gill net yang mempunyai penguat
bawah sebagai pengganti pemberat, alat tangkap ini digunakan dengan
tujuan menghadang gerombolan ikan oleh nelayan secara pasif.
6. Jaring Angkat (Lift Net)
Adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembarang jaring persegi panjang
atau bujur sangkar yang direntangkan atau dibentangkan dengan
menggunakan kerangka dari batang kayu atau bamboo sehingga jaring
angkat membentuk kantong.
7. Pancing (Hook and Lines)
Adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari dua komponen utama yaitu
tali dan mata pancing. Setiap pancing menggunakan umpan atau tanpa
umpan, baik umpan alami ataupun umpan buatan. Alat penangkapan ikan
yang termasuk dalam klasifikasi pancing, yaitu rawaidan pancing
8. Perangkap (Traps)
Bubu termasuk alat perangkap berupa jebakan dan alat tangkap ini sifatnya
pasif. Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung,
mulut bubu berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat
masuk tapi tidak dapat keluar.
9. Alat pengumpul Rumput Laut (Sea Weed Colector)
Adalah alat yang digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan rumput
laut, terdriri dari pisau, sabit dan alat penggaruk. Pengumpulannya
dilakukan dengan menggunakan tangan dan pisau atau sabit sebagai alat
pemotong dan alat penggaruk sebagai alat pengumpul rumput laut.

E. Teknologi IPTEK INDERAJA untuk penangkapan ikan


Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi
tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek,
daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).
17

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh,


menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor
pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).
Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk
memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu
berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi (Lindgren, 1985).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
penginderaan jauh merupakan upaya memperoleh informasi tentang objek
dengan menggunakan alat yang disebut “sensor” (alat peraba), tanpa kontak
langsung dengan objek.Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh data dari jarak jauh
dengan menggunakan peralatan tertentu. Adapun IPTEK INDERAJA yang
digunakan untuk penangkapan ikan antara lain :
1. Satelit NOAA (National Ocean and Atmospheric Administration)
Satelit cuaca yang dioperasikan oleh National Ocean and
Atmospheric Administration (NOAA) Amerika. Menurut orbit satelit
sateit NOAA bisa dibagi menjadi dua macam yaitu orbit geostasioner dan
orbit polar. Satelit NOAA dengan orbit geostasioner adalah satelit yang
memonitor belahan bumi bagian barat pada ketinggian 22.240 mil di atas
permukaan bumi, sedangkan satelit NOAA dengan orbit polar adalah
satelit yang memonitor bumi pada ketinggian 540 mil di atas permukaan
bumi (NOAA 2008).
AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) adalah
sensor radiasi yang bisa digunakan untuk menentukan tutupan awan dan
suhu permukaan. Sensor ini berupa radiometer yang menggunakan 6
detector yang merekam rediasi pada panjang gelombang yang berbeda-
beda. Data AVHRR terutama digunakan untuk peramalan cuaca harian
dan dapat diterapkan secara luas pada banyak lahan dan perairan. Data
AVHRR data digunakan untuk membuat Peta Suhu Permukaan Laut (Sea
18

Surface Temperature maps/SST Maps), dimana dapat digunakan untuk


prediksi daerah tangkapan ikan.

2. Satelit Sea Star yang membawa sensor SeaWIFs menghasilkan data


konsentrasi khlorofil yang berkaitan erat dengan konsentrasi plakton di
laut.

3. Satelit Feng Yun yang membawa sensor untuk mendeteksi suhu


permukaan laut dan konsentrasi khlorofil di laut. Pengukuran Kondisi atau
Faktor Oseanografi perairan dilakukan dengan cara

1) Pengukuran Suhu
Dengan menggunakan data dari satelit-satelit tersebut dapat
dilakukan pemetaan suhu permukaan laut (SPL) dan kandungan
khlorofil secara ner-real-time. Dari peta sebaran SPL dan khlorofil
tersebut dapat diperoleh informasi tentang fenomena oseanografi
khususnya thermal front dan upwelling yang merupakan indikator
daerah potensi penangkapan ikan.
2) ZPPI (Zona Potensi Penangkapan Ikan)
Identifikasi daerah potensi penangkapan ikan menggunakan
teknologi penginderaan jauh merupakan cara identifikasi tidak
langsung. Dari data penginderaan jauh dilakukan identifikasi
parameter-parameter oseanografi yang berkaitan erat dengan habitat
ikan atau daerah yang diduga potensial sebagai tempat berkumpulnya
ikan, seperti daerah terjadinya termal front atau upwelling. Parameter
lain yang sekarang dapat dideteksi dengan menggunakan teknologi
satelit penginderaan jauh adalah kesuburan perairan , yang sangat erat
hubungannya dengan daerah potensi berkumpulnya ikan. Zona potensi
ikan ditentukan dengan kombinasi data/peta sebaran suhu permukaan
laut,kandungan klorofil, pola arus laut, cuaca, serta karakter toleransi
biologis ikan terhadap suhu air. Dari hasil pengamatan secara
multitemporal dapat diketahui bahwa sebaran suhu permukaan laut di
wilayah perairan laut Indonesia berubah dengan cepat. Dengan
19

demikian pengamatan terhadap berbagai parameter oseanografi yang


berkaitan erat dengan lingkungan hidup ikan juga harus dilakukan
dengan frekuensi pengamatan yang cukup tinggi, minimal 4 kali
dalam sehari. Sebagai contoh, saat ini terdapat 3 seri satelit NOAA
yang sedang mengorbit di antariksa sehingga dalam sehari dapat
diperoleh data suatu wilayah sebanyak 12 kali/hari atau 12 lintasan.4

Dengan demikian, penggunaan teknologi penginderaan jauh satelit


(INDERAJA) khususnya satelit NOAA-AVHRR dipadu dengan data
oseanografi,data cuaca dan tingkah laku ikan,didukung dengan metode
pengolahan dan analisis yang teruji akurasinya, merupakan suatu alternatif yang
sangat tepat dalam mempercepat penyediaan informasi Zona potensi ikan harian
untuk keperluan inventarisasi dan evaluasi potensi kelautan. Suhu permukaan laut
merupakan parameter oseonografi dan sumberdaya hayati laut dan dinamikanya.
Pengamatan dan mentoring fenomena oseanografi dan sumberdaya hayati laut
mengharuskan penggunaan banyak data dalam selang waktu observasi tertentu
(harian, mingguan, bulanan, atau tahunan)5

F. Alat Pendukung dalam Penggunaan IPTEK pada Penangkapan Ikan


1. Fishfinder (Netsonde)

4
Anonim. Teknologi IPTEK INDERAJA untuk penangkapan ikan. diakses dari
http://blognyafares.blogspot.com/2016/02/teknologi-iptek-inderaja-untuk.html,pada 01 desember
2019
5
Betty Zelda Siahaan,Sondang Nurseide Sihombing, dkk, Op.Cit., 129.
20

Merupakan alat dengan frekuensi tinggi yang digunakan untuk


mencari kumpulan ikan pada lokasi yang ditunjukkan pada peta zona
potensi ikan. Alat ini menggunakan gelombang suara atau bunyi untuk
melihat benda di bawah air. Cara kerja alat ini yaitu dengan
mentransmisikan gelombang suara ke dasar laut dan menerima gema dari
dasar laut tersebut atau intervensi dari kumpulan ikan.
Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk mencari kumpulan
ikan, salah satunya adalah eco sounder (sonar) yang langsung
menunjukkan kedalaman air dan keberadaan ikan. Penggunaan sonar yang
lebih kompleks memungkinkan sinyal dikirimkan ke segala arah. Meliputi
area yang lebih luas. Kecepatan suara di air yaitu 1.500 m/detik,
sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340m/detik yang artinya
teknologi memancarkan sinyal ke dalam laut lebih efektif untuk
mendeteksi ikan atau benda yang ada di bawah air.

2. Global Positioning System (GPS)

GPS menyediakan informasi posisi dan waktu terus menerus di


berbagai tempat di bumi. Dengan GPS kita dapat mengetahui koordinat
lintang bujur, arah, dan kecepatan. GPS sangat bermanfaat untuk nelayan
untuk mengetahui posisi saat di laut, menentukan rute perjalanan,
menandai tempat-tempat penting seperti tempat yang banyak ikan, tempat
yang banyak ikan dan sebagainya.
21

3. Radio all band

Berfungsi sebagai alat komunikasi para nelayan ketika sedang


memancing di laut.

G. Alat Bantu Penangkapan Ikan


Disebut alat bantu penangkapan dikarenakan berguna untuk membantu
mengumpulkan kawanan ikan pada suatu tempat sebelum penangkapan
dilakukan.
Alat bantu penangkapan dikategorikan menjadi dua jenis yaitu (fish
aggregating device, fish lure) atau biasa disebut “rumpon” dan sinar lampu
(fish fishery). Perbedaan kedua alat bantu penangkapan tersebut adalah
ditinjau dari fungsinya. Rumpon dipergunakan untuk penangkapan siang hari,
sedangkan sinar lampu (fish fishery) dipergunakan penangkapan pada malam
hari terutama pada bulan gelap. Pada malam hari waktu bulan terang cahaya
sinar lampu kurang berperan artinya cahaya lampu tidak terpusat pada satu
titik dengan radius tertentu sehingga ikan tersebar atau tercerai berai. Rumpon
ditanam di dalam air, jadi bahan-bahan yang digunakan harus memilih bahan
yang tahan air.

(Rumpon) (Sinar Lampu)


22

H. Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap


Penanganan terhadap ikan segar yang tertangkap harus diperlakukan
dengan sebaik-baiknya sejak ditangkap sampai saat diterima oleh konsumen
dan pekerjaan tersebut dilakukan oleh para nelayan, pedagang, pengecer, dan
seterusnya hingga ke konsumen. Dalam menyimpan ikan yang baru ditangkap
terdapat dua cara yang dilakukan agar ikan tetap segar;
1. Pendinginan dengan menggunakan es
Pendinginan dengan menggunakan es dapat dilakukan sampai
sekitar 0 derajat celcius maka ikan dapat diperpanjang masa kesegarannya
antara 12-18 hari sejak saat ikan ditangkap dan tetapi tergantung pada
jenis ikan yang ditangkap, cara penanganan dan keadaan pendinginannya.
Kegiatan bakteri dapat dilakukan bila ikan mencapai suhu kurang
lebih minus 12 derajat celcius. Suhu ini dapat dicapai dengan cara
membekukan ikan. Cara pengawetan dengan pendinginan ikan bertujuan
untuk dapat mempertahankan sifat-sifat asli ikan seperti tekstur daging,
rasa, bau, dll. Selain itu pendinginan adalah cara yang paling efektif serta
fleksibel untuk digunakan di atas kapal
2. Penggunaan cool room
Cool room merupakanmerupakan ruang penyimpanan ikan dengan
mesin pendingin dan suhuya dapat diatur dengan menggunakan sebuah
thermostat yang bekerja secara otomatis sesuai yang diminta suhu cool
room.
Kapasitas mesin pendingin pada cool room sangat kecil dan hanya
dapat diandalkan untuk mendinginkan udara di dalam cool room saja, oleh
karena itu ikan yang di masukan ke dalam cool room harus diberi es.
Terdapat penyebab utama dalam kerusakan-kerusakan pada ikan
yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu ikan, antara lain:
a. Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik pada ikan dapat terjadi pada saat penangkapan,
penanganan di atas kapal, penyimpanan pada palka, dalam
23

pengangkutan atau pada saat pemasaran. Ikan yang memiliki luka akan
mempercepat laju pembusukan.
b. Kerusakan Kimiawi
Proses kerusakan secara kimiawi adalah ditandai dengan
adanya perubahan pada bau dan warna ikan yang menjadi lebih lusam
yang disebabkan oleh oksidasi lemak.

c. Kerusakan Mikrobiologis
Suhu lingkungan merupakan faktor utama bakteri-bakteri dapat hidup.
Pada saat ikan hidup, suhu ikan masih cukup rendah yang artinya
bakteri mikroorganisme belum dapat bertumbuh dengan baik, akan
tetapi setelah ikan mati, suhu ikan akan berangsur-angsur naik dan
suhu tersebut dapat memungkinkan bagi pertumbuhan bakteri
pembusuk

I. Pengertian Teknologi Pertanian


Teknologi pertanian adalah alat,cara atau metode yang digunakan
dalam mengolah/memproses input pertanian sehingga mengahsilkan output
pertanian sehingga berdayaguna dan berhasil guna baik berupa produk bahan
mentah,setengah jadi maupun siap pakai. 6
Rahardi (2008),menyimpulkan bahwa teknologi adalah usaha manusia
untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kepentingan dan kesejahteraan.
Teknologi tidak terlepas dari sumber daya manusia dan sumber daya alam
demi membangun kemandirian suatu bangsa dan ini hanya bisa dicapai jika
masyarakatnya menguasai teknologi. Jadi teknologi pertanian adalah usaha
manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kepentingan dan
kesejahteraan dalam bidang pertanian. Selain itu,teknologi pertanian

6 Yusuf hadi,”Perkembangan teknologi pertanian”.diakes melalui


https://www.academia.edu/10888165/Perkembangan_Teknologi_Pertanian.pada 01 desember
2019
24

dibedakan menjadi teknologi pertanian tradisional dan teknologi pertanian


modern.
a. Teknologi pertanian modern
Adalah kegiatan pertanian yang menggunakan alat-alat dengan
teknologi modern yang digunakan dalam bekerja,dengan menggunakan
alat modern dapat mempersingkat waktu dan juga mengingkatkan efisiensi
dalam bekerja. Misalnya pertanian menggunakan traktor untuk membajak
sawah. Pada umumnya teknologi modern lebih menonjol,misalnya
pengguanaan bibit, pupuk dan pemberantasan hama, walaupun dilain
pihak peralatan yang mendukung masih berupa alat-alat yang sudah lama
dipakai (Bafdal N, 2008).
Contoh pengembangan pertanian modern di indonesia:
1) Hidroponik
Hidroponik baru-baru ini banyak digunakan di Indonesia, konsep
dasar dari hidroponik sebenarnya sudah diketahui sejak lama.
Hidroponik digunakan oleh para ilmuan untuk meneliti tanaman yang
berdasar dari air, namun berbeda lagi jika dibicarakan untuk jaman
sekarang, pertanian hidroponik yang tergolong modern itu sudah tidak
asing lagi untuk saat ini. yaitu penggantian media tanam dari tanah
menjadi air menghasilkan hasil tanaman yang sama dengan media
tanah bahkan lebih baik lagi.
2) Integrasi automasi pertanian (Smart Farming )
Meski tergolong masih asing namun konsep ini sudah ada di indonesia
yaitu penanaman sensor-sensor tertentu seperti sensor kelembaban
suhu tanah sensor ph dan banyak lainya di lahan pertanian yang luas
kemudian dilengkapi dengan wireless transmitter jarak jauh yang
memancarkan sinyal ke arah stasiun utam untuk mendapat data atau
langsung terhubung ke mesin pompa air dan sejenisnya hal ini dapat
menghemat banyak sekali waktu dan biaya
3) Pertanian modern holtikultura
25

Pengertian Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus,


yang berarti tanaman kebun dan cultura/colere, berarti budidaya,
sehingga dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Istilah
hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur
jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan
dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya
pertanian modern.Hortikultura merupakan cabang dari ilmu agronomi.
Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya
tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura),
tanaman sayuran (olerikultura), tanaman herbal (biofarmaka), dan
taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah
perisabel atau mudah rusak karena segar.Hortikultura merupakan
perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek
pertanian hortikultura modern berkembang berdasarkan
pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk
memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.
4) UAV Agriculture
Dalam teknologi pertanian modern UAV ( Unmaned Aerial Vehicle )
melakukan peranan penting yaitu:
 Inspeksi kesehatan tanaman : Inspeksi kesehatan tanaman bisa
dilakukan dengan menggunakan drone/UAV secara otomatis
dilakukan dengan tambahan kamera dengan lensa / sensor NDVI
( normalized difference vegetation index ) yang bekerja dengan
cara didasarkan pada premis bahwa tanaman hijau hidup
menyerap energi matahari dan memancarkannya kembali sebagai
energi near-infrared. dengan adanya NDVI analytic ini akan
membantu petani modern dalam mengalokasikan pupuk atau
melakukan perencanaan lebih baik terutama untuk lahan yang luas
26

 Sprayer cairan pestisida – herbisida : Akhir-akhir ini drone sprayer


sangat diminati oleh persahaan sektor pertanian modern untuk
mengoptimalkan hasil pertanian dengan efektifitas cost tinggi
pasalnya drone sprayer mampu menggantikan tenaga manusia
dalam melakukan pemupukan ( cairan) hingga perawatan tanaman
dengan otomatis setiap drone sprayer dapat membawa beban
hingga 15liter dalam sekali penerbangan dan mampu menyemprot
2 hektar dalam 10jam saja.7

b. Teknologi Pertanian Tradisional


Adalah kegiatan pertanian yang menggunakan alat-alat yang masih
sederhana dan digunakan dari masa ke masa, serta tingkat efisiensinya
masih terbatas,dengan kata lain apabila menggunakan alat-alat
tradisional,maka tenaga yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil
yang maksimal memerlukan tenaga yang besar,contoh penggunaan
peralatan tradisional dalam pengelolaan tanah menggunakan
cangkul,dan proses pembajakan pada sawah menggunakan tenaga
kerbau (Bafdal N,2008)8.

J. Perkembangan Teknologi Pertanian di Indonesia


Sejarah adanya teknologi pertanian di Indonesia tidak dapat terlepas
dari sejarah Indonesia itu sendiri. Indonesia yang pada era perang dunia I
diduduki oleh kolonial Belanda menjadi ‘tempat’ pertanian pemerintah
kolonial Hindia Belanda dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Untuk
melaksanakan progamnya, pemerintah Hindia Belanda yang sebelumnya
mendatangkan tenaga ahli pertanian, karena adanya peperangan, mereka
mendapatan kesulitan untuk terus mengirim tenaga ahli dari Belanda. Untuk

7
fds. “pertanian modern di indonesia dan perkembangan teknologi penunjang”.diakses melalui
https://www.fulldronesolutions.com/pertanian-modern-di-indonesia-dan-perkembangan-teknologi-
penunjang/.pada 01 desember 2019
8
M.Kilmi,”Teknologi Pertanian”,diakses melalui
https://www.academia.edu/31427334/TEKNOLOGI_PERTANIAN,pada 01 desember 2019
27

mengatasi masalah tersebut, kemudian mereka membangun sekolah-sekolah


pertanian dan teknik untuk mencetak tenaga ahli di bidang pertanian. Mulai
dari sinilah teknologi pertanian mulai dan dapat berkembang di Indonesia.
Sebelum mendirikan sekolah pertanian, pemerintah Hindia Belanda
telah memprogramkan program culturstelseels di Jawa dan Sumatra, barulah
sekolah-sekolah pertanian dan teknik muncul satu per satu mendukung
program tersebut. Sekolah-sekolah tersebut diantaranya Middelbare
Landboouw Scholl, Middelbare Bosboouw Scholl, dan Nederlandssch
Indische Veerleen Scholl. Untuk sekolah teknik, Hindia Belanda juga
mendirikan perguruan tinggi teknik bernama Technische Hoogeshool de
Bandoeng pada tahun 1920. Mulai dari situlah berkembangnya ilmu teknik
dan teknologi pertanian Indonesia. Selain itu, jauh sebelum banyak
dibentuknya sekolah pertanian dan teknik, telah dibentuk terlebih dahulu
lembaga dinas penyuluhan (Lanbouw Voorlichting Dients) pada tahun 1908 di
bawah Departemen Pertanian (BPLPP, 1978; Iskandar, 1969).
Setelah merdeka, Indonesia mandiri mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi tak terkecuali teknologi pertanian. Kebijakan iptek
telah ada sejak Pelita I tahun 1970. Penyuluhan pun tetap menjadi suatu usaha
perbaikan pertanian. Pada saat itu juga telah ada lembaga yang bertugas dalam
melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknik seperti lembaga
penelitian pemerintah non-departemen dibawah koordinasi kemenristek.
Namun pada saat itu, yang menjadi kendala dalam pengembangan teknologi
pertanian yaitu kurang terfokusnya penelitian, kurangnya dana, dan
keterbatasan tenaga ahli yang secara penuh konsentrasi pada penelitian
tersebut.
Pada tahun 60-an, teknologi guna meningkatkan produksi pertanian
khususnya beras dikenalkan dalam beberapa program seperti Demonstrasi
Massal Swasembada Beras, Intensifikasi Khusus, Supra Insus dan sebagainya.
Melalui program tersebut dikenalkan beberapa teknologi modern seperti benih
unggul, pupuk buatan atau pupuk kimia, irigasi dan lain-lain. Selain itu
ditumbuhkan kesatuan petani untuk bercocok tanam secara baik dan
28

bergabung dalam kelompok tani untuk mempermudah komunikasi antar petani


dan pembinaannya (BPLPP, 1978; Tim Faperta IPB, 1992).
Seiring pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat cepat,
penyuluhan tidak lagi mengajak petani bagaimana menanam yang baik, tetapi
menuntut petani menerapkan teknologi melalui alih teknologi untuk mereka
dapat meningkatkan produksi pertanian mereka. Pada era inilah Revolusi
Hijau dilakukan di Indonesia. Revolusi Hijau sendiri mendasarkan diri pada
empat pilar penting yaitu penyediaan air melalui sistem irigasi, pemakaian
pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida yang sesuai dengan
organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam
berkualitas. Di samping itu, kebutuhan pembiayaan para petani disediakan
melalui kredit perbankan.
Revolusi Hijau yang dilakukan pemerintah Republik Indonesia
tersebut demi tercapainya ketahanan pangan secara tetap tidak sesuai dengan
cita-cita. Indonesia hanya mampu menjadi negara yang berswasembada
pangan selama lima tahun yakni dari 1984 sampai 1989. Selain itu,
kesenjangan ekonomi dan sosial juga menjadi dampaknya. Kesenjangan
terjadi di antara petani kaya dengan petani miskin, serta penyelenggara negara
tingkat pedesaan. Sistem ini dinilai hanya menguntungkan nasib petani kaya
pedesaan dan petinggi pemerintahan tingkat desa saja sedangkan petani miskin
tidak merasakan keuntungannya. Antiklimaks pun terjadi. Kerusakan ekologi
menjadi tidak terhindarkan karena pemakaian pestisida yang terlampau sering
dan banyak yang menjadikan hama kebal terhadap pestisida sehingga hama-
hama tersebut merusak produksi pertanian. Produksi pertanian pun perlahan-
lahan anjlok.
Dari kejadian tersebut dapat dikatakan, walaupun hanya selama lima
tahun dalam meningkatkan produksi pangan (swasembada), peran teknologi
sangat terlihat dan terasa. Bagaimanapun juga Indonesia pernah menerapkan
teknologi yang membawa Indonesia pada swasembada pangan. Hanya saja
sistem yang bekerja tidak didukung dengan pemahaman yang lebih para
pelaku kegiatan tani ini mengenai teknologi yang dialihteknologikan dan
29

diterapkan sehingga berdampak yang kurang baik bagi ekosistem dengan


beragam efek sampingnya di masa Revolusi Hijau tersebut.
Sekarang seiring berkembangnya teknologi yang lebih mutakhir tidak
menutup kemungkinan bahwa Indonesia dapat mengulang prestasinya
(swasembada pangan) dengan mengeliminasi sebanyak mungkin dampak-
dampak negatifnya. Terlebih lagi sekarang ini pertanian tidak hanya dapat
dilakukan dilahan luas untuk komoditas tertentu seperti buah-buahan dan
sayur-mayur. Teknologi green house, kultur jaringan, nanoteknologi, dan
tanam gantung dapat dijadikan alternatif. Sedangkan untuk pangan pokok,
selain meningkatkan mutu padi atau beras melalui bibit unggul, dilakukan pula
divesifikasi pangan dengan mengolah umbi-umbian dan serealia menjadi
makanan penghasil energi tubuh pengganti nasi.

K. Alat pendukung Penggunaan IPTEK pada Pertanian


Perkembangan teknologi pertanian yang ada di Indonesia dewasa ini
telah menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Alat-alat yang di gunakan
dari yang sederhana sampai yang modern sekarang ini. Perkembangan
teknologi pertanian di Indonesia sebenarnya sudah sangat lama, berbagai alat
pertanian seperti cangkul, garu, waluku (alat bajak), sabit, hingga ani-ani
mungkin bisa dijadikan contoh teknologi pertanian yang pada zamannya
sangat membantu kehidupan petani. Sejak manusia mengembangkan mesin-
mesin pertanian, perlahan tapi pasti, teknologi pertanian yangsederhana mulai
ditinggalkan karena dianggap tidak produktif. Penggunaan handtraktor,
tressure, hingga penggilingan padi dapat kita temui di berbagai pedesaan di
Indonesia.
Berikut ini beberapa contoh peralatan modern pada bidang pertanian.
30

1. Peralatan Pengolahan lahan


a) Traktor

Traktor adalah alat pertanian yang paling sering digunakan


untuk melakukan pengolahan tanah bagi pertanian Indonesia. Mesin
traktor ini memiliki dua ukuran, yaitu kecil dan besar. Berdasarkan
rodanya, traktor memiliki 2 jenis, yaitu traktor dengan roda rantai
yang biasa digunakan pada kondisi tanah berlumpur dan traktor
dengan roda dua yang biasa digunakan pada kondisi tanah kering.
Fungsi traktor sendiri adalah sebagai alat bantu dalam proses
pengolahan tanah, yaitu menarik atau mendorong alat pengolah tanah
sehingga mendapatkan hasil yang di inginkan.

b) Rotavator

Rotavator adalah salah satu alat yang digunakan untuk


melakuakan pengolahan tanah pertama dan kedua. Untuk pengolahan
tanah pertama berguna untuk memotong, mencacah, dan membolak-
31

balikan tanah. Sementara itu, untuk pengolahan tanah kedua, alat ini
digunakan untuk merapikan tanah, menghilangkan tanaman pengganggu,
dan memperbaiki tata air.

c) Kultivator

Kultivator adalah alat dan mesin pertanian modern (alsintan) yang


digunakan untuk pengolahan tanah sekunder. Kultivator bekerja
dengan menggunakan gigi yang sedikit menancap ke dalam tanah
sambil ditarik dengan sumber tenaga penggerak, umumnya traktor.
Kultivator jenis lain (rotary tiller) menggunakan gerakan berputar
cakram dan gigi untuk mencapai hasil yang sama. Kultivator
mengaduk dan menghancurkan gumpalan tanah yang besar, sebelum
penanaman (untuk mengaerasi tanah) maupun setelah benih atau bibit
tertanam (untuk membunuh gulma). Berbeda dengan garu mengaduk
sebagian besar permukaan tanah, kultivator mengaduk tanah sebagian
saja secara hati-hati sehingga tidak mengganggu tanaman pertanian.
32

d) Bajak Singkal

Bajak singkal merupakan alat pengolah tanah yang berfungsi


untuk membolak-balikkan tanah. Terdapat 2 jenis bajak singkal, yaitu
bajak singkal 1 arah dan bajak singkal 2 arah.

e) Garu sisir

Garu sisir digunakan untuk pengolahan tanah setelah


pengolahan menggunakan bajak singkal. Biasanya alat ini digunakan
pada sawah saat dalam keadaan basah agar tanah yang dalam bentuk
bongkahan dapat gembur.
33

f) Garu piring

Garu piring biasanya digunakan untuk pengolahan tanah


sebelum tanam, yaitu untuk membersihkan rumput pada lahan tanam.
Selain itu, digunakan juga saat pengolahan sesudah tanam, yaitu untuk
menutupi benih yang telah disebar dengan tanah.

g) Splinker

Secara teknis, sprinkler merupakan teknik dalam irigasi yang


mencakup overhead irrigation, yakni dengan menyemburkan air dari
bawah ke atas, sehingga mampu menyirami seluruh tanaman yang ada
di kebun Anda dalam waktu singkat. Ini merupakan cara yang sangat
efisien, terutama pada media tanah yang memiliki tekstur agak kasar
karena pemakaian airnya bisa dua kali lebih hemat. Teknik irigasi
34

menggunakan sprinkler ini banyak diminati, terutama oleh pemilik


lahan pertanian atau perkebunan yang cukup luas. Seperti yang telah
dibahas di atas, efisiensi air menjadi alasan utama, namun sistem
sprinkler juga bisa menghemat waktu dan tenaga karena dapat
mengaliri air secara otomatis.

2. Peralatan Menanam
a) Mesin Penanam Jagung

b) Mesin Penanam Padi


35

c) Mesin Penanam Kentang

3. Peralatan Memanen
a) Mesin Pemanen Kacang Tanah

b) Mesin Pemanen Kentang


36

c) Mesin pemanen Tebu

d) Mesin Pemetik kapas

e) Mesin Pengupas Kopi Kering


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi kelautan adalah teknologi memanfaatkan kekayaan sumber
daya yang dimiliki untuk menyejahterakan rakyat yang diimbangi dengan
upaya menjaga keberlanjutannya dengan mematuhi kaidah-kaidah ekologis.
Teknologi yang dikembangkan perlu menjaga keseimbangan antara
kepentingan ekonomi dengan kearifan ekologi.
Dalam perkembangan teknlogi di bidang kelautan, masyarakat mulai
menggunakan alat-alat modern untuk membantu proses penangkapan ikan di
laut untuk memperoleh tangkapan ikan yang lebih banya. Berhasil atau
tidaknya usaha penangkapan ikan di laut pada dasarnya ditentukan oleh
bagaimana memperoleh daerah penangkapan (fishing ground), gerombolan
ikan (populasi), dan potensi untuk kemudian dilakukan operasi penangkapan.
Teknologi pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan
dalam mengolah/memproses input pertanian sehingga mengahsilkan output
pertanian sehingga berdayaguna dan berhasil guna baik berupa produk bahan
mentah,setengah jadi maupun siap pakai. Perkembangan teknologi pertanian
yang ada di Indonesia dewasa ini telah menunjukkan peningkatan yang sangat
pesat. Alat-alat yang di gunakan dari yang sederhana sampai yang modern
sekarang ini.

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat meningkatkan wawasan pembaca
dalam Materi Perkembangan Teknologi Kelautan dan Pertanian. Adapun
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan serta kekeliruan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.Akhir kata, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
khususnya civitas akademika Universitas Negeri Jakarta.

37
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010, Februari 20). Sejarah Singkat Perkembangan Teknologi


Pertanian di Indonesia. Dipetik Desember 02, 2019, dari
http://ngorfat.blogspot.com/2012/02/sejarah-singkat-perkembangan-
teknologi.html

Anonim. (2016). Tekonologi IPTEK INDERAJA Untuk Penangkapan Ikan.


Dipetik Desember 01, 2019, dari http://blognyafares.blogspot.com/
2016/02/teknologi-iptek-inderaja-untuk.html

Fds. (t.thn.). Pertanian Modern Indonesia dan Perkembangan Teknologi


Penunjang. Dipetik Desember 01, 2019, dari
https://www.fulldronesolutions.com/ pertanian-modern-di-indonesia-dan-
perkembangan-teknologi-penunjang/

Hadi, Y. (2015). Perkembangan Teknologi Pertanian. Dipetik Desember 2019,


01, dari academia.edu: https://www.academia.edu/10888165/
Perkembangan_Teknologi_Pertanian

Kilmi, M. (2014). Teknologi Pertanian. Dipetik Desember 01, 2019, dari


https://www.academia.edu/31427334/TEKNOLOGI_PERTANIAN pada
01 desember 2019

Rachman, F. (2017, Oktober 26). Sejarah Penangkapan Ikan. Dipetik Desember


01, 2019, dari Academia.edu: http://kanalpengetahuan.faperta.ugm.ac.id/
2017/10/26/ sejarah-perkembangan-penangkapan-ikan-faizal rachman-m-
sc/

Siahaan, B. Z. (2019). Bahan Ajar Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: UPT MKU
UNJ.

38

Anda mungkin juga menyukai