Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I (Satu)

Eldovan Satya Nugraha (4111940000076)


Jeri Agerista Sembiring (4211940005003)
Febri Ardi Kusuma (4211940005004)
Husein Izza Yudhistira (441194000056)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabay, 21 November 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laut merupakan sumber kehidupan manusia selain daratan dan udara. Khususnya di
Indonesia, perairan laut Indonesia mencapai 2/3 bagian. Manfaat laut bermacam-macam, yaitu
sebagai sarana transportasi, pertahanan keamanan, sumber energi, pertambangan, perikanan dan
protein hasil laut lainnya, obatobatan dan makanan, serta pariwisata dan lainnya.

Kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bidang bahari di Indonesia


sangatlah besar. Karena Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi yang besar pada
sektor maritimnya. Namun, potensi tersebut masih kalah bila dibandingkan dengan negara – negara
tetangga di kawasan Asia Tenggara. Peningkatan kemajuan serta pemerataan pembangunan pada
sektor maritim adalah hal yang utama.
Penerapan inovasi teknologi berbasis sektor kelautan dan perikanan penting untuk menjadi
tumpuan pembangunan Indonesia kedepan. Tidak ada ekonomi tumbuh tanpa kemajuan teknologi
yang mengikutinya. Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi ditentukan oleh kekuatan dan
daya inovasi.
Teknologi Kelautan ITS mempelajari penguasaan, pengembangan, pemanfaatan, dan
transformasi IPTEK di bidang kelautan untuk mewujudkan pembangunan kelautan berbasis
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat maritime. FTK ITS sebagai sarana pembelajaran
mahasiswa harus terus mengembangkan riset dan inovasinya dengan berbagai pihak untuk
mendukung pengembangan teknologi maritim. Fakultas Teknologi Kelautan melingkupi
Departemen Teknik Kelautan, Teknik Perkapalan, Sistem Perkapalan, dan Transportasi Laut.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Maritim?
B. Bagaimana Potensi Maritim Indonesia?
C. Bagaiman kondisi Maritim Indonesia?
D. Bagaimana hubungan IPTEK dengan FTK?
1.3 Tujuan
A. Agar mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan Teknologi Maritim.
B. Agar mahasiswa mengerti potensi Maritim Indonesia
C. Agar mahasiswa mengerti kondisi maritime Indonesia
D. Agar mahasiswa mengerti hubungan IPTEK dengan Jurusan yang ada di FTK ITS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknologi Maritim

Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologia, techne yang berarti 'keahlian'
danlogia yang berarti 'pengetahuan'. Dalam pengertian yang sempit, teknologi mengacu pada objek
benda yang dipergunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau
perangkat keras. Sedangkan secara istilah Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Dan sedangkan arti kelautan sendiri ialah di ambil dari kata dasar laut atau kumpulan air asin
(dalam jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau
pulau (KBBI & Wikipedia).

Perkembangan teknologi tidak terlepas dari kehidupan manusia,penggunaan teknologi


mensyaratkan adanya peningkatan kualitas manusia sebagai pelakunya. Bidang Teknologi Maritim
merupakan bidang yang memfokuskan pengkajian kepada penggunaan teknologi, proses dalam
teknologi dan sistem dalam teknologi yang digunakan dalam operasi maritim.

Dalam pasal 266 Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982 disebutkan bahwa:
1. Negara-negara langsung atau melalui organisasi-organisasi internatsional yang
kompeten, harus bekerja sama sesuai dengan kemampuannya untuk menggalakkan
secara aktif pengembangan dan alih ilmu kelautan serta teknologi kelautan dengan cara
dan syarat-syarat yang adil dan wajar.
2. Negara-negara harus menggalakkan pengembangan ilmu pengetahuan kelautan dan
kemampuan teknologi Negara-negara berkmbang, termasuk Negara-negara tak
berpantai dan letak geografisnya tidak beruntung dalam hal eksplorasi, eksploitai,
konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut.

B. Potensi Maritim di Indonesia

Sektor kelautan dan perikanan mempunyai daya saing tinggi (competetive advantage)
seperti ditunjukkan oleh bahan baku yang tersedia dan produksi yang dihasilkannya. Industri sektor
kelautan dan perikanan dapat melahirkan industri-industri lain yang saling mendukung antara satu
dengan lainnya.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi
poros maritim dunia mengingat Indonesia berada di daerah equator, antara dua benua Asia dan
Australia, antara dua samudera Pasifik dan Hindia, serta negara-negara Asia Tenggara. Poros
maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antar
pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut, serta fokus
pada keamanan maritim. Untuk dapat menjadi poros maritim dunia, sistem pelabuhan di Indonesia
harus dimodernisasi sesuai dengan standar internasional sehingga pelayanan dan akses di seluruh
pelabuhan harus mengikuti prosedur internasional. Pemerintah dalam visi dan misinya mempunyai
program pembenahan pengelolaan laut Indonesia, juga pengembangan industri perikanan dengan
membangun kekuatan maritim. Itu semua digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat.

C. KONDISI MARITIM INDONESIA

Kekayaan laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat bagi kemakmuran rakyat
Indonesia. Namun, kenyataannya negara kepulauan terbesar di dunia ini tidak mampu mengelola
sumber penghidupan yang terhampar luas di bumi khatulistiwa. Kurangnya kepedulian pemerintah
dan pihak-pihak terkait terhadap pengembangan pengetahuan, teknologi, dan riset atas potensi
kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi pangkal "kebodohan" bangsa ini.
Jika dikalkulasi, potensi ekonomi sektor kelautan Indonesia bila digarap dengan benar bisa
mencapai 800 miliar dolar AS atau setara dengan Rp7.200 triliun per tahun, alias enam kali lipat
APBN 2011 atau setengah Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, sampai saat ini masih nol besar.
Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional di bidang penelitian
dan pengembangan, dengan adanya PP (Peraturan Pemerintah) No 41/2006, tentang perizinan
kégiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia. Peraturan pemerintah ini
menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau
peneliti asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian. Seluruh penelitian harus mendapat
izin dari lembaga penanggung jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologi, melalui tim yang
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Potensi perairan pesisir dan teluk
Indonesia juga sangat besar, namun pemahaman terhadap karakteristik dan perilaku oseanografi
pada daerah tersebut masih minim. Indonesia justru tergantung terhadap data yang disediakan
negara lain, lembaga dan organisasi internasional, seperti NOAA, CSIRO, ARGOS.
D. IPTEK dan FTK
Teknologi Kelautan ITS mempelajari penguasaan, pengembangan, pemanfaatan, dan
transformasi IPTEK di bidang kelautan untuk mewujudkan pembangunan kelautan berbasis
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat maritime. FTK ITS sebagai sarana pembelajaran
mahasiswa harus terus mengembangkan riset dan inovasinya dengan berbagai pihak untuk
mendukung pengembangan teknologi maritim. Fakultas Teknologi Kelautan melingkupi
Departemen Teknik Kelautan, Teknik Perkapalan, Sistem Perkapalan, dan Transportasi Laut.

1. IPTEK dalam Teknik Perkapalan

Rendahnya produktivitas dan daya saing galangan kapal nasional disebabkan karena
fasilitas/peralatan yang sudah tua dan berteknologi konvensional, lemahnya manajemen produksi
dan sistem pengendalian mutunya. Selain itu, material impor mencapai 70-80 persen dan
pengadaannya lama.
Lambatnya perkembangan industri galangan kapal nasional juga turut mempengaruhi daya
saing industri pelayaran nasional dan terwujudnya kedaulatan Benua Maritim Indonesia. Berbagai
kebijakan pemerintah untuk mendukung industry kemaritiman nasional belum berjalan efektif,
karena lemahnya kordinasi dan harmonisasi kebijakan di sektor ini.
Penerapan teknologi produksi moderen juga ditandai dengan sistem integrasi fasilitas
desain dan produksi berbasis CAD/CAM (computer aided design/computer aided manufacturing),
yang dilengkapi dengan perangkat lunak seperti: Tribon, Maxsurf, dan Autoship. CAD adalah
penggunaan sistem komputer untuk melakukan fungsi-fungsi perancangan kapal, yang meliputi:
proses desain dasar dan enjiniiring, desain produk baru, dan modifikasi desain. Sedangkan CAM
adalah penggunaan sistem komputer untuk merencanakan, mengatur, dan mengendalikan operasi
mesin-mesin produksi berbasis CNC (computer numerical control).

2. IPTEK dalam Teknik Sistem Perkapalan


Teknik Sistem Perkapalan berkonsentrasi pada perencanaan dan pembangunan berbagai
sistem yang ada di kapal maupun anjungan lepas pantai. Sistem-sistem tersebut meliputi sistem
permesinan, propulsi, perpipaan, kelistrikan, pengendalian dan automatisasi.
Marine Autonomous Surface Ships (MASS) merupakan salah satu teknologi dalam system
perkapalan. MASS dalam empat tingkatan berdasarkan derajat keotonomiannya, yaitu:
a. Ship with automated processes and decision support
Kapal dengan sebagian proses dan fungsi di dalamnya bekerja secara otomatis dan
kadang tanpa perlu diawasi, serta dilengkapi sistem bantu pengambilan keputusan
(Decision Support System). Pada level ini, pelaut masih berada di atas kapal
dengan jumlah yang lebih sedikit.
b. Remotely controlled ship with seafarers on board. Kapal dikendalikan dan
dioperasikan dari lokasi lain. Pelaut tetap berada di atas kapal dan siap mengambil
kendali serta mengoperasikan sistem dan fungsi kapal.
c. Remotely controlled ship without seafarers on board. Kapal dikendalikan dan
dioperasikan dari lokasi lain tanpa ada pelaut di atas kapal.
d. Fully autonomous ship. Kapal otonom penuh. Sistem operasi kapal mampu
membuat keputusan dan tindakan secara otonom tanpa campur tangan manusia.

3. IPTEK dalam Teknik Kelautan


Dilaut Indonesia yang begitu luas ini banyak potensi yang bisa di manfaatkan sumber
daya alamnya salah satunya potensi dibidang minyak dan gas bumi, secara umum sumber daya
alam dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, Pertama adalah sumber daya alam yang
masuk dalam kelompok stok. Sumber daya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas,
sehingga eksploitasi terhadap sumber daya tersebut akan menghabiskan cadangan sumber daya.
Apa yang kita manfaatkan sekarang mungkin tidak lagi tersedia untuk masa yang akan datang.
Dengan demikian sumber daya stok dikatakan tidak dapat diperbaharui (non renewable) atau
terhabiskan (exhaustible). Termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah minyak, gas bumi
dan mineral-mineral logam seperti emas dan lain-lainnya.
Kelompok kedua adalah sumber daya alam yang disebut flow(alur). Jenis sumber daya
ini jumlah kuantitas fisik dari sumberdaya berubah sepanjang waktu. Berapa jumlah yang kita
manfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi atau bisa juga tidakmempengaruhi ketersediaannya
untuk masa yang akan datang.Dengan kata lain sumber daya jenis ini dapat
diperbaharui(renewable). Kelompok sumber daya jenis ini dalamregenerasinya ada yang
tergantung pada proses biologi danada yang tidak. Namun perlu pula dicatat bahwa
meskipunkelompok ini dapat melakukan proses regenerasi, jika titik kritiskapasitas maksimum
regenerasinya dilampaui, sumber daya iniakan berubah sifat menjadi sumber daya yang tidak
terbarukan. Dalam hal ini untuk mengambil sumber daya alam ini diperlukan pembangunan
bangunan lepas pantai yang berfungsi sebagai pemroses pemngambilan minyak dan gas bumi
di laut khususnya di Indonesia. Bangunan lepas pantai dilihat dari system bangunan dan struktur
di kelompokkan menjadi tiga bagian yaitu bangunan terpancang, terikat, dan terapung yang bisa
digunakan untuk pengeksploitasi minyak dan gas bumi di Indinesia.

4. IPTEK dalam Transportasi Laut

Transportasi laut memiliki peranan penting dalam kemajuan Negara di Indonsia


kususnya, di bidang perekonomian transportasi di laut merupakan sarana penunjang orang
maupun barang sehingga pembangunan di tiap daerah bisa merata, di bidang social dan budaya
sebagai sarana meningkatkan mobilitas dan interaksi masyarakat, dibidang politik sebagai
sarana mendukung administrasi Negara di seluruh wilayah, di bidang Pertahanan sebagai
pertahanan nasional, dari berbagai bidang di atas itu membuktikan bahwa transportasi dilaut
sangat diperlukan untuk Negara berkepulauan seperti Indonesia ini.

Sarana penunjang trnaportasi antara lain Kapal dan Terminal Pelabuhan, kapal
merupakan moda transportasi utama, disini ada kapal muatan dan kapal penumpang, pelabuhan
merupakan tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan denganbatas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan keiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan
tempat perlabuhan kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran
dan kegiatan penunjang pelabuhan sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi, di Indonesia masih memerlukan banyak pelabuhan yang memiliki fasilitas yang
lengkap untuk itu diperlukannya pembangunan pelabuhan yang berfasilitas lengkap untuk
membantu memajukan Negara sehingga transportasi laut di Indonesia semakin mudah dan
nyaman untuk digunakan.

Pelabuhan telah menjadi infrastruktur transportasi andalan bagi penduduk Indonesia,


dibandingkan dengan perjalanan lewat udara, transportasi logistik melalui perairan jauh lebih
murah. Sistem transportasi yang ada untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan
sumber daya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi dan sosial daerah
perdesan. Perekonomian pesisir dan pulau-pulau kecil kini mulai bergeliat.” Hal itu merupakan
hasil dari beberapa program, seperti program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang
memberi penguatan modal usaha rumusan masalah. Perkembangan transportasi mulai
berkembang secara perlahan. Penggunaan transportasi bukan hanya karena ingin memindahkan
barang saja tetapi sudah mulai berkembang seperti, perdagangan internasional melalui jalur laut,
konektifitas antar infrastruktur transportasi Industri pelayaran Sumber Daya Manusia.

Berdasarkan, dan kemungkinan perkembangan global dan industri maritim ;

1. Pens Logistic Centers


Pengembangan logistic centers/dry ports sebagai penguatan konsep konektivitas
dalam rangka efektifitas dan efisiensi.
2. Penguatan Dan Pengembangan Konektivitas
Melalui Konektivitas infrastruktur (pelabuhan kepusat logistic) Teknologi
informasi.
3. Penguatan Dan Peningkatan Shipping Line/Operator Pelayaran Guna
Menjamin Integrasi Dan Sistem Distribusi Kargo
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ilmu dan teknologi maritim merupakan keseluruhan sarana untuk mencapai tujuan dalam rangka
memenuhi kelangsungan dan juga kenyamanan hidup manusia. yang di pakai di bidang kelautan
khususnya berhubungan dengan pelayaran (navigasi) serta berfokus pada kegiatan ekonomi.
2. Bidang Teknologi Maritim merupakan bidang yang memfokuskan pengkajian kepada
penggunaan teknologi, proses dalam teknologi dan sistem dalam teknologi yang digunakan
dalam operasi maritim.
3. FTK ITS sebagai sarana pembelajaran mahasiswa harus terus mengembangkan riset dan
inovasinya dengan berbagai pihak untuk mendukung pengembangan teknologi maritim.

Anda mungkin juga menyukai