Anda di halaman 1dari 5

KEADAAN GEOGRAFI NUSANTARA/KEPULAUAN INDONESIA:

POTENSI SUMBER DAYA HAYATI & NON HAYATI

Disusun Oleh:

Nama : Andi Alifian Patiaraja

NIM : B011221240

Wawasan Sosial Budaya Marirtim (E)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

Keanekaragaman hayati sumber daya laut Indonesia sangat besar. Fakta bahwa Indonesia
diakui sebagai Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia menjadi buktinya. Namun sangat
disayangkan, kekayaan sumber daya laut tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
untuk kesejahteraan bangsa. Dalam hal pemanfaatan sumber daya, teknologi, tingkat kemiskinan,
kesejahteraan nelayan, dan industri maritim dinilai sangat tertinggal. Isu-isu tersebut muncul
sebagai akibat dari isu struktural, juga disebabkan Indonesia saat ini memprioritaskan
pertumbuhan ekonomi di sektor non-maritim. Selain itu, Indonesia sangat lemah dan tertinggal
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hal kelautan serta kemaritiman. Penelitian ilmiah di
bidang kelautan dan maritim belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi
masyarakat atau menawarkan saran kebijakan yang bermanfaat bagi pembangunan kelautan dan
maritim Indonesia.

Budaya maritim menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat,
khususnya yang terkait dengan maritim dan kelautan. Potensi maritim dan kelautan yang begitu
besar seharusnya dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat. Namun, kenyataannya potensi
itu belum dimanfaatkan dengan optimal. Mirisnya, sebagian diantara nelayan dan masyarakat
pesisir terkait masuk ke golongan kelompok paling miskin. Eksploitasi dan kegiatan ilegal
terhadap sumberdaya laut tanpa memperhatikan keberlanjutan memperburuk tingkat kesejahteraan
dan kehidupan nelayan, khususnya nelayan kecil dan nelayan tradisional. Pencurian ikan yang
dilakukan oleh nelayan asing, misalnya, di samping mengurangi pendapatan nelayan, juga
merugikan negara. Pencemaran laut dan kerusakan mangrove dan terumbu karang juga menambah
masalah di sektor kelautan. Berdasarkan isu tersebut, perlu adanya tata kelola maritim secara
terpadu serta bentuk implementasi pembangunan berkelanjutan diperlukan untuk mengelola
sumber daya laut di Indonesia. Sehingga tujuan untuk mengedepankan kesejahteraan bangsa dan
negara untuk kedaulatan negara melalui sektor kemaritiman dapat tercapai.
BAB II

PEMBAHASAN

Indonesia memiliki sekitar 950 spesies biota terumbu karang, 8.500 spesies ikan, dan 555
spesies rumput laut. Indonesia memiliki 37% spesies ikan di dunia dapat ditemukan di Indonesia
dan beberapa spesies ikan tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan-ikan dengan nilai
ekonomis tinggi seperti tenggiri, cumi-cumi, tuna, udang, cakalang dan ikan-ikan karang seperti
baronang, lobster, dan kerapu.Sedangkan untuk potensi perikanan tangkap laut sekitar 6,5 juta
ton/tahun, perikanan budidaya air payau mencapai 2,9 juta hektar dan potensi budidaya laut
mencapai 12,55 juta hektar. Juga potensi lahan pertambakan diperkirakan seluas 866.550 ha dan
baru dimanfaatkan seluas 344.759 ha (39,78%) bahkan bisa lebih tinggi lagi.

Potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir secara garis besar terdiri dari tiga
kelompok : (1) sumber daya dapat pulih (renewable resources), (2) sumber daya tak dapat pulih
(non-renewable resources), dan (3) jasa-jasa lingkungan (environmental services). Potensi yang
dihasilkan dari wilayah perairan Indonesia pada tahun 1987 sekitar Rp 36,6 trilyun, atau sekitar
22% dari total produk domestik bruto. Berdasarkan jenisnya sumberdaya kelautan dibagi menjadi
sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources), sumberdaya yang tak dapat pulih
(unrenewable resources), energi kelautan dan jasa-jasa lingkungan. Yang termasuk sumber daya
tak dapat pulih (renewable) yaitu: ikan pelagis besar/kecil; ikan demersal; udang; terumbu karang;
mangrove; padang lamun; dan sebagainya. Sedangkan uang termasuk sumberdaya tak dapatb pulih
(non-renewable resources) yaitu: semua bahan tambang dan mineral yang terdapat di laut; juga
minyak dan gas bumi. Indonesia juga mempunyai energei kelautan yang dapat dimanfaatkan
seperti gelombang, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), dan Angin. Selain itu sektor
kelautan dan kemaritiman dapat dimanfaatkan untuk usaha jasa lingkungan seperti wisata bahari,
media transportasi, komunikasi (kabel fiber optik), dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP

Indonesia memiliki potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang sangat beragam. Selain
itu, sumber daya pesisir dan laut memainkan peran penting dalam pembangunan negara, sehingga
ketika merumuskan program dan kebijakan, perhatian harus diberikan pada; seberapa efektif ruang
dan sumber daya pesisir digunakan; bagaimana meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat pesisir; bagaimana memberdayakan masyarakat yang berhubungan dengan kelautan
serta kemaritiman; dan bagaimana memperkaya dan meningkatkan kualitas sumber daya alam.
Indonesia menghadapi sejumlah masalah nyata sebagai akibat dari keadaan geografis dan
demografisnya, yang harus ditangani secara holistik. Ini termasuk: Membangun infrastruktur
kelautan seperti pelabuhan; Pengembangan wilayah dan peningkatan kegiatan ekonomi; Perikanan
di perairan Indonesia perlu dijaga secara hati-hati dari cara penangkapan yang tidak lestari;
Pemanfaatan mineral, ombak, minyak, arus, dan gas untuk keperluan energi dan mineral masa
depan.

Selain itu, Indonesia memiliki mineral dasar laut dan produk pertambangan energi yang
keduanya sangat berharga secara ekonomi bagi pembangunan dan kemakmuran negara.
Diperlukan evaluasi secara akurat mengenai ekonomi kelautan dan kemaritiman di tingkat
nasional, agar dalam perumusan kebijakan mengenai sektor kelautan dan kemaritiman dapat tepat
sasaran. Dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya hayati & non hayati, semoga
Indonesia dapat memakmurkan rakyatnya seperti yang diamanatkan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3
, yaitu “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
DAFTAR PUSTAKA

Amran Saru, dkk (2010). Modul Pembelajaran Wawasan Sosial Budaya Maritim: Tim Dosen
WSBM MKU Universitas Hasanuddin

Ari Wibowo, (2021). Manajemen Strategi Pengelolaan Sumber Daya Maritim di Indonesia.
Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi Volume 12, Nomor 2. Jakarta: SESKO
Angkatan Laut.

Anda mungkin juga menyukai