Anda di halaman 1dari 6

Nama : A. Zaky Muahammad Afif A.

NIM : K011211102

Prodi : Kesehatan Masyarakat (Kelas B)

Geopolitik Indonesia (Wawasan Nusantara)


Kondisi Pemanfaatan Sumber Daya Perairan Indonesia

Indonesia memiliki banyak wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau


kecil yang luas dan bermakna strategis sebagai pilar pembangunan
ekonomi nasional. Selain memiliki nilai ekonomis, sumber daya kelautan
juga mempunyai nilai ekologis, di samping itu, kondisi geografis Indonesia
terletak pada geopolitis yang strategis, yakni antara lautan Pasifik dan
lautan Hindia yang merupakan kawasan paling dinamis dalam arus
percaturan politik, pertahanan, dan kemanan dunia. Kondisi geoekonomi
dan geopolitik tersebut menjadikan sektor kelautan sebagai sektor yang
penting dalam pembangunan nasional.

Pembangunan Benua Maritim Indonesia merupakan salah satu


pembangunan nasional yang menekankan pemanfaatan unsur maritim dan
dirgantara. Tahun 1966 dicanangkan sebagai Tahun Bahari dan Dirgantara
oleh Presiden Soeharto dan diperingati pada tanggal 23 September setiap
tahunnya. Pembangunan Maritim Indonesia pada dasarnya adalah bagian
Integral dari pembangunan Nasional dalam pendayagunaan dan
pemanfaatan lautan Indonesia untuk mencapai cita – cita nasional. Hal ini
juga sejalan dengan keinginan para pahlawan pejuang kemerdekaan pada
masa itu yang ingin memberdayagunakan kembali laut setelah sebelumnya
kolonial memaksa bangsa Indonesia berkiblat menghadap bagian bumi
utara. Pembangunan Benua Maritim Indonesia memandang daratan, lautan
dan dirgantara, serta segala sumberdaya di dalamnya dalam suatu konsep
pengembangan sehingga hal ini merupakan salah satu wujud aktualisasi
Wawasan Nusantara yang telah menjadi cara pandang bangsa Indonesia
dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila
dan Undang – undang Dasar 1945.

Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia


maka tentu diperlukan rencana terhadap pemanfaatan wilayah perairan di
Indonesia dari segala aspek baik itu dari aspek infrastruktur, politik, sosial-
budaya, hukum, keamanan,dan ekonomi. Penegakkan kedaulatan wilayah
laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan
pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan
konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
kelautan, merupakan program-program utama dalam upaya mewujudkan
Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dilansir dari Kominfo.go.id dalam
mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, Presiden Joko
Widodo mencanangkan lima pilar utama yaitu :
• Pembangunan kembali budaya maritim Indonesia.
• Berkomitmen dalam menjaga dan mengelola sumber daya laut
dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui
pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan
sebagai pilar utama.
• Komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas
maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan
industri perkapalan, serta pariwisata maritim.
• Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk
bekerja sama pada bidang kelautan
• Membangun kekuatan pertahanan maritim.

Laut sebagai aset nasional, memiliki banyak manfaat dan potensi


bagi Indonesia. Seperti sebagai jalur transportasi, sumber bahan makanan,
sumber energi dan pertambangan, kawasan perdagangan, hingga wilayah
pertahanan keamanan. Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia
sebesar 6,5 juta ton per tahun tersebar di perairan wilayah Indonesia dan
perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang terbagi dalam
sembilan wilayah perairan utama Indonesia. Pembudidayaan ikan juga
merupakan salah satu upaya dalam memanfaatkan SDA alam yang
tersedia di lautan Indonesia. Hutan mangrove di Indonesia juga memiliki
potensi yang besar, menurut data UNESCO, hutan bakau di Indonesia
mencapai angka 3.617.000 hektar. Dengan wilayah yang luas, hutan bakau
sebagai potensi sumber daya laut Indonesia mempunyai fungsi ekologis
dan ekonomis. Fungsi ekologisnya yaitu sebagai habitat binatang laut untuk
berlindung, berkembang biak, dan mencari makan. Selain itu, untuk
melindungi pantai dari abrasi air laut.. Sedangkan, fungsi ekonomis hutan
bakau berupa kayu pepohonan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku
pembuatan kayu bakar, arang, atau kertas.

Selain pemanfataan Sumber daya hayati lautan , Indonesia juga


memiliki potensi untuk memanfaatkan sumber daya nonhayati yang ada di
derah perairan Indonesia. Tol laut merupakan salah satu contoh
pemanfaatan wilayah perairan Indonesia, tol laut adalah penyediaan sistem
distribusi logistik menggunakan kapal baik dengan ukuran yang besar
maupun kecil. Tol laut akan berlayar untuk mendistribusikan komoditas ke
daerah-daerah di berbagai penjuru Indonesia. Tujuan dari tol laut yaitu
untuk menurunan harga barang di daerah tertinggal, daerah terpencil,
daerah terluar, dan daerah perbatasan. Sebab selama ini terjadi
kesenjangan harga pada beberapa barang kebutuhan pokok. Tol lau dapat
memeratakan ketersediaan komoditas atau barang kebutuhan pokok dan
barang penting lebih terjamin di seluruh wilayah Indonesia. Tol laut juga
dapat mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa maritime
yang besar di dunia.

Namun jika melihat realita masa kini masih banyak wilayah perairan
Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara
memadai. Luasnya wilayah laut Indonesia yang memberikan kekayaan
sumber daya hayati maupun nonhayati tidak terlepas dari berbagai
permasalahan dan ancaman yang harus dihadapi. Permasalahan
pemanfaat potensi sumber daya perairan di Indonesia dapat bersal dari
factor internal dan eksternal Indonesia. Indonesia yang memiliki sumber
daya alam melimpah sepatutnya dapat untuk memanfaatkan sumber daya
alam tersebut untuk mensejehtarakan rakyat dan kepentingan ekonomi
lainnya. Sayangnya pengelolhan sumber daya alam Indonesia saat ini
masih terbilang kurang baik, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
wacana yang dikeluarkan pemerintah pada awal tahun tentang rencana
untuk mengimpor garam sebanyak 3 juta ton. Keputusan ini menampilkan
ironi yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini. Padahal jika melihat dari
potensi garis pantai sepanjang 95.181 kilometer dan menjadi yang
terpanjang kedua di dunia, Indonesia bisa swasembada garam.

Sampah juga merupakan salah satu permasalahan dalam


mengelolah potensi perairan di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu
negara penyumbang sampah terbesar di laut. Sampah laut terdapat di
semua habitan laut, mulai kawasan-kawasan padat penduduk hingga
lokasi-lokasi terpencil yang tidak terjamah manusia. Dari pesisir dan
kawasan air dangkal hingga palung-palung laut dalam. Secara umum
sampah laut berdampak sektor ekonomi dan pariwisata, mengganggu
kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir dan kesehatan manusia. Banyak
biota yang memakan plastik dan terjerat plastik.

Selain itu terdapat juga masalah korupsi terkait pemanfaatan sumber


daya laut Indonesia yang dilakukan oleh mantan Menteri kelautan dan
Perikanan. Diketahui dalam perkara ini, Edhy Prabowo didakwa menerima
suap senilai Rp25,7 milar. Penerimaan suap ini dilakukan secara bertahap
yang berkaitan dengan penetapan izin ekspor benih lobter atau benur tahun
anggaran 2020. Hal ini tentu bertentangan dengan UU Nomor 32 tahun
2014 pasal 14 ayat 1 tentang Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya melakukan Pengelolaan Kelautan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat melalui pemanfaatan dan pengusahaan
Sumber Daya Kelautan dengan menggunakan prinsip ekonomi biru.

Selain itu Ilegal fishing atau penangkapan atau mencuri ikan secara
ilegal merupakan tantangan tersendiri dalam mengelola sumber daya yang
ada. Ilegal fishing sering kali dilakukan oleh nelayan dari negara asing yang
masuk ke daerah perairan Indonesia lalu mencuri sumber daya ikan yang
terdapat di Indonesia. Ilegal fishing jelas dapat merugikan Indonesia.

Permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola potensi


sumber daya laut yang dimilikinya tidak terlepas dari permasalahn dan
ancaman hingga saat ini. Untuk menanggapi permasalahan yang ada
tersebut maka perlu dilakukan tindakan untuk menyebarluaskan kembali
identitas kita sebagai negara maritime. Pendidikan formal dan wajib diikuti
oleh pelajar dan mahasiswa dapat menjadi solusi untuk menumbuhkan
kembali kesadaran akan keadaan geopolitik yang kita tinggali sekarang ini.
Selain itu sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat terkait
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut hendaknya dilakukan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit merupakan contoh bahwa dengan memanfaatkan
wilayah laut yang kita miliki maka Indonesia dapat menjadi Negara yang
disegani kekuatan dan potensi maritime yang dimilikinya.
Daftar Resferensi

KKP. 2016. ‘Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia’, http://ejournal-


balitbang.kkp.go.id/index.php/jkpi/article/view/1769/2662, diakses
pada 28 September 2021 pada pukul : 23.24

Kominfo. 2016. ‘Menuju Poros Maritim Dunia’,


https://www.kominfo.go.id/content/detail/8231/menuju-poros-
maritim-dunia/0/kerja_nyata, diakses pada 28 September 2021
pada pukul : 21.06

Lestari, S.R. dkk. 2020, “PERIKANAN LAUT DAN PASAR DALAM


DAN LUAR WILAYAHNUSANTARA PENGIMPOR HASIL
TANGKAPAN”,
https://www.academia.edu/44570520/Makalah_WSBM_Kelompok_
4_Perikanan_Laut_dan_Pasar_Dalam_dan_Luar_Wilayah_Nusant
ara_Pengimpor_Hasil_Tangkapan, diakses pada 28 September
2021 pada pukul : 22.03

Putri, A.S. 2020. ‘Manfaat Tol Laut’,


https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/07/100000869/manfa
at-tol-laut, diakses pada 28 September 2021 pada pukul : 20.59

Tribunnews.com 2021 ‘Mantan Menteri KP Edhy Prabowo Divonis 5


Tahun Penjara’
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/07/15/mantan-menteri-
kp-edhy-prabowo-divonis-5-tahun-penjara?page=all, diakses pada
28 September 2021 pada pukul : 21.45

Anda mungkin juga menyukai