Anda di halaman 1dari 5

Pembangunan BMI (PBMI)

Oleh : Yusril (H031211079)

Indonesia adalah negara yang mempunyai lautan yang sangat luas. Sekarang ini
khususnya dalam era globalisasi, perhatian bangsa indonesia terhadap fungsi, peranan dan
potensi wilayah laut semakin berkembang. Kecenderungan ini ditandai dengan perkembangan
pembangunan yang terus berkembang pesat menyebabkan semakin terbatasnya potensi sumber
daya nasional pada darat. Pengaruh lainnya yaitu perkembangan teknologi maritim itu sendiri
mengakibatkan kemudahan untuk memanfatkan sumber daya laut.

Benua Maritim Indonesia (BMI) merupakan wilayah perairan dengan hamparan pulau-
pulau di dalmnya sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut dan udara di atasnya terletak
unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca, tekanan airnya, tekanan kerak bumi, keragaman
biota serta tatanan sosial budayanya. Hakikat pembangunan BMI pada hakikatnya adalah
pembangunan nasional yang lebih menekankan unsur maritime dan dirgantara. PBMI juga pada
dasarnya adalah bagian integral dari pembangunan nasional dalam pemanfatan lautan indonesia
dalam mencapai cita-cita nasional.

Indonesi mempunyai potensi pembangunan kemaritiman pada sector aktivitas lantaran


indonesia memiliki daerah yang strategis yang dapat ditinjau dari berbagai aspek baik dari segi
geografis hingga dengan menggunakan sosial budaya dan ekonomi. Melalui sektor kelautan bisa
Indonesia bisa memanfatkan wilayah laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan manusia,
terutama sumber pangan karena pemanfaatan sumber perikanan baru sekitar 35% dari potensi
yang ada.

Pembangunan Benua Maritim Indonesia (PBMI) dengan 12 sektor utama yaitu :

1. Perikanan laut (tangkap dan budidaya)

2. Transportasi/infrastruktur

3. Industri maritim

4. Pertambangan dan energi

5. Industri pariwisata bahari/maritim

6. Ketenagakerjaan maritim

7. Pendidikan maritim
8. Pengembangan masyarakat maritim dan desa/komunitas pantai dan pulau-pulau

9. Hukum laut dan regulasi ruang perairan

10. Manajemen informasi maritim

11. Survei, mapping, penelitian ilmiah dan teknologi maritim

12. Pengelolaan sumberdaya laut pantai dan pulau-pulau.

Sektor perikanan laut adalah salah satu sektor utama dalam pembangunan benua maritim
Indonesia, sektor perikanan dan kelautan merupak salah sau sektor perekonomian terbesar bagi
Indonesia, mengingat luas nya lautan yang dimiliki oleh Indoensia. Hal tersebut membuat
indonesia kaya akan biota laut yang sangat berharga. Pada sektor ini pemerintah dan masyarakat
bekerasama dalam pengembangan perikanan laut. Kebijakan Pemerintah untuk sektor
kemaritiman, perikanan dan kelautan akan selalu berpihak pada masyarakat. Mengelola
ekosistem kelautan dan pemanfaatan jasa kelautan secara berkelanjutan; Meningkatkan produksi,
produktivitas, standardisasi, jaminan mutu dan keamanan produk kelautan dan perikanan adalah
salah satu langkah nyata Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang
kuat.

Transportasi / infrastruktur juga menjadi bagian penting dalam pembangunan benua


maritim Indonesia. Trasnportasi. Berdasarkan data dari World Economic Forum (World Bank,
2016) kualitas infrastruktur pelabuhan di Indonesia masih memerlukan pengembangan dan
peningkatanesiensi berdasarkan standar internasional. Pada tahun 2016-2017, kualitas
infrastruktur pelabuhan Indonesia masih berada jauh di bawah beberapa negara ASEAN seperti
Malaysia dan Thailand. Indonesia menempati peringkat 75, sedangkan Malaysia dan Thailand
berada di peringkat 17 dan 65. Posisi Indonesia lebih baik dibandingkan Vietnam (peringkat 77)
dan Filipina (peringkat 113).

Sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan nasional tersebut, Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) memiliki arah kebijakan, strategi dan langkah operasional yang dirumuskan
dalam Rencana Strategi (Renstra) KKP 2015-2019. Pada bidang infrastruktur, pemerintah dalam
hal ini KKP berupaya untuk mampu memenuhi kebutuhan infrastruktrur maupun
mengoptimalkan fungsi dari infrastruktur yang ada. Sebagai contoh pengembangan armada
penangkapan ikan 30 GT di wilayah perbatasan sebanyak 25 unit per tahun dan pembangunan
cold storage di 100 sentra perikanan terpadu yang akan dikembangkan oleh KKP selama periode
2015-2019 di lokasi prioritas seperti Simeulu, Natuna, Tahuna/Sangihe, Saumlaki, dan Merauke
dalam rangka Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) (KKP, 2015).

Dalam pembangunan kemaritiman di Indonesia saat ini dapat di jumpai berbagai masalah
diantaranya, belum mampunyai masyarakat menggali potensi sumber daya laut yang ada dalam
sector ekonomi, potensi maritim belum mendapatkan prioritas penanganan secara proporsional
sehingga kendala tak pernah dapat diatasi secara tuntas, terutama yang menyangkut upaya
memelihara langkah dan keterpaduan pembangunan, tidak adanya sistem pengelolaan terpadu,
yang mengakibatkan musnahnya hutan bakau, rusaknya terumbu karang, abrasi pantai, intrusi air
laut, pencemaran pesisir dan laut seta perubahan iklim global. Masing-masing pelaku
pembangunan dalam menyusun perencanaanya sangat terikat pada sektornya sendiri tanpa
adanya sistem koordinasi baku lintas sector.

Belum adanya lembaga yang berwenang penuh baik di pusat maupun di daerah yang
mempunyai wewnang penentu dalam pembangunan maritim secara utuh dan belum lengkapnya
peraturan perundang-undangan yang mengatur kewenangan pengelolaan sumber daya maritim,
serta belum lengkapnya tata ruang yang mencakup wilayah pesisir dan laut nasional yang dapat
dijadikan sebagai induk perencanaan bagi daerah. Strategis yang dapat dilakukan beberapa cara
untuk menanggulanginya yaitu :

 Penataan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan pembangunan maritime


yang bersifat lintas sektoral

 Penciptaan dan peningkatan sumberdaya maritime yang handal dan professional

 Penataan peraturan perundang-undangan disertai upaya penegakan peratuaran hukum


yang konsisten.

 Sistem pengumpulan dan pengelolaan informasi maritime yang dapat diakses secara luas.

 Pembentukan wadah untuk menyuburkan upaya penelitian dan pengembangan maritime


untuk dapat mempermudah penerapan ilmu dan teknologi kelautan, utamanya bagi
nelayan tradisional.

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

a) Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala pihak
yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan Nusantara
yang merupakan satu keutuhan geografis. Konsep BMI muncul sebagai salah satu cara untuk
mengekplorasi berbagai sumber daya alam yang ada di Indonesia khususnya sumber daya
kemaritiman.

b) potensi maritim belum mendapatkan prioritas penanganan secara proporsional sehingga


berbagai kendala tak pernah dapat diatasi secara tuntas, terutama menyangkut upaya memelihara
langkah dan keterpaduan pembangunan. Pembangunan maritim memerlukan sistem pengelolaan
terpadu wilayah pesisir dan lautan.

c) Terdapat berbagai kendala umum yang muncul dalam rangka pemanfaatan laut wilayah
nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terkait dengan fungsi dan kedudukan laut,
seperti kurangnya tenaga ahli, belum meratanya kegiatan industri, maupun belum adanya
pengaturan dan pengelolaan yang baik/
DAFTAR PUSAKA

 INDO MARITIMID (2021) Diakses pada tanggal 26 Agustus 2021 dari


https://indomaritim.id/3-upaya-pengembangan-ekonomi-maritim-indonesia/

 ICCTF (2020) Diakses pada tanggal 26 Agustus 2021 dari


https://www.icctf.or.id/kemaritiman-perikanan-dan-kelautan-dalam-rencana-
pembangunan-nasional/

 Dewan guru besar IPB (2016 ) engembangan Perikanan, Kelautan dan Maritim untuk
Kesejahteraan Rakyat Volume I. Diakses pada 26 Agustus 2021) dari
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=22E1EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA135
&dq=Pembangunan+benua+maritim+indonesia&ots=bzlBN8QDw8&sig=KzihbU-eQ-
oZs-
THKTj7uHZTas4&redir_esc=y#v=onepage&q=Pembangunan%20benua%20maritim%2
0indonesia&f=true

Anda mungkin juga menyukai