Anda di halaman 1dari 18

WORKING PAPER

ACARA IV

ANATOMI HEWAN

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI

Oleh :

Kelompok IV (Agribisnis A)

Abelia Yunianta P.D. 23020320130060

PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan Acara 4 tentang Anatomi
dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas pembuatan laporan praktikum
biologi tentang Anatomi Hewan. Selain itu, Penulis juga berharap agar working paper
ini dapat meningkatkan pengetahuan bagi penulis tentang Anatomi Hewan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kak Dewi
Marliyana Ulfah selaku Asisten Pembimbing. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang penulis tekuni.
Penulis menyadari ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan laporan
ini. Atas perhatian serta waktunya, Penulis sampaikan banyak terima kasih.

[Semarang, 10 November 2020]

Abelia Yunianta Puspa Dewi


WORKING PAPER
ACARA IV

ANATOMI HEWAN

A. Teori Anatomi Hewan

Anatomi merupakan cabang dari biologi yang mempelajari tentang


struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Lebih lengkanya, Anatomi hewan
mengkaji baberapa hal, meliputi :
o Organ
o Sistem organ
o Fungsi organ
o Struktur organ
o Kolerasi antarorgan

Prinsip Anatomi
 Anatomi dikenal adanya struktur tubuh yang dapat dipelajari dengan
menggunakan prosedur pembedahan/pemotongan bagian-bagian tubuh
tersebut. Struktur tersebut dapat dilihat langsung atau harus menggunakan
mikroskop.
 Anatomi berfokus pada komposisi tingkat sel (sitologi) dan jaringan (histologi)
berdasarkan bagian-bagian tertentu dalam organisme membentuk suatu sistem
organ dalam suatu organisme.
 Anatomi berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan struktur
organisme.
 Adanya hubungan dengan disiplin ilmu lain seperti embriologi, anatomi
perbandingan, evolusi, dan filogeni.

Manfaat Anatomi
 Anatomi mendukung kajian morfologi suatu organisme, sehingga tidak hanya
struktur luar namun struktur dalam suatu organisme juga dipelajari.
 Mengetahui letak dan hubungan susunan tubuh suatu organisme beserta
fungsinya. Dalam hal ini suatu sistem yang bekerja dalam organisme dapat
diketahui.
 Anatomi dapat memberikan suatu persamaan dan perbedaan berdasarkan
perbandingan anatomi dari organisme satu dengan yang lainnya sehingga
dapat dijadikan rujukan dalam ilmu taksonomi.
 Anatomi sangat penting, tidak hanya bagi biologi itu sendiri namun untuk ilmu
terapan lainnya seperti kedokteran, pertanian, peternakan, dan perikanan
karena anatomi adalah ilmu dasar.

Anatomi hewan secara umum mempelajari berbagai macam jenis hewan


baik mamalia maupun nonmamalia. Akan tetapi, anatomi hewan juga ada yang
khusus, yaitu anatomi hewan yang hanya fokus mempelajari struktur dan organanisasi
dari satu hewan saja.
Untuk mengamati struktur dan organisasi dari suatu hewan dibutuhkan
pembedahan. Pembedahan ini dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam
mengamati struktur, letak , dan hubunngan antarorgan satu sama lain. Pembedahan
hewan diiringi dengan pemisahan organ dapat memberikan gambaran yang nyata
mengenai anatomi hewan sehingga memudahkan dalam mempelajarinya.
Dalam melaksanakan praktikum ini, digunakan hewan mamalia berupa
marmut (Cavia cobaya). Tikus putih termasuk ke dalam hewan pseudoruminansia
yaitu hewan yang memiliki lambung tunggal sederhana dan terdapat sekum pada
kolonnya. Hal itu merupakan ciri dari sistem pencernaan monogastrik.
Agar mengetahui lebih jelas tentang anatomi hewan, sebaiknya dapat
mengetahui apa saja organ yang terdapat di dalam sistem pencernaan dan sistem
pernapasan pada hewan yang akan dijadikan uji coba. Adapun pembagian sistem
pencernaan dan pernapasan pada hewan mamalia, sebagai berikut :

a. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan pada Tikus Putih meliputi bagian saluran dan


kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan Tikus Putih secara berturut-turut dari awal
(mulut) sampai akhir (anus) adalah sebagai berikut :
 Rongga mulut terdapat lidah, kelenjar saliva dan gigi.
 Faring (pharynx), yaitu awal saluran pencernaan yang tidak jelas batasnya
dengan rongga mulut dan menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan
 Epiglottis, seperti katup yang berfungsi mencegah makanan dan minuman
masuk ke dalam trakea
 Kerongkongan (esophagus), yaitu saluran yang lebar yang menghubungkan
pharynx dengan lambung
 Lambung (gaster), berupa tabung lebar berotot berwarna keputihan dengan
ujung posterior yang menyempit
 Usus halus (intestinum), batasnya dengan duodenum tidak jelas
 Usus besar, berupa tabung yang lebar dan lurus yang langsung bermuara pada
anus
 Anus, merupakan merupakan lubang pembuangan feses dan akhir saluran
pencernaan

b. Sistem Pernapasan

Saluran pernapasan Tikus Putih secara berturut-turut dari awal


(hidung) sampai akhir (paru-paru) adalah sebagai berikut :
 Rongga hidung, terdapat bulu-bulu halus yang berperan dalam penyaringan
udara yang masuk
 Faring, terletak dibelakang rongga hidung dan mulut yang berfungsi sebagai
masuknya udara dan makanan
 Epiglottis, seperti katup yang berfungsi mencegah makanan dan minuman
masuk ke dalam trakea
 Laring, saluran udara yang terletak setelah epiglottis
 Trakea, berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang dibagian leher dan
rongga dada yang tersusun dari cincin tulang rawan
 Paru-paru, didalam organ ini terdapat alveolus yang terdiri dari gelembung-
gelembung kecil yang berperan dalam pertukaran gas O2 dan CO2

B. Praktikum Anatomi Hewan

Tujuan Praktikum : Mengamati struktur dan hubungan antarorgan pada sistem


pernapasan dan pencernaan marmut (Cavia cobaya).

a. Alat dan Bahan

 Alat
o Kotak pembius
o Baki bedah
o Gunting
o Pisau bedah
o Push pin

 Bahan
o Marmut (Cavia cobaya).
o Kloroform
o Kapas
o Lateks dan Masker

b. Cara Kerja

1. Masukkan Marmut (Cavia cobaya) kedalam kotak pembius yang


sebelumnya sudah diberi kapas berkloroform, tunggu beberapa menit
sampai Marmut tidak sadarkan diri
2. Sembelih pada bagian leher hingga terputus 3 saluran, yaitu vena jugularis,
esofagus dan trakea
3. Letakkan preparat (Marmut) pada baki bedah
4. Tancapkan push pin pada ke empat kaki Marmut agar memudahkan
pembedahan
5. Gunakan pisau bedah untuk menyayat Marmut kemudian keluarkan
saluran pencernaan dan pernapasannya
6. Uraikan dan susun sesuai dengan anatominya
7. Gambar dan catat hasil pengamatan.
Ilustrasi Pembedahan Marmut (Cavia cobaya)
C. Hasil Praktikum

Dalam melakukan praktikum ini terdapat langkah-langkah yang harus


diperhatikan. Kita dapat mengikuti pedoman tata cara seperti yang telah dicontohkan
oleh perwakian asisten biologi dalam video praktikum acara 4.

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Melakukan penyembelihan marmut dengan cara menggoreskan pisau tajam ke


leher marmut hingga memutus tiga saluran, yaitu vena jugularis, esofagus dan
trakea.

3. Meletakkan marmut yang telah mati ke atas baki pembedahan dengan


menusukkan masing-masing kaki ke baki pembedahan menggunakan push pin
4. Menyayat dada marmut setipis mungkin dengan cara melintang agar tidak
merusak organ dalam yang akan diamati.
5. Setelah berhasil menyayat kulit marmut, selanjutnya lekatkan kulit marmut
yang telah kebuka ke baki bedah menggunakan push pin agar memudahkan
dalam pengambilan organ.
6. Menggunting selaput yang membatasi kulit dengan organ dalam secara hati-
hati agar tidak merusak organ dalam.

7. Keluarkan organ yang meliputi sistem pencernaan dan pernapasan dengan


hati-hati.
8. Menyusun sistem organ pernpasan dan pencernaan sesuai urutannya.

Setelah mengikuti langkah-langkah berikut, dapat dilihat dengan jelas


sistem pernapasan dan sistem pencernaan pada marmut tersebut. yang meliputi letak
asli dan struktur organ dari hewan tersebut. Setelah mengetahui dengan jelas, kita juga
dapat menggambarkan struktur dan hubungan antarorgan ke dalam paper sehingga
memudahkan kita untuk mempelajari lebih lanjut.
Hasil Praktikum dan Resume Sistem Pencernaan

Melalui gambar tersebut dapat lebih mudah diamati serta dibayangkan


bagaimana sejatinya proses pencernaan pada marmut.
1. Berawal dari rongga mulut yang memiliki tiga elemen yang sangat
penting,yaitu
a. Kelenjar Saliva yang berfungsi untuk menghasilkan enzim amilum. Selain
itu, memiliki fungsi untuk membantu mencerna makanan, membasahi dan
melarutkan makanan sehingga lebih mudah dalam mencerna makanan, serta
membersihkan rongga mulut.
b. Gigi yang berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik dengan cara
mengunyah makanan.
c. Lidah membantu dalam mengecap rasa makanan.

2. Faring merupakan salah satu saluran pencernaan yang tidak jelas batasnya,
tetapi masih dalam satu saluran pernapasan dan pencernaan belum bercabang.
Faring memiliki fungsi untuk menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan.
3. Epiglotis berupa katup yang berfungsi untuk mencegah makanan dan
minuman masuk ke trakea.
4. Kerongkongan (esophagus) menghubungkan faring dengan lambung.
5. Lambung sebagai penghancur dan pencerna makanan secara mekanik dan
kimiawi. Lambung memiliki enzim antara lain
a. Enzim pepsin, mengubah protein menjadi pepton
b. Enzim renin, mengubah protein menjadi kasein (protein susu) &
mengendapkan kasein susu
c. Enzim lipase gastrik, mengubah lemak menjadi asam lemak
d. Asam klorida, membunuh bakteri atau kuman yang masuk melalui
makanan dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin

6. Pankreas berfungsi untuk menghasilkan enzim-enzim pencernaan


7. Usus halus yang berfungsi sebagai tempat penerapan nutrisi bagi sari-sari
makanan. Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
a. Duodenum (usus 12 jari)
Terletak menempel dengan pancreas dan memiliki fungsi untuk
mencerna makanan secara kimia dengan bantuan enzim-enzim
pencernaan yang sebagian berasal dari pankreas.
b. Jejenum (usus kosong)
bagian kedua dari usus halus yang berbatasan dengan usus dua belas
jari dan ileum. Bagian ini memiliki fungsi penyerapan pada usus halus
yang sangat baik.
c. Ileum (Usus Penyerapan)
Terletak lebih dekat ke usu besar. Ileum memiliki fungsi untuk
menyerap sisa nutrisi dari makanan yang dicerna dan juga berperan
dalam sistem kekebalan tubuh karena ditemukan limfosit B dan T.
8. Usus Besar memiliki fungsi utama untuk penyerapan air dan mineral. Usus
besar terdapat tiga bagian meliputi
a. Sekum berfungsi untuk mencerna serat kasar melalui proses fermentasi
oleh mikroba. Hasil dari fermentasi ini salahsatunya adalah glukosa
dan mikroba yang membusuk dapat menjadi protein.
b. Kolon berfungsi untuk pembusukan oleh bakteri e.coli
c. Rectum berfungsi sebagai tempat pembuangan/pengeluaran feses.

Hasil Praktikum dan Resume Sistem Pernapasan

Pada gambar di atas, kita lebih mudah memahami sistem pernapasan


yang terjadi pada marmut dan mempelajari fungsi masing-masing bagian dalam
mengetahui hubungan antarorgan.
1. Rongga hidung memiliki fungsi sebagai tempat pertama masuknya udara ke
dalam sistem pernapasan. Rongga hidung juga memiliki fungsi untuk
melembabkan, menghangatkan, dan menyaring (filter) udara yang masuk ke
tubuh. Dalam rongga hidung juga terdapat bulu hidung dan lender.
2. Faring sebagai saluran tempat masuknya udara dan makanan.
3. Epiglotis memiliki fungsi katup yang mencegah makanan dan minuman
masuk ke trakea.
4. Laring untuk melindungi saluran pernapasan dibawahnya dengan cara
menutup secara cepat pada stimulasi mekanik, sehingga mencegah masuknya
benda asing ke dalam saluran napas. Laring mengandung pita suara (vocal
cord).
5. Trakea tersusun oleh cincin tulang rawan dengan berbentuk pipa memanjang
dan menghubungkan epiglotis dengan bronkus.
6. Bronkus merupakan percabangan dari trakea yang berfungsi dalam
menghangatkan, dan, membersihkan udara di saluran pernapasan
7. Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus yang memiliki fungsi
sebagai konduksi serta peryikaran gas.
8. Alveolus terletak di ujung bronkiolus. Alveolus merupakan gekembung udara
yang berfungsi dalam pertukaran gas O2 dan CO2
Dalam melakukan praktikum cenderung menggunakan hewan
pseudorumansia karena karakteristrik sistem pernapasan dan pencernaan pada hewan
tersebut sangat mendekati dengan sistem yang dimiliki oleh manusia sehingga
penggunaan tikus, marmut, dsb. Sangat relevan jika digunakan sebagai percobaan,
Faktor lainnya, hewan tersebut cenderung cepat dalam berkembang biak sehingga
tidak dikhawatirkan terjadinya kepunahan. Selain itu, hewan-hewan tersebut mudah
untuk didapatkan dan juga relatif berharga murah dibandingkan hewan jenis lain.

D. Kesimpulan

Melalui materi dan praktikum yang telah dilakukan, ternyata hewan


juga ada yang memiliki sistem pernapasan dan pencernaan seperti manusia. Oleh
sebab itu, melalui anatomi hewan yang mirip dengan manusia dapat menjadikan
hewan tersebut acuan untuk mengetahui sistem pernapasan dan pencernaan pada
manusia agar lebih mudah dimengerti.
PENUTUP

Terima kasih telah meneliti laporan praktikum acara 4 ini. Semoga


laporan ini dapat bermanfaat serta penulis dapat lebih meningkatkan kualitas pembuatan
laporan yang baik dan benar. Penulis juga meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun pembahasan yang belum sempurna.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/6227342/LAPORAN_PRAKTIKUM_ANATOMI_P
ERBANDINGAN_HEWAN

https://materiipa.com/anatomi#:~:text=Manfaat%20Anatomi&text=Anatomi
%20mendukung%20kajian%20morfologi%20suatu,bekerja%20dalam%20organisme
%20dapat%20diketahui.

https://id.mort-sure.com/blog/difference-between-pseudo-ruminant-and-
ruminant-systems/#:~:text=Pseudo%20ruminansia%20adalah%20hewan%20yang,terdiri
%20dari%20perut%20tiga%20bilik.

Anda mungkin juga menyukai