Anda di halaman 1dari 36

KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh
Ngadiwiyana, S.Si., M.Si
CHEMICAL EQUILIBRIUM

REAKSI

REVERSIBLE IRREVERSIBLE

Reaksi Kesetimbangan merupakan reaksi reversibel dimana zat-zat hasil reaksi


dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat pereaksi

Keadaan Setimbang adalah suatu keadaan dimana laju reaksi ke arah


kanan (pembentukan hasil reaksi) sama dengan laju reaksi ke arah kiri
(pembentukan zat-zat pereaksi)
Reaksi Reversible
Reaksi Reversible adalah reaksi yang berlangsung ke dua arah (bolak-
balik) dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi
kembali membentuk zat-zat pereaksi
Ex :
• 2H2 (g) + O2(g) 2H2O(g)

• 2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g)

• I2 + H2 2HI
Reaksi Irreversible
Reaksi Irreversible adalah reaksi yang hanya berlangsung satu
arah ke arah produk
Ex :

• S (s) + O2 (g) SO2 (g)

• HCl + NaOH NaCl + H2O

• Bensin + O2(g) CO2 (g) + H2O(g)


Kapan kesetimbangan kimia terjadi ???

SO2 + O2 (V1 ke kanan)

V1 = V2 Keadaan
setimbang

SO3 (V2 ke kiri )

V1
2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g)
V2
Kesetimbangan
Dinamis
• V1 = V2
• Konsentrasi produk dan reaktan tidak berubah lagi
dalam suatu waktu tertentu
Kesetimbangan Dinamis
A. Kesetimbangan Homogen : Kesetimbangan yang berfase sama

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)


Harga Tetapan Kesetimbangan

 
Kc

B. Kesetimbangan Heterogen : Kesetimbangan yang berfase tidak


sama
Cu2+(aq) + 2H2O(l) Cu(OH)2(s) + 2H+ (aq)
Harga Tetapan Kesetimbangan
 
Kc
Tetapan Kesetimbangan
Reaksi : aA + bB cC + dD
dengan A dan B adalah Reaktan
C dan D adalah Produk
a,b,c dan d adalah Koefisien stokiometri

Kc : Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi zat dalam reaksi

 
Kc

Kp : Tetapan kesetimbangan parsial gas


 
Kp

Tekanan Total (P) = pA + pB + pC + pD


Hubungan Kc dan Kp
Konsentrasi molar C = n / V…………………(1)

Tekanan gas standar PV = n R T………………(2)

P = n/V . R T

Kp = Kc [RT] ∆n

R = tetapan gas ideal (0,0821 L.atm.mol-1 K-1)


T = suhu (K)
∆n = mol gas akhir – mol gas awal
Meramalkan Arah Kesetimbangan
Apabila dalam persamaan tetapan kesetimbangan, zat-zat hasil reaksi
dan zat-zat pereaksi yang dimasukkan bukan merupakan keadaan
setimbang. Maka harga yang diperoleh disebut Kuotion Reaksi (Qc)

Koution Reaksi (Qc) merupakan perbandingan konsentrasi-


konsentrasi yang bentuknya sama dengan persamaan Kc.

Ketentuan :
1. Jika Qc < Kc maka reaksi akan berlangsung dari kiri ke kanan
sampai tercapai kesetimbangan
2. Jika Qc > Kc maka reaksi akan berlangsung dari kanan ke kiri
sampai dengan keadaan setimbang
3. Jika Qc = Kc maka reaksi dalam keadaan setimbang
Pergeseran Kesetimbangan Kimia

Hukum Le Chatelier

“ Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi


(tindakan) tertentu, maka sistem ini akan berubah
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut
akan menjadi sekecil mungkin”
Faktor Kesetimbangan Kimia
1. Konsentrasi

Produk Reaktan

Reaktan Produk

Produk bertambah, Reaksi bergeser ke Kiri Reaktan bertambah, Reaksi bergeser ke Kanan

2. Tekanan dan Volume

Tekanan Bertambah Volume Berkurang Reaksi bergeser ke


Koefisien lebih Kecil

Tekanan Berkurang Volume Bertambah Reaksi bergeser ke


Koefisien lebih Besar

Jika jumlah koefisien pereaksi dan koefisien hasil reaksi SAMA


maka perubahan tekanan dan volume TIDAK akan menggeser kesetimbangan
3. Suhu
eksoterm

NO2(g) N2O4(g) ∆H = -59,2 kJ


edoterm

Suhu Bertambah reaksi kesetimbangan bergeser ke Endoterm

Suhu Berkurang reaksi kesetimbangan bergeser ke Eksoterm

4. Katalisator

• Katalisator TIDAK menggeser kesetimbangan hanya mempercepat reaksi


mencapai kesetimbangan

• Katalisator berfungsi untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak


merubah letak kesetimbangan (harga ketetapan kesetimbangan K, tetap) hal ini
disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri
Kesetimbangan Asam Basa

CH3COOH (aq) + H2O (l) H3O-(aq) + CH3COO-(aq)

Konstanta kesetimbangan untuk reaksi diatas disebut konstanta


disosiasi asam (Ka)

 
Ka = 1,75 x 10-5
Asam dan Basa

Asam (HA) dan Basa MOH)


Arrhenius Asam (HA) Bronsted- Asam (HA) Bronsted- Asam Basa
Lowry Lowry Lewis Lewis

Disosiasi dalam air


membentuk Disosiasi dalam air donor acceptor Disosiasi dalam air donor acceptor
membentuk membentuk

H+ OH- H3O+ + A- H+ BH+ + OH- Pasangan elektron


(+ A-) (+ M+)

Konstanta terukur Reaksi yang Konstanta terukur


terjadi
Reaksi kombinasi

Ka Transfer proton Kb

netralisasi

BH+ A-

Garam Air
Asam konjugasi Basa konjugasi HA
MA(aq) H2O(l)
B

Monoprotik HA poliprotik
HxA
Konsep Asam-Basa Arrhenius
 Asam
substansi yang berdisosiasi dalam air untuk menghasilkan ion H+
asam kuat asam yang berdisosiasi ke dalam dengan
jumlah besar (HCl, H2SO4)
asam lemah asam yang berdisosiasi hanya jumlah
sedikit (CH3COOH, HF)

 Basa
substansi yang berdisosiasi dalam air untuk menghasilkan ion
OH-

Teori Arrhenius ditujukan untuk larutan encer, tidak menghitung basa


seperti NH3 yang tidak mengandung OH-
Konsep Asam-Basa Bronsted-Lowry
 Asam  substansi (molekul / ion) yang dapat memindahkan
proton (ion H+) ke substansi lain (proton donors)

 Basa  substansi yang dapat menerima proton (proton


acceptors)

HA + B BH+ + A-
Asam donor H+ Basa acceptor H+ Asam donor H+ Basa acceptor H+

Pasangan asam-basa konjugasi


Asam kuat dan Asam lemah
Asam kuat  molekul yang dapat mendonorkan semua proton ke
molekul pelarut
HCl(aq) + H2O(l)  H3O+(aq) + Cl-(aq)

Asam lemah  molekul yang hanya mendonorkan sebagian proton


ke molekul pelarut
CH3COOH(aq) + H2O(l) === H3O+(aq) + CH3COO-(aq)

Ka (konstanta disosiasi asam):

Ka 
 H O  CH COO 
3

3
-
 1,75x10 -5

 CH 3COOH
Asam Lemah
Monoprotik  asam yang hanya mendonorkan proton tunggal /
konstanta disosiasi asam tunggal (misal: asam
asetat)

HCl(aq) + H2O(l)  H3O+(aq) + Cl-(aq)

Poliprotik  asam yang dapat mendonorkan proton lebih dari


satu, umumnya dijelaskan dengan tahapan
disosiasi asam (misal: asam phosphoric)
Penurunan konstanta disosiasi
asam dari Ka1 ke Ka3
menunjukkan proton berturut-turut
lebih sulit dipisahkan
Berdasarkan kekuatan asam:

H3PO4 > H2PO4- >HPO42-


Basa kuat dan Basa lemah
Ke basaan larutan diukur dari konsentrasi ion hidroksida (OH -)
Misal: basa kuat NaOH
NaOH(aq)  Na+(aq) + OH-(aq)

Basa lemah  molekul hanya menerima sebagian proton dari


pelarut
CH3COO-(aq) + H2O(l) OH-(aq) + CH3COOH(aq)

Ka (konstanta disosiasi basa):

 CH 3COOH OH- 
  5,71x10 -10
Kb
CH COO 
3
-
Amphiprotic
Molekul yang bertindak sebagai asam atau basa
misal: reaksi kimia ion bikarbonat dalam air

HCO3-(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CO32-(aq) Ka = 4,69 x 10-11

HCO3-(aq) + H2O(l) OH-(aq) + H2CO3(aq) Kb = 2,25 x 10-8

Jadi bikarbonat adalah basa lebih kuat dibanding sebagai asam


[H+] > [OH-]  Larutan asam
[H+] = [OH-]  Larutan netral
[H+] < [OH-]  Larutan basa
Disosiasi Air
Air bisa menjadi molekul amphiprotik

H2O(l) + H2O(l) H3O+(aq) + OH-(aq)

 H 3O    OH  
Keq  3,2x10 18  25o C 
 H 2O  2
Sangat kecil berarti konsentrasi H2O
dapat dianggap konstan


Kw  Keq x H 2 O  2  H3O  OH  x  H2O 2  H3O  OH 
 H 2O  2
atau [H+] [OH-]
Kw = [H+] [OH-]
Kw = (1,2 x 10-7) x (1,0 x 10-7)
Kw = 1,0 x 10-14 (pada 25oC)
Perhitungan Ka dan Kb
 Konstanta Ionisasi Asam
Konstanta relatif suatu asam dinyatakan dengan konstanta ionisasi asam
(Ka)
Ionisasi asam lemah : HA + H2O H 3O + + A -

Kc 
 H 3O   A  
 Ka  Kc x  H 2O  
 H   A  
 
HA  H 2O   HA 

 Konstanta Ionisasi Basa


Konstanta relatif suatu asam dinyatakan dengan konstanta ionisasi asam
(Ka) Ionisasi asam lemah : B + H O BH+ + OH-
(aq) 2 (aq) (aq)

Kb 
 BH   OH  
 B
pKa dan pKb
pKa = -log Ka makin besar pKa, asam makin lemah
pKb = -log makin besar pKb, basa makin lemah
Ka x Kb = Kw (untuk pasangan asam – basa konjugat)

• Basa konjugat suatu asam sangat lemah adalah basa relatif


kuat
• Asam konjugat suatu basa sangat kuat adalah basa relatif
lemah
Buffer (Penyangga pH)
Larutan Buffer : Larutan yang dapat mempertahankan pH
bila ditambahkan sedikit asam atau
sedikit basa

Umumnya terdiri atas :


asam lemah HA dan basa konjugatnya A-

pH larutan Buffer
 HA
H   Ka x A 

pH  pKa - log
 asam 
atau

 anion 
Kesetimbangan pada Larutan Buffer
CH3COOH + H2O CH3COO- + H3O+


 CH 3COO   H 3O  
 CH 3COOH 
Ka

 CH 3COOH 
 H 3O    K a  CH COO  
3

Jika rasio [HA]/[A-] meningkat maka [H3O+] meningkat


Jika rasio [HA]/[A-] menurun maka [H3O+] menurun
KESETIMBANGAN KIMIA

LINGKUNGAN INDUSTRI

1. Proses Penguapan Air dan 1. Tangki Penyimpan Hidrogen 


Pengembunan Air Cair
2. Siklus Oksigen 2. Kolam Renang dan Bak
3. Kesetimbangan di Lapisan Penampungan Air
Atmosfer berupa Pembentukan 3. Industri Asam Nitrat
dan Penguraian Ozon 4. Industri Amonia
4. Karbon di Laut 5. Industri Asam Sulfat
Kesetimbangan dalam Lingkungan

1. Proses Penguapan Air dan Pengembunan Air

• Proses pendidihan air terjadi dua proses yang berlawanan arah,


yaitu proses penguapan air yang arahnya ke atas dan proses
kondensasi yang arahnya ke bawah
• Proses berubahnya air berbentuk cair menjadi uap dan
sesudahnya dapat menjadi air lagi merupakan proses dapat balik
(reversibel).
Pada pendidihan air :
Air berubah menjadi uap air: H2O(l) →H2O(g)
Uap air berubah menjadi air: H2O(g) →H2O(l)
Reaksi Keseimbangan dituliskan : H2O(l) ⇌ H2O(g)
2. Siklus Oksigen

• Siklus ini melibatkan reaksi pembakaran dan fotosintesis


• Siklus itu terjadi terus menerus sehingga secara makroskopis
jumlah atau zat-za itu relatif tetap

CO2 (g) + H2O(l) → C6H12O6(s) + O2(g)


(reaksi fotosintesis pada tumbuhan)

C6H12O6(s) + O2(g) → CO2 (g) + H2O(l)


(reaksi pembakaran pada manusia/hewan)

CO2 (g) + H2O(l) ⇌ C6H12O6(s) + O2(g)


(Reaksi Kesetimbangan)
3. Kesetimbangan di Lapisan Atmosfer berupa Pembentukan dan
Penguraian Ozon

• Pada lapisan atas stratosfer terdapat keseimbangan antara gas ozon, yaitu
suatu molekul dengan ikatan 3 atom oksigen (O3) dan molekul O2.

2O3(g) → 3O2(g)

• Sistem kesetimbangan penguraian ozon menjadi oksigen terjaga karena


adanya penyerapan radiasi ultra violet dan sinar matahari. Oleh karena
itu, lapisan ozon di stratosfer melindungi bumi dari sengatan radiasi ultra
violet yang berlebihan.
• Radiasi ultra violet merupakan radiasi energi gelombang pendek yang
dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup termasuk manusia jika
berlebihan. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan, seperti kanker
kulit.
4. Karbon di Laut

• Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar


dalam bentuk ion bikarbonat
• Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan
juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon.
Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan.
• Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada
daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan.
Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:

CO2 + H2O ⇌ H2CO3


• Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan
kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan
adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol
perubahan yang besar pada pH:

H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−
Kesetimbangan dalam Industri
1. Tangki Penyimpan Hidrogen  Cair

Hidrogen cair merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang kini


mulai di gunakan. Salah satu masalah dalam penyimpanan bahan bakar
hydrogen untuk kendaraan bermotor dapat di atasi dengan pembentukan
hidrida. Menurut penelitian, beberapa logam dapat menyimpan
hydrogen cair 50% lebih banyak dari wadah yang biasa di gunakan
untuk menyimpan hydrogen cair. Dengan memberikan tekanan,
hydrogen membentuk hidrida dengan serbuk logam.

Ti (s) + nH2 (s) ↔ TiH2n (g)

Jika hidrogen digunakan, tekanan akan berkurang sehingga reaksi akan


bergeser ke kiri (menghasilkan Hidrogen).
2. Kolam Renang dan Bak Penampungan Air

• Untuk mencegah pertumbuhan alga dan bakteri dalam kolam renang


atau bak penampungan air, ke dalam kolam atau bak biasanya di
tambahkan asam hipoklorit (HClO)
• Sinar matahari dapat mempercepat penguraian HClO. Untuk
memeperlambat penguraian HClO, kedalam kolam renang di
tambahkan asam sianura karena asam triklorosianurat tidak terurai
oleh sinar matahari.

H3C3N3O3 (aq) + 3HClO (aq) ↔ Cl3C3N3O3 (aq) + 3H2O (l) 


            Asam sianurat      Triklorosianurat

Jika asam hipoklorit terurai atau mengoksidasi alga atau bakteri, reaksi
akan bergeser kea rah kiri (pembentukan asam hipoklorit). Dengan
demikian, penggunaan asam Hipoklorit dapat di hemat sekaligus
mengurangi biaya produksi.
3. Industri Asam Nitrat

• Asam nitrat di gunakan dalam pembuatan pupuk amonium nitrat, bahan


peledak seperti nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT), Industri zat warna,
dan metalurgi.
• Metode yang biasa di gunakan adalah proses Ostwald yang terdiri atas tiga
tahap reaksi. Tahap-tahap reaksi merupakan reaksi kesetimbangan

Tahap 1: oksidasi ammonia


4NH3 (g) + 5O2 (g) ↔ 4NO (g) + 6H2O (l) ΔH = -907 kJ
Untuk menghasilkan hasil optimum, suhu reaksi diturunkan dan tekanan diperbesar

Tahap 2: oksidasi gas NO


2NO (g) + O2 (g) ↔ 2NO2 (g) ΔH = -114 kJ
Untuk menghasilkan gas NO optimum, suhu reaksi diturunkan dan tekanan
diperbesar.

Tahap 3: pembentukan HNO3


3NO2 (g) + H2O (l) ↔ 2HNO3 (aq) + NO (g)
4. Industri Amonia

• Ammonia di buat dengan cara mereaksikan nitrogen dan oksigen. Reaksi tersebut
menerapkan prinsip kesetimbangan.
• Pada proses haber, bahan bakunya berasal dari gas alam, air, dan udara

CH4 + H2O ↔ CO + 3H2


Gas CO yang terbentuk di reaksikan lagi dengan uap air sehingga menghasilkan gas
H2 dan gas CO2.
CO + H2O ↔ CO2 + H2
Gas H2 di gunakan untuk membuat ammonia, sedangkan gas CO2 yang di hasilkan di
gunakan untuk memproduksi urea CO(NH2)2.

• Reaksi nitrogen dan hidrogen dilakukan pada suhu 450oC di bantu


oleh katalis (besi oksida) dengan reaksi kesetimbangan.

N2 (g) + 3H2 (g) ↔ 2NH3   ΔH = -92 kJ


Agar hasil produksi optimal, reaksi harus bergeser ke kanan. Oleh karena itu,
tekanan yang di gunakan dalam proses tersebut sangat tinggi sekitar 300-400 atm
5. Industri Asam Sulfat

• Penggunaan utama asam sulfat di industry adalah sebagai bahan baku pembuatan
pupuk, di antaranya pupuk superfosfat dan ammonium sulfat. Asam sulfat juga di
gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam klorida, asam nitrat, garam
sulfat, detergen, zat pewarna, bom, dan obat-obatan.
• Metode pembuatan asam sulfat dengan cara ini di namakan proses kontak yang
terdiri atas 3 tahap, yaitu pembuatan SO 2, pembuatan SO3, dan pembuatan H­
2SO4 (asam sulfat). Untuk mempercepat reaksi, di gunakan katalisator vanadium
pentaoksida (V­2O5).

Tahap 1 : Oksidasi S
S (s) + O2 (g) ↔ SO2 (g)  ΔH = -297 kJ

Tahap 2 : oksidasi SO2


2SO2 (g) + O2 (g) ↔ 2SO3 (g) ΔH = -190 kJ

Tahap 3 : pembentukan H2SO4


SO3 (g) + H2SO­4 (aq) ↔ H2S2O7 (l)
H2S2O7 (l) + H2O (l) ↔ 2H2SO4 (aq

Anda mungkin juga menyukai