Anda di halaman 1dari 15

BAHAN AJAR

REAKSI KESETIMBANGAN

I. Pengertian Kesetimbangan Reaksi


a. Reaksi Satu arah dan Reaksi Bolak-Balik
1. Reaksi Satu Arah (Irreversible)
Reaksi yang searah (Ireversible).Tidak dapat di balik atau tidak dapat kembali ke
keadaan semula disebut reaksi satu arah
Ciri-ciri reaksi satu arah (Irreverrsible) :
Zat hasil reaksi tidak dapat diubah kembali menjadi pereaksi
Antara pereaksi dan hasil reaksi dihubungkan dengan satu arah anak panah
Reaksi berlangsung tuntas. Artinya, reaksi akan berhenti jika salah satu atau semua
pereaksi habis.
Contoh reaksi;
Jika larutan asam klorida (HCl) direaksikan dengan larutan natrium hidroksida
(NaOH), akan dihasilkan larutan natrium klorida (NaCl dan air (H2O). Reakis yang terjadi
antara kedua larutan asalah sebagai berikut.
HCl (aq) + NaOH NaCl (aq) + H2O (l)
Jika dipanaskan sampai jennuh, larutan NaCl dari hasil reaksi di atas akan berubah
menjadi kristal putih yang rasanya asin. Akan tetapi, jika kita mereaksikan kristal putih
tersebut dengan air, tidak akan terbentuk asam klorida (HCl) dan natrium klorida (NaOH).
2. Reaksi Dua Arah /Bolak-balik (Reversible)
Reaksi bolak-balik (reversible) adalah reaksi yang produknya dapat berubah lagi
menjadi zat semula.

Adapun ciri-ciri reaksi bolak-balik (reversilble) :


Antar pereaksi dan hasil reaksi dihubungkan dengan dua arah anak panah ().
Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik.
Contoh reaksi bolak-balik adalah sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Pada awal reaksi, gas N2 dan gas H2 bereaksi membentuk gas NH3. Setelah NH3
terbentuk, zat itu akan terurai menjadi N2 dan H2. Reaksi penguraian tersebut adalah:
2NH3 (g) N2 (g) + 3H2 (g); sehingga kedua reaksi dituliskan menjadi:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
b. Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan kimia bersifat dinamis. Artinya pada saat terjadi keseimbangan, tidak
terjadi perubahan makroskopis (perubahan yang dapat dilihat dan diukur), tetapi reaksi
masih terus terjadi pada tingkat mikroskopis (molekul), keadaan inilah dinamakan
keseimbangan dinamis.
v
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) (laju reaksi berkurang)

2NH3 (g) N2 (g) + 3H2 (g) (laju reaksi bertambah)

(gambar diatas: grafik laju reaksi waktu pada saat

pembentukan dan penguraian NH2)as NH3

1. Reaksi pembentukan gas NH3


N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Konsentrasi berkurang konsentrasi bertambah
2. Reaksi penguraian NH3
2NH3 (g) N2 (g) + 3H2 (g)
Konsentrasi berkurang konsentrasi bertambah

Pada saat, pembentukan NH3 dan penguraian NH3 memiliki laju yang sama. Saat itulah
tercapai suatu keadaan yang dinamakan Keseimbangan.
Jadi persamaan reaksinya:

V1
N2 (g) + 3H2 (g) 2 NH3(g)
V2

II. Kesetimbangan Dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Perubahan Wujud Air
Perubahan wujud air pada proses pemanasan air dalam wadah tertutup
H2O(l) H2O(g)
b. Reaksi Kesetimbangan dalam Tubuh
Oksigen di udara diikat menjadi HbO2 pada paru-paru.
Hb + O2 HbO2
c. Reaksi Kesetimbangan Dalam Mulut
Lapisan email gigi mengandung senyawa kalsium hidroksiapatit [Ca5(PO4)3OH]
[Ca5(PO4)3OH] (s) 5Ca+2 (aq) + 3PO4-3 (aq) + OH- (aq)

III. Penulisan Tetapan Kesetimbangan


Lambang Tetapan Kesetimbangan :
KC = tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi.
KP = tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan (wujud gas) .
Tetapan kesetimbangan KC merupakan pernyataan matematis dari Hukum Aksi Massa.
Menurut Hukum Aksi Massa:
Reaksi kimia pada suhu tertentu, perbandingan hasil kali konsentrasi zat-zat di ruas
kanan dengan hasil kali konsentrasi zat-zat di ruas kiri, yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, akan menghasilkan suatu bilangan yang tetap
(konstan).
Penentuan tetapan kesetimbangan bergantung pada jenis reaksinya, homogen atau
heterogen.

1. Nilai KC untuk kesetimbangan homogen


Reaksi kesetimbangan homogen terjadi jika fase dari zat-zat yang bereaksi dengan zat-zat
hasil reaksi sama, yaitu gas atau larutan. Perhatikan reaksi berikut:
pA + qB rC + sD

[] . []
Kc = [] .[]

Kc merupakan bilangan positif.


Contoh reaksi:
[2 ]2 [2 ]
a. 2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g) ; = [3 ]2
[3 ]2
b. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ; Kc = [2 ] [2 ]3

2. Nilai KC untuk kesetimbangan heterogen


Keberadaan zat pada keadaan setimbang Penentuan KC

Jika terdapat fase gas dan fase padat Fase gas

Jika terdapat fase gas dan fase cair Fase gas

Jika terdapat fase larutan dan padat Fase larutan


Jika terdapat fase gas, cair larutan dan padat Fase gas

Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut:


a. CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g)
Kc = [CO2]
b. SnO2 (s) + 2H2 (g) Sn (s) + 2H2O (g)
[2 ]2
Kc = [2 ]2
H O
c. PbI2 (s) 2 Pb+2 (aq) + 2I- (aq)

Kc = [Pb+2] . [I-]
BAHAN AJAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN

Henry Louis Le Chatelier, seorang ahli kimia Perancis pada tahun 1884
mengemukakan hukum pergeseran kesetimbangan yang selanjutnya dikenal dengan nama
Azas Le Chatelier. Azas Le Chatelier menyatakan : Jika terhadap suatu system
kesetimbangan dilakukan suatu tindakan atau aksi, system kesetimbangan tersebut
akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi pengaruh aksi
tersebut.
1. Pengaruh Konsentrasi
Jika konsentrasi ruas kiri ditingkatkan, kesetimbangan bergeser ke ruas kanan.
Jika konsentrasi ruas kanan dikurangi, kesetimbangan bergeser ke ruas kiri.
2. Pengaruh Tekanan
Jika tekanan ditingkatkan atau volume dikurangi, reaksi kesetimbangan bergeser ke
ruas dengan mol gas lebih kecil.
Jika tekanan diturunkan atau volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser ke
ruas dengan mol gas lebih besar
3. Pengaruh Suhu
Jika suhu dinaikkan, reaksi kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm.
Jika suhu diturunkan, reaksi kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm.
4. Pengaruh Katalis
Katalis hanya dapat mempercepat tercapainya kesetimbangan, tetapi tidak dapat
mengubah komposisi zat-zat dalam kesetimbangan
Tabel konsep :empat faktor yang dapat menggeser Kesetimbangan:

Faktor Aksi - Reaksi


(+) (= +)
Jika T ( bergeser ke arah reaksi
Suhu (T) ) (= )

Tipsnya:
T dinaikkan, kontasinya kan plus (+), maka pergeseran ke arah
endoterm ( = +)
T diturunkan, kontasinya kan minus (-), maka pergeseran ke arah
eksoterm ( = -)

Jika V bergeser ke arah ruas yang
Volum (V)

Tipsnya:
V besar ke koefisien besar,
V kecil ke koefisien kecil
1
P=
Tekanan (P)
Tipsnya:
Jika tekanan diperbesar volum diperkecil

Jika C suatu zat bergeser zat itu
Konsentrasi (C)
BAHAN AJAR

TETAPAN KESETIMBANGAN

I. Tetapan Kesetimbangan
Nilai Kc tidak berubah untuk suhu tertentu.
Perhatikan reaksi kesetimbangan pada pembentukan H2 dan I2 yang berlangsung pada suhu
425oC berikut ini;
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)

[]2
Kc = [
2 ] .[2 ]

Tetapan Kesetimbangan Pembentukan HI:


Konsentrasi Awal Konsentrasi Pada Kesetimbangan (mol L-1)
(mol L-1)
HI H2 I2 HI H2 I2 Kc
- 0,010667 0,011965 0,001831 0,003129 0,01767 54,5
- 0,011354 0,009044 0,003560 0,001250 0,01559 54,6
- 0,011337 0,007510 0,004565 0,000738 0,01354 54,4

Selanjutnya perhatikan reaksi penguraian HI berikut ini yang berlangsung pada suhu yang
sama.
[2 ] .[2 ]
2HI (g) H2 (g) + I2 (g) ; Kc =
[]2

Tetapan Kesetimbangan Penguraian HI:


Konsentrasi Awal Konsentrasi Pada Kesetimbangan (mol L-1)
(mol L-1)
HI H2 I2 HI H2 I2 Kc
0,04489 - - 0,003531 0,0004789 0,0004789 0,018395
0,010692 - - 0,008410 0,001141 0,00141 0,018401
Jadi; nilai Kc1 pada reaksi pembentukan HI sebesar 54,5, sedangkan pada penguraian HI,
nilai Kc2 = 0,018401.
1
= 0,018401. Hal ini memperlihatkan hubungan tetapan kesetimbangan dua reaksi yang
54,5

saling berkebalikan, Kc1 dan Kc2, yaitu:



Kc1 = atau Kc2 =

Jika koefisien reaksi kesetimbangan diubah, pangkat konsentrasi juga akan berubah
sebagai berikut.
a. Jika koefisien tersebut dikalikan x, nilai tetapan kesetimbangan menjadi pangkat x.
b. Jika koefisien tersebut dikalikan 1/x, nilai tetapan kesetimbangan menjadi akar pangkat x
Perhatikan beberapa reaksi berikut:
[]2
1. H2 (g) + Br2 (g) 2HBr (g) Kc = [ ].[2 ]
2

[]4
2. 2H2 (g) + 2Br2 (g) 4HBr (g) Kc = [
2 ]2.[2 ]2

[]
3. H2 (g) + Br2 (g) HBr (g) Kc = [
2 ]1/2 .[2 ]1/2

Hubungan antara tetapan-tetapan kesetimbangan tersebut sebagai berikut :

Kc = (kc1 )2 dan Kc = (Kc2)1/2

Contoh soal:

(1) P2 + Q2 2PQ, dengan Kc1 = 32 dan

(2) PS + Q2 PQ + S, dengan Kc2 = 4

Tentukanlah Kc1 untuk reaksi P2 + 2S 2PS

Penyelesaian:

Reaksi ketiga melibatkan zat-zat yang ada pada kesetimbangan (1) dan (2). Reaksi
kesetimbangan ini dapat disusun dengan mengubah dan menggabungkan reaksi (1) dan
(2).Posisi P2 pada reaksi (1) tetap, agar terdapat 2PS di ruas kanan, reaksi (2) dikalikkan 2
dan dibalik. Jika reaksi (1) dan (2) dijumlahkan, serta Kc1 dan Kc2 dikalikan :

Reaksi (1) : P2 + Q2 2PQ ; Kc1 = 32

1 1
Reaksi (2) : 2PQ + 2S 2PS + Q2 ( ) =
1 16

II. Pengaruh Konsentrasi, Tekanan dan Suhu Terhadap Tetapan Kesetimbangan


(a) Pengaruh Perubahan Konsentrasi
Perubahan konsentrasi hanya menggeser arah reaksi, tidak memengaruhi nilai KC.
(b) Pengaruh Perubahan Volume dan Tekanan
Perubahan volume dan tekanan hanya menggeser arah reaksi, tidak mengubah nilai KC.
(c) Pengaruh Suhu
Setiap perubahan suhu akan menggeser arah reaksi dan mengubah nilai KC.
Jika reaksi bergeser ke kanan, nilai KC akan bertambah. Jika reaksi bergeser ke kiri,
nilai KC akan menurun.

III. Perhitungan Kc
a. Perhitungan Kc Untuk Reaksi Homogen
Untuk menghitung Kc reaksi homogen yaitu memasukan konsentrasi zat-zat pada
kondisi setimbang ke dalam rumus tetapan kesetimbangan reaksi homogen. Untuk
kesetimbangan homogen, persamaan tetapan kesetimbangan sesuai dengan stoikiometri
reaksi.

Secara umum, untuk reaksi:


mA + nB pC + qD

Persamaan tetapan kesetimbangannya: Kc =


C p Dq
Am Bn
Contoh :
Diketahui 0,6 M senyawa PCl5 dibiarkan terurai sesuai dengan persamaan reaksi
PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g). Pada keadaan setimbang, terdapat 0,2 M PCl5. Tentukan
jumlah gas klorin yang terbentuk jika pada suhu yang sama 0,25 M PCl5 dibiarkan terurai!
Jawab.
Pada keadaan setimbang terdapat 0,2 M PCl5.
Reaksi: PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g).
Keadaan awal : 0,6 M - -
Bereaksi : 0,6- 0,2 = 0,4M 0,4M 0,4M
Keadaan setimbang: 0,2M 0,4M 0,4M

PCl3 Cl2
Kc1=
PCl5 = 0,40,4 0,8
0,2
Dengan diketahuinya nilai Kc1 jumlah Kc2 pada keadaan (2) dapat diketahui. Pada
keadaan (2) sebanyak 0,25 M PCl5 dibiarkan terurai. Jumlah gas Cl2 dimisalkan x mol.
Reaksi: PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g).
Keadaan awal 0,25 M - -
Bereaksi xM xM x
Keadaan setimbang 0,25- x M xM xM

PCl3 Cl2
Kc2 =
PCl5
Pada suhu yang sama, nilai Kc suatu reaksi tidak berubah sehingga:

0,8
x x

x2
Kc2 = Kc1 = 0,25 x 0,25 x
0,2 0,8x = x2
x2 +0,8x -0,2 = 0
(x + 1)(x 0,2) =0
x1 = -1 (tidak mungkin)
x2 = 0,2.
Jadi, jumlah gas klorin yang dihasilkan 0,2 M
b. Perhitungan Kc Untuk Reaksi Heterogen
Perhitungan nilai Kc untuk reaksi heterogen tidak jauh berbeda dengan reaksi
homogen. Hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan rumus tetapan
kesetimbangannya. Penulisan
Kc untuk reaksi homogen berbeda dengan reaksi heterogen.
Secara umum reaksinya: pP(g) + qQ(s) rR(l) + sS(g), maka

Kc =
S s ,
P p
untuk reaksi yang melibatkan fasa cair dan padatan, teteapan kesetimbangan ditentukan
hanya berdasarkan zat yang berfasa cair saja.
Contoh soal.
Jika tetapan kesetimbangan reaksi
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42-(aq) dalam wadah bervolume 1L adalah 4 x 10-12,
tentukan konsentrasi CrO42- pada keadaan setimbang.
Jawab.
Misalkan konsentrasi CrO42- = x M.
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)

Keadaan awal : - - -
Bereaksi : - 2x mol x mol
Keadaan setimbang: - 2x mol x mol
Kc = [Ag+]2 [CrO4]2-
4 x 10-12 = (2x)2 (x)
= (4x2) (x)
= 4x3
10-12 = x3

x = 3 10 12 10 4 mol . Jadi pada keadaan setimbang konsentrasi CrO42- = 10-4 M

IV. Teapan Kesetimbangan Berdasarkan Tekanan (Kp)


Perhitungan tetapan kesetimbangan dapat dilakukan dengan menggunakan tekanan
parsial setiap gas.
Perhitungan KP hanya didasarkan pada zat yang berfase gas. Zat berfase padat dan
cair tidak memengaruhi tekanan.
Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan merupakan perbandingan tekanan gas-
gas yang terlibat dalam kesetimbangan dengan koefisien setiap zat sebagai pangkat.

1. Reaksi Homogen berlaku:


pA (g) + qB (g) rC (g) + sD (g)

Kc =
PC r x PD s
PB q x PA p
2. Reaksi Heterogen berlaku :
pA (g) + qB (s) rC (g) + sD (g)

PC r x PD s
Kc =
PA p

Keterangan: PA, PB, PC, dan PD masing-masing merupakan tekanan parsial zat A, B, C,
dan D. Tekanan parsial gas ideal, misalnya A dapat dihitung dengan persamaan berikut:
jumlah molA
PA = x PTotal
Jumlah mol total gas
PTotal (tekanan total) adalah penjumlahan seluruh tekanan pada sistem kesetimbangan (PA
+ PB + PC + PD).
Tuliskan Kp untuk reaksi-reaksi kesetimbangan berikut ini.
a. 2NH3(g) N2 (g) + 3H2 (g)
b. 2C(s) + O2(g) 2CO(g)
c. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

Jawab:

PN 2 x ( PH 2 ) 3
a). Kp =
PNH 3
( PCO2 ) 2
b). Kp =
( PO2 )

c). Kp = PCO 2
BAHAN AJAR
HUBUNGAN KC DENGAN KP
Tekanan suatu zat sangan bergatung pada jumlah gas dan volume yang ditempatinya.
Hubungan ini dapat dijelaskan dengan persamaan gas ideal.
Keterangan: P = Tekanan (atm),

V = Volume P.V(L)
= n.R.T
n = Jumlah mol gas
T = Suhu (K)
R = 0,0823 L atm mol-1K-1
Untuk suatu gas, yang terdapat dalam campuran beberapa gas, tekanan parsial dapat
ditentukan dengan rumus berikut:
n
P R.T
V
n
Nilai = kemolaran (konsentrasi gas).
V
Perhatikan persamaan reaksi berikut:
pA(g) + qB(g) rC(g) + sD(g)

Tetapan kesetimbangan berdasarkan persamaan ini, yaitu:

Kp =
PC x PD
r s

PB q x PA p
Sesuai dengan persamaan tekanan parsial gas:
PA = [A].R.T PC = [C].R.T
PB = [B].R.T PD = [D].R.T
r
([C ].R.T ) ([ D].R.T ) s
KP
([ A].R.T ) p ([ B].R.T ) q
[C ]r . ( R.T ) r [ D] s .( R.T ) s
=
[ A] p . ( R.T ) p [ B]q .( R.T ) q
[C ]r [ D]s ( R.T ) r ( R.T ) s
=
[ A] p [ B]q ( R.T ) p ( R.T ) q
KP = KC.(R.T)(r + s) (p + q)

Jika r + s = x = jumlah koefisien ruas kanan, dan p + q = y = jumlah koefisien ruas kiri,
tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan dapat ditulis: KP = KC (R.T)(x - y)
Contoh soal.
Tuliskan hubungan KP dan KC beberapa reaksi kesetimbangan berikut:
a) 2HI(g) H2(g) + I2(g)
b) PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g)
Jawab
a) KP = KC (R.T)(2 - 2) = KC
b) KP = KC (R.T)(2 - 1)= KC.R.T

DISOSIASI

Disosiasi adalah: peristiwa penguaraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih
sederhana menurut persamaan reaksi kesetimbangan. Contoh:
2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g)
2NO(g) N2(g) + O2(g)
Disosiasi biasanya merupakan reaksi kesetimbangan.Derajat disosiasi adalah
perbandingan jumlah zat yang terurai terhadap jumlah zat yang belum terurai (mula-
mula).Derajat disosiasi diberi notasi alfa (). Derajat disosiasi() dapat berupa:
1. Angka desimal, nilainya antara 0 << 1, atau
2. Persentase, yang memiliki nilai 0 << 100%
Derajat disosiasi () adalah perbandingan mol zat yang terdisosiasi dengan mol zat
mula-mula sebelum disosiasi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah mol zat terurai
Derajat disosiasi () =
Jumlah mol zat mula mula
Atau
Jumlah mol zat terurai
Derajat Disosiasi () = x 100%
Jumlah mol zat mula mula

Contoh Soal
Diketahui 0,8 mol gas PCl5 dibiarkan terurai sampai tercapai reaksi kesetimbangan. Jika
pada keadaan setimbang terdapat 0,2 mol gas klorin,tentukan derajat disosiasi PCl5 dan
persentase gas PCl5 yang terurai.
Jawab.

Reaksinya: PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g)


Keadaan awal 0,8 mol - -
Bereaksi 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol
Keadaan setimbang 0,6 mol 0,2mol 0,2 mol
jumlah molPCl5 terurai
() =
jumlah mol PCl5 mula mula
0,2
= 0,25 .
0,8
Jadi derajat disosiasi PCl5 = 0,25 atau 25%.

Anda mungkin juga menyukai