Anda di halaman 1dari 7

URAIAN MATERI

Sesuai arah terjadinya, reaksi kimia terbagi menjadi 2:

Reaksi berkesudahan (irreversible)


Contoh: HCl + KOH → KCl + H2O

Reaksi Kimia

Reaksi bolak-balik (reversible)


Contoh: 2SO2 (g) + O2 (g) ↔ 2SO3 (g)

Dalam reaksi reversi ble, laju pembentukan produk dan laju penguraian produk
menjadi reaktan sama besar.
Contoh:
2SO2 (g) + O2 (g) ↔ 2SO3 (g)
Laju reaksi ke kanan (V1):
2SO2 (g) + O2 (g) → 2SO3 (g)
V1 = K1 [SO2]2 [O2]
Laju reaksi ke kiri (V2):
2SO2 (g) → 2SO2 (g) + O2 (g)
V2 = k2 [SO3]2
Pada setimbang V1 = V2 sehingga,
K1 [SO2}2 [O2} = k2 [SO3]2

k1 SO3  2

k 2 SO2  2  O2 

 SO3  2
k k = tetapan kesetimbangan
SO2  2 O2 
Tetapan kesetimbangan (K) terbagi menjadi 2:

Kc (tetapan kesetimbangan konsentrasi)


Fasa larutan (aq)
Fasa gas (g)
Tetapan
Kesetimbangan (K)

Kp (tetapan kesetimbangan gas)


Fasa gas (g)
A. HUBUNGAN Kc DENGAN Kp
Kp = Kc (RT)Δn
Keterangan : R = tetapan gas (0,082 atm L/mol K)
T = suhu (kelvin)
Δn = jumlah koefisien ruas kanan – jumlah koefisien ruas kiri

B. PERUBAHAN HARGA K
1
1. Jika reaksi dibalik, maka harga K menjadi
K

2. Jika reaksi dikalikan x, maka harga K menjadi (K)x


3. Jika reaksi dijumlahkan, maka harga K dikalikan
Contoh soal:
Diketahui reaksi kesetimbangan berikut ini:
A+B↔C K=4
2A + D ↔ C K=8
Tentukan tetapan kesetimbangan untuk C + D ↔ 2B!
Jawab:
A+B↔C K = 4 (dibalik, dikali 2)
2A + D ↔ C K = 8 (tetap)
Sehingga menjadi,
2
1 1
2C ↔ 2A + 2B K =   =
4 16

2A + D ↔ C K=B
+
1 1
C + D ↔ 2B K= 8 =
16 2

C. PERUBAHAN PENENTUAN Kc DAN Kp


C.1 Penentuan Kc
Untuk menentukan nilai Kc, jika sudah diketahui konsentrasi zat dalam
kesetimbangan, maka dapat langsung dimasukkan ke dalam rumusan Kc untuk
menghitung tetapan kesetimbangan. Secara umum tahapan untuk mendapatkan
nilai Kc sebagai berikut:
1. Tuliskan persamaan reaksinya dan setarakan
2. Buat tabel yang berisi baris mol awal, mol yan gbereaksi dan mol pada
kesetimbangan
3. Masukkan semua data mol dalam soal ke dalam tabel
4. Lengkapi data mol pada baris mol yang ereaksi sebanding dengan koefisien
reaksinya
5. Lengkapi mol setiap zat pada baris kesetimbangan (baris paling bawah)
6. Tentukan molaritas setiap zat pada kesetimbangan dengan membagi mol
dengan volume
7. Pergunakan rumus Kc yang sesuai untuk reaksi itu.
Catatan:
Langkah no. 6 tidak perlu dikerjakan jika
- Volume larutan 1 liter
- Konsentrasi sudah dalam molar
- Jumlah koefisien gas atau larutan ruas kiri = ruas kanan
Contoh:
Sebanyak 0,6 mol gas NO2 dimasukkan dalam wadah 2 liter, kemudian
mengalami reaksi kesetimbangan seperti berikut:
2NO2 (g) ↔ 2NO (g) + O2 (g)
Pada kesetimbangan diperoleh 0,2 mol gas O2. Hitunglah tetapan kesetimbangan
reaksi tersebut!
Jawab:
2NO2 (g) ↔ 2NO (g) + O2 (g)
Mula-mula: 0,6 - -
Bereaksi : 0,4 0,4 0,2
Setimbang : 0,2 0,4 0,2
2
 0,4   0,2 
NO O2 
2  2   2 
Kc = = = 0,4
NO2  2  0,2 
2

 2 

Jadi nilai tetapan kesetimbangan (Kc) adalah 0,4.


C.2 Penentuan Kp
Sistem campuran yang mengandung gas-gas akan menimbulkan tekanan yang
merupakan jumlah dari tekanan parsial setiap gas. Besarnya tekanan parsial setiap
gas sebanding dengan jumlah partikel gas tersebut dalam campuran.
Besarnya tekanna parsial gas dirumuskan sebagai,

P gas Y =

Contoh:
Gas A dan gas B masing-masing sebanyak 3,0 mol dicampur kemudian bereaksi
membentuk 2 mol gas C menurut reaksi:
A (g) + 2B (g) ↔ 2C (g)
Jika tekanan total gas-gas pada setimbang 10 am, tentukan harga Kp!
Jawab:
A (g) + 2B (g) ↔ 2C (g)
Mula-mula : 3,0 3,0 -
Bereaksi : 1,0 2,0 2,0
Setimbang : 2,0 1,0 2,0
2 .0
P gas C = 5,0  10atm = 4 atm

2,0
P gas A = 5,0  10atm = 4 atm

1,0
P gas B = 5,0  10atm = 2 atm

 Pc  2  4 2
Kp = = =1
 PA   PB  2  4 2 2
Jadi nilai tetapan kesetimbangan (Kp) adalah 1.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN
KESETIMBANGAN
Menurut Le Chatelier, jika sistem kesetimbangan diganggu maka sistem akan
mengalami pergeseran dan berusaha mencapai kesetimbangan yang baru.
Terdapat 3 faktor yang dapat menggeser kesetimbangan, yaitu:
1. Konsentrasi
Jika konsentrasi reaktan ditambah, kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
Jika konsentrasi reaktan dikurangi, kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
Jika konsentrasi produk ditambah, kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
Jika konsentrasi produk dikurangi, kesetimbangan bergeser ke arah produk
2. Tekanan dan volume, berlaku untuk fasa gas
Tekanan naik → volume turun → sistem bergeser ke jumlah koefisien kecil
Tekanan turun → volume naik → sistem bergeser ke jumlah koefisien besar
3. Suhu atau temperatur
Jika suhu naik → sistem bergeser ke zat endoterm (ΔH = +)
Jika suhu turun → sistem bergeser ke zat eksoterm (ΔH = -)
Contoh:
2NO (g) + O2 (g) ↔ 2NO2 (g) ΔH = - 245 Kj
Reaksi di atas adalah reaksi eksoterm, sehingga gas NO 2 adalah zat eksoterm.
Untuk meningkatkan jumlah gas NO2 maka suhu reaksi harus ditingkatkan.

E. DERAJAT DISOSIASI
Dalam reaksi kesetimbangan pereaksi di ruas kiri tidak pernah habis, sehingga
reaktan mempunyai nilai bagian yang bereaksi (terurai) yang dinyatakan sebagai
harga derajat disosiasi.
mol zat terurai
derajat disosiasi (α) =
mol zat mula - mula

Contoh:
Pada reaksi
N2O4 (g) ↔ 2NO2 (g)
Jumlah mol N2O4 pada kesetimbangan sama dengan jumlah mol NO2. Hitunglah
derajat disosiasi N2O4!
Jawab:
N2O4 (g) ↔ 2NO2 (g)
Mula-mula : 1,5× ×
Bereaksi : 0,5× ×
Setimbang : × ×
0,5  1
α N2O4 = 1,5  =
3
1
Jadi derajat disosiasi N2O4 (α) adalah
3

F. REAKSI KESETIMBANAN DALAM INDUSTRI

F.1 Pemubatan Amonia (NH3) Menggunakan Proses Haber – Bosch


Pembuatan gas amonia menggunakan bahan baku gas nitrogen, N2 dan gas
hidrogen, H2. Reaksi pembentukan NH3 berlangsung pada kondisi eksotermik dan
dapat mengalami pergeseran kesetimbangan sesuai asas Le Chatelier.

N2 (g) + 3H2 (g) ↔ 2NH3 (g) ΔH = -92,4 kJ

Untuk mendapatkan gas amonia sebanyak-banyaknya dapat dilakukan dengan:


1. Dilakukan pada suhu 400-600°C
2. Tekanan dibuat optimum 150-300 atm
3. Pengambilan gas amonia yang terbentuk secara terus-menerus melalui proses
pendinginan

F.2 Pembuatan Asam Sulfat, H2SO4 dengan Proses Kontak


Proses pembuatan asam sulfat menggunakan proses kontak dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu:
Tahap 1
Pada tahap ini lelehan belerang direaksikan dengan oksigen. Reaksinya eksoterm.

S (l) + O2 (g) ↔ SO2 (g) ΔH = -296,9 kJ


Tahap 2
Gas SO2 yang dihasilkan direaksikan dengan oksigen pada 450 °C dan tekanan 2-
3 atm menggunakan katalis vanadium pentaoksida, V2O5.
2SO2 (g) + O1 (g) ↔ 2SO3 ΔH = -92,4 kJ
Tahap 3
Melarutkan gas SO3 yang dihasilkan ke dalam H2SO4 98% untuk membentuk
oleum. Oleum yang diperoleh selanjutnya diencerkan dengan air hinga
didapatkan asam sulfat pekat.
2SO3 (g) + H2SO4 (aq) ↔ H2S2O7 (l)
H2S2O7 (l) + H2O (l) ↔ 2H2SO4 (aq)

G.

Anda mungkin juga menyukai