Anda di halaman 1dari 2

AKTIVIS DAN KKN

Berbicara tentang aktivis, bukanlah sesuatu yang baru dan terdengar asing dalam
kehidupan masyarakat.Aktivis telah menjadi bagian dari sejarah dalam membawa perubahan
pada sistem kekuasaan dan pemerintahan di negeri ini.

Menurut kamus Bahasa Indonesia (Balai Pustaka 2002), pengertian aktivis adalah individu
atau sekelompok orang terutama mahasiswa, pemuda, buruh, petani, perempuan dan anggota
Politik sosial, yang mana mereka adalah orang-orang aktif yang mendorong pelaksanaan atau
berbagai kegiatan organisasinya, intinya aktivis orang yang melakukan gerak perubahan dan
mempunyai wadah untuk mencapai tujuaan dalam pelaksanaan perubahan yang diharapkan.

Mari kita kaji dalam sejarah tahun 1998, pada saat itu semua orang bangga mendapat gelar
mahasiswa dengan predikatnya bisa mengguling sebuah rezim yang telah lama meng-
hegemoni di Negara kita. Pada saat itu semangat mahasiswa sangat tinggi , karena mereka
cinta sebuah perubahan, yaitu semangat mereka untuk Indonesia yang lebih baik, semangat
mereka menggulingkan orde baru dan menaikan Demokrasi.

Pada saat itu mereka rela mati demi kemajuan Indonesia yang lebih baik, hasilnya
adalah kita!! Kenapa kita? karna kita bisa menikmati indahnya Demokrasi tanpa takut merasa
dibatasi, kita punya hak untuk berbicara dan bebas berpendapat tanpa takut ditangkap, nah
untuk itu mahasiswalah bukti nyata penyambung lidah rakyat.

Pada tulisan saya ini saya memilih judul Aktivis dan KKN, karena apa bila kita
melihat ulasan singkat diatas kita pastinya menaruh harapan lebih kepada para aktivis
terutama di kalangan mahasiswa, agar suatu saat, apabila mereka sudah duduk di kursi
pemerintahan bisa memperjuangkan nasib orang banyak.

Tetapi bagaimana apabila mereka-mereka yang dengan bangga menyebut dirinya sebagai
aktivis mahasiswa, yang selalu berteriak anti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), namun
melakukan praktek KKN???

Ya pada dasarnya yang disebut sebagai aktivis itu kebanyakan mereka-mereka yang
rela mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan umum, tapi banyak juga yang
menyimpang dari pernyaaan tersebut. Aktivis menurut saya ada dua , yang pertama mereka
yang benar-benar memperjuangkan aspirasi masyarakat tanpa suatu kepentingan pribadi atau
suatu golongan, tapi mereka memperjuangkan memang atas dasar hati nurani mereka.
Menurut mereka, sebuah kesenangan ketika melihat masyarakat senang, dan sebuah
kesenangan juga melihat kebijakan pemerintah berpihak kepada masyarakat. Yang satu lagi
aktivis bayaran, dimana mereka menaruh kepentingan pribadi, golongan dengan membawa
nama seluruh masyarakat provinsi A, misalnya. Mereka akan sangat lucu ketika
menampilkan permainan ataupun drama yang seakan-akan mereka prihatin dengan keadaan
masyarakat, padahal mereka lebih memikirkan sebungkus nasi (kepentingan pribadi).
Untuk aktivis yang kedua ini banyak kita jumpai sekarang. Saya mengangkat kisah
dari kota tempat saya mengenyam pendidikan, di kota itu banyak sekali organisasi mahasiswa
yang terbentuk, baik itu organisai besar yang mengatasnamakan agama yang anggotanya juga
adalah gabungan mahasiswa dari beberapa kampus, dari beberapa daerah bahkan mahasiswa
dari luar negeri,juga organisasi kecil yang terbentuk mengatasnamakan kabupaten asal,
kelurahan dan lain-lain. Rata-rata organisasi-organisasi ini semuanya berasaskan musyawarah
untuk mufakat, tetapi pada prakteknya itu jauh dari kenyataan. Saat melakukan pemilihan
ketua misalnya,

Anda mungkin juga menyukai