Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOKIMIA

GIZI 1 ( Gizi Normal dan Atlit )

Disusun Oleh :

Irnawati Dada Malika 41160004


Advent Nara N 41160043
Dewa Ketut Kartika P 41160047
Arsenius Kennard Budiman 41160078
Christyowati Dwi Ariesta 41160083
Rambu Imel 41160091
Gabriella Anggita Panggabean 41160093
Dewa Ayu Ari Ratna Sandewi 41160101

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat makanan (nutrisi) dalam kaitannya
dengan pemeliharaan kesehatan, pencegahan, dan penyembuhan penyakit; beserta
proses pengolahan dan penyajian makanan. Makanan (nutrisi) menjadi sumber energy
tiap orang. Tubuh manusia memerlukan energy guna melaksanakan kegiatan,
membantu kerja otot, dan memenuhi kebutuhan perkembangan serta memperbaiki
gangguan yang dapat disebabkan oleh penyakit atau cedera.
Pada suatu proses penyembuhan dibutuhkan berbagai rangkaian reaksi kimiawi
dan enzimatik. Agar proses penyembuhan dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan tergantung pada asupan makanan dan minuman.
Suatu nutrisi dapat dilakukan pengkajian dengan cara mengupas asupan
makanan dan zat gizi seseorang (riwayat diet), gaya hidup, asupan obat-obatan, riwayat
social dan kesehatan, dan pengukuran atropometri, komposisi tubuh dan biokimiawi.
B. Tujuan
1. Menilai status gizi orang normal dan atlit.
2. Menghitung kebutuhan gizi orang normal dan atlit.
3. Menyusun menu 2x24 jam untuk orang normal dan atlit.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Status gizi merupakan suatu ukuran berkaitan dengan kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi lainnya di dalam
tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi
lebih (Almatsier, 2005).
Status gizi normal adalah suatu ukuran status gizi dimana ditemukan adanya
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang akan
dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan tubuh seseorang. Energi yang masuk ke
dalam tubuh dapat berasal dari makronutrien yaitu karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi
lainnya seperti vitamin, mineral, dan lainnya (Nix, 2005). Status gizi normal merupakan
keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang (Apriadji, 1986).
Metode dalam penilaian status gizi dibagi dalam dua kelompok, yaitu secara langsung
dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari penilaian dengan tanda
klinis, tes laboratorium, metode biofisik dan antropometri. Sedangkan penilaian status gizi
secara tidak langsung berupa survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Adapun metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan pengukuran antropometri
(Achadi,2007).
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Pengukuran antropometri
sendiri dapat digunakkan sebagai data untuk penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT
merupakan klasifikasi berat badan yang paling banyak dianjurkan dan salah satu metode yang
paling sederhana dan paling banyak dipergunakan untuk memperkirakan lemak tubuh. IMT
dapat dihitung sederhana, membagi berat badan dengan kuadrat tinggi badan subjek. IMT
biasanya ditulis dalam satuan meter atau imperial dan menjadi indikator cadangan lemak
tubuh, akan terkait dengan peningkatan bahaya morbiditas dan mortalitas subjek. IMT
mengelompokkan individu menjadi berat badan kurang, berat badan normal, berat badan lebih
atau obese (Nikolaos Katsilambrous & Charilaos Dimosthenopolous, 2011)

Klasifikasi IMT (kg/m2)


Berat badan kurang <18,5

2
Berat badan normal 18,5 - 24,9
Berat badan lebih 25 - 29,9
Obesitas Kelas 1 30 - 34,9
Obesitas Kelas 2 35 - 39,9
Obesitas Ekstrem Kelas 3 >40
Gambar 1.1 Klasifikasi status gizi menurut WHO untuk orang Asia

Status gizi kurang atau yang dapat juga disebut sebagai undernutrition merupakan
keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang
dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran
kebutuhan tubuh seseorang (Wardlaw, 2007).
Status gizi lebih atau biasa disebut sebagai overnutrition merupakan keadaan gizi
seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi
yang dikeluarkan (Nix, 2005). Overnutrition dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk
melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang. Hal ini mengakibatkan adanya
kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi
gemuk (Apriadji, 1986).

3
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data

Anamnesis
Nama : Sdr. Sinta No. RM: 87573829
Umur: 14 tahun Ruang: -
Sex: Wanita Tanggal masuk: -
Pekerjaan: Atlit dan Siswa Tanggal keluar: -
Pendidikan Terakhir: SD Alamat: Seturan, Sleman, Yogyakarta
Agama: Kristen Diagnosis: Obesitas

Antropometri

Tinggi badan 162 cm

Berat badan 64 kg

IMT 24,39

Status Gizi (Asia Pasific) Pra-obes (18,5-22,9)

Perhitungan Kebutuhan Gizi


BB = 64 kg, TB = 162 cm , U = 14 th
Perempuan
BEE = 655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU)
= 655+(9,6x64)+(1,8x162)-(4,7x14)
= 655+(614,4)+(291,6)-(65,8)
= 1495,2 kkal

TEE = BEE x Faktor Aktifitas

= 1495,2 x 2
= 2990,4 kkal
(faktor aktivitas berat : 2)

4
Protein = 1 gr/kg BB
= 1 x 64
= 64 gr = 256 kkal
Lemak = 25% x TEE
= 25% X 2990,4 = 747,6 kkal
= 83,06 gr
Karbohidrat = TEE - Protein – Lemak
= 2990,4 – 256 – 747,6
= 1986,8 kkal = 496,7 gr

5
 Recall 24 jam

Pukul Bahan porsi Energi Protein Lemak Karbohi Nama


makanan (kkal) (gr) (gr) drat (gr) makanan
08.00 Nasi Putih 3/4 cup 175 4 - 40 Nasi Putih
Telur ayam 1 butir 75 7 5 - Telur dadar
Minyak 3 sdt 250 - 15 -
Kecap 15 - - 4 Mie Goreng
Mie Kering 1 sdt 175 4 - 40
Semangka 2 bh 50 - - 12
Pir 2bh 200 - - 48
10.00 Pisang 5 bj 190 - 25 32 Pisang
goring goreng
Mangga 1½ bh 75 - - 18 Jus Mangga
Gula 1½ Sdm 75 - - 18
13.00 Mie Basah 1 Gelas 87,5 2 - 20 Mie Rebus
Brokoli 100 gr 25 1 - 5 Sup Brokoli
Biskuit 8 bh bsr 350 8 - 80 Biskuit
Pisang 5 biji 90 - 25 32 Pisang
Goreng Goreng
19.00 Ayam 80 gr 100 14 4 - Ayam
tanpa kulit Goreng
Minya 3 sdt 25 - 15 -
Goreng
Nasi Putih ¾ cup 175 4 - 40 Nasi Putih
Buncis 100 gr 25 1 - 5 Buncis
Rebus
Wortel 100 gr 25 1 - 5 Worel Rebus
20.00 Biscuit 8 buah 350 8 - 80 biskuit
bsr
Nagasari 175 gr 270 - - 52 Nagasari
Melon 100 gr 50 - - 12 Jus Melon
Gula 2 sdm 100 - - 24
TOTAL 2952,5 54 gr 89 gr 567 gr
kkal

Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr)


Asupan oral 2952,5 54 89 567
Asupan enteral - - - -
parenteral - - - -
kebutuhan 2990,4 64 83,06 496,7
% asupan 98,73 % 84,37 % 107,2 % 114,1%

6
Masalah Gizi

• Kekurangan asupan makanan yang mengandung protein sebanyak 84,37% dan


kelebihan asupan makanan yang mengandung lemak sebanyak 107,2% dan karbohidrat
sebanyak 114,1 %.
Menu lengkap makanan dan beragam
 Hari pertama dan kedua:

Pukul Bahan porsi Energi Protein Lemak Karbohid Nama makanan


makanan (kkal) (gr) (gr) rat (gr)
08.00 Nasi beras ¾ cup 175 4 - 40 Nasi putih
(Pagi) giling
Bihun ½ gls 175 4 - 40 Sop sayur
Seledri 100 gr 25 1 - 5
Kembang 1 lbr 75 5 3 7
tahu
Kembang 100 gr 25 1 - 5
kol
Wortel 100 gr 25 1 - 5
Daun 100 gr 25 1 - 5
bawang
Rambutan 8 bh 50 - - 12 Buah
10.00 Lemper isi 1 bh (80 181 7 2 58 Lemper isi ayam
(Snack ayam gr)
siang) Semangka 4 bh 100 - - 24 Buah
Pisang 2 bh 50 - - 12 Buah
13.00 Nasi Beras ¾ cup 175 4 - 40 Nasi tim
(Siang) Giling
Kangkung 100 gr 25 1 - 5 Tumis Kangkung
Cabe 200 gr 50 2 - 10
merah
besar
Minyak 1 sdt 50 - 5 -
jagung
Corned 3 sdm 150 7 13 - Kornet goreng
beef
Ayam 2 ptg 100 2 15 - Ayam goreng
sdg
Minyak 1 sdt 50 - 5 -
jagung
Jeruk manis 2 bh sdg 50 - - 12 Jus jeruk
Gula 1 ½ sdm 75 - - 18

7
15.00 Lapis legit 3 ptg 388 7 5 58 Lapis legit
(Snack (100 gr)
Siang)
Biskuit 4 bh 175 4 - 40 Biskuit
Alpukat ½ bh 50 - 5 - Jus Alpukat
Gula 1 ½ sdm 75 - - 18
19.00 Nasi Beras ¾ cup 175 4 - 40 Nasi tim
(Malam) Giling
Daun pakis 100 gr 25 1 - 5
Daun 100 gr 50 3 - 10 Tumis sayur
pepaya
Tempe 2 ptg 150 13 - 7
sdg
Minyak 1 sdt 50 - 5 -
jagung
Tahu 1 bj bsr 75 5 3 7 Tahu goreng
(110 gr)
Minyak 1 sdt 100 - 10 -
jagung
Melon 1 ptg 50 - - 12 Buah
bsr
TOTAL 2969 69 gr 79 gr 495 gr
kkal

Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr)


Asupan oral 2969 69 79 495
Asupan enteral - - - -

parenteral - - - -
kebutuhan 2990,4 64 83,06 496,7
% asupan 99,28% 107,8% 95,18% 99,65%

PERTANYAAN

1. Mengapa factor aktivitas dimasukan angka 1,7? Padahal pada skenario orang tersebut
merupakan atlet?
2. Pada menu di sebutkan terdapat makanan yang digoreng, dan pada bahan makanan tidak
terdapat minyak. Dari mana dapat memasak jika tidak terdapat minyak?

8
Jam Bahan Makanan Ket Berat (g) Protein Lemak Karbohidrat Energi Menu Makanan
08.00 Nasi putih 1 porsi 250 40 175 Nasi Sop daging
Bayam Merah 100 7 5 10 75
HAM 1/2 ptg kcl 40 7 13 150
Susu Sapi 1 gls 200 7 6 10 125 Susu Sapi
10.00 apel merah 1 bh kcl 85 12 50 Apel Merah
Kue satu 3 buah 45 78 189 Kue satu
Nasi Campur
13.30 Bihun 1/2 gls 50 4 40 175
Telur Bebek
Telur Bebek 1 btr 55 7 13 150
Nasi putih 1 porsi 250 40 175
Tempe 2 ptg sdg 50 5 3 7 75
Pisang Ambon 1 bh kcl 50 12 50 Pisang Ambon
Susu kental Susu Kental
1/2 gls 100 7 6 10 125
tidak manis tidak manis
16.00 Martabak asin 3 ptg 300 126 639 Martabak asin
Durian 2 bj bsr 35 12 50 Durian
19.00 Nasi Putih 1 porsi 250 40 175 Nasi campur Beef
Corneet Beef 3 sdm 45 7 13 150
Telur Bebek 1 btr 55 7 13 150
Mie Kering 1 gls 50 40 175

Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr)


Asupan oral 3003 65 82 487
Asupan enteral - - - -
parenteral - - - -
kebutuhan 2990,4 64 83 496,7
% asupan 100,4213 % 101,5625 % 98,79518 % 98,04711 %

JAWAB

1. Kami memilih faktor aktivitas pada angka 1,7 karena menurut referensi, atlet merupakan
aktivitas sedang. Namun setelah mendengarkan penjelasan dari dosen akhirnya kami paham
dan mengubah faktor aktivitas menjadi 2 yang tergolong aktivitas berat
2. Pada bahan makanan merupakan kesalahan kami tidak menyertakan minyak dan tidak ada
yang membuat menu makanan menjadi rebus. Oleh karena itu kami mohon maaf atas
kesalahan penulisan kata.

9
BAB IV

Edukasi

Gizi merupakan salah satu aspek yang perlu dipenuhi dalam tubuh manusia ,
karena kepentingannya yang berhubungan dengan energy yang dihasilkan tubuh untuk
menopang setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang tersebut. Dalam mencukupi kebutuhan
gizi seseorang harus disesuakan dengan kondisi klinis orang tersebut dan juga kebutuhan
kalori yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas setiap hari. Pada kasus kali ini , pada Sdri.
Sinta ketika dilakukan anamnesis dan penghitungan ditemukan bahwa hasilnya menunjukkan
kelebihan karbohidrat, kekurangan ptotein, dan kelebihan lemak dan energi. Dari hasil
perhitungan IMT, Sdri. Sinta masuk dalam pre obesitas. Hal ini perlu dilakukan koreksi
mengingat keberadaan protein, karbohidrat, energi yang seimbang sangat penting untuk
mencukupi kebutuhan gizi yang dibutuhkan sdri. Sinta untuk melakukan aktivitas sebagai
seorang atlit dengan usia yang masih dalam masa pertumbuhan. Selain itu, Sdri. Sinta juga
memiliki alergi terhadap seafood, sehingga sumber protein yang diberikan tidak memiliki
kandugan seafood. Oleh karena itu , makanan- makanan yang mengandung protein tinggi perlu
ditambahkan dan ditingkatkan jumlahnya dalam menu makan sdri. Sinta yang bermanfaat
sebagai zat pembangun dalam menunjang aktivitasnya sebagai seorang atlit. Makanan yang
diperlukan untuk meningktkan asupan protein adalah daging dari protein hewani dan tahu
tempe dari protein nabati. Jenis makanan ini mengandung protein dan sangat mudah
ditemukan di sekitar kita serta tidak memiliki kandungan seafood. Harganya pun relative
terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Sebagai seorang atlit, Sdri. Sinta harus terus memperhatikan asupan nutri yang masuk
ke dalam tubuhnya selain itu menghindari penggunaan alkohol, rokok, maupun pola hidup lain
yang kurang sehat. Sehingga Sdri. Sinta bisa menurunkan BB nya menjadi BB ideal.

10
BAB V

KESIMPULAN

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat makanan (nutrisi) dalam kaitannya dengan
pemeliharaan kesehatan, pencegahan, dan penyembuhan penyakit; beserta proses pengolahan
dan penyajian makanan.

Untuk menentukan gizi seseorang digunakan pengukuran dengan metode antropometri,


dengan cara mengukur dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan hasil bahwa probandus membutuhkan
asupan makanan yang mengandung protein sebanyak 256kkal dan asupan makanan yang
mengandung lemak sebanyak 83,06gram dan karbohidrat sebanyak 11.

Pada riwayat probandus disebutkan bahwa tidak dapat mengonsumsi makanan seafood
karena alergi dimana seafood merupakan tinggi protein dan roti yang tinggi karbohidrat. Dari
riwayat tersebut dapat disimpulkan bahwa probandus menghindari makanan yang tinggi
protein dan menggantinya dengan mengonsumsi karbohidrat. Oleh sebab itu pasien mengalami
penimbunan lemak akibat dari asupan karbohidrat dan lemak yang berlebih dan terjadi pre-
obesitas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Apriadji, W. H. 1986. Gizi Keluarga. P.T. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nikolaos Katsilambrous, M., & Charilaos Dimosthenopolous, M. S. 2011. Asuhan Gizi Klinik
(Clinical Nutrition in Pratice). Jakarta: EGC.

Nix, S. 2005. William’s Basic Nutrition & Diet Therapy, Twelfth Edition. Elsevier Mosby Inc,
USA.

Wardlaw, G.M. & Jeffrey, S. H. 2007. Perspectives in Nutrition. Seventh Edition. Mc Graw
Hill Companies Inc, New York.

12

Anda mungkin juga menyukai