Anda di halaman 1dari 14

PENCERNAAN MAKANAN, ABSORBSI,

TRANSPORTASI DAN PEMBUANGAN


Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi Olahraga
Dosen Pengampu : Danang Endarto Putro, M. Or.

Disusun oleh :

1. Tifano Febby Alfandi NIM 1885201018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
A. Latar Belakang Penulisan...................................................................................3
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Pencernaan Makanan..........................................................................................5
B. Absorbsi..............................................................................................................9
C. Transportasi.........................................................................................................10
D. Pembuangan........................................................................................................11
BAB III PENUTUP.......................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................13
Daftar Pustaka..............................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Dalam kehidupan, setiap makhluk hidup pasti melakukan aktivitas.
Aktivitas ini tersusun dari berbagai sistem supaya makhluk hidup tersebut dapat
bertahan hidup. Diantara aktivitas makhluk hidup yang dapat menentukan
kehidupan makhluk hidup adalah proses pencernaan dan pernapasan. Untuk
mengatur mekanismenya, setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat
makan serta mengeluarkan zat sisa metabolisme, menghasilkan sampah (sisa)
yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan
yang diperlukan tubuh seperti halnya oksigen maupun hasil metabolisme dan
sisa-sisanya yang dilakukan oleh sistem peredaran atau sistem sirkulasi. Hasil
pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolisme diangkut dari seluruh jaringan tubuh
menuju organ-organ pembuangan.
Dalam konsep pencernaan (digestive system), proses terjadinya
penyerapan makanan di dalam tubuh dari mulai makanan masuk ke dalam
bagian organ yang paling awal (mulut) sampai terjadinya energi yang dipakai
dalam setiap kegiatan melalui beberapa rangkain/ proses dengan melibatkan
berbagai organ baik yang termasuk ke dalam jenis otot yang disadari maupun
yang tidak disadari. Proses secara berurutan tersebut dijelaskan oleh Evelyn
(1989) yaitu meliputi ;
1) Pencernaan (disgestion) di dalam saluran pencernaan dimana terjadi
pembebasan zat-zat gizi.
2) Penyerapan (absorption) yaitu masuknya zat gizi dari dalam usus ke
dalam aliran darah melewati dinding usus halus.
3) Pengangkutan (trasportation) oleh aliran darah dari dinding usus ke
seluruh jaringan yang memerlukannya.
4) Pengunaan (utilization) oleh sel menjadi struktur sel, substansi pengatur
dan untuk membentuk energi.

3
5) Pengeluaran (excretion) yakni pembuangan zat sisa yang tidak
dibutuhkan yang diangkut oleh aliran darah ke organ pengeluaran yaitu
ginjal, paru, kulit, dan lain sebagainya.

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang dibuat, maka tujuan penulisan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pencernaan makanan.
2. Menjelaskan absorbsi
3. Menjelaskan proses transportasi.
4. Menjelaskan proses pembuangan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pencernaan Makanan


Proses pencernaan makanan dimulai dengan cara mengunyah, menelan,
dan mendorong makanan ke saluran pencernaan. Makanan yang kita makan
mengandung berbagai nutrisi, yang digunakan untuk membangun jaringan tubuh
baru dan memperbaiki jaringan yang rusak. Makanan juga penting untuk hidup
karena itu adalah satu-satunya sumber energi kimia. Namun, sebagian besar dari
makanan yang kita makan terdiri dari molekul yang terlalu besar untuk
digunakan oleh sel-sel tubuh. Oleh karena itu, makanan harus dipecah menjadi
molekul yang cukup kecil untuk masuk ke sel-sel tubuh, proses ini dikenal
sebagai pencernaan. Organ yang terlibat dalam pemecahan makanan secara
kolektif disebut sistem pencernaan. Hal ini berhubungan erat dengan sistem
kardiovaskular sehingga sangat penting untuk memproses makanan yang kita
makan.
Ada dua kelompok organ menyusun sistem pencernaan, yaitu saluran
gastrointestinal (GI) dan organ pencernan aksesori. Saluran gastrointestinal (GI)
adalah tabung berkesinambungan yang meluas dari mulut ke anus melalui
rongga dada dan abdominopelvic. Organ saluran pencernaan meliputi mulut,
kerongkongan, lambung, usus kecil, dan usus besar. Organ pencernaan aksesori
termasuk gigi, lidah, saliva kelenjar, hati, kantong empedu, dan pankreas.
Secara keseluruhan, sistem pencernaan melakukan enam proses dasar :
a) Ingestion, mengambil makanan ke dalam mulut.
b) Secretion, pelepasan air, asam, buffer, dan enzim ke dalam lumen saluran
GI.
c) Mixing and propulsion, mencampur dan memindahkan makanan melalui
saluran pencernaan.
d) Digestion, proses mekanik dan kimia memecahkan makanan dicerna
menjadi molekul kecil.
e) Absorption, penyerapan sari-ari makanan dari saluran pencernaan ke
dalam darah dan getah bening.

5
f) Defecation, pengeluaran kotoran dari saluran GI.
Alat pencernaan terdiri dari:
a. Mulut, proses pencernaan di mulai dari mulut. Waktu kita mengunyah gigi
gerigi memecah makanan menjadi bagian-bagian kecil, sementara
makanan bercampur dengan cairan ludah untuk memudahkan proses
menelan. Ketika ditelan, makanan melewati epiglotis suatu katup yang
mencegah makanan masuk trakea ke paru-paru.  Makanan yang ditelan
dinamakan bolus.
b. Esofagus, ke lambung, bolus kemudian melalui pipa esofagus masuk ke
lambung. Dinding lambung mengeluarkan sekresi untuk keperluan
pencernaa makanan. Pada pintu lambung ada sfingter kardiak yang
menutup setelah bolus masuk, sehingga makanan tidak kembali masuk
esofagus. Bolus dalam lambung bercampur dengan cairan lambung dan
digiling halus manjadi cairan yang dinamakan kymus (chyme). Lambung
kemudian sedikit demi sedikit menyalurkan kimus melalui sfingter pilorus
menutup.
c. Usus halus. Pada bagian atas usus halus, kimus melewati lubang saluran
empedu yang meneteskan cairan ke dalam usus halus berasal dari dua alat
yaitu kantung empedu dan pankreas. Kimus kemudian melalui tiga bagian
dari usus halus, duodenum (usus dua belas, jejunum ( bagian usus halus
dari duodenum sampai ke ileum) dan ileum (ujung usus halus), yang
panjangnya kurang lebih enam meter. Sebagian besar pencernaan
diselesaikan di duodenum, jejunum dan ileum terutama berfungsi
mengabsorpsi zat-zat gizi.
d. Usus besar. Kimus melalui sfingter lain yaitu, katup ileosekal yang berada
pada awal usus besar dibagian kanan perut. Kimus kemudian melewati
lubang lain yang menuju ke apendiks (usus buntu) dan berjalan melalui
usus besar naik (ascending colon) ke usus besar melintang (usus vere
colon) dan ke usus turun (descending colon) dan ke dalam rektum.
e. Rektum. Sewaktu kimus melalui usus besar dan menuju ke rektum, air dari
kimus sehingga terdapat sisa yang semi-padat. Otot-otot rektum manahan
sisa makanan hingga tiba waktunya untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada

6
saat itu otot rektum mengendor dan sisa makanan keluar melalui sfingter
terakhir, yaitu anus yang membuka.
Untuk menghancurkan makanan menjadi unit-unit kecil berupa zat-zat gizi
yang dapat diabsorbsi tubuh, diperlukan getah-getah pencernaan. Ada lima
organ-organ tubuh yang mengeluarkan getah-getah pencernaan : Kelenjar ludah,
lambung, pankreas, hati melalui kantong empedu, dan usus halus.
Kelenjar ludah mengeluarkan cairan berupa mukus (lendir), garam-garam
dan enzim pencernaan yang memulai proses pencernaan karbohidrat. Air ludah
berupa mukus membasahi makan makanan sehingga memudahkan proses
menelan hingga lobus masuk ke esofagus. Mukus pada umumnya menjaga agar
seluruh permukaan saluran cerna dalam keadaan basah sehingga memudahkana
gerakan makanan serta melindungi permukaan gigi-geligi, mulut, esofagus, dan
lambung dari serangan zat-zat tajam atau berbahaya.
Cairan lambung, sel-sel lambung mengeluarkan cairan yang terdiri atas
campuraan air, enzim-enzim, dan asam klorida. Asam klorida mempunyai pH
kurang lebih 2 dan berperan membuka gulungan protein sehingga siap untuk
dicerna, mencegah pertumbuhan bakteri dan membunuh sebagian besar bakteri
dan mebunuh sebagian besar bakteri yang masuk dengan makanan. Untuk
mencegah kerusakan sel-sel dinding lambung oleh asam klorida dan enzim-
enzim pencerna, sel-sel tersebut mengeluarkan mukus (lendir) yang menutupi
dinding lambung. Enzim-enzim lambung yang bekerja dengan baik pada cairan
dengan pH kurang atau sama dengan 2. Enzim-enzim ini memecah (hidrolisis) 
protein. Enzim lipase menghidrolisis sebagian kecil lemak. Enzim-enzim cairan
ludah yang ditelan bersama bolus tidak dapat bekerja pada cairan asam, sehingga
pencernaan karbohidrat dalam lambung boleh dikatakan berhenti. Asam klorida
menghidrolisis sedikit karbohidrat. Vitamin B12 di dalam lambung memperoleh
suatu alat angkut berupa protein yaitu faktor intrinsik.
Cairan pankreas dan enzim usus. Pencernaan karbojidrat,lemak, protein
terutama terjadi didalam usus halus. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim
yang berperan pada ketiga jenis zat energi ini. Sel-sel dinding usus halus juga
mengeluarkan enzim-enzim pencernaan pada permukaannya. Di samping enzim-
enzim cairan pankreas mengandung natrium karbonat yang bersifat basa.

7
Dengan demikian, cairan pankreas menetralisis kimus yang tadinya bersifat
asam, sehingga menjadi netral atau sedikit basa.
Cairan empedu dibentuk oleh hati secara terus-menerus untuk kemudian
dikonsentrasikan dan disimpan didalam kantung empedu. Kantung empedu
mengeluarkan cairan empedu didalam duodenum bila ada lemak. Cairan empedu
berperan sebagai emulsifier lemak, sehingga menjadi suspensi dalam air. Enzim-
enzim kemudian dapat memecah suspensi lemak tersebut menjadi komponen-
komponennya. Saluran cerna juga dapat membentuk dan memelihara bahan-
bahan yang dapat melindungi tubuh terhadap bahan-bahan asing yang berbahaya
dengan membentuk sistem imun atau kekebalan.
Zat-zat gizi lain, vitamin, mineral dan air pada umumnya tidak dipecah,
dan diabsorbsi sebagaimana adanya. Sisa-sisa yang tidak dicernakan, seperti
serat tidak diabsorbsi dan melewati saluran cerna dalam bentuk semi-padat.
Sisa-sisa ini membantu peristaltic usus . serat juga menyerap air untuk menjaga
feses tidak menjadi keras. Disamping itu serat menyerap beberapa bagian dari
makanan, antara lain asam empedu, beberapa mineral, zat aditif, dan bahan-
bahan tidak berguna lain.
Usus besar, bagian akhir dari saluran cerna berperan sebagai tempat
mengumpulkan sia makanan padat, tempat mengabsorbsi air, dan mineral
tertentu serta tempat pertumbuhan bakteri.
Sisa makanan ditahan dalam kolon hingga dikeluarkan dalam bentuk
feses. Makanan  paling lama ditahan di dalam kolon, sering sampai dua puluh
empat jam. Karena kontraksi peristaltik dan segmentasi bergerak lebih lambat
dalam kolon, bakteri mendapat kesempatan untuk berkembang biak. Bakteri
dalam kolon dapat membentuk beberapa jenis vitamin yang sebagian diabsorbsi
oleh tubuh. Sebagian kecil vitamin B dan K diduga diperoleh melalui absorbsi
ini. Di samping itu bakteri kolon menghasilkan gas sebagai sisa produk
metabolisme makanan. Bila gas ini tertumpuk akan dikeluarkan melalui anus.
Kolon memberi tubuh kesempatan terakhir untuk mengabsorbsi air serta natrium
dan klorida. Bila tidak berhasil akan menimbulkan diare. Ini hanya terjadi dalam
keadaan khusus. Bila sfingter pada ujung kolon yaitu rectum mengendor

8
(relaksasi), maka sisa akhir makanan berbentuk semi padat dikeluarkan melalui
anus.

B. Sistem Absorbsi
Absorbsi zat-zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus
halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5
cm mempunyai permukaan yang sangat luas kira-kira 200 m 2. Hal ini
dimungkinkan karena permukaan bagian tampaknya licin, dibawah mikroskop
tampak berlipat-lipat. Tiap lipatan mempunyai ribuan jonjot-jonjot yang
dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang mepunyai bulu yang
sangat halus, dinamakan mikrivili atau brush border. Didalam celah-celah antara
vili terdapat kripta-kripta atau lekuk-lekuk kecil berupa kelenjar-kelenjar yang
mengeluarkan getah-getah usus ke dalam saluran usus halus.
Saluran cerna sangat peka tehadap kondisi lingkungan. Hal ini di
pengaruhi oleh faktor-faktor gaya hidup sebagai berikut: tidur, istirahat, aktifitas
fisik dan keadaaan emosional. Tidur dan istirahat cukup memungkinkan
pemeliharaaan dan perbaikan jaringan-jaringan serta pengeluaran sisa-sisa yang
dapat mengganggu saluran cerna. Aktifitas fisik mempengaruhi kekencangan.
Keadaaan mental mempengaruhi aktivitas hormon dan urat saraf yang
mempengaruhi pencernaan dan absorpsi. Pada waktu makan seseorang harus
dalam keadaaan tenang dan relaks. Faktor lain yang berpengaruh adalah jenis
makanan yang dimakan, yaitu keseimbangan, keragaman dan kecukupan.
Absorbsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan
empat cara: pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositosis atau pinositosis. Absorbsi
pasif terjadi bila zat gizi diabsorbsi tanpa menggunakan alat angkut (carrier)
atau energi. Absorbsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein (intergral)
untuk memindahkan zat gizi dari saluran pencernaan ke sel yang mengabsorbsi,
Absorbsi fasilitatif tidak membutuhkan energi dan dilakukan untuk fruktosa.
Absorbsi aktif menggunakan alat angkut protein dan membutuhkan energi
glukosa, galaktosa, asam amin, kalium, magnesium, fosfat, iodide, kalsium dan
zat besi. Fagositosis atau pinositosis adalah cara absorbsi dimana membran sel

9
epitel menelan zat-zat yang akan di absorbsi. Dengan cara ini dapat di absorbsi
butiran besar, seperti protein utuh.

C. Sistem Transportasi
Zat-zat gizi akan diangkut keseluruh tubuh yang membutuhkan setelah
memasuki peredaran darah. Transportasi adalah proses pengedaran berbagai zat
yang diperlukan keseluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan
untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat trasnportasi pada manusia terutama adalah
darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu
jantung dan pembuluh darah. Selain peredaran darah, pada manusia terdapat
juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Sistem kardiovaskular adalah sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi menuju sel-sel tubuh dan dari sel-sel tubuh.
Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran
yang terdiri dari arteri dan vena
Sistem vaskuler atau sistem peredaran darah, merupakan sistem
pembuluh darah tertutup, yang memungkinkan darah mengalir secara terus
menerus dalam bentuk angka delapan dengan jantung di tengahnya yang
berfungsi sebagaai pompa. Sementara bersirkulasi di dalam sistem ini, darah
memungut dan mengantarkan bahan-bahan tubuh sesuai dengan kebutuhan.
Semua jaringan tubuh memperoleh oksigen dan zat-zat gizi dari darah dan
mengeluarkan karbondioksida dan sisa-sisa lain melaui darah. Paru-paru
mengeluarkan karbondioksida dari darah (melalui pernapasan) dan
menggantinya dengan oksigen untuk dibawa darah keseluruh tubuh. Sistem
pencernaan menyediakan zat-zat gizi untuk dibawa darah. Sisa-sisa lain disaring
dari darah didalam ginjal untuk di keluarkan melalui kemih atau urin. Darah
yang keluar dari bagian kanan jantung masuk melaui arteri kedalam kapiler
paru-paru dan kembali ke bagian kiri jantung melalui vena atau pembuluh balik.
Bagian kiri jantung kemudian memompakan darah melalui arteri kesemua
jaringan tubuh. Disini darah masuk kedalam kapiler-kapiler dan saling bertukar
bahan dengan sel-sel untuk kemudian bersatu ke dalam vena yang kemudian
kembali ke bagian kanan jantung.

10
Sistem limfe merupakan jalur satu arah bagi cairan yang berasal dari
jaringan tubuh untuk masuk ke darah. Cairan limfe bersirkulasi di antara sel-sel
tubuh dan berkumpul di dalam kapiler-kapiler halus. Cairan limfe hampir sama
dengan darah, hanya tidak mengandung sel darah merah. Sistem limfe tidak
mempunyai pompa. Sebagian besar limfe pada akhirnya berkumpul ke dalam
pipa atau duktus besar di belakang jantung. Duktus ini berakhir di satu vena
yang membawa limfe ke jantung.
Darah dibawa ke sistem pencernaan oleh arteri, yang kemudian
bercabang menjadi kapiler dan masuk ke semua sel. Darah meninggalkan sistem
pencernaan melalui vena dan masuk ke hati. Vena ini bercabang kembali
menjadi kapiler dan masuk ke semua sel hati. Darah meninggalkan hati melalui
vena dan kembali ke jantung. Dari jantung memalui arteri ke kapiler (didalam
saluran cerna) ke vena, ke kapiler (didalam hati) ke vena jantung. Hati berperan
sebagai organ utama untuk melaksakan metabolisme zat-zat gizi. Di dalam hati
zat-zat yang di bawa dalam saluran cerna di sortir, yang berbahaya di punahkan.
Bahan-bahan dari saluran cerna yang masuk ke dalam pembuluh-
pembuluh limfe (lemak-lemak bentuk besar dan vitamin larut lemak) melalui vili
pada akhirnya masuk sistem peredaran darah dan beredar melalui arteri, kapiler
dan vena seperti hanya zat-zat gizi lain, akan tetapi tanpa terlebih dahulu masuk
ke hati. Setelah berada di sistem vaskuler, zat-zat gizi dapat berjalan bebas ke
sel-sel manapun untuk di gunakan sebagai mana mestinya.
D. Sistem Pembuangan (ekskresi)
Sistem ekskresi atau pembuangan merupakan sistem dalam tubuh
manusia yang berfungsi mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh. Keberadaan zat-zat ini dalam tubuh dapat mengganggu kondisi tubuh.
Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa dari proses metabolisme. Zat tersebut
diserap dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama urin, keringat dan
pernapasan.
Sistem ekskresi pada tubuh manusia melibatkan alat-alat atau organ
ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan
oleh organ tersebut merupakan hasil dari proses metabolisme. Ginjal berfungsi

11
mengeluarkan urin atau air seni, kulit berfungsi mengeluarkan keringat, paru-
paru mengeluarkan karbondioksida, dan hati mengeluarkan zat warna empedu.
Fungsi ekskresi organ ginja adalah menyaring darah sehingga dihasilkan
urine, melalui tiga tahapan. Ketiga tahapan pementukan urine atau air seni
tersebut adalah : tahap penyaringan atau filtrasi, penyerapan kembali atau
reabsorbsi dan tahap pengumpulan atau augmentasi. Jumlah urine yang dapat
dikeluarkan oleh tubuh manusia dalam sehari adalah 1-2 liter. Jumlah ini dapat
berubah sesuai dengan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh.
Fungsi ekskresi kulit, kulit merupakan jaringan yang terdapat pada
bagian luar tubuh. Kulit mempunyai banyak fungsi bagi tubuh manusia karena
di dalamnya terdapat berbagai jaringan. Kulit tubuh manusia terdiri dari tiga
lapisan, yaitu, epidermis, dermis, dan jaringan ikut bawah kulit. Lapisan kulit
yang jaringannya berfungsi sebagai penghasil keringat adalah lapisan dermis.
Keringat dihasilkan oleh jaringan kelenjar keringat. Keringat tersebut keluar
melalui pori-pori kulit. Keringat yang dikeluarkan dari tubuh mengandung
larutan garam, urea dan air. Jumlah keringat yang dikeluarkan tubuh tergantung
pada banyak faktor yang antara lain adalah aktivitas tubuh, temperatur
lingkungan, makanan, kesehatan, dan emosi.
Fungsi ekskresi paru-paru, selain berfungsi sebagai alat pernapasan paru-
paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan
oleh paru-paru adalah karbondioksida dan uap air.
Fungsi ekskresi hati, fungsi hati yang terkait dengan fungsi tubuh
manusia adalah hati sebagai penghasil getah empedu dan hati sebagai penghasil
urea. Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini
ditampung di dalam kantong empedu kemudian disalurkan atau diekskresikan ke
usus 12 jari. Hati sebagai penghasil urea, urea adalah salah satu zat yang dihasil
dari proses perombakan protein. Zat ini beracun bagi tubuh manusia, oleh karena
itu, harus dibuang keluar tubuh. Dari hati kemudian urea diangkut ke ginjal
untuk dikeluarkan bersama urine.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pencernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan
penyederhanaan dan pemilihan bahan makanan menjadi zat makanan yang dapat
diserap oleh tubuh kita.
Absorbsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasi darah limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel
tubuh.
Transportasi adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan
keseluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk
dikeluarkan dari tubuh. Alat trasnportasi pada manusia terutama adalah darah.
Sistem ekskresi atau pembuangan merupakan sistem dalam tubuh
manusia yang berfungsi mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh.
B. Saran
Sebagai mahasiswa dan calon pendidik sudah seharusnya mengetauhi
sistem-sistem pada organ tubuh manusia. Setiap organ tubuh memiliki fungsi
yang berbeda. Agar sistem organ tubuh berfungsi dengan baik lakukan pola
hidup sehat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Adzar.2014.Ilmu Gizi (Pencernaan, Absorbsi dan Transportasi). http://adzhar-


arsyad.blogspot.com/2014/04/ilmu-gizi-pencernaan-absorbsi-dan.html . Diakses
pada tanggal 4 Mei 2020 pada pukul 20:05.

Komariyah, Lilis.2013.Pengaturan Gizi Untuk Atlet Cabang Olahraga Senam


Artistik.Jurnal Kepelatihan Olahraga,Vol.5(1),37-38. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=2ahUKEwiBg5OomJrpAhVH
eH0KHcmLD5YQFjAFegQIBRAB&url=https%3A%2F%2Fejournal.upi.edu
%2Findex

Zapota,Amina,Ixora.2012.Materi Ilmu Gizi-Sistem Ekskresi.


http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/materi-ilmu-gizi-sistem-ekskresi.html .
Diakses pada tanggal 4 Mei 2020 pukul 20:37.

14

Anda mungkin juga menyukai