Anda di halaman 1dari 12

POLA KOMUNIKASI, SIKAP DALAM MENANGGAPI MARAKNYA PENYEBARAN

COVID-19 DAN PEMBIASAAN MENJAGA KEBERSIHAN DALAM KELUARGA

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Olahraga
Dosen Pengampu : Ridha Kurniasih Astuti, M. Or.

Disusun oleh :

Tifano Febby Alfandi


(1885201018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pola Komunikasi, Sikap Dalam Menanggapi
Maraknya Penyebaran Covid-19 Dan Pembiasaan Menjaga Kebersihan Dalam Keluarga”
sebagai tugas individu mata kuliah “Sosiologi Olahraga” Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak dan dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sosiologi
Olahraga, rekan-rekan kelas PJKR semester 4 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
penulisan berikutnya.

Pacitan, 28 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. Pola Komunikasi Dalam Menanggapi Maraknya...............................................6
Penyebaran Covid-19
B. Sikap Dalam Menanggapi Maraknya Penyebaran Covid-19..............................8
C. Pembiasaan Menjaga Kebersihan Dalam Keluarga............................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
Daftar Pustaka..............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19)
yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO semenjak Januari 2020 telah
menyatakan dunia masuk ke dalam darurat global terkait virus ini. Ini merupakan
fenomena luar biasa yang terjadi, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan
Perang Dunia II, karena event-ebent skala besar (pertandingan-pertandingan olahraga
nasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan. Kondisi ini pernah
terjadi hanya pada saat terjadi perang dunia saja, tidak pernah ada situasi lainnya yang
dapat membatalkan acara-acara tersebut.
Khusus di Indonesia sendiri Pemerintah telah mengeluarkan status darurat
bencana terhitung mulai 29 Februari-29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini dengan
jumlah waktu 91 hari. Langkah-langkah telah dilakukan pemerintah untuk
dapatmenyelesaikan kasus luar biasa ini. Salah satunya adalah dengan mensosialisasikan
gerakan social distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi
bahwa memutus mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman
dengan manusia lainnya minimal 1 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan
orang lain, menghindari pertemuan masal. Tetapi banyak masyarakat yang tidak
menyikapi hal ini dengan baik, seperti pemerintah sudah meliburkan para siswa dan
mahasiswa untuk tidak bersekolah dan berkuliah dan memberlakukan kerja di rumah,
nmun kondisi ini malah dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk berlibur. Selain itu,
walaupun Indonesia sudah dalam keadaan darurat masih saja dilaksanakannya tablipq
akbar, dimana akan berkumpul ribuan orng di satu tempat, yang jelas akan menjadi
mediator bagi penyebaran virus corona dalam skala yang jauh lebih besar. Selain itu juga
masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap sepele virus ini dengan tidak
menghiraukan himbauan-himbauan dari pemerintah.

4
Dari uraian diatas penulis ingin mneyampaikan bagaimana pola komuikasi, sikap
dalam menanggapi maraknya penyebaran Covid-19 dan pembiasaan menjaga kebersihan
dalam keluarga.
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini sesuai dengan tema dan judul yang kami ambi,
maka dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola komunikasi dalam menanggapi maraknya penyebaran Covid-19?
2. Bagaimana sikap dalam menanggapi maraknya penyebaran Covid-19?
3. Bagaimana pembiasaan menjaga kesehatan dalam keluarga?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan bagaimana pola komunikasi dalam menanggapi maraknya penyebaran
Covid-19.
2. Menjelaskan bagaimana sikap dalam menanggapi maraknya penyebaran Covid-19.
3. Menjelaskan bagaimana pembiasaan menjaga kesehatan dalam keluarga.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola Komunikasi Dalam Menanggapi Maraknya Penyebaran Covid-19


Maraknya penyebaran virus Covid-19 telah menyebabkan terjadinya perubahan
sosial di masyarakat yang salah satunya didukung dengan teknologi komunikasi.
Masyarakat dituntut bisa dan terbiasa. Perubahan terjadi pada cara berkomunikasi, cara
berpikir, dan cara berperilaku. Sebenarnya perubahan sosial ini lantaran pandemi Covid-
19 sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi yang tanpa
kita sadari sudah merealsasikannya.
Menurut Stephen W. Littlejohn dalam bukunya Theories of Human
Communication (sendjaja, 2014), terdapat tiga pendekatan dalam berkomunikasi antar
manusia, yaitu :
1) Pendekatan Scientific (ilmiah-empiris). Umumnya, pendekatan ini berlaku di
kalangan ahli ilmu eksakta. Cara pandang yang menekankan unsure objektivitas
dan pemisahan antar known (objek yang ingin diketauhi dan diteliti) serta knower
(subjek pelaku atau pengamat).
2) Pendekatan Humanistic (Humaniora Interpretatif). Ini merupakan pendekatan
dengan cara pandang yang mengasosiasikan dengan prinip subjektivitas. Manusia
mengamati sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, membaur dan melibatkan
diri secara aktif dalam kehidupan orang-orang di lingkungannya.
3) Pendekatan Social Sciences (Ilmu Sosial). Ini merupakan gabungan dari
pendekatan scientific dan humanistic dimana objek studinya adalah kehidupan
manusia, termasuk di dalamnya memahami tingkah laku manusia.
Tampak jelas bahwa manusia membutuhkan kesempatan secara langsung untuk
berpartispasi aktif dalam kehidupan di sekitarnya. Disinilah terlihat kondisi pandemi
Covid-19 jauh dari ideal hubungan manusia secara humanis.
Di Indonesia virus Covid-19 mulai menjadi kepanikan masyarakat, karena awal
Maret 2020, pemerintah mengumumkan dua orang warga Negara Indonesia positif virus
corona. Penyebaran yang cepat mengakibatkan beberapa daerah di Indonesia menjadi

6
rawan. Penanganan dari pemerintah daerah pun dilakukan beragam mulai dari
memberhentikan sementara aktivitas masyarakat, termauk persekolahan sampai
pemberlakuan KLB (kejadian luar biasa).
Pemerintah Pusat telah menunjuk juru bicara penanganan virus corona dan
membentuk gugus tugas untuk mengatasi virus corona. Hal tersebut telah menunjukkan
kepada kita bahwa keseriusan pemerintah dalam menangani virus corona yang sangat
meresahkan.
Memberikan rasa aman menjadi tugas wajib pemerintah. Beragamnya
pemberitahuan media nasional maupun internasional mengenai perkembangan virus ini
menjadi konsumsi publik, yang mengakibatkan tidak jelasnya pemberi informasi utama
yang representatif dan efektif.
Publik menunggu informasi valid dari pemerintah agar masyarakat tidak
berspekulasi dan berburuk sangka. Keterbukaan pemerintah akan menimbulkan rasa
aman, nyaman dan mengatasi ketidaktahuan masyarakat. Pola komunikasi yang
dilakukan pejabat pun, perlu mempresentasikan bahwa pemerintah Indonesia tidak panik,
serta memiliki strategi dan kebijakan yang efektif dalam menangani virus corona.
Komunikasi adalah bagian terpenting dalam menghadapi ancaman pandemi,
kepercayaan publik perlu di bangun dan dijaga agar tidak terjadi kepanikan dalam
masyarakat dan agar penanganan dapat berjalan lancar. Tujuan komunikasi ini untuk
menciptakan masyarakat yang tenang dan paham apa yang mereka harus lakukan bagi
lingkungan terdekatnya dan juga untuk membangun presepsi masyarakat bahwa Negara
hadir dan bertanggung jawab dalam mengendalikan situasi ini.
Untuk menangani pandemi Covid-19 ini, pemerintah melakukan empat pilar komunikasi
publik, yaitu :
1) Himbauan masyarakat tetap tenang dan waspada
2) Koordinasi dengan instansi terkait
3) Pemberian akses informasi ke media
4) Pengarusutamaan gerakan “cuci tangan dengan sabun”

7
B. Sikap Dalam Menanggapi Maraknya Penyebaran Covid-19
Memburuknya wabah virus Corona mengharuskan pemerintah mengambil sikap.
Presiden Joko Widodo, menyarankan setiap individu menerapkkan social distancing
untuk menghadapi pendemi Covid-19.
Penyebaran virus corona menjadi ancaman serius bagi dunia. Semakin
meningkatnya pasien yang terkena virus corona, social distancing ini mengarahkan
masyarakat mengurangi interaksi sosialnya dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian
infeksi virus corona dengan menganjurkan orang-orang untuk membatasi kontak
langsung atau jaga jarak dengan orang lain dan membatasi berkunjung ke tempat ramai.
Pengurangan interaksi sosial melalui social distancing guna pencegahan
penyebaran virus corona yang lebih meluas ini dengan cara masyarakat pembatasan
penggunaan fasilitas umum dan menjaga jarak interaksi. Masyarakat diminta untuk
berdiam di rumah dengan melakukan belajar dari rumah bagi pelajar, bekerja dari rumah
(Work From Home/WFH), dan tidak melakukan aktvitas ke tempat-tempat keramaian
guna memutuskan mata rantai penyebaran yang kian bertambah.
Penerapan social distancing menuntut seseorang agar tidak diperkenankan untuk
berjabat tangan serta menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain terutama orang
yang sedang sakit dan beresiko tinggi menderita Covid-19. Menjaga jarak perlu
dilakukan dimanapun; baik di tempat kerja, atau saat mengantri di transportasi publik dan
belanja kebutuhan pokok di supermarket, maupun di dalam lift. Hindari kerumunan,
menunda aktivitas berkelompok, adalah hal paling mudah dilakukan saat ini.
Sementara tingkat kepatuhan masyarakat untuk melakukan social distancing
masih terlihat rendah, karena masih terlihat warga beraktivitas keluar rumah untuk tujuan
rekreasi, duduk bergerombol, berkumpul tanpa menggunakan masker ataupun menjaga
jarak, sehingga kemungkinan penyebaran masih menjadi tugas besar.
Dari aspek masyarakat sebagai warga negara, perlu secara disiplin meningkatkan
kesadaran terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain, dengan beberapa cara sebagai
berikut:
1) Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, dan menjaga asupan gizi serta
makanan untuk meningkatkan imunitas tubuh

8
2) Menerapkan kesadaran social distancing, dengan tidak bersalaman, berkumpul
dan berdesak-desakan di tempat umum, menjaga jarak dan sebagainya
3) Tidak bepergian. Sedapat mungkin berada di rumah untuk memutus mata rantai
penularan dan meminimalisir resiko tertular.
4) Apabila terdapat gejala segera hubungi fasilitas kesehatan yang disediakan
pemerintah.
C. Pembiasaan Menjaga Kebersihan Dalam Keluarga
Salah satu cara paling efektif dan sederhana untuk mencegah penularan virus
corona adalah dengan menjaga kebersihan. Karena itu, imbauan cuci tangan dan etika
bersih serta batuk, jangan dianggap angin lalu. Cara menjaga kebersihan diri tersebut
harus dijalankan agar penyebaran penyakit ini bisa melambat.
Antisipasi penularan virus ini dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Dengan
melakukan pembiasaan menjaga kebersihan dalam keluarga. Centers for Disease Control
and Prevention (CDC) memberi sejumlah panduan untuk antisipasi virus corona di
rumah. Pedoman sementara ini bertujuan untuk membantu anggota keluarga untuk
merencanakan antisipasi penularan virus di dalam komunitas di Amerika Serikat. Namun,
tentunya pedoman ini juga dapat menjadi pedoman bagi masyarakat di dunia, termasuk
Indonesia, untuk menerapkan perencanaan tepat dalam mengantisipasi penularan wabah
virus corona ini.
Panduan untuk antisipasi virus corona di rumah, diantaranya :
a) Bertemu dan berbicara kepada seluruh anggota keluarga, kerabat atau rekan-rekan
Anda untuk membahas apa yang harus dilakukan jika Covid-19 muncul di tengah
komunitas ini.
b) Rencanakan cara-cara merawat mereka yang mungkin terinfeksi virus corona dan
memiliki risiko lebih besar untuk komplikasi serius. Misalnya, orang-orang tua
atau yang memiliki kondisi medis kronis.
c) Kenali tetangga Anda. Bicaralah dengan mereka tentang perencanaan darurat.
Menjaga akses informasi dengan tetangga, jika misal lingkungan Anda memiliki
situs web atau media sosial.

9
d) Identifikasi organisasi bantuan di komunitas Anda. Buat daftar organisasi lokal
yang dapat dihubungi jika memerlukan akses informasi, layanan perawatan
kesehatan dan lain sebagainya.
e) Buat daftar kontak darurat. Hal ini penting untuk memastikan rumah tangga
memiliki daftar kontak darurat terkini untuk keluarga, teman, tetangga dan lain
sebagainya.
Setelah rencana aksi tersusun dengan baik, praktikkan kebiasaan kesehatan
pribadi yang baik dan rencanakan tindakan berbasis rumah. Di antaranya dengan
melakukan tindakan pencegahan sehari-hari untuk mengurangi penularan virus corona di
dalam rumah. Ingatkan semua orang di rumah, akan pentingnya mempraktikkan tindakan
pencegahan sehari-hari yang dapat membantu mencegah penyebaran penyakit Covid-19.
Pembiasaan menjaga kebersihan dalam keluarga dinataranya :
a) Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
b) Tetap di rumah saat sakit, kecuali untuk mendapatkan perawatan medis.
c) Tutupi batuk dan bersin dengan tisu.
d) Bersihkan permukaan dan benda yang sering disentuh setiap hari. Misalnya,
gagang pintu, sakelar lampu, meja dan lain sebagainya. Jika permukaan kotor,
mereka harus dibersihkan menggunakan deterjen dan air sebelum disinfektan.
e) Sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik, terutama
setelah dari kamar mandi, sebelum makan, dan setelah batuk atau bersin.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pola komunikasi adalalah bagian tepenting dalam menghadapi ancaman pandemi,
kepercayaan publik perlu dibangun dan dijaga agar tidak terjadi kepanikan dalam
masyarakat dan agar penanganan dapat berjalan dengan lancar. Komunikasi dari
pemerintah berupa himbauan-himbauan untuk masyarakat sangat membantu dalam
pemutusan atau menangani masalah pandemi Covid-19 ini.
Dengan diberikannya peraturan social distancing kepada seluruh warga negara,
maka sebagai masyarakat yang patuh aturan harus melaksanakan dengan baik peraturan
tersebut untuk membantu pemerintah dalam menangani kasus pandemi Covid-19.
Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini dapat dilakukan dari lingkungan
kita sendiri seperti halnya dalam keluarga harus menerapkan hidup sehat dan bersih.
Mematuhi anjuran-anjuran yang diberikan pemerintah.
B. Saran
Bagi pemerintah harus lebih terbuka kepada masyarakat tentang perkembangan
pandemi Covid-19 dan memberikan informasi yang valid kepada masyarakat agar
masyarakat tidak berspekulasi dan berburuk sangka kepada pemerintah atas data dan
informasi yang diberikan. Keterbukaan pemerintah akan menimbulkan rasa aman,
nyaman dan mengatasi ketidaktahuan masyarakat. Dan bagi masyarakat yang belum
mematuhi himbauan-himbauan dari pemerintah segera tersadarkan untuk melakukan
himbauan yang diberikan oleh pemerintah unuk membantu memutus penyebaran Covid-
19 ini.

11
Daftar Pustaka

Fitrah, Maria.2020.OPINI:Social Distancing, Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital


Menghadapi Wabah Corona Covid-19. https://www.liputan6.com/news/read/4218088/opini-
social-distancing-perubahan-sosial-lewat-komunikasi-digital-menghadapi-wabah-corona-covid-19 .
Diakses pada tanggal 28 April 2020 pada pukul 20:20.
Oktawidyaningrum.2020.Virus Corona, Social Distancing, dan Sikap Pemerintah.
https://www.suara.com/yoursay/2020/03/27/094915/virus-corona-social-distancing-dan-sikap-
pemerintah . Diakses pada tanggal 28 April 2020 pada pukul 20:36
Sumarningtyas, Holy,K.N.2020.Panduan Cegah Corona di Rumah, Ini Rencana yang Bisa Dilakukan.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/16/170200223/panduan-cegah-corona-di-rumah-ini-
rencana-aksi-yang-bisa-dilakukan . Diakses pada tanggal 28 April 2020 pada pukul 22:01

12

Anda mungkin juga menyukai